E. MEREALISASIKAN TAUHID RUBUBIYYAH, MULKIYYAH, ULUHIYYAH DAN ASMA WA SHIFAT DI INDONESIA

Bagi pembaca yang mau membaca artikel ini hendaknya terlebih dahulu baca artikel yang ada di link ini:

1. https://abuqital1.wordpress.com/2010/01/07/memahami-marifatulloh-bentuk-skema/

2. https://abuqital1.wordpress.com/2010/01/26/mengaplikasikan-tauhid-rububiyyah-mulkiyyah-uluhiyyah-dan-asma-wa-shifat/

Pada tataran aplikasi tauhidulloh di Indonesia semenjak jatuhnya masa kekhilafahan maka  sebenarnya ummat Islam bangsa Indonesia telah merealisasikannya sejak tanggal 12 syawal 1368 H bertepatan 7 Agustus 1949. Wujud realisasi tauhidulloh tersebut adalah:

1) Pemberlakuan Hukum Islam

Ummat Islam bangsa Indonesia telah menyatakan pemberlakuan hukum Islam di negeri ini sebagaimana yang tertuang dalam teks proklamasi Negara Islam Indonesia. Inilah wujud kongkrit tauhid rububiyyah di negeri ini.

2) Berdirinya Negara Islam Indonesia

Ummat Islam bangsa Indonesia telah menyatakan berdirinya Negara Islam Indonesia dan hukum yang berlaku di Negara tersebut adalah hukum Islam. Hal tersebut tertuang dalam teks proklamasi NII. NII inilah yang menjadi “rumah yang diizinkan oleh Alloh” dan sebagai “Masjid yang didirikan atas Taqwa” karena didalamnya diberlakukan hukum Islam. Pada masa 1949-1962 NII telah mempunyai wilayah kekuasaan dan pertahanan  (wilayah ribath) atau pada masa itu disebut daerah D1 yakni daerah yang dikuasai Islam dan diberlakukan hukum Islam 100%. Inilah wujud kongkrit tauhid mulkiyyah di negeri ini.

3) Adanya Pemerintahan NII dan perangkat pendukungnya

Ummat Islam bangsa Indonesia melalui musyawarahnya pada tahun 1948 telah mengangkat Sekarmadji Karto Suwiryo (SMK) sebagai Imam NII. Penjelasan bahwa bapak SMK sebagai Imam NII telah tertuang dalam teks proklamasi NII. Adanya Imam NII menunjukkan adanya ulil amri (pemerintahan Islam) sebagai suatu institusi (Jama’ah) dan menunjukkan pula adanya para penegak kalimatillah (ummat Islam bangsa Indonesia) yang siap mengabdikan dirinya kepada Alloh dengan mengorbankan jiwa, raga dan nyawa mereka. Inilah wujud kongkrit tauhid uluhiyyah di negeri ini

F. MASA KEBANGKITAN BAGI UMMAT ISLAM BANGSA INDONESIA

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Hasyr[59]:18)

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. (QS. A’ ‘Ashr[103]:1-3)

Waktu adalah  masa lampau, masa kini dan masa depan. Terhadap masa lampau hendaknya dijadikan pelajaran dan bahan evaluasi bagi kita yang hidup dimasa kini. Terhadap masa yang akan datang hendaknya kita buat perencanaan atau proyeksi di masa kini.

1) Masa Lampau NII

Tidak dipungkiri bahwa sejak NII kalah perang dengan RI (1949-1962) yang dibantu Belanda maka dampaknya adalah:

  1. Terampasnya wilayah kekuasaan NII atau wilayah diduduki(Maslubah).
  2. Tidak berlakunya hukum  islam diseantero wilayah Iindonesia
  3. Terjajahnya ummat islam bangsa indonesia(mustadl’afiin)
  4. Hilangnya kedaulatan NII (NII terjajah/ dalam masa perang)

Itulah kondisi real (nyata) NII pasca 1962 hingga sekarang. Kalah perang bukan berarti Negara Islam Indonesia sudah lenyap atau tidak ada. Yang jelas secara bukti tertulis ataupun lisan sampai saat ini tidak ada dalil yang menyatakan proklamasi NII dicabut atau Imam NII sebagai pucuk pimpinan menyerah kepada musuh (RI).

Terampasnya wilayah kekuasaan NII bukan berarti NII sudah tidak ada lagi. NII masih mempunyai pelanjut kepemimpinannya sebagai wujud keberlangsungan pemerintahan NII. NII masih memiliki Qonun Asasi, Qonun Uqubat (strafrecht) dan Pedoman Darma Bakti (PDB) sebagai konstitusi negaranya.

Terjajahnya ummat Islam bukan berarti NII sudah tidak ada. NII hingga saat ini masih memiliki Mujahid yang Istiqomah (militan) sebagai pengobar perang (muharridl) dan penegak tauhid (muwahhid).

2) Masa Kini NII

Sesuai penjelasan proklamasi NII point 5-7 maka bagi ummat Islam bangsa Indonesia masa kini (sekarang) sangat memahami bahwa Jihad Fi Sabilillah (Perang Suci/ Revolusi Islam) akan berjalan terus, NII dalam masa perang (Darul Islam Fi Waqtil Harbi) dan hukum yang berlaku di NII adalah hukum islam dimasa perang.

Melihat kondisi akibat kekalahan perang dan penjelasan proklamasi NII point 5-7 tentunya bagi mukmin sejati tidak akan duduk saja (berdiam diri).

tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai ‘uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar”. (QS. An Nisa[4]:95)

Mukmin sejati yakin kepada Alloh dan Rosul-Nya dan tidak ragu-ragu sedikitpun. Dia akan berjihad fi sabilillah dengan harta dan jiwanya.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar”. (QS. Al Hujurot[49]:15)

Untuk itulah mari kita bangun dari tidur kita, jangan terlena oleh anak istri, sanak saudara, bisnis/ usaha, harta dan sejenisnya.

“Katakanlah: “Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA”. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik”. (QS. At Taubah[9]:24)

Bagi Mujahidin Indonesia dimanapun dia jihad marilah kita bersatu, susun barisan yang rapi.

“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”. (QS. Ash Shoff:[61]:4)

Jika ada perbedaan pendapat dalam aplikasi penegakkan din di Indonesia tegasnya aplikasi roda perjuangan NII marilah kembalikan kepada Alloh dan Rosul-Nya, kembali kepada undang-undang NII yang ada.

3) Masa Depan NII

Bagi Mujahidin Indonesia dengan “prinsip hijrah” nya dimana pun berada tentunya telah memahami perjuangan Dinul Islam di Indonesia saat ini. Tentunya juga kita tidak menginginkan generasi Mujahidin Indonesia di masa depan adalah generasi yang lemah. Bukankah Alloh lebih mencintai mukmin yang kuat daripada mukmin yang lemah.

Untuk itulah pemerintahan NII dalam masa perang (NII terjajah) saat ini telah membuat perencanaan atau proyeksi dengan nama Marhalah Jihad NII sebagai proyek jihad di Indonesia dengan program jangka panjangnya adalah terwujudnya kembali khilafah fil Ardh. Marhalah Jihad NII ini juga sebagai manifestasi kelanjutan program perjuangan NII dimasa lampau (1948-1962).

G. APAKAH KITA TERMASUK “MUKMIN SEJATI” ATAU “MUKMIN PALSU”

Bagi mukmin sejati jika ada seruan untuk berangkat jihad tentunya dia akan mempersiapkan segalanya baik itu jiwa, raga dan nyawanya serta apapun yang ada padanya semata-mata untuk menegakkan kalimatillah li I’lai kalimatillah.

Berangkatlah kamu baik dalam Keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”. (QS. At Taubah[9]:41)

“dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, Maka Allah melemahkan keinginan mereka. dan dikatakan kepada mereka: “Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu.” (QS. At Taubah[9]:46)

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar”. (QS. Al Hujurot[49]:15)

Bagi mukmin sejati bahwa dirinya, harta, nyawa serta apapun yang ada padanya adalah “barang dagangan” yang telah dibeli Alloh dengan alat belinya adalah “Jannah”.

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar”. (QS. At Taubah[9]:111)

Bagi mukmin sejati telah memahami betul tentang “bisnis dunia” yang paling menggiurkan keuntungannya. Inilah bisnisnya:

Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui,. niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar.

Jika di Al Quran ada sebutan mukmin sebenarnya (mukmin sejati) tentu juga ada mukmin yang palsu artinya dia hanya sekedar pengakuan di lisan saja tetapi tidak diperlihatkan kesanggupan dia untuk berjihad dan pembuktian dia untuk hidup dialam jihad.

“di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian,” pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, Padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” (QS. Al Baqoroh[2]:8-10)

“orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri mereka. dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa.  Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari Kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguannya”. (QS. At Taubah[9]:44-45)

Mukmin yang palsu akan berbuat jika ada keuntungan pribadi buat dirinya sendiri, tetapi jika tidak ada keuntungan pribadi maka dia akan mencari segala alasannya untuk menutupi penyakit hatinya.

“kalau yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak seberapa jauh, pastilah mereka mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu Amat jauh terasa oleh mereka. mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah: “Jikalau Kami sanggup tentulah Kami berangkat bersama-samamu.” mereka membinasakan diri mereka sendiri[644] dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta”. (QS. At Taubah[9]:42)

Bagi mukmin yang palsu akan mengatakan bahwa jika dia ikut berjihad  maka bagaimana nantinya dengan anak istri saya, lalu bagaimana nantinya pandangan keluarga dan kerabat terhadap saya, saya khawatir dicap teroris dan timbul fitnah oleh mereka semua terhadap diri saya.

“di antara mereka ada orang yang berkata: “Berilah saya keizinan (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus dalam fitnah.” ketahuilah bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. dan Sesungguhnya Jahannam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir”. (QS. At Ataubah[9]:49)

Jika mukmin sejati mendapat kebaikan maka bagi mukmin yang palsu akan menjadi tidak senang dengan kebaikan tersebut. Tetapi sebaliknya jika mukmin sejati mendapat bencana maka bagi mukmin yang palsu akan berpaling dengan rasa gembira.

“Jika kamu mendapat suatu kebaikan, mereka menjadi tidak senang karenanya; dan jika kamu ditimpa oleh sesuatu bencana, mereka berkata: “Sesungguhnya Kami sebelumnya telah memperhatikan urusan Kami (tidak pergi perang)” dan mereka berpaling dengan rasa gembira”. (QS. At Taubah[9]:50)

Itulah yang harus kita muhasabah terhadap diri kita sendiri, apakah seorang mukmin sejati atau seorang mukmin palsu? Bagi “yang sedang semangat” dalam wacana jihad dan khilafah hendaknya ada kesanggupan dan pembuktian diri dalam medan jihad ini, kata orang sih jangan sekedar “OMDO (omong doing)”.

Rapatkan barisan, waspada terhadap musuh terutama “yang bermuka dua” dan segeralah kepada ampunan dari Robb kita dan jannah yang luasnya seluas langit dan bumi .

“dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Robbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”. (QS. Ali Imron[3]:133)

Bagi Angkatan Perang NII (APNII) bahwa masa lampau perjuangan NII adalah sebagai “peletakan batu pertama” dalam membangun “Masjid berdasarkan Taqwa” yang ada di Indonesia. APNII masa kini meyakini kebenaran janji Alloh tentang kekuasaan dan kemenangan yang diberikan kepada orang-orang mukmin.

“dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik”. (QS. An Nuur[24]:55)

“dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh”. (QS. Al Anbiyaa[21]:105)

APNII dengan semaksimal kemampuan akan terus berjihad dengan jihad yang sebenar-benarnya dan akan terus menjadi penolong Dinullloh. Inilah yang akan kami lakukan terus dalam merealisasikan tauhid rububiyyyah, mulkiyyah, uluhiyyah dan asma wa shifat pada masa kini.

“dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan Jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, Maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, Maka Dialah Sebaik-baik pelindung dan sebaik- baik penolong.(QS. Al Hajj[22]:78)

“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (Din) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”. (QS. Muhammad[47]:7)

APNII dengan segala keterbatasannya dan segala resikonya TIDAK AKAN GENTAR SEDIKITPUN untuk menghadapi AROGANSI KEKUASAAN RI la’natulloh.

Wahai mujahidin Indonesia, kiranya cukup menjadi pelajaran bagi kita tentang kisah pengikut nabi Musa yang tidak mau melawan kekuasaan firaun sehingga mereka dihukum selama 40 tahun di padang Tiih dalam kebingungan.

“mereka berkata: “Hai Musa, Kami sekali sekali tidak akan memasuki nya selama-lamanya, selagi mereka ada didalamnya, karena itu Pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, Sesungguhnya Kami hanya duduk menanti disini saja”. berkata Musa: “Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. sebab itu pisahkanlah antara Kami dengan orang-orang yang Fasik itu”. Allah berfirman: “(Jika demikian), Maka Sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi (padang Tiih) itu. Maka janganlah kamu bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang yang Fasik itu.” (QS. Al Maidah[5]:24-26)

Inilah yang kita khawatirkan dalam perjuangan penegakkan dinul islam di Indonesia pasca tahun 1962 hingga saat ini. Jika dihitung sampai sekarang sudah 48 tahun pasca 1962 para mujahidin Indonesia berputar-putar dalam kebingungan, tidak jelas arah perjuangannya dan semakin kabur kepemimpinannya dengan banyaknya harokah jihad di negeri ini.

Ummat Islam yang mayoritas di negeri ini semakin terpuruk, kemiskinan dimana-mana, musibah dimana-mana, aqidah dan akhlak diabaikan dan lain sebagainya. Apakah mungkin ini bayyinat dari firman Alloh QS. Ali Imron ayat 112:

“mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia , dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh Para Nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas”. (QS. Ali Imron[3]:112)

Agaknya memang seperti itu faktanya. Negeri ini yang mengaku mayoritas Muslim tetapi mereka ingkar kepada ayat-ayat Alloh, malah mengimani pancasila sebagai aturan kehidupannya. Mereka membunuh para Nabi tanpa alasan yang benar, lihatlah para penyampai risalah (baca Mujahid) dicap teroris bahkan sampai dieksekusi mati. Memang sungguh keterlaluan, mereka telah durhaka dan melampaui batas. Mereka lebih rela diatur oleh Pancasila daripada diatur oleh Al Quran, padahal dalam pandangan Islam sangat jelas bahwa PANCASILA adalah ideologi thoghut yang harus diingkari. Semua itu dikarenakan tidak berpegang pada hukum Islam dan tidak berpegang pada Pemerintahan Islam (NII).

“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? mereka hendak berhakim kepada thaghut, Padahal mereka telah diperintah mengingkari Thaghut itu. dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya”. (QS. An Nisa[4]:60)

Adapun bagi Muslim yang sudah paham tentunya dia akan hijrah meninggalkan dinul bathil menuju dinul haq sehingga lahirlah sikap furqon, mana lawan sebenarnya dan mana kawan sebenarnya.

“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang Luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), Maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. An Nisa[4]:100)

ketahuilah, Sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, Maka Sesungguhnya seperlima untuk Allah, rasul, Kerabat rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, Yaitu di hari bertemunya dua pasukan. dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Al Anfaal[8]:41)

Wallohu a’lam bish showab