Sabar adalah akhlak utama yang mendapat perhatian yang begitu besar di dalam Al-Quran, baik semasa makiyyah maupun semasa madaniyah[1]. Jumlahnya ada lebih dari 70 tempat[2]. Ini mengandung makna bahwa baik dimasa-masa sulit seperti semasa makiyyah maupun kondisi islam Berjaya semasa madaniyah kedua-duanya memerlukan kesabaran.
Sabar, secara lughowiyah (menurut bahasa) berarti menahan dan mengekang. Sedang menurut istilah Al-Quran sabar berarti menahan diri atas sesuatu yang tidak disukai karena mengharap ridho الله (QS. 18:28 ; QS. 13:22). Lawan dari sabar adalah jaza’u yaitu sedih atau berkeluh kesah (QS. 14:21).
Penggambaran sabar bisa bermacam-macam penyebutan tergantung dari situasi dan kondisinya. Berikut adalah penggambaran tersebut:
Sabar dalam kondisi berkecukupan disebut dengan pengendalian hawa nafsu.
Sabar dalam kondisi peperangan disebut Saja’ah (berani). Sabar dalam mengekang amarah dann kemurkaan disebut Al-hilmu (lemah lembut), sedang sebaliknya adalah Tadzammur (emosional). Sabar dalam menghadapi situasi zaman yang menyesakkan dada disebut dengan lapang dada. Kebalikannya adalah sempit dada.
Kepada para Mujahid ambillah bentuk-bentuk kesabaran tersebut sebagai bagian dari sikap antum sehari-hari. Sebab harus dipahami oleh setiap Mujahid, انشا الله , الله pasti senantiasa akan menghadirkan ujian kepada antum semua (QS. 2:155-156). Dan hanya yang sabar sajalah yang akan lulus dari ujian (QS. 76:12 ; QS. 25:75 ; QS. 13:23-24).
Adapun tempat-tempat yang mengharuskan kita bersabar adalah:
1. Kesabaran kepada diri
Liku-liku hidup masing-masing Mujahid tidaklah sama. الله yang lebih tahu yang mana yang cocok diujikan kepada hambaNya. Ada yang diuji dengan kemudahan-kemudahan (kesenangan), adapula yang diuji dengan kemelaratan dan kekurangan (kesedihan) (QS. 21:35). Kepada masing-masing الله hendak melihat mana yang lebih bisa bersabar (QS. 25:20). Artinya, ketika seseorang menerima ujian berupa kemudahan-kemudahan hidup, الله akan melihat sejauh mana ia bisa mengendalikan hawa nafsu. Apakah ia akan bersikap kikir dengan hartanya ataukah ia menjadi orang yang amanah terhadap hartanya. Juga ketika seseorang الله uji dengan kemelaratan dan kekurangan, الله hendak melihat adakah ia termasuk orang yang bisa bersabar menahan derita ataukan ia termasuk orang yang banyak berkeluh kesah (QS. 70:19-35). Yang jelas bagi seorang Mujahid apakah ia diuji dengan kemelaratan atau kemudahan, kedua-duanya baik baginya. Dengarlah sabda Baginda yang Mulia Rasulullah SAW: “Sungguh menakjubkan setiapp persoalan orang yang beriman. Sesungguhnya setiap persoalan adalah baik baginya. Hal mana tidak dimiliki kecuali oleh orang-orang mukmin manakala الله uji dengan kebaikan maka ia bersyukur dan kesyukurannya itu baik baginya. Manakala diuji dengan kesengsaraan ia bersabar dan bersabar itu baik baginya. (HR Muslim)”.
Ketahuilah wahai Mujahid, الله ciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji siapa diantara antum yang terbaik amalnya (QS. 67:2). Karena itu, apapun kondisi antum hari ini, itu adalah ujian terbaik yang sedang الله cobakan buat antum. Berusahalah untuk lulus dari ujian tersebut dengan bekal sabar. Sampai kapan harus bersabar? Sampai الله sendiri yang akan memutuskan. Sebab kesabaran itu datang dari الله (QS. 16:127) sehingga الله pula yang mengetahui sampai sebatas mana optimal kesabaran seseorang.
2. Kesabaran kepada di luar Diri
Yang dimaksud dengan yang berada di luar diri adalah bisa istri, suami, bisa anak, ayah, ibu, saudara atau tetangga. Kesemuanya ini sadar atau tidak sabar akan menjadi lahan penguji kesabaran. Jangan dikira istri atau suami yang tiap hari menjadi pendamping setia kita selamanya akan menjadi pendukung. Adakalanya الله menguji kita lewat sikap manja mereka sehingga pernah terjadi dalam perang tabuk salah seorang sahabat Rasul sempat nyaris tertinggal berjihad lantaran ia agak terlena bersama istrinya (QS.9:38). Sebab itu berhati-hatilah bersamanya (QS. 64:14). Maksudnya berhati-hati adalah agar jangan samapi teman hidup kita mengarahkan diri kita kepada arah yang salah. Jangan sampai seperti keluarga A Lahab yang mana istrinya senantiasa menjadi sponsor suainya di dalam memusuhi kebenaran (Al-Islam). Kita berharap kepada الله agar kita dikumpulkanNya bersama-ssama istri, anak-anak dan keturunannya kedalam surge (QS. 52:21).
Jangan dikira anak-anak yang menjadi buah hati kita akan selamanya mendukung perjuangan kita. Kalaulah tidak dari dini kita melatihnya boleh jadi ia akan menjadi batu sandangan perjuangan (QS. 7:189-190). Senantiasa bermohonlah kepada الله (QS. 25:74) agar anak-anak kita tidak menjadi media penyiksa sebagaimana terjadi pada orang-orang munafik (QS. 9:55)
Jangan dikira teman gaul kita akan menyetujui langkah-langkah cara kita berjuang. Bahkan ada kalanya ia memberikan informasi yang dapat menggoyahkan keimanan dan mendatangkan keraguan. Sebagaimana pernah terjadi pada zaman Rasul SAW, adalah Uqbah Bin Abi Muith seorang penduduk mekkah yang mula-mula sudah cenderung kepada Islam. Tetapi karena bujuk rayu sahabat karibnya yang bernama yang bernama Ubay bin Kholaf akhirnya iapun mengurungkan niatnya memeluk Islam. Matinya penuh dengan penyesalan (QS. 25:27-29). Karena itu jika antum memiliki teman sepekerjaan atau setetangga, harus bersabar untuk tidak berkata yang neko-neko. الله انشا Rasul pernah bersabda: “Barang siapa yang beriman kepada الله dan hari akhir hendaklah berkata yang baik-baik atau diam”.
Di dalam QS. 3:186 الله berfirman: “Sesungguhnya kamu akan diuji terhadap harta dan dirimu. Dan kamu akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan الله berupa gangguan yang banyak. Tetapi jika kamu bersabar dan bertaqwa maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang membutuhkan keteguhan hati.
3. Kesabaran menetapi Irama Perjuangan
Wahai Mujahid janganlah QS. 9:42 mengenai diri antum yang merasakan bahwa perjalanan jihad ini sangatlah panjang dan melelahkan sehingga enggan untuk turut serta. Jangan pulu antum seperti para Ahli kitab yang الله uji dengan penantian yang melelahkan dan mereka gagal sehingga hatinya mengeras dan menjadi fasik (QS. 57:16) dan jangan pula antum seperti orang yang berada dalam perut ikan yang kesal dan kurang bisa bersabar menghadapi ummatnya (QS. 68:48). Janganlah antum seperti keluarga Israel yang enggan tunduk kepada pemimpin mereka karena didapatinya sang pemimpin tersebut dirasa tidak memiliki kelebihan apa-apa (QS. 2:247). Ingat bahwa antum berjuang bukan karena figure pemimpin, Tetapi antum mentaati pemimpin karena secara legalitas memang ia sah menjadi pemimpin. Walaupun ia seorang budak hitam, kalaulah secara konstitusi ia telah diangkat, kewajiban antum adalah menolongnya. Sebab meninggalkannya berarti antum merobohkan bangunan yang sedang ditegakkan. Atau misalnya, walaupun usianya baru 19 tahun tetapi karena secara konstitusi Rasul telah menetapkannya, maka Usamah Bin Zaid bin Haritsah adalah pemimpin yang wajib ditaati oleh sahabat sekaliber Umar sekalipun. Sebaliknya meskipun ia orang kuat setara mawiyyah, sepanjang ia menyalahi aturan maka tidak wajib mengikutinya. Jadi kepada Mujahid semua, tetapilah pemimpin yang ada dihadapan antum semua. Tidak pandang bulu apakah ia pemimpin shaff, daerah, wilayah bahkan pusat sekalipun sepanjang ada ketetapan yang sah maka taatilah ia. Tidak pandang bulu apakah ia masih muda usia, masih belum pernah merasakan pahit-getirnya perjuangan, atau masih cadel membaca Al-quran sekalipun asalkan undang-unang telah menetapkan, maka bagi Mujahid adalah sami’na wa atho’na. Kalaupun ada beberapa kekurangan, maka kekurangannya adalah kekurangan kita juga. Bantulah ia dengan doa (QS 2:250). Sokonglah ia dengan pemikiran. Ajarilah apa-apa yang ia tidak tahu sebagaimana الله juga mengajari calon khalifahNya Adam AS tentang apa-apa yng tidak diketahuinya (QS 2:31) sehingga layak menjadi khalifah dimuka bumi (QS 2:30).
Kemudian janganlah antum terlena terhadap keselamatan Negara dengan cara membuat kecerobahan-kecerobohan yang mencoreng nama Negara. Sebab pada hari ini orang belum bisa membedakan mana aturan dan mana pelaku aturan. Orang masih menyamakan antara pelaku dan anturan itu sendiri. Jika pelakunya buruk, maka ia katakan aturannya juga buruk. Jika antum membuat “kesalahan pribadi” dan orang luar tahu siapa antum, maka sudah dipastikan yang pertama kali dicerca adalah bukan antum tetapi ”wadah antum” (baca:Negara). Kalau “wadah” sudah menjadi sasaran pengrusakan, maka membangunnya kembali sehingga bisa diterima oleh sejarah membutuhkan waktu tidak kurang dari 4 generasi (100 tahun). Dan hari ini kita sedang membangun reruntuhan Negara yang dibuat berwajah buruk oleh lawan. Karena itu hendaklah kita berhitung dengan cermat agar langkah kita tidak menambah buruknya citra Negara. Tidak ada cara lain dalam hal menepis setiap isu kebohongan dan citra buruk kecuali dengan akhlak mulia. Camkan QS 68:4-6 “sesungguhnya engkau memiliki akhlak yang mulia. Maka kelk engkau akan melihat dan merekapun akan melihat siapa diantara kita yang sesungguhnya difitnah (sebagai pembut kekacauan)”. Apalagi hari ini kita sedang membangun “batas Negara” . maka sudah barang tentu memerlukan keteguhan kesabaran. Perhatikan QS 3:200 :” wahai orang-orang yang beriman sabarkanlah dirimudan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (diperbatasan negerimu untuk berperang) dan bertakwalah kepada الله supaya kamu beruntung “. Ayat ini menjelaskan kepada kita agar senantiasa bersabar dalam menjag perbatasan Negara. Maksudnya, janganlah batas-batas Negara yang sedang kita bangun sehingga jelas furqonnya, tiba-tiba kita runtuhkan sendiri dengan kebocoran kita. Na’u dzubillahi min dzalik.
Penyerta Sabar
Sebagai penutup uraian tentang sabar ini, dibawah ini ada beberapa nukilan sabar yang الله gandengkan dengan hal-hal urgen sebagai berikut :
- Sabar akan mendatangkan pemimpin yang diberi petunjuk oleh الله (QS 32:24).
- Separuhnya syukur adalah sabar (QS 14:5 ;31:31 ;34:39 ;42:33) sebagaiman Ibnu Mas’ud RA mengatakan : “ Iman itu dua paruh : separuh adalah sabar dan separuh lagi adalah syukur “ (Ihya ulumudin IV :66).
- Sabar dan tawakal sebagai prasyarat bisa lolosnya dari ujian penganiayaan menuju tempat yang baik didunia dan akhirat. (QS 16 : 41-42).
- Sabar dan sholat merupakan media penghantar doa (QS 2:153).
- Sabar, tasbih dan istighfar adalah tiga serangkai yang tak terpisahkan sebagai bekal menanti janji الله (QS 40:55).
- Sabar adalah penyerta di medan jihad (QS 47:31 ; 16:110).
- Sabar menyertai amal sholih untuk memperoleh ampunan dan pahala الله (QS 11:11).
- Sabar dan takwa merupakan penangkal tipu daya musuh (QS 3:120).
- Memperjuangkan Al-haq (Kebenaran) haruslah dilandasi dengan Kesabaran (QS 103:1-3).
Wallahu a’lam Bis Showab
[1] As-Shobru fil Qur’an : Dr. Yusuf Qordhowi. Edisi bahasa Indonesia oleh Aunur rafiq Tamhid : Shabar suatu prinsip gerakan islam : Rabbani Press. Mei 1992
[2] Ihya Ulumuddin IV : 61 Bab Sabar : Imam Al-Ghazali
April 4, 2012 at 12:05 am
Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatu.
Afwan khie,yang Kajian ‘Ulumuddiin
dan Lintas Tanzhim kok ga bsa di buka ya di blog akhie?
Khie kl tak keberatn,krmn uud qta ke email ana.
Syukron khie.
April 5, 2012 at 8:58 am
asslmwrwb…salam kenal,saya sangat tertarik dengan ismua isi,banyak yang sudah saya tanyakan ke ustadku semuanya cocok…..mohon bimbing aku…
April 7, 2012 at 3:09 am
mohon copas
April 9, 2012 at 7:49 pm
Shabar? apa itu shad ba ra pada quran?
ianya seperti kebiasaan berperilaku dalam pengabdian kepadaNya secara baik dan benar untuk mengikuti jalan petunjuk AjaranNya. Jadi jangan dibuat sebagai sesuatu perbuatan yang bernilai abstrak dikehidupan, seperti sabar dalam menunggu anaknya yang sakit atau sabar dalam mengantri atm dlsb.
huruf shad dan huruf ra memiliki nilai yang khusus yakni mewakili shirath secara surat 7 dan secara surat 12.(kenalilah penduduk “quraisy” atau huruf-huruf yang digunakan pada tulisan “Al Quran” maupun tulisan “hadits” persembahan terbaik dan terindah dari Sang Pengajar Perkasa, Muhammad bin Abdullah)
shad ba ra itu seperti pengabdian pihak abuqital yang tidak mau mengikuti kebiasaan yang tidak diperkenankan oleh AjaranNya dengan memisahkan cara berkehidupan dengan “memusuhi” Negara lain walaupun satu wilayah yang bernama Indonesia.ini bentuk “shad”. Namun karena masa “gelap” keilmuan KitabNya, pihaknya tidak “memusuhi” juga pandangan
atau pendirian dari suatu pemikiran yang bukan berasal dari garis lurus PerwalianNya. sehingga “ra” nya celemotan, comot sana, comot sini, yang penting asoy dihati dan akalnya.
Bisajadi karena tidak mau memahami kata “shad ba ra” itu yang siklusnya menerima dan menyampaikan, namun dikawal dengan huruf “tha”(wasthabir qs19:65,qs20:132,qs54:27).Apakah maksudnya? ianya seperti
menuliskan pemberitaan untuk meneguhkan posisi AjaranNya(pelaku dan tempat) seiring dengan roda-jaman.Seperti apakah contohnya? ianya seperti suara “aisyah” “abu Hurairah” “anas bin malik” suara pendirian “umar bin khaththab, suara keilmuan “ali bin abu thalib”, suara kesantunan “Abu Bakar Ash Shiddiq”, suara semangat “Utsman bin affan” dst juga suara harum “siliwangi”, suara gagah “jayabaya” dlsb dst jadi janganlah membuat suara hanya mengandalkan lisensi manusia seperti suara prof,dr,kyai, ‘ulama atau lainnya tanpa terlebih dahulu diselidiki fakta
ikatan wali-Ilmu AjaranNya.
Ingatlah!!! Yang paling besar beban kesalahannya adalah asal comot berita atas nama AjaranNya kemudian menyampaikannya secara luas, yang secara langsung akan meneguhkan kedudukan orang-orang yang bukan atas lisensi Jalan Wali UtamaNya dan bisa mengakibatkan celaka 12. Tahukah anda celaka 12? lihat pada quran terkait hukuman
atas perbuatan munafiq.Karena tindakan munafiq inilah yang paling merusak tatanan jagad AjaranNya.
———selingan———-
ummat itu seharusnya penulisan yang benar adalah diikuti kata “Alloh” atau kata “Muhammad” dan bukan diikuti kata “Islam”. Mengapa? karena kata “islam” itu seperti sesuatu yang muncul dari bentuk-bentuk pengabdian yang harus digembleng secara proses dengan “iman” dan “taqwa”. Kata “islam” itu bukan bermakna sesuatu yang dituju, melainkan
sesuatu yang harus melekat pada pakaian pengabdian untuk menuju Jalan AjaranNya yang Satu. kata “ummat” diperuntukkan bagi bentuk perbuatan dalam pengabdian yang mengandung unsur dipimpin dan
memimpin.Sehingga sudah sepantasnya diberi daya dengan kata Muhammad(Seruan Penyanjung Al Quran)” atau kata “Alloh(Pemilik Segala bentuk pengabdian terkait Al Quran)”.
kata “ridho” bermakna sesuatu yang diperkenankan oleh “dha”. tahukah anda huruf “dha” itu?ianya adalah seperti “kilat” atau “petir” atau sesuatu tanda yang muncul dilangit atau pembawa AjaranNya yang sangat dekat dengan Kuasa-Nya.
——-kapan saja bisa dilanjutkan——-
April 10, 2012 at 8:01 pm
Aku yang berdiri tegak dalam tuntunan Kemuliaan AjaranNya diantara kalimat “shad ba ra” yang bermuara ditempat ini(artikel maret 2011, dan artikel april 2012), atau aku saat ini menyebutnya sebagai kehidupan “khususku” dimulai diantara 40 tahun(bulan) dan 40 tahun (matahari).qs12:4,5,6
Aku yang berjalan hingga kini semata mengharap “Keselamatan” kelak saat aku menghadapNya didunia “tanpa bayangan”. Akupun diberinya kebaikan yang tak terhingga olehNya dariNya, sehingga aku mengenal dengan baik apa itu tulisan kata “Alloh” pada quran,suara tulisan kata “Alloh” dalam kehidupan AjaranNya.
suara harum “siliwangi” yang berbunyi “ Jig geura narindak! Tapi, ulah ngalieuk ka tukang! “ Mengajarkanku untuk memahami keilmuan 7 langit yang pertama : “Kalimat Alloh” yang bersifat dinamis disegala jaman milikNya (Al Hayyu) dan yang bersifat menguatkan dengan kokoh disetiap masa kebangkitan AjaranNya (Al Qayyuwmu). Tidak perlu aku memikirkan asal kejadian keilmuan dariNya MilikNya, karena aku harus menerima dan menyampaikan dengan hati yang terdalam, hati yang tertuju hanya semata kepadaNya, hanya bersandar kepada kekuasaanNya. (Allohu Ahad, Allohu Ahad)
Dan Akupun mengenal apa itu “Islam”…
Islam itu seperti suara dasar hati yang mengajak dengan tekad baja serupa berita “Nabi IbraHim” yang seakan-akan mengatakan arti keikhlasan dalam lontaran kata seperti “berkorbanlah, dan ber-upayalah sepenuh jiwa ragamu serta abdikan dirimu KepadaNya demi kemuliaanNya demi keagungan AjaranNya” dan ikutilah pengabdian hati seperti para wali Ajaranmu dariNya dengan kekuatan ilmuNya. Istiqamahlah wahai syaHid!!!
Islam itu seperti suara dasar hati yang mengajarkan makna sebuah kehormatan dalam pengabdian KepadaNya dalam lantunan Kalimat Sang Pengajar Perkasa “Muhammad bin Abdullah” yang keras dan lembut bertutur seperti suara “wahai syaHid, janganlah kau tunjukkan taringmu, namun tunjukkan taring keperkasaan AjaranNya yang mengikat dipengabdianmu kepadaNya” dan janganlah kamu berharap banyak ya syaHid, untuk dapat dikenal dan dikenang manusia dialam kehidupannya, namun harapkanlah balasan itu,hanya semata untuk mencari keselamatanmu kelak setelah sampai menghadapNya. Dan yang utama wahai SayHid…junjunglah ummat Muhammad, ummat yang berpegang teguh pada kalimat Al Quran, yang menjunjung tinggi Kemegahan Kitab Alloh, demi jalan keselamatan bersama meraih kesejahteraan dan kemakmuran AjaranNya dalam PerlindunganNya. Ingatlah wahai SyaHid dan Ingatlah secara pendengaran, penglihatan dan hati!!! Janganlah kamu nodai kesucian AjaranNya hanya karena ambisimu, hanya karena kekuatan pemikiranmu. Ingatlah!!! Janganlah kamu, melupakan Aturan,Ketentuan,Ketetapan KitabNya dan para WaliNya hanya karena sesuatu yang beraroma peradaban duniawi. Santunlah bersikap, dan jagalah kemurnian Kitab Alloh, Al Quran diakhir zaman ini. Sadarkanlah mereka dengan qs33:40, bahwasannya tidak ada tulisan berbahasa “quraisy” berhuruf arab selain dari Kitab Pokok Ajaranmu. Janganlah mengikuti perbuatan mereka yang menuliskan “tauhid rububiyah dlsb dst” bukan hanya dalam lisan-arab saja namun menggunakan huruf berbahasa Quraisy milik Negri Al Quran. Mereka telah bertindak gegabah, mereka bertindak seperti “Nabi Palsu” yang tidak diberi kekuasaan atas kitabNya namun memaksa untuk memiliki keilmuanNya. Janganlah seperti mereka wahai SyaHid, Janganlah melampaui batas dalam menetapkan sesuatu terkait Hukum Kemuliaan Kitab Ajaranmu dariNya MilikNya. Dan sadarkanlah mereka akan siksa keras dariNya olehNya selepas habis batas nafas mereka didunia ini!!! Karena islam itu keindahan dalam menulis pandangan dan pendirian pengabdian kepadaNya tanpa melanggar norma Kalimat AjaranNya. Berserah dirilah secara total qs2:208
Islam itu seperti wali bumi Indonesia, pembuka awal pintu hatiku(qs2:189) dalam menjalani proses yang “khusus” ini. seperti “Sang Sekarmadji” yang meyadarkanku kegigihan tanpa batas hitungan nasib penderitaannya, dalam menjunjung tinggi Amanat AjaranNya walau pundaknya penuh darah penuh nanah. Aku harumkan namamu dengan PersaksianNya dalam pandangan dan pendirian Al Quran qs13:31. Aku seolah mendengar suaramu yang lirih yang bertutur dalam wajah sejarahmu “wahai petit, muliakanlah Al Quran seperti ujar pokok dari rasululloh saw, janganlah takut dengan manusia!!! Apalah arti kekuatan manusia jika durhaka kepada penciptaNya, Alloh Pemilik Petala Langit Bumi. Dan Jangan kamu pedulikan kerakusan kekuasaan manusia, wahai prajurit petit!!!. Ingatlah!!! Tekadmu,Pembelaanmu, daya juangmu, tujukan semata hanya karena Alloh bukan untuk jabatan!!!Pasanglah badanmu sebagai perisai-hidup dalam memberlakukan Jalan Alloh jalan Al Quran yang Mulia Agung Terhormat disegala penjuru bumi!!!Inilah satu-satunya shirothol mustaqim!!!
islam itu seperti wajah lembut “Sang Wiranagapati” yang bertindak seperti “Utsman bin Affan” dalam pola bertahan untuk menguatkan jejak AjaranNya. Walau aku tak mengenal nya, walau aku tidak tahu segala keberadaan sikap pendiriannya, namun aku bisa mengenal dari pernyataan akhir beliau. Aku mengenal hati nya, karena hati kami disatukan oleh cara mengabdi untuk Kemuliaan AjaranNya kelak saat datang kebangkitan Generasi AjaranNya. Tak perlu takut celaan, hinaan ataupun sikap sinis disekitar kehidupan, karena tidak berarti suatu pengabdian, jika tidak mengikuti cara para wali AjaranNya.
dan aku menjadi teringat suara harum “siliwangi” terkait kata “tumbal” atau dari Sang Pengajar Perkasa yang bersuara “narun min ardha al hijaz”. Dan akupun harus bersuara kejam untuk hal ini!!! Siapapun orangnya yang menggunakan atasnama “muhammad bin abdullah” ataupun nama para waliNya (langit bumi) untuk mencerai-beraikan ummatNya dari Ajaran Al Quran, maka akupun memohon kepadaNya, agar tidak dibukakan pintu ampunan dari keras SiksaNya kelak saat batas nafas berakhir.qs13:14
aku melihat didepan bahwa kehidupan dunia ini akan berproses “hamamayu hayuning bawana”, namun didahului peristiwa besar yang akan menelan korban banyak sekali. Bisajadi yang tersisa hanya sekitar 7 hingga 70 juta manusia saja. Idul Fitri dan Idul Adha 1432H yang lalu adalah saat terakhir yang berlangsung dalam alam kemunafikan. Sudah dekat, dan sudah cukup dekat dengan datangnya KeputusanNya yaitu “Hari Pembersihan” atau “Hari Kepemilikan Hati”.
Laa ilaha ila Alloh…kewajiban dan perintah AjaranNya harus bersumber dari Kitab Alloh, dengan segala KuasaNya dan perwalianNya.
Aku himbau dengan tegas, bahwa jangan lagi menumpahkan darah sesama manusia hanya karena pandangan dan pendirian yang salah dalam memahami Kemuliaan KitabNya WaliNya AjaranNya. Cukuplah Alloh sebagai Pemilik semesta alam ini yang bertindak kepada manusia yang durhaka, manusia yang suka merusak hubungan baik antar sesama ummatNya. Tidak ada kata “perang” dengan menggunakan senjata, bom ataupun cara nista lainnya disaat Kebangkitan AjaranNya diakhir zaman ini, disaat ini, dijaman sekarang ini.
dan billal pun seakan ikut bersuara “Ahad, Ahad”, seperti Jibril yang mengajarkan Al Quran dua kali dalam setahun. Muhammad bin Abdullah seolah telah menyatu seperti jari telunjuk dan jari tengah yang dirapatkan. Muhammad itu Seruan Penyanjung Al Quran dan Abdullah itu pengabdian penuh rasa tha’at, tunduk, patuh dalam pengabdian IbraHim pada Quran. Marilah bersama berslogan hati “Muhammad bin Abdullah dihidupku” sebagai rasa daya cipta pengabdian kepadaNya, hanya untukNya. Perlu diketahui bersama Sang Pengajar Perkasa memiliki nama asli ‘Uqbah bin Rafi yang saat ini pusaranya ada di Indonesia. Dan bukannya bernama Muhammad bin Abdullah, karena nama tersebut hanya digunakan sebagai simbol Pengabdian Al Quran seperti bacaan tahiyyat akhir dalam “shalat” 5 waktu. Semoga hal ini menyadarkan semua pihak untuk tidak lagi menyembah orang yang sudah wafat, karena hal ini adalah Syirik atau Kejahatan Besar disisiNya yang menjatuhkan Kemuliaan Pembawa kalimat AjaranNya penulis Al Quran atau Sang Pengajar Perkasa.qs3:79,80,81
Ya Alloh, Saksikanlah…bahwasannya aku akan menyerahkan tongkat kepemimpinan AjaranMu saat ini kepada pihak-pihak yang telah aku sebutkan dengan PersaksianMu dijejak sebelumnya. Cukuplah sampai disini perjalanan penyiaran khabar AjaranMu melalui suara pengabdianku secara umum. Karena aku mengikuti suara waliMu…” garis sabdanya tidak akan lama,beruntunglah bagi yang yakin dan percaya serta menaati sabdanya,tidak mau dihormati orang se tanah Jawa,tetapi hanya memilih beberapa saja” suara gagah milik ungkapan “jayabaya”(qs11:76).
Hanya Alloh saja Pemilik Segala Kekuatan, Segala Keperkasaan, cukuplah aku sebagai abdiNya yang menyampaikan perintah AjaranNya tanpa takut ancaman yang datang dari yang namanya manusia.
Islam itu hati ini, akal ini diserahkan hanya untuk kesungguhan mengabdi kepadaMu dengan Petunjuk KitabMu Petunjuk WaliMu.
*dipahami sebagai bacaan ru’ku yang panjang disaat shalat “gerhana”
April 19, 2012 at 3:54 am
Salam,
Subhanallah…tulisan yang sangat bagus..dan insyaAllah benar..
Semoga ustad diberikan kesehatan dan ke istiqomahan
sehingga bisa terus menulis dan melalui tulisannya dapat menjadi jalan penerang dan petunjuk bagi yang mengunjungi blog ini serta membacanya dengan membuka hati..
Untuk masbalungmas-rahim,,
saya ngak ngerti yang anda tulis…
apa sya yang bodoh..atau tulisan anda yang memang sulit dingerti..
maaf..kalo bisa bahasanya yang mudah dimengerti..makasih..
Syukron
April 20, 2012 at 4:02 pm
Untuk masbalungmas-rahim,,
Ini Tafsir apaan… dan dari mana sumber refensinya..!!!
Maaf yanf realistis-lah jika menyampaikan pemahaman dan keyakinan.. jangan ngaco seperti ini..yang ku fahami!!! Bukannya memberikan pencerahan dan penerangan tapi ini malah jadi menggelapkan dan merunyamkan si pembacanya..!!
Juni 23, 2012 at 4:33 am
ya begini buat manusia yg da tertutup hatinya..
Cetek pemahamannya..
Dah ga tau bukannya cari tau n fahamin..
Dah tertipu dengan omongan manis para thogut..
April 26, 2012 at 5:23 pm
Abu Qasim itu seperti yang menjaga sumpah AjaranNya, atau Abu Bakar itu seperti yang menjaga Kesucian AjaranNya, atau Umar bin Khaththab itu seperti yang menjaga pendelegasian perintah AjaranNya, atau Ali bin abi Thalib itu seperti yang menjaga silsilah keluarga AjaranNya.
apakah ada haji umar bin khaththab? atau apakah ada ustadz abu bakar ash-shiddiq? atau apakah ada kyai haji ali bin abi thalib? atau apakah mereka menyebut paguyubannya dengan “jumHur ‘ulama”?
Bagaimana ini?bagai mana itu?
Apakah saat al quran diturunkan sudah dalam 114 surat?
Apakah ada perintah pengajaran Al Quran harus dengan Kitab Fiqh, Kitab Tafsir?
Apakah itu Kitab Alloh?
ianya adalah seperti sesuatu yang harus dicatat dan dituliskan dalam pengabdian seseorang yang tunduk dan patuh berdasarkan Ketetapan AjaranNya.
sudahkah dodol mengenal “ayat rajam”?
sudahkah dodol mengetahui hubungan ayat rajan dengan ar-rajim?
gunakanlah Cahaya AjaranNya agar tidak gelap dan suram, oleh sebab cara mengabdi yang berpola ikut-ikutan.
Alloh, Dia Yang Mengetahui segala perbuatan AbdiNya yang tulis dan ikhlas menjalankan aturan sesuai ketentuan Ajaran para waliNya.
Perintah Shalat?
tulisan dikertas tidak bisa bersuara, sehingga butuh pelaku yang menyuarakan bunyi pemahamannya.
apakah pelaku itu boleh siapa saja?
wama Harju?
Al Qatlu->dimulai dengan satu suara wali AjaranNya
Al Qatlu->didasarkan dengan suara satu Kitab AjaranNya
apakah dodol mengerti?apakah dodol yaqin dengan seyaqin-yaqinnya dapat lepas dari siksaNya?
puluhan ribu lembaran yang dikeluarkan Kami, berisi penjelasan panjang tentang Kebangkitan AjaranNya hanya dijadikan sampah oleh Abuqital …tunggulah saat itu…tunggulah akibat dari perbuatan anda!!!
April 27, 2012 at 2:36 pm
Penjelasan Abu Qasim itu seperti “Istighatsah”.Apakah itu?
Istighatsah : cara mempertahankan pendapat dengan menggunakan nama-nama terbaik dari barisan pelaku sejarah AjaranNya dalam membela “fungsi Kebenaran” agar tetap berada pada “Al Quran dan Hadits WaliNya”.
Bay’at atau SyaHadat yang utama?
Tidak ada “Bay’at” yang dijalankan tidak dengan fungsi “SyaHadat”, dan
jika tidak memahami fungsi “SyaHadat” maka tidak mengetahui fungsi “bay’at”.
SyaHadat dapat terealisasi dengan baik apabila memasuki “pintu Rumah AjaranNya” dengan menghindari perbuatan “ghayri al maghduwbi alayHim walaadhdha-lliyn” atau menghindari perbuatan yang tidak sesuai contoh Petunjuk Pokok AjaranNya yaitu menggunakan perwalian yang menyimpang dari garis Ketetapan Ajaran para WaliNya.(pahami tamu-tamu IbraHim dan jejak berita mengenai “tamu”).
Sehingga SyaHadat itu seperti tindakan membela dan mempertahankan “fungsi Kebenaran” agar tetap berada pada “Al Quran dan Hadits WaliNya”.
bay’at itu hal yang pokok dalam Persatuan Ummat. Mengapa? Karena “bay’at itu yang menjaga fungsi “syaHadat”.qs62:9 “min yawmi al jumu’ati” maksudnya seperti perkembangan beritaNya yang bersumber dari “al jumu’ati”, kemudian dibentuk pola “Alloh minded” dengan diperbolehkan berlakunya “al bay’a”.
Bay’at itu seperti kostum, atau seperti pakaian keseragaman berpola pikir dalam melaksanakan pengabdian sesuai Aturan AjaranNya.
Kami terangkan tentang konsep dan konteks dalam AjaranNya;
konteks->yawmi->hari
konsep->yawmi->
ada sesuatu yang hidup dan yang mati
ada sesuatu perkembangan berita kehidupan
ada sesuatu perubahan dalam tata cara kehidupan
selalu berjalan kedepan tidak mundur kebelakang!!!
dan bisa jadi sebagai tanda Kebangkitan AjaranNya diAkhir Jaman.
kebanyakan orang selalu menggunakan pemikiran bertipe “konteks” dalam memahami “Al Quran”, sehingga mereka itu takutnya dengan “terjemahan manusia”.
Kalo dilihat “Al Quran dan terjemahannya” yang beredar diIndonesia, terdapat cap ““ghayri al maghduwbi alayHim walaadhdha-lliyn”” atau terdapat stempel DEPARTEMEN AGAMA RI atau suatu lembaga yang terbentuk dan berada diluar garis Ketetapan Ajaran para waliNya.
Apakah itu “al jumu’ati”?
ayat itu “alif ya ta” atau tanda yang merupakan pintu perbuatan berdasarkan Keilmuan AjaranNya, sehingga jika dijalankan di Akhir Jaman akan bersuara “alif mim ta”, “alif mim ta” yaitu dua jum’at atau jum’at yang pertama “Muhammad bin Abdullah” dan jum’at yang kedua seperti suara “namanya seperti namaku, nama ayahnya seperti nama ayahku” yang diterangkan kondisi penggunaannya pada edisi akhir jaman.
masih ingat perintah berbai’at kepada “Khalifatulloh Al Mahdi”?
mengerti tidak pemahamannya?
Khalifatulloh itu serupa perbuatan Pandangan dan Pendirian yang bersumber dari Kitab Alloh,
Al Mahdi itu serupa SK(Surat Keputusan) Kebangkitan AjaranNya diAkhir Jaman dengan membawa lembaran AjaranNya yang belum berbentuk “114 surat” atau belum berbentuk kelompok, atau belum berbentuk tempat yang dikenal secara luas dimasyarakat qs76:1
Realistis itu jangan seperti ucapan si”dodol” yang seperti manusia tanpa “Kaf lam ba” atau pengabdian tanpa menggunakan senjata trisula wedha atau pedang “dzu Al Faqar”.
Realistis itu Pandangan dan Pendirian pengabdian dilaksanakan dengan satu Ikatan Ajaran yang kokoh. Tidak perlu takut dengan yang namanya pemikiran menurut kebiasaan orang banyak yang sudah jelas dan nyata Kesesatannya dihadapan Kami.
Kumpulkan oleh kalian semua para “orang alim” diantara kalian.
Kami pastikan mereka semua akan mendapatkan SiksaNya yang tak termaafkan dariNya apabila tidak mau merubah tindakan mereka yang telah nyata dan jelas merusak bumi AjaranNya.
April 27, 2012 at 5:17 pm
Ditetapkan pk 00.03 wib 28 April 2012
Maklumat Akhir Jaman terikat Kebangkitan AjaranNya
Diberitahukan kepada seluruh manusia dibumi manapun berada, bahwasannya Keselamatan hanya bisa diperoleh dan didapatkan harus dengan mengikuti langkah Kami yang membawa Panji AjaranNya berdasarkan asas “Kalifatulloh Al Mahdi”.
Walaupun diantara anda semua ada yang sedang melakukan “umrah” dinegeri bernama “Saudi Arabia”, walaupun diantara anda semua sedang mengabdi didalam kelompok, golongan yang mengatasnamakan Al Islam, atau mengatasnamakan Jalan Alloh, Ketahuilah “fungsi kebenaran” itu hanya berada pada “Al Quran dan Hadits waliNya” yang melekat pada Kami yang mewakili suara Kemuliaan Muhammad bin Abdullah dan salah seorang dari Kami yang hidup saat ini, diJaman sekarang ini, diTimur bumiNya yang bernama Indonesia.
Jika Menolak seruan dari Kami, maka buktikanlah dengan kematian sebenar-benarnya kematian anda semua.
Bandung.Jakarta.Indonesia
Abu Qasim a.k.a Bocah Angon .MbA
April 29, 2012 at 10:10 pm
Kalimat Alloh
[1]Meninggikan Kalimat Alloh, bagaimanakah pelaksanaannya?
[2]Apakah Kalimat Alloh itu, bagaimanakah rupa pelaksanaan-nya?
[1]urutannya: mendengar(telinga), melihat(mata) dan merasakan (hati)
[2]urutannya:mendengar seruanNya dan mematuhi penyeruNya
[2] tidak bisa dilakukan tanpa memahami [1]
[1]seperti Mendengar KalimatNya[a], kemudian Melihat AyatNya[b], dan kemudian KitabNya[c].
[1a]seperti tulang,[1b] seperti daging, [1c] seperti kulit yang membungkus daging dan tulang.
sekarang perhatikan diseluruh dunia, orang-orang yang mengabdi tanpa [1] maka hasilnya adalah seperti tulangnya terbuat dari peraturan kelompoknya, dagingnya terbentuk dari pemimpin kelompoknya, kulitnya sudah pasti seperti “tidak jauh panggang dari api”.
meninggikan Kalimat Alloh, bukanlah PerintahNya!!! Namun ianya seperti kemauan seseorang yang berserah diri secara total dalam mengenal,memahami dan menjadikan ianya sebagai pedoman pengabdian laksana Aturan AjaranNya. Untuk apa hal tersebut? Demi Keselamatan dirinya disaat “durasi kehidupan” habis masa waktunya, sebagai bekal untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya kelak dihadapanNya.
dari Abi Musa Al-Asya’ari berkata: Seorang lelaki datang kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dan berkata: Seorang lelaki yang berperang untuk mendapatkan harta rampasan, dan seorang lelaki yang berperang untuk dikenang, dan seorang lelaki yang berperang untuk diketahui posisinya lalu siapakah yang berjuang di jalan Allah?. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Orang yang berperang(bersungguh-sungguh) untuk menjadikan Kalimat Allah yang tertinggi maka dialah yang berperang(memiliki-kesungguhan) di jalan Allah”.
sehingga [2] itu rupa pelaksanaannya :
mendengar segala seruan yang bersumber dari Al Quran, dan mematuhi seruannya dalam kesatuan suara yang bernama ummatku atau ummat Muhammad.
April 29, 2012 at 11:18 pm
Mengapa kami ber “Al Khamis” selalu berada disini?
karena Al Furqan yaitu qs3:4 kemudian melihat keatas(header blog) dilanjutkan qs25:74,75
mengapa kami begitu taqin?
karena qs47:30
dan karena disini ada tanda perjalanan “mata kaki” Kekuasaan AjaranNya di bumi bernama Indonesia melanjutkan suara Jayabaya, suara Siliwangi atau bisa disebut proses Tabuwk dengan prototype Ka’ab bin Malik.
sehingga dengannya diperintahkan untuk:
segera melepaskan “Istri” atau pasangan Perjuangan yang digunakannya selama ini…dan kembalikanlah kepada ummat Muhammad, dan serulah Al Quran dengan segala Kemurnian AjaranNya dan ikutilah langkah Kami.
Salam Keselamatan wahai pihak Abuqital dan Senior sebagai pelaksanaan “bacaan tahiyyat” shalat 5 waktu kami.
Mei 1, 2012 at 4:29 am
Mimpi yang terbeli
Mengapa tabib(tha ba[ya]ba) tidak diperkenankan memanjangkan suara kodok([dha fa] da ain) dilembaran berita Ajaran Nabi saw?
Karena tabib hanya bisa menjual “kesehatan AjaranNya” secara akal saja, dan “janji kesehatannya” itu hanya berlaku dikehidupan duniawi(darat) saja. Sehingga dengannya, “tabib” bukanlah pintu awal dari satu suara AjaranNya (ingat pelajaran wama Harju?).
siapakah yang dimaksud dengan tabib itu?
ianya pelaku AjaranNya yang mengabdikan dirinya dengan pengajaran diJalanNya namun tidak berlabel langit atau menerima dan memahami ajaranNya tidak dengan “Cahaya Alloh”(air).
Keberadaan tabib didunia ini ada yang berpraktek “sopan”(sedikit jumlahnya) dan ada yang berpraktek “liar”(sungguh banyak sekali deh jumlahnya).
apakah penjelasannya bagi tabib yang berpraktek liar?
dikatakan liar sudah pasti tidak memakai Ikatan menurut aturan para waliNya. Sehingga tabib yang liar itu dapat menimbulkan kerusakan pada Ketentuan dan Ketetapan yang berada pada Ajaran KitabNya.
“Tabib Liar” ini selalu menggunakan plang-popularitas yang terkadang disandingkan dengan plang-institusinya. Dan yang sungguh yang menjadi perbuatan “tidak tahu-malu”nya adalah mereka menjanjikan SurgaNya dengan kemasan ucapan manisnya!!!
Hikmah yaasiin…
yasin69->janganlah kamu memberikan suatu pengajaran dengan AjaranKu karena ingin dikenal secara luas biografi pribadimu atau karena keinginan menjadi publik-figur yang tersohor disepanjang masa, disegala jaman!!!
yasin70->yang harus dikenal luas dan tersohor disepanjang jaman adalah Al Quran dengan segala Keindahan Cahaya Keilmuan dalam Keagungan AjaranNya.
Apakah hubungan tabib dengan mimpi?
“mimpi disaat tidur” hanya Dia yang Berkuasa MembuatNya dan yang jika KekuatanNya Berkehendak maka jadilah ianya.
“mimpi disaat tidur” itu serupa haditsNya atau Ajaran KitabNya WaliNya atau bisa disebut mimpi yang alami dan bukanlah mimpi yang palsu seperti ajaran ber-manufaktur secara “Tabib Liar”.
Apakah hubungan mimpi dengan proses AjaranNya?
para pengikut setia “tabib liar” seakan tidur dalam buaian “mimpi Ajaran” yang diberikan si”tabib liar” itu. Sehingga setiap perbuatan pengabdian yang lakukan pengikutnya sudah pasti tidur dengan nyenyaknya dalam “aturan mimpi” dari suara si “tabib liar”.
Tidak percaya? Mengapa tidak dilihat diluar sana, orang-orang yang “tertidur dalam buaian mimpi palsu” ulah Tabib Liar sehingga mereka mengabdi kepadaNya dengan tidak mengikuti Aturan, Ketentuan dan Ketetapan AjaranNya.
Masih kurang berani ah contohnya?
Ketentuan berdasarkan “Al Quran” bahwasannya wali AjaranNya diAkhir Jaman berada di bumi yang bernama Indonesia. GARIS BAWAHI dengan ketegasan hati akan hal ini!!!
tabib liar dan bentuk institusinya perbuatannya = “ghayri al maghduwbi alayhim walaadhdhalliyn”
Al Baqarah 204,205,206 diawali dengan kaitan kata “luddan”.
si “MUI” dengan jualan stempel “halal”..sungguh nista perbuatannya,
si “Usamah bin Laddin” dengan “Al Qaeda”… sungguh hina perbuatannya, memaniskan ucapan dengan senandung “jiHad”, namun “ghayri ‘ilmun”, sehingga menyesatkan banyak orang dengan “paradigma pengabdian” yang berdarah bom, senjata pembunuh, keberanian bodoh dan melupakan kemuliaan AjaranNya.
Fungsi Kebenaran itu pelaku yang menjaganya berada di Indonesia bukan di Al Qaeda!!!
dan
si “ustadz,da’i,habib,kyai, ‘ulama buruk” disegala penjuru dunia yang menuntun ummat kepada Ajaran yang bebas tanpa ikatan kewalian, sungguh kelak akan mendapat balasan yang Keras dariNya dengan persaksianNya.
Yang Pokok dan Yang Utama dalam AjaranNya adalah Ketentuan Perwalian yang sesuai Aturan KitabNya Ketetapan WaliNya, bukanlah institusi yang-hanya mengatasnamakan KitabNya dan waliNya.
Hukum bagi ummat dibuat harus melalui perwalian yang Al Haqq Al Qadr, tidak dengan cara yang serampangan,gaya yang semau gue, ucapan yang seenak udelnya saja.
Ingatlah!!!
tabib yang sopan itu yang mau mengikuti langkah Kami dengan segala bentuk pengabdian yang diberlakukan dalam tatanan AjaranNya.
adakah yang ingin menantang Kami yang mewakili kemuliaan nama Muhammad bin Abdullah di Akhir Jaman!!!
Qiblat itu dengan “Qaf” bukan dengan “Kaf”!!!
Siapa yang memutuskan bahwa bahwa Qiblat itu ada di sebuah negeri yang bernama Saudi Arabia!!!
Sesat dan menyesatkanlah orang-orang yang masih meyaqini hal tersebut!!!
shalat 5 waktu menghadap ke barat karena matahari terbenamnya dibarat!!! Kalau shalat AjaranNya menghadapnya ya harus kepada waliNya yang hidup dan dihidupkan olehNya disetiap generasi dan selalu menjunjung nilai terkini.
sarung tidak pantas menutupi mata-kaki(Ka’bah)…
tidak pantas kata-kata buatan “tabib liar” dijadikan pedoman AjaranNya…
kata-kata yang digunakan itu tidak ada satupun disebutkan dalam Ajaran waliNya berdasarkan KitabNya.
mau tahu seperti apa kata-kata itu?
Tauhid Islam, Aqidah Islamiyah, Ukhuwah Islamiyah,Fiqh Islam, Tafsir Kitab dlsb dst.
Apakah kata-kata tersebut dapat mempersatukan ummat?
Apakah kata-kata tersebut dapat memperoleh surgaNya?
TENTU TIDAK SAYANG…
Siapa saja yang tidak mau mengikuti Langkah Kami,di Akhir Jaman ini, mewakili Wali Utama AjaranNya,maka sama saja sedang memesan tiket VIP ke Neraka!!!(qs6:83,qs25:77)(qs3:86,87,88)
Realitas/Kesadaran Pengabdian cara waliNya[bimajnuwnin](qs68:2)
selalu mengikuti tulisan dan suara tulisan yang bersumber dari “Al Quran dan Hadits WaliNya”.
Realitas/Kesadaran Pengabdian cara “Tabib Liar” [al maftuuwn](qs68:6)
selalu ikut-ikutan dalam menyikapi tulisan dan suara tulisan yang bersumber dari “Al Quran dan Hadits WaliNya”. Sehingga banyak terhamburnya fitnah, kesimpang siuran dalam memahami dan menjalani pengabdian terkait dan terikat AjaranNya
“nun” Kesadaran Meninggikan Al Qalam, Kesadaran Meninggikan Kalimat Alloh, dan berkorbanlah hingga Tulisan Pengabdian mengering, karena setelah kesulitan itu ada Kemudahan dariNya.
Mei 1, 2012 at 8:57 pm
Tabbat lalu watabb
Menjelaskan bayang-bayang yang terdapat dalam tulisan kami.
tentang hikmah yasin69?
[1]kata ‘al[l]amnahu menegaskan bahwa adanya suatu pemberitahuan yang sudah “membawa bobot” dari perbuatan yang ingin dijelaskan.
[2]kata asy-syi’ra menekankan bukan pada “pelaku/penyair/pembawa ajaran” melainkan suatu aturan yang diberlakukan kepadanya, yaitu seperti batasan penyiaran berita ajaran, atau yang berkaitan dengan tatakrama publikasi ajaran.
bobot yang dibawa pada [1] dijelaskan di yasin68, yakni menerangkan dari “ada menjadi tiada”, “dari dikenali menjadi tidak dikenali” , “dari sesuatu yang dijadikan panutan aktif kemudian menjadi panutan pasif” dst dlsb
Al Quran itu haruslah tetap menjadi “fungsi kebenaran”, oleh sebabnya setiap makna yang tercantum didalamnya diusahakan menjadi “Petunjuk Kebenaran” yang jelas bukan abstrak.
dibawah ini “abstrak” dari bahasa planet DEPAG RI:
Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya.
…
Kami itu siapa? Mengajarkan apa? Syairnya berbentuk apa?kepadanya dalam kurung?yang tidak layak apa?baginya itu yang dalam kurung?
Bukankah kalau tidak mengerti lebih baik DIAM!!!
kami persingkat saja…
masih terkait “washiyat dua malam[3]”, malam itu seperti “tanda khusus”, sedang siang itu seperti “tanda umum” sehingga [3] itu seperti bunyi “header blog abuqital”[a].
[6]dua malam itu kurang karena hanya berunsur “matsaluHum fi at-tawrati” lalu “wamatsaluHum fi al injili”, dan harusnya ditambah satu lagi dengan “Al Quran”.
[3a] itu seperti suara ketegasan dalam hadits “dua jari” yang ditekankan pada kalimat:
Aku adalah pelindung setiap orang beriman melebihi dirinya sendiri. Barangsiapa meninggalkan harta kekayaan maka itu untuk keluarganya[4]. Dan barangsiapa yang meninggalkan utang dan menyia-nyiakan harta kekayaannya, maka akulah yang harus melindunginya dan ikut mempertanggungjawabkannya.[5]
[4]yang memberikan washiyat
[5]yang menunggu realisasi janji yang termaktub dalam washiyat
[4][5] itu serupa suara [6] pada qs48:29 yaitu ayat dengan tanda khusus yakni Mmuhammad dengan empat “mim”, sehingga seperti tanda yang menjelaskan jejak mata-kaki AjaranNya yang dipertahankan disaat ini, diakhir jaman ini dibumi bernama Indonesia.
Apakah masih meragukan langkah Kami?
Apakah anda semua, diseluruh dunia, yang sedang bernafas disaat ini, benar dan sungguh mengetahui cara membaca “Al Quran” dengan Cahaya Alloh?
qs25:77 tidak berbai’at dengan kami, maka tidak ada pengakuan dalam pengabdian anda semua kelak dihadapanNya. Shalat mentegakkan kemurnian langkah AjaranNya lebih utama dari shalat 5 waktu atau ibadah apapun!!!siapa yang memberi idzin kepada anda semua untuk menkumandangkan suara “adzan”? apakah disana ada perwalian berstatus Al Haqq Al Qadr?
sia-sia lah segala ibadah yang anda lakukan, jika tidak segera merubahnya dengan mengikuti Langkah pengabdian seperti Kami. Waspadalah,karena sa’at itu bisa jadi sudah dekat!!!(qs3,97,qs39:7)
Mei 2, 2012 at 11:45 pm
Hajja wadd (Al Hajj Al Waduwdu)
“bahasa tanah” yang disukai yang berlaku bersamaan waktu-tayangnya qs56:37(‘uruban atraban)
Nafkah Pemikiran yang tertata Keilmuannya dalam lingkup Cahaya AjaranNya, ianya disimbolkan dengan barisan huruf “ain ya sya” qs101:7(‘iysyatin) qs78:11(ma’asyan) atau yang populer dengan istilah nama ‘aisyah.
Al hujurat6[jaa-akum fa-siqun]
‘aisyah[ain ya sya]naik onta bersama safwan[sin fa wau] ibn al muattal[mim alif ta+lam] yang dinisbatkan dengan “tuduhan miring” adalah seperti kebanyakan orang saat ini yang memberi “tuduhan zina pemikiran” terhadap statement-pengajaran yang tertera pada serat dharmagandul.
*dikutip dari jelajah maya-kata :
“Prof. HM Rasjidi[1a], Menteri Agama Pertama RI[1b], juga pernah menulis dan menerjemahkan Darmogandul yang banyak memuat pelecehan terhadap Islam. Dalam salah satu bait Pangkur-nya serat ini menulis “[2]Akan tetapi bangsa Islam, jika diperlakukan dengan baik, mereka membalas jahat. Ini adalah sesuai dengan zikir mereka. [3]Mereka menyebut nama Allah, memang Ala (jahat) hati orang Islam. Mereka halus dalam lahirnya saja, dalam hakekatnya mereka itu terasa pahit dan masin.”
al maghduwbu alayHim ->[1b], dh[dh]al[l]in->[1a]
bukankah seharusnya menyerukan AjaranNya dengan prinsip “ghayri al maghduwbi alayHim walaadhdhallin”. Orang SESAT[1a] dalam wadah SESAT[1b] mengapa diikuti seruannya!!!
[2]dijelaskan dengan kata “ummatku” atau dengan “Demi jiwa Muhammad yang berada dalam genggamanNya” atau “ummat Muhammad” pada jejak berita “shalat gerhana”.
Ummatku,Ummat Muhammad, diserukan sebagai simbol Persatuan suara AjaranNya, atau siapapun, kapanpun dimanapun, yang menyerukan AjaranNya hendaknya melalui suara yang satu yaitu harus melalui pintu Muhammad.
Mengapa? Karena ummat Muhammad menandakan perwakilan suara PERSATUAN dari seluruh jajaran NabiNya RasulNya. CATAT HAL INI DENGAN SEGALA KESADARAN ANDA!!!
[2]khoyr(kha ya ra)->pemberitaan yang berpotensi baik, syarr(sya ra ra)-> pemberitaan yang berpotensi buruk/jahat (tanya kepada pihak abuqital mengenai pelajaran ini).
Al Islam itu Pakaian Pengabdian yang sesuai dan seperti yang dilakukan dengan segala rasa berserah diri dengan cipta kepatuhan layaknya para NabiNya,para RasulNya. Sehingga Pakaian itu harus dikeluarkan dengan suara yang SATU, yaitu suara Muhammad.
Bukankah begitu?Mengerti ora son?
[3]lihatlah wajah-wajah pengabdian yang berada disekitar anda, yang menggunakan plang-papan nama dengan mencuri kata “Al Islam” namun tindakannya menodai AjaranNya. Contoh nyatanya, seperti seseorang yang mencuri kata “habib” malah mengaku sebagai front pembela Islam.
mereka halus lahirnya saja,manis di ucapannya saja, namun membuat pahit keilmuan MilikNya, serta asin dan bau sekali keringat pengabdiannya.
quranan ‘arabiyan itu “cara membaca bacaan AjaranNya,yang mengeluarkan paduan yang harmoni dengan karakter pembawa AjaranNya, siapapun, dimanapun, kapanpun”.
Alloh, Dia lebih mengetahui hati terdalam yang digunakan pengabdiNya dalam menjalani proses yang berlaku pada AjaranNya. Dan jangan mengikuti orang-bodoh yang menganggap Alloh, Dia hanya mengerti bahasa ‘arab saja. Yang menciptakan manusia, bumi langit dan segala isinya LEBIH MENGETAHUI dari segala pengetahuan makhluk yang diciptakannya.
Qarun akan dibinasakan, kebudayaan dengan segala tradisi yang menyertainya akan dibenamkan seiring dengan Kebangkitan AjaranNya di Akhir Jaman ini.
*******
Pahami: Alloh Azza wa Jalla, Alloh Jalla wa Azza, rabb azza wa jalla, rabb jalla wa azza
sehingga tidak membawa “budaya” yang salah seperti komunikasi dengan “ikwan, ukhti, afwan, ana, antum, dst dlsb” yang sama saja menceraiberaikan dan membuat simpang-siur penggunaan Bahasa Ajaran yang terdapat pada KitabNya.
*******
mengapa yang memberitakan “ash-shalatu jami’ah” itu seolah ‘aisyah bukan secara langsung?
Karena Perintah itu berlaku di dunia dan Akhirat, atau secara teori dan praktek di lapangan pengabdian, dengan satu suara WaliNya yang menyuarakan suara satu KitabNya.
Al Hajj Al Waduwdu itu sebagai simbol memberikan penerangan AjaranNya dengan rasa kasih sayang, agar ummat Muhammad, tidak tergelincir karena pemimpin sesat, pemimpin bersabuk la’natulloh. Ingatlah pesan terakhir dan kata kuncinya : SEMUT yang KOKOH yang akan menandakan Kebangkitan Kembali Kemuliaan Keagungan Ajaran KitabNya WaliNya.
demikianlah dan sudah,telah Kami sampaikan dengan segala persaksianNya
Mei 3, 2012 at 5:18 am
Allohu Akbaru kharibat Khaybaru
masjid itu bisa berupa lembaran tulisan yang dapat dijadikan tempat “kepatuhan hati/sujud semangat pengorbanan hati”, dan dapat dijadikan bekal untuk mencatat dan menuliskan pengabdian hingga mengering, hingga bersatunya teori dan praktek AjaranNya dalam aktifitas dan kreatifitas pengabdian diJalanNya.
kharibat(kha ra ba) [1]qs2:114 ”kharabiHa” [2]qs59:2 “yukhribuwna”
tidak ada asap jika tidak ada api, tidak ada PERINGATAN KERAS jika tidak ada Perbuatan yang melanggar batas dinding AturanNya. Sebab [1] maka berlaku [2]
Al Qalam16 “Al Khurthuwmi(kha ra tha mim)” yang menerangkan pola perbuatan yang ikut-ikutan, yang hanya mengikuti selera orang binal, yang memanjangkan “nafas tulisan pengabdian” yang bernilai ar-rajim yaitu memanjangkan nafas berbelalai tulisan bersuara “buih”(qs13:17) yang tidak berharga seperti Kitab Fiqh, Kitab Tafsir, Mazhab orang alimnya, dst dlsb atau pengajaran yang tidak mengikuti Aturan WaliNya.
Kami tidak perlu nasihat anda semua karena jajaran Kami adalah Penjaga Al Haqq Al Qadr dari Fungsi Kebenaran yaitu Al Quran dan Hadits waliNya.
“Santri itu seperti bersetubuh dengan anjing dimalam hari, sehingga takut memakan daging anjing”
santri itu pelaku, sedang wadahnya pasti pesantren. Anjing(kaf lam ba) itu yang berjaga di mulut gua AjaranNya atau Tatanan yang berlaku pada Pengajaran WaliNya.
Mengapa Anjing diharamkan?
karena yang menjaga AjaranNya dibatasi[diharamkan] dengan tata koordinasi perwalianNya yang berdasarkan garis Ketetapan KitabNya, dan bukan cara menyelenggarakannya semau gue, atau pendiriannya seenak perutnya saja. Lihat saja diluar sana, pesantren bertebaran sesuka hati tanpa perlu lisensi atau keteraturan dari sistem AjaranNya. Dan yang lebih dasyat adalah kerusakan yang ditimbulkan Pesantren terhadap bumi AjaranNya. Kebebasan menyelenggarakan ajaran dengan Kebebasan memilih wali ajaran.
Ingatlah!!!
Yang Pokok dan Utama adalah Ikatan perwalian yang mengikuti Aturan dan Ketentuan AjaranNya.
tindakan yang diluar itu sama saja sedang memesan tiket NERAKA SIKSA!!! Kegelapan itu ada batasn waktunya.
Semut yang Kokoh : qs27:82,83
dimarfu’kan kepada Nabi ShallallahuAalaihiWasallam, beliau bersabda; “Akan ada binatang melata keluar kemudian memberi tanda pada manusia diatas belalai-belalainya(kharathiymiHim “kha ra tha mim”) kemudian mereka membanjiri kalian hingga seseorang membeli unta lalu dikatakan; Dari mana kau membelinya? Ia menjawab; Saya membelinya dari salah satu orang berhidung mancung.”
cara membacanya di saat ini, di akhir jaman ini :
si A: dimana beli onta(kendaraan pengabdian) yang model “belalai terkutuk itu”?
si B: banyak kok di bumi sekitar sini atau sana
siA : dimana dong, sebutin saja, tidak usah takut, hanya kepada Alloh saja kamu takut
siB : dari universitas yang bertebaran di Saudi Arabia, dan golongan yang bertebaran di Indonesia seperti FPI, HTI, MR,MMI, JAT, PERSIS, MUHAMMADIYAH, NU, pokoknya banyak sekali deh termasuk yang “single rilis” seperti ustadz,da’i, kyiai, ‘ulama buruk nan bau sekali nafas pengabdiannya
si A: Cuma itu?
si B: yang tertipu dengan jiHad ke Palestina, Ambon, Al Qaeda, JI atau seperti si busuk JIL,NII KW9 dalam binaan NKRI dst
si A:Cuma itu?
si B: pokoknya seluruh bumi ini, disini dan disana, termasuk pihak Abuqital apabila tidak mau tunduk dan patuh dengan segera mengikuti langkah “Kami”.
siA : seperti suara “Api yang keluar dari “ya mim nun” yang menggiring ummat ke tempat kembalinya atau Al Hasyir
si B: seperti suara “angin ‘ya mim nun’ yang mengkhabarkan bahwa tidak ada iman sebesar dzarah pun yang melekat pada diri mereka”.
siAB: jika kami “wafat’ kembali kepada Alloh, apakah mereka semua tidak menuju tempat yang sama, Apakah mereka benar dan sungguh ingin menantang SiksaNya yang tak tertahankan?
contoh kerusakan itu seperti :
al habsyi diganti sebutannya dengan “eithopia”, al bahrayni diganti sebutannya dengan negri Bahrain, ‘iraqa diganti sebutannya dengan negri ‘iraq, bibashrah diganti sebutannya dengan kota bashrah, al hijaz diganti sebutannya dengan kota hijaz dst dlsb
bagaimana mereka mencapai keimanan dari “pemahaman yang jauh”?
atau mereka pikir dengan mengucapkan “alhamdulillah” “assalamualaikum” akan dapat menipu Alloh, Dia Yang mengetahui segala isi hati pengabdiNya?
Walaupun kalian “shalat 5 waktu” ditambah dengan ibadah lainnya, jika tidak mengikuti Ikatan Perwalian secara Al Haqq Al Qadr, maka “ha ba tha”(qs9:69) atau sia sia saja pengabdian anda semua, dan silahkan menunggu tiket ke Neraka dengan rasa bodoh yang bahagia!!!!(6,47)(qs9:120)
Mei 3, 2012 at 11:58 pm
Kepemimpinan Khusus dan Umum
[1]qs2:173 wamaa uHilla bihi lighayri Allohi
[2]qs5:3,[3]qs6:145,[4]qs16:115 wamaa uHilla lighayri Allohi bihi
Sorban yasin fa
kata “sembelih”[1] maksud yang dituju adalah kata “leher”[2], sedang kata “leher” maksud yang dituju adalah kata “yang mengarahkan”[3], kemudian kata “yang mengarahkan” maksud yang dituju adalah kata “alat perpalingan”[4].
[1]tujuannya kepada KitabNya(Al Quran)->sumber pokok Ajaran(nun tha fa)->
[2]tujuannya kepada WaliNya(Muhammad)->sumber perintah Ajaran(nun fa qaf)->
[3]tujuannya kepada Golongan Muhammad ->tempat pengabdian(qaf ra dha)->
[4]tujuannya kepada Ummat Muhammad->pelaksana pengabdian (qaf ra tha)
[1]dan[2] itu atas Kuasa Alloh, bukan atas Kuasa manusia.
[1] dengan qs36:77 -> mengapa?->karena qs36:78 yang merasa telah memberi “sumbangsih” atau “pengorbanan” dalam mempertahankan nilai-nilai Ajaran sehingga lupa diri.
bukankah qs36:79 begitu jelas maksud dan tujuannya?
Akibatnya adalah melupakan bentuk kejadian [2] yang seharusnya atas KuasaNya.
Mengapa bisa terjadi hal demikian?
karena [3] dan [4] yaitu wadah dan kepemimpinan ummat qs36:80 sehingga merasa “golongannya” yang berhak menjadi tempat pelaksanaan pengabdian.
Bukankah qs36:81,82,83 sudah begitu jelas maksud dantujuannya?
karena [3] dan [4] itu atas Kuasa manusia, maka dikembalikan kepada “Fungsi Kebenaran” yang berdasarkan Hadits WaliNya.
Hadits ‘ashobiyah.
Apakah ‘ashobiyah(ain shad ba) itu?
ianya bisa seperti proses yang melekat pada pola perbuatan bertipe “qarun” qs28:76 “bil ‘ushbah”, yaitu segala bentuk kejadian berupa “buih” atau yang tercipta karena arus perjalanan AjaranNya berdasarkan waktu yang beroda sepeninggal wali AjaranNya.
sehingga ianya bisa seperti sikap yang “berat” dan tidak mau melepaskan sesuatu yang telah menjadi kebiasaan yang dipakai dalam pengabdiannya atau seperti qs11:77 ‘ashiybun
sehingga [1][2] itu Kepemimpinan Khusus, dan [3][4] Kepemimpinan Umum yang mengikuti [1][2] yang sudah dijelaskan dengan misal “alif mim ta” “alif mim ta” atau dua jum’at atau isa ibn maryam atau putrane bethara indra atau Al Mahdi atau Satrio Piningit atau Budak Angon atau Bocah angon atau dst dlsb.
sehingga membaca hadits ‘ashobiyah disaat ini, diAkhir Jaman ini,
bukanlah golongan Muhammad jika tidak mengikuti Langkah Kami.
Mei 4, 2012 at 2:34 am
Sorban Al Birru
ianya seperti yang terbentuk dari Sorban yasin fa atau Keilmuan Yuwsufu atau suatu Kebajikan (langkah-langkah pengabdian yang bijak dan cermat) yang terbentuk dari Keilmuan wali KitabNya.
melanjutkan berita tentang ‘ashobiyah(ain shad ba);
qs12:8,14 dengan kata ‘ushbatun yang memberitahukan beberapa perbuatan “rasa iri-hati” atau ketidakterimaan karena merasa lebih kuat dan solid, dan juga tentang “srigala pemikiran” yang mengakibatkan nilai pengabdian menjadi “merugi”.
“srigala Pemikiran” atau adz-dzi-bu (dza alif ba)
apakah itu? Ianya seperti kebiasaan(ba) melakukan proses pemikiran (dza) dengan mengandalkan langkahnya dengan bergantung kepada “Alif” yaitu yang berupa makhluk yang tersebutkan sebagai srigala. Atau Ketegasan Katanya adalah yang bergantung selain dari pemikiran WaliNya yang menyuarakan kitabNya.
Atau jika masih bingung gunakan kata “auuuu ah gelap” yaitu seruan di malam hari yang membuat kegelapan terhadap pemikiran terkait seruan AjaranNya. (ini contoh khamr[kha mim ra] -> yang menciptakan keterangan/berita ajaranNya yang bersumber dari KitabNya dengan menggabungkan istilah pemahaman/minuman yang berlaku dikehidupan, dan memiliki sifat benturan yang keras atau bisa memabukkan/lupa kulit jika sering digunakan. namun sebelumnya harus memiliki senjata AK47 yaitu qs47:15 “wa anHarun min khamrin lladzdzatin llilsysyaribiyna”)
Sehingga “srigala pemikiran” itu bisa-jadi yang dihasilkan berupa “buih” atau sesuatu yang akan hilang dan tidak ada harganya, atau sudah berupaya keras menyusun buku ajaran namun tidak laku di”pasar” instruksi waliNya atau merugi.
“srigala pemikiran” atau “buih” itu seperti proses syarra(sya ra ra) atau suatu penyajian berita yang berpotensi buruk/jahat.
Qs24:11 jaa-uw bil-ifaki [‘ushbatun] minkum, syarran lakum, khayrun lakum
alih fa kaf->terdapat pada surat nuwr-> suatu berita yang terbentuk berdasarkan perjalanan AjaranNya yang memiliki nilai “intreprestasi” yang membutuhkan proses “klarifikasi” karena jarak tempuh “berita” tersebut panjang waktunya. Untuk itulah diperlukan Saksi.
berapa banyak saksinya? Qs24:13 bi-arba’ati syuhada-a atau empat saksi.
empat saksi itu terkait kata ‘ushbatun, dan terkait dengan hadits ‘ashobiyah, dan terkait dengan penjelasan [1][2]Kepemimpinan Khusus [3][4] kepemimpinan Umum.
bukankah begitu seharusnya?
qs24:13 -> siapakah yang sudah berdusta disisi Alloh? Kami atau anda semua?qs3:13
Ingatlah Nasihat KitabNya pada qs17:15;
dan
Nasihat dari Kami:
Ingat tentang sumur “Yuwsuf”, atau sumur “Badr”, atau ingat kisah 17 tahun dalam kuburan?
“Ayah dan Ibu bahkan tidak pernah mengajari-ku bagaimana membaca Al-Qur’an. Memang rumah ini mewah, besar dan orang-orang melihatnya sebagai Istana. Tapi mereka tidak tahu, bahwa di mata Rasulullah, rumah ini seperti kuburan.Jika Ayah dan Ibu mau menepati janji mengabulkan permintaan-ku, tolong Yah.. Aku tidak ingin lagi tinggal di kuburan.
Ajari-lah aku membaca Al-Qur’an, agar rumah ini bercahaya dengan cahaya Al-Qur’an..” Pinta sang pemuda itu..
…
Sesungguhnya Rasulallah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengibaratkan rumah yang tidak pernah dibacakan Al-Qur’an di dalamnya & tidak didirikan sholat mentegakkan AjaranNya di dalamnya, adalah seperti kuburan.
…
Menceritakan kepada kami, Hisyam, dari Muhammad, dari ‘Abidah, dari Ali ra.,dari Nabi SAW, bahwa beliau bersabda tentang Peristiwa Khandaq: Semoga Alloh memenuhi rumah dan kubur mereka dengan Api. [5]Karena mereka “syaghalluwna” shalat Al Wustha hatta ghabat asy-syamsu.
[5]->syaghaluwna->qs48:11 ->
seperti perbuatan yang menyibukkan “pemikiran” dengan urusan yang bukan berasal dari AjaranNya, yaitu dengan melupakan Shalat Al Wustha atau Shalat Mentegakkan Kepemimpinan AjaranNya dan akibat perbuatan tersebut sama saja dengan menyembunyikan Urusan Pokok Syari’at AjaranNya.
Mengapa masih tidak mengikuti langkah Kami?qs5:8(50,8)
Mei 5, 2012 at 12:14 am
Senandung Perpisahan dari Nyamuk Semut dan Lalat
Ki-Ain Syaqaw sehabis berjalan-jalan ke pasar batang “membeli berita pemahaman” tentang “ semut lalat, dan nyamuk”, yang kemudian atas persetujuan Kami, ia “menjual berita penjelasannya” di pasar betis Abuqital. Apakah yang dimaksud dengan kata “pasar”? Ianya yang terbentuk dari barisan huruf “sin wau qaf”(Al Furqan7,20 “Al Aswaqi”).
Pasar Batang itu yang menjajakan produk-produk pemikiran waliNya.(Al Fath29 “suwqihi”)
Pasar Betis itu seperti Agen Pemberitaan yang merupakan tempat hasil “menghalau dan menggiring” pemahaman dari produk-produk pemikiran waliNya dari KitabNya. (Al Qiyamat29,30 “as-saqqu bis-saqi”, “al masaqu”)(Al Fathir9 “fasuqnahu”).
makna dibalik nama “Ki-Ain SyaQaw”->sesuatu perbuatan yang mengajarkan Ketentuan Syari’at Penyiaran Ajaran para WaliNya.
Kemudian Bocah Angon seperti mendengar nada dering lalat “Kau telah mencuri hatiku”,dan “karena Dia begitu Indah”.
Makna dibalik nama “Bocah Angon” -> sesuatu yang dilahirkan dari pemikiran yang bertipe “Ki-Ain SyaQaw” yang kemudian digunakan sebagai bekal bertugas menggembala berita AjaranNya.
Pesan “makna dibalik nama” ini dipersembahkan oleh Nyamuk yang bertelur di air :
Al Baqarah26 “yudhillu bihi katsiron, wayahdi bihi katsiron” atau “nama nyamuk “yang dipakai pada beritanya bermacam-macam, dan memiliki petunjuk berita yang bermacam-macam juga.
Namun sebelumnya seperti terdengar suara dari IAIN,Al Azhar Kairo,dan sejenisnya yang bertanya
“Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?.”
Kafaruw->suatu perbuatan yang menggunakan ikatan pemikiran “akal/kitab ajaran manusia” yang berlaku dikehidupan.
Al Fathir1 “ja nun ha” sayap penyiaran beritaNya itu mempunyai nilai berupa langkah berita(2=lam), rupa berita(3=mim), dan tujuan berita(4=shad)
LALAT dengan sayap kiri yang mengandung racun (“emosi akal” yang bisa meledak saat membaca):
[1]Lebih baik makan “daging babi” milik sendiri daripada makan daging kambing yang diperoleh dari hasil mencuri.
[2]“ithlubuw al ‘ilmi walaw bishayni”.
sebelum meredam “emosi” didahului dengan “betis kanan” dari An-Naml18 yang kemudian dilanjutkan dengan “betis kiri” yaitu
* dari Abdullah ia berkata; Kami pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kami melewati sebuah sarang semut dalam kondisi terbakar, lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak selayaknya bagi manusia untuk menyiksa dengan siksaan Allah ‘azza wajalla.
* dari Abdullah bahwa ia berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam singgah di suatu tempat lalu pergi buang hajat, ketika kembali, seorang lelaki telah membakar sarang semut yang di tanah maupun yang di pohon. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya: “Siapakah yang melakukan ini?” Seorang laki-laki suatu kaum menjawab: Aku wahai Rasulullah. Beliau bersabda: “Matikanlah, matikanlah.”
*dari Abu Hurairah berkata; Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Setiap makhluq akan melakukan qishos, sehinga kambing yang tidak bertanduk akan membalas kambing yang telah menanduknya, dan semut akan membalas semut yang lainnya.”
dan hadits lainnya yang terkait dengan “semut”,”seekor semut”,”sarang semut”.
betis: ianya seperti daging yang mendekatkan dengan telapak kaki, atau suatu wawasan Keilmuan KitabNya WaliNya dariNya yang memberikan langkah pemikiran berita AjaranNya MilikNya.
LALAT sayap kanan yang menjadi penawar dari “emosi akal”.
[1] itu seperti digigit semut, atau digigit dengan suara perkataan yang terdapat pada beritaNya
[2] itu seperti digigit seekor semut, atau digigit dengan suara yang mengatakan ada “seekor semut atau perawi” yang berdusta berdasarkan keilmuan jahat ala mereka seperti “ilmu takhrij hadits”. Sehingga menurut mereka, selayaknya dibakar “sarang semutnya atau tujuan beritanya”.
Penjelasan tambahan untuk [1],
lam ha mim “kha nun za ra” : ianya seperti perbuatan pemahaman dan pemikiranyang menghasilkan pandangan dan pendirian berita AjaranNya yang bersumber kitabNya yang Utama.
Perbuatan seperti ini pelaksanaannya dibatasi[diharamkan]atau jika yang melakukan bukan NabiNya, RasulNya maka dilarang atau pelaku yang mengeksekusi sudah mendapatkan ijin dari berita Nabi Muhammad saw.(Al Maidah3->Hidangan Kepemimpinan->lahmu al khinziyri->diturunkan kepada Muhammad saw).
kata “makan daging kambing yang diperoleh dari hasil mencuri” mengajarkan tatakrama mengenai “HIDANGAN KEPEMIMPINAN”, jika bukan termasuk garis PerwalianNya LEBIH BAIK DIAM!!!
Habib itu jika terkait ajaranNya maka bersuara habibulloh.
Kekasih Alloh itu Muhammad saw, bukan manusia dodol dan binal seperti habib dari FPI itu atau habib “kloningan” lainnya.
Penjelasan tambahan untuk [2],
ilmu takhrij hadits ->dibuat bukan dari, untuk dan dengan Muhammad saw kepada ummat muhammad dan dengan Kuasa Perwalian Alloh.
hal yang demikian termasuk pola perbuatan “raHbaniyyah”Al Hadid27 yang jikalau dilanjutkan pelaksanaannya seperti di kondisi sekarang ini, maka berlaku : Thaha61, An-Nahl116
dikejauhan seperti mendengar suara “jayabaya”
akeh wong dicakot lemut mati,akeh wong dicakot semut sirna
akeh swara aneh tanpa rupa,bala prewangan makhluk halus padha baris, pada rebut benere garis
tan kasat mata, tan arupa,sing madhegani putrane Bethara Indra, agegaman trisula wedha
momongane padha dadi nayaka perang,perange tanpa bala,sakti mandraguna tanpa aji-aji
yang seolah-olah disikapi dengan suara “aisyah” yang berkata jika Muhammad saw tertawa, yang terlihat hingga “gigi gerahamnya”.
dipersingkat saja:
Nyamuk itu serupa cara menyiarkan AjaranNya ala WaliNya berstatus NabiNya, RasulNya.
maka janganlah bersikap seperti Al Baqarah27 yaitu tidak mau mengikuti langkah Kami.
salam perpisahan;
manusia bisa mempunyai rencana untuk hari esok, yang seperti suara:
ingin studi sampai S3 dua tahun lagi…
ingin naik “hajji”’ tahun ini ke Negri penuh pemimpin durhaka di saudi arabia…
ingin mudik “lebaran” ah tahun ini ke somewhere…
Ingatlah!!!
Kuasa “nafas-manusia” dihari-hari esok hanya dalam genggaman Kekuasaan MilikNya, bisa jadi nafas anda tidak sampai besok, dan bisa-jadi rencana hari esok seperti yang tertuliskan diatas, hanya tinggal cerita yang terserak dalam PERISTIWA BESAR ALAM RAYA…
Sudahkah anda semua bersujud secara sungguh dan benar dalam mengabdi kepadaNya?
dan Kami banyak menangis dan sedikit tertawa, melihat cara mengabdi anda semua diseluruh dunia.
Hanya Alloh, Dia sebagai tempat pertolongan dan perlindungan yang sebenar-benarnya.
Istighfar: Astaghfirulloh Al Azhim->
Dalam peraturan yang memberitakan permohonan “pengampunan”terkait pengabdian diJalanNya, haruslah berbobot, jelas dan tegas (Al Azhim), sehingga daya cakupnya Luas dan besar seperti KekuasaanNya.
jangan hanya diucapkan dimulut saja…percuma…sia-sia..ha ba tha..tidak ada gunanya pengabdian anda selama ini jika tidak mengikuti langkah Kami.
Kelak..yang melanjutkan pesan dari Kami akan ditunjuk berdasarkan Aturan AjaranNya, karena Kami harus seperti batu bertulis dalam gua AjaranNya (darul arqam), tidak boleh terlihat dimuka umum,
karena kami bisa jadi seperti “Satrio Piningit” atau Jagoan dibalik Kelambu atau Aktor Intelektual AjaranNya.
Allohu Akbaru Walillahil Hamd(qs9:49)
Mei 7, 2012 at 2:27 am
Skenario Kepemimpinan Akhir Jaman
*tanda dari cicak : qs14:4, qs13:2
Mengapa diawali tentang Kepemimpinan?
Asas Kepemimpinan AjaranNya yang menggunakan Satu suara(IbraHim) pengabdian [qs38:4,5,6,7]
qs3:7,8,9
*kelak akan dijelaskan
*tanda dari cicak : qs18:15
*******
Matahari terbit dari tempat terbenamnya :
Al Mursalat30 : anzhaliquw ila[y] zhillin dzy tsalatsi syu’abin
Alif Wau Lam : Al Awal
[1]walawaliyn(al mursalat38), [2]wauwli(an-nisa 59) [3]taa-awilyi(yusuf6,21,101)
[1]->wal-uwla: An-Najm25, An-Nazi’at25, Al Layl13
[2]->ulil albab, ulil abshar: qs2:179,197 qs5:100, qs59:2, qs65:10
[3]->ta-awilahu : qs3:7, qs7:53
ghain ra ba : Al Maghribi
[4]Al Ghuraba, (hadits waliNya)[5]Al Ghurabi, (qs5:31)(hadits waliNya)[6]Al Ghurubi (qs50:39)
Ar-Rahman 17 (kaf) Al Baqarah 115,142 (lam) Al Ma’arij 40 (ba)
enam tahapan (sittatin ayyamin)=> Alloh, Alloh
[1],[4] sebagai “ba” , “kaf” : qs32:4, qs2:196, qs7:54
[2],[5] sebagai “lam”, “lam” : qs57:4
[3],[6] sebagai “kaf”, “ba” : qs10:3, qs11:7, qs25:59
qs35:1 sayap : Pedoman BeritaNya[1][4], rupa beritaNya[2][5], Petunjuk Pelaksanaan BeritaNya[3][6]
*******
penjelasan singkat:
Al Ghuraba :
seperti seseorang yang pernah tinggal di Jakarta namun sudah 30 tahun tidak ke Jakarta dan datang kembali ke Jakarta yang serupa dengan penglihatan kepada suatu perubahan yang menjadikan ianya seperti “tidak seperti Jakarta” namun ianya adalah Jakarta.
Al Ghurabi :
gagak =makhluk ciptaanNya sejenis “burung” yang perbuatan seruannya seperti mengarahkan kepada satu perkataan yaitu “kematian”.
Al Ghurubi :
Al Ghurabi + Al Ghuraba =mencari tujuan pengabdian dengan kesepakatan arah berdasarkan satu perkataan dalam perbuatan seruannya sehingga dapat menemukan tempat kembali yang sebenar-benarnya atau menjadikan serupa dengan pengabdian para pendahulu [Pembesar AjaranNya]
Jika tidak mengenal “keilmuan ini”, maka seperti mencari petunjuk pelaksanaan beritaNya yang akan digunakan sebagai pedoman pengabdian kepadaNya namun bersifat “prasangka” atau seperti “mengundi nasib dengan anak panah” atau “menebak arah terbangnya burung”.
Al Kautsar -> Al Quran dan Hadits WaliNya ->Al Fath1 “inna fatahnaa laka fat-han mmubiyn” -> Al Qalam 1 “nun, wal qalami wama yasthuruwna”
Pengabdian memiliki proses waktu, sedang Pedoman beritaNya banyak tersebar dengan segala bentuk-macam penyajian. Bagaimanakah menyikapinya?
Al An’aam99
zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda kekuasaan Allah bagi pengabdi AjaranNya.
“sya ba Ha”->
yang serupa bahasa-penulisannya(musytabiHan) itu merujuk kepada “hadits WaliNya” seperti suara “aisyah”,”Abu Hurairah”,”Anas bin Malik” dst dlsb
yang tidak serupa bahasa-penulisannya(mutasyabiHin) itu mengarahkan kepada “hadits waliNya” seperti suara “jayabaya”, “siliwangi”, “siti jenar” dst dlsb
*tanda dari cicak : qs14:4, qs13:2->
menjadi mengenal proses perjalanan yang memiliki “tahapan” dan sehingga menjadi tahu dan sangat mengenal “peristiwa 27 Rajab”.
buat apa sih“koleksi senjata”, “koleksi uang”, “koleksi pasukan”, “koleksi pengikut” jika tidak tahu “peristiwa 27Rajab”. Bukankah menjadi sia-sia?
Harta Pusaka Alloh -> Al Anfal42
agar Dia melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata
AjaranNya dibangkitkan dan ditegakkan HARUS DENGAN KEKUATAN Pemilik dan PenciptaNya yang juga sebagai Pemberi Kuasa terhadap Penguasa AjaranNya.
yang sedang bermimpi dikehidupan(tidak realistis) itu siapa?
yang sedang merusak bumi AjaranNya itu siapa?
yang sedang berdusta atasnama Alloh itu siapa?
Keyword : Laa taquwmus-sa’atu
dari Anas berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Laa taquwmus-sa’atu hingga di bumi tidak ada yang mengucapkan: Alloh, Alloh.”
Keyword : was-sa’atu yawma-idzin aqrabu
Abdullah bin Hawalah Al Azdi singgah di tempatku, lalu ia berkata kepadaku
…
Kemudian beliau berkata: “Wahai anak Hawalah, apabila engkau melihat kekhilafahan telah turun di bumi yang disucikan maka sungguh telah dekat bencana gempa dan berbagai kesedihan serta perkara-perkara besar. Al ‘izhamu was-sa’atu yawma-idzin aqrabu min nnasi min yadiyi hadzihi min ra-usika.
Keyword : Gunung Halimun
Kalian yang di sebelah barat! Carilah oleh kalian Ki Santang! Sebab nanti, keturunan kalian yang akan mengingatkan saudara kalian dan orang lain. Ke saudara sedaerah, ke saudara yang datang sependirian dan semua yang baik hatinya. Suatu saat nanti, apabila tengah malam, dari gunung Halimun terdengar suara minta tolong, nah itu adalah tandanya. Semua keturunan kalian dipanggil oleh yang mau menikah di Lebak Cawéné. Jangan sampai berlebihan, sebab nanti telaga akan banjir! Silahkan pergi! Ingat! Jangan menoleh kebelakang!
Dua hari yang lalu, seseorang dari Kami melaksanakan “shalat malam”, saat pelaksanaannya “cicak berdetak 8 kali” sehingga ia tidak menempuh yang 16 raka’at, diawali pula suara “bunyi air dalam galon”.dan disaat menjelang akhir pelaksanakan yang 8 raka’at, tiba-tiba “cicak berdetak 9”. Ia memutuskan untuk menjadikan menambah 1 raka’at menjadi 9. Namun saat bangkit, akan melakukan yang ke 9, tiba-tiba “bunyi air dalam galon” terdengar lagi. Sehingga ia tidak jadi melanjutkan yang ke 9. Setelah melipat “peralatan shalat”, ia berkeinginan untuk minum. Namun sayangnya “air dalam galon benar-benar kosong tidak ada isinya”.
yang jadi pertanyaannya adalah darimana “bunyi air galon” tersebut?
Al Baqarah 186 “Fa-inni qariybun”->
Tanda kebesaranNya bisa dalam bentuk apasaja.
Bukankah bila Dia berkehendak “Jadi”, maka “jadilah”. Yang demikian itu adalah sangat mudah sekali bagi Alloh, Dia Pemilik Kerajaan Langit dan Bumi
Hati-hatilah dan waspadalah kalian!!!(793words)
Mei 7, 2012 at 6:30 am
Keywords(qs 47:30)
Keywords : Laa taquwmus-sa’atu
Tidak bisa tidak, pasti terjadi dikehidupan yang nyata yang dapat digunakan sebagai tanda pengenal dijalanNya, dengan AjaranNya
Keywords : yawmal qiyaa-mati
Peristiwa Kebangkitan AjaranNya diAkhir Jaman yang dapat digunakan sebagai tanda penilaian pengabdian dijalanNya, dengan AjaranNya
disalin redaksinya sesuai “terjemahan mereka” :
[1]dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak akan bangkit Hari Kiamat hingga orang-orang muslim memerangi Turki[a], orang-orang yang wajah mereka seperti tameng yang ditempa, mereka memakai rambut, dan berjalan di atas rambut.[b]”
[2] dari Anas bin Malik dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Tidaklah terjadi Hari Kiamat hingga orang-orang saling membangga-banggakan masjid.”
[3] dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Barangsiapa menggauli isterinya pada duburnya, maka Allah subhanallahu wa ta’ala tidak akan melihatnya kelak pada hari kiamat.”
[4]dari Abu Ad Darda` dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Barangsiapa berjalan dalam kegelapan malam untuk melaksanakan shalat, maka Allah akan memberikan kepadanya cahaya pada Hari Kiamat.”
[5] dari Al Mughirah bin Syu’bah bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam apabila hendak pergi untuk buang hajat, maka beliau menjauh.
Penjelasan Kami :
[1a]kata “hatta yuqatila al muslimuwna at-turka” seharusnya “hingga perbuatan-perbuatan yang memiliki ketentuan langkah pandangan di jalan AjaranNya sudah bernilai at-turka(ta ra kaf)”
ta ra kaf ->seperti kata (tarakuw) di qs4:9 qs44:25 -> akibat apakah?
qawman wujuwHuHum Ka-majanna al muthraqati->
golongan,kelompok,partai atau (wajah pengabdian) yang sudah menjadi tradisi pengabdian dan melekat di kehidupan layaknya “perisai yang ditempa”.
yalbasuwna asy-sya’ara wayamsyuwna fi[y] asy-sya’ari->
pakaian pengabdian yang dikenakan dari para penyair ajaran mereka/pemimpin mereka secara turun temurun layaknya pemikiran ajaran mereka(rambut) yang berjalan diatas pemikiran ajaran nenek moyang mereka(rambut).
contoh nyatanya seperti penggunaan kata “tarbiyah” atau maksud mereka “pendidikan”.
kata “tarbiyah” itu berasal dari bahasa arab yang berlaku dikehidupan bukanlah berasal dari bahasa ‘arab yang berlaku pada Kitab AjaranNya.
Perbuatan seperti ini termasuk berkategori “andad(nun da da)” qs2:22,165
seharusnya mereka mengikuti kata “tadrusuwna(da ra sin)” atau hendaknya kalian gunakan metode rabbani(rabbaniyyina) qs3:79 dengan Al Qalam37. Sehingga seperti menempuh “pendidikan” pengabdian mengikuti ajaran “Nabi Idris(da ra sin)” di Maryam56.
Bukankah begitu seharusnya?
[2]fi[y] al masaa-jidi -> penulisan “sin” yang terpisah dari “ja da” menerangkan perbuatan yang terpisah atau tercerai berai atau berdiri sendiri. Dan bukankah sudah terlihat jelas, bahwa masing-masing kelompok saling membanggakan “institusinya” “pemimpinnya” “keilmuannya” disaat ini di jaman ini di akhir jaman ini?
Al Ankabut 41. Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.
Kasihan banget yah, sia-sia banget deh pengabdian mereka!!!
[3]itu terjemahan mereka sungguh “asal-asalan”.
istri jika ditulis dengan “alif mim ra” itu bermakna pasangan perwalian AjaranNya atau aurat waliNya. Kata “duburi-Ha” bermakna mengutamakan lewat jalur belakang. Contohnya seperti si”Fulan” pemimpin mereka, dan si”Fulan” mengikuti Ajaran waliNya. Maka perbuatan yang mengutamakan si”fulan” daripada Ajaran waliNya seperti perbuatan yang masuk “lewat dubur”.
berbeda penggunaannya dengan kata “istri” yang terbentuk dari barisan huruf ‘za wau ja”.
Hal ini kelihatan jelas diseluruh dunia, disaat mereka mengelu-elukan “kitab fiqh” kitab tafsir” made-in “jumHur ‘ulama” atau orang-orang alim versi mereka.
kata “Allah subhanallahu wa ta’ala” penulisan ‘arab pada haditsnya “Alloh ta’ala[y]”, dan hal ini membuktikan mereka tidak bisa membedakan makna kata :
Allah subhanallahu wa ta’ala, subhanallahu wa ta’ala,subhana wa ta’ala, Allah ta’ala.
Sudahkah memperhatikan Al Quran?
perbuatan pada [3] sama-saja dengan kategori [1] yaitu “andad(nun da da)”.qs34:33 qs39:8
[4] itu menghimbau kepada anda untuk mentegakkan Kemuliaan AjaranNya disaat ini, dijaman sekarang ini, diakhir jaman ini mengikuti anjuran “dukhanun mubiyn”qs44:10
[5] itu mengajarkan perbuatan, jika menulis atau meninggalkan jejak terkait berita AjaranNya, tidak perlu mencantumkan “nama asli” agar dikenang, atau populer. Yang terpenting “konten berbobot” bagi ummat generasi penerusnya. Gitu aja kok repot.
Masih merasa paling benar?
Fungsi Kebenaran itu Al Quran dan Hadits para WaliNya, dijaga dengan baik dan dengan kesungguhan hati walaupun “trend” yang berlaku pada peradaban kalian membencinya, tidak menyukai caranya.
inilah yang dimaksud dari kata “mukhlishiyna lahu diyn walaw karihal kafiruwna”.
ingatlah!!! Setiap orang menanggung “beban kesalahannya” masing-masing, segera tinggalkan cara pengabdian yang salah, jika ingin meraih Keselamatan bersama Langkah Kami. Pahami dengan teliti setelitinya qs17:15.
Mei 7, 2012 at 9:47 am
Fase Migrasi Ummat (Hudaibiyah)
Menghimbau dan menyarankan agar semua pihak yang melakukan pengabdian atasnama JalanNya dapat menahan diri dari segala perbuatan yang tercela dalam menyikapi berita peristiwa AjaranNya. Jika mendapati kekerasan dalam perkataan kami, maka sikapilah dengan bijak dengan memurnikan ketha’atan sebenar-benarnya Ketha’atan dalam Ajaran KitabNya WaliNya.
Fase Migrasi Ummat akan melalui proses “jiHad Al Kubro” yang serupa perjalanan Peristiwa Badr disaat awal diperkenalkan ke publik AjaranNya oleh waliNya bergelar “Muhammad saw”.
Apakah yang dimaksud dengan jiHadul Kubro?
Beliau menjawab: “Suara keras di pertengahan bulan Ramadhan, pada malam Jumat, akan muncul suara keras yang membangunkan orang tidur, menjadikan orang yang berdiri jatuh terduduk, para gadis keluar dari pingitannya, pada malam Jumat di tahun terjadinya banyak gempa. Jika kalian telah melaksanakan shalat Subuh pada hari Jumat, masuklah kalian ke dalam rumah kalian, tutuplah pintu-pintunya, sumbatlah lubang-lubangnya, dan selimutilah diri kalian, sumbatlah telinga kalian. Jika kalian merasakan adanya suara menggelegar, maka bersujudlah kalian kepada Allah dan ucapkanlah: “Mahasuci Allah Al-Quddus, Mahasuci Allah Al-Quddus, Rabb kami Al-Quddus”, kerana barangsiapa melakukan hal itu, niscaya ia akan selamat, tetapi barangsiapa yang tidak melakukan hal itu, niscaya akan binasa”.
kata “pertengahan” yang digunakan merujuk kepada qs73:3
Ramadhan dilambangkan sebagai Langkah Kebangkitan Keilmuan “Al Quran”.
Jumat dilambangkan sebagai perbuatan WaliNya dalam menghimpun ummat dalam dekapan AjaranNya dariNya MilikNya.
Shalat Shubuh itu seperti Shalat Nabi Nuwh yang memberangkatkan pengabdian menyambut datangnya Pertolongan Alloh.
ditambahkan suara dari “Siliwangi” agar lebih mudah memahami maksud dari perbuatan yang tersebutkan sebelumnya :
Kalian yang di sebelah barat! Carilah oleh kalian Ki Santang! Sebab nanti, keturunan kalian yang akan mengingatkan saudara kalian dan orang lain. Ke saudara sedaerah, ke saudara yang datang sependirian dan semua yang baik hatinya. Suatu saat nanti, apabila tengah malam, dari gunung Halimun terdengar suara minta tolong, nah itu adalah tandanya. Semua keturunan kalian dipanggil oleh yang mau menikah di Lebak Cawéné. Jangan sampai berlebihan, sebab nanti telaga akan banjir! Silahkan pergi! Ingat! Jangan menoleh kebelakang!
Dan Khusus untuk ummat yang berada dibawah kendali pihak Abuqital maka disarankan agar tetap berada dalam barisannya dengan tertib hingga qs65:1 Laa tadri la’alla Alloha yuhditsu ba’da dzalika amran atau Kami mendapati Pembangkangan Nyata dari pihak Abuqital dengan jajaran pimpinan yang terkait dengan Batas Waktu.
Bagi ummat secara Umum, yang berada diluar pihak abuqital, yang berada dalam kelompok, golongan atau partai,negara, hendaknya memperhatikan setiap perkembangan beritaNya, Khabar Akhir Jaman, hingga jelas langkah pengabdian yang harus kalian tempuh.
suara “jayabaya”;
ludahnya ludah api, sabdanya bertuah pada perbuatan nyata, yang membantah pasti mati
Ingatlah!!!
jangan bersikap berlebihan, maka berbuatlah dengan mulai menyebarkan segala berita terkait, sejauh mungkin, dengan translasi bahasa apasaja, namun tidak mengurangi “isi pokok” beritaNya.
hanya itulah yang bisa kalian lakukan saat ini, namun ianya dapat menyelamatkan kalian dari “Api Siksa” yang tak tertahankan, apabila kalian meremehkan berita peristiwa Akhir Jaman ini.
Salam Kewaspadaan, dan berhati-hatilah dalam bersikap.
Mei 8, 2012 at 8:02 am
shad lam wau vs ghain ya ra
bighayri hisab :-> tanpa batasan penilaian dari manusia, tanpa perlu campur tangan manusia, tanpa perlu persetujuan dari manusia, tanpa perlu kritik dan masukan dari manusia, tanpa perlu kendali pengetahuan tata pengabdian dari manusia :-> terserah Alloh, haqq Alloh, Hanya pada Kuasa Alloh perbuatan KetentuanNya.qs:2,212 qs3:27,37 qs24:38 qs38:39 qs39:10 qs40:40
bighayri al haqq:->tanpa Peedoman Perwalian sesuai KetentuanNya qs2:61 qs7:33,146 qs10:23 qs28:29 qs41:15 qs42:42 qs46:50
bighayri haqq:->tanpa wali yang sesuai KetentuanNya qs3:21,112,181 qs4:155 qs22:40
bighayri nafsin:->tanpa kejelasan pengetahuan yang mencipta peraturan, tanpa menggunakan sumber peraturan yang jelas qs5:32 qs 18:72 ->untuk apa berkelompok-kelompok dalam pengabdian jika tidak mengerti tata-cipta peraturan AjaranNya
bighayri ‘ilmin:->tanpa menggunakan sumber Fungsi Kebenaran “Al Quran dan Hadits WaliNya”.
qs6:100,108,119,140,144 qs16:25 qs22:3,8 qs30:29 qs31:6,20 qs48:25
bighayri sulthanin:->tanpa mengikuti langkah pengabdian WaliNya, tanpa KehendakNya qs40:35,56
bighayri hudan[y] mmina Allohi :->tanpa petunjuk Alloh atau mengikuti hawa-nafsu peradaban yang terselenggara dari manusia. qs28:50
bighayri ma aktasabuw :->tanpa kesungguhan membela dan menjaga kehormatan AjaranNya. qs33:58
bighayri ‘amadin tarawnaha :->Alloh meninggikan Pendirian Pandangan AjaranNya tanpa memerlukan “tiang-tiang” pemikiran, “bangunan-bangunan” pengabdian bersumber dari tradisi kehidupan manusia.qs13:2,qs31:10
ghain harus dengan “shad” -> terjaga langkah pengabdiannya
ya harus dengan “lam” -> lurus langkah pengabdiannya
ra harus dengan “wau”->terikat langkah pengabdiannya
shad lam wau -> Shalat ->keseimbangan mengikat,meluruskan, dan menjaga Ikatan Langkah Pengabdian diJalanNya yaitu Ajaran KitabNya dengan WaliNya.
hadits Abu Al ‘Abbas Sahl bin Sa’d Al Sa’idi ra. Pada “perang Khaibar”:
wa akhbiruHum bimaa yajibu alayHim min haqqi Allohi ta’ala fiyhi
fawallohi laa-an yahdiya Allohu bika rajulan wahidan khairun laka min humri an-ni’ami
jika mereka yang terjemahkan :
dan beritahukan kepada mereka tentang hak Alloh Swt. yang harus mereka laksanakan. Demi Alloh andaikan Alloh memberi petunjuk kepada seseorang lantaran ajakanmu, hal itu lebih baik bagimu daripada mendapat rampasan perang yang berupa ternak merah-merah(yang bagus-bagus).
cara membaca Kami :
min haqqi Allohi ta’ala fiyhi : gunakan sumber dari Kitab Alloh yang Tertinggi untuk tela-ah ketentuan pengabdian yang mereka terapkan.
wa akhbiruHum bimaa yajibu alayHim : dan khabarkan bagaimana pola-kerja pengabdian mereka
JAWABANNYA:
min humri an-ni’ami
pengabdian mereka seperti “hewan ternak yang diberi tanda merah” karena->
fawallohi laa-an yahdiya Allohu bika rajulan wahidan khairun laka
cipta Ikatan Alloh : tidak ada petunjukAlloh pada pengabdian mereka, sehingga tidak ada langkah kepemimpinan yang mempersatukan langkah pengabdian mereka.
“hewan ternak yang diberi tanda merah” itu seperti suara pada Al Fatihah7 : ghayri al maghdhuwbi alayHim walaadhdha-lliyn -> pengabdian yang menggunakan pola kepemimpinan sesat dan menyesatkan -> tanda kemurkaanNya melekat pada pengabdian mereka
hadits Ibn ‘Abbas ra tentang “Ingatlah, sungguh makhluk yang pertama kali diberi pakaian pada “yawma qiyamati” IbraHimu alaihi shshalatu wasshalamu” :
fayuqalu li[y] : innaHum lam yazaluw murtadiyn ala a’qobiHim mundzu faraqtaHum.
jika mereka yang terjemahkan :
kemudian diberitahukan kepada saya : Sungguh mereka telah murtad dari agama mereka sejak engkau tinggalkan mereka.
cara membaca Kami :
Bukankah mereka demikian adanya, yang bangga dengan “tiket merah” menuju Neraka yang sebenar-benarnya.
TIDAK ADA MANUSIA YANG SUCI, yang ada hanyalah pengabdian yang bersungguh-sungguh bertekad baja membela AjaranNya, memurnikan ketha’atan kepadaNya dengan menjaga KESUCIAN AjaranNya. Subhana Allohi Al Quduwsi
Mei 8, 2012 at 4:25 pm
Ashobiyah
“Laisa minnaa man da’aa ilaa ‘ashobiyyatin, walaisa minnaa man qootala ‘alaa ‘ashobiyyatin.walaisa minnaa man maata ‘alaa ‘ashobiyyatin.”
terjemahan “mereka/pada blog suatu kelompok” :
[1a]“Bukan dari golongan kami siapa saja yang mengajak kepada kebangsaan. Dan bukan pula dari golongan kami orang yang berperang karena kebangsaan. Dan tidak juga termasuk golongan kami yang mati karena kebangsaan.”
terjemahan “mereka/pada blog seseorang” :
[1b]Bukan termasuk golongan kami, siapa saja yang mengajak kepada ashobiyah (fanatik golongan, suku, bangsa, kelompok dsb, pokoknya selain fanatik Islam). Dan bukan termasuk golongan kami, siapa saja yang berperang atas dasar ashobiyah. Dan tidak termasuk golongan kami pula, siapa saja yang mati atas dasar ashobiyah.”
cara membaca Kami :
[2a]minna(mim nun nun) itu faham ajaran dengan curahan nikmat dan karuniaNya, sedangkan ashobiyah itu simbol pengabdian seperti agama islam, agama katholik, agama kristen, agama hindu, agama budha, agama kong- hu cu, faham ajaran lia-eden, faham ajaran kebathinan, faham ajaran kelompok,golongan,partai,negara berkedok agama dan yang sejajar perbuatannya.
da’aa(da ain wau)->menyeru -> serupa bersumpah-setia dalam pengabdian
qootala(qaf ta lam)->berperang-> serupa membela dengan pengabdian
maata(mim wau ta)->mati->serupa melaksanakan tujuan perintah pengabdian (mati rasa [akalnya] tatkala mengikuti perintah sesuatu yang menjadi pimpinan pengabdiannya)
dan sudah pasti seruan pembelaan mereka, tujuan pengabdiannya kepada simbol pengabdian yang mereka banggakan dan tujuan pengabdian mereka bukanlah kepada Alloh Azza wa Jalla yang menguasai ummat yang terdahulu hingga yang akan datang.
Al Islam itu jalan Ajaran para waliNya(Adam hingga Muhammad) yang seharusnya dijadikan Teladan pemikiran dalam pengabdian[qs33:21, qs60:6], bukannya malah dijadikan simbol pengabdian. Perhatikanlah kata “sin lam mim” yang bercorak penerapannya pada kalimat quran.
qs3:19 Inna addiyna ‘inda Allohi Al Islamu
terjemahan “mereka/ashobiyah” :
[1c]Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.
cara membaca Kami :
[2b]Sesungguhnya Pandangan dan Pendirian yang berlisensi Alloh: jalan Ajaran para waliNya
[1a][1b][1c] itu ya-juwja qs18:94 (yang mengawal berita ajaran tanpa ikatan waliNya) dan perbuatan yang mengikuti terjemahannya disebut ma-juwja
[2a][2b]itu ya-juwju qs21:96 (yang mengawal berita ajaran dengan ikatan) dan perbuatan yang mengikuti terjemahannya disebut ma-juwju
kata “lam ya sa” itu digunakan untuk “fase peralihan” antar generasi AjaranNya.qs6:30
sehingga hadits “ashobiyah” bisa-jadi bersuara seperti :
bukanlah termasuk faham AjaranNya jika menyeru/bersumpah setia kepada “Muhammad yang hadir lebih dahulu” daripada kepada “Muhammad yang hadir sekarang”.
qs95:8 alaysa Allohu bi-ahkami alhakiymina
Bukankah Alloh memerintahkan:
bi-ahkami : gunakan pedoman “Muhammad yang hadir lebih dahulu”
alhakiymina : kemudian ikuti langkah seruan perintah “Muhammad yang hadir sekarang”.
-> ha kaf mim : hukman ‘arabiyan [qs13:37]Peraturan Pokok Perwalian “Penyair AjaranNya”.
Kami tutup dengan qs2:256
Laa ikraHa fi[y] ad-diyn qad ttabayyana ar-rusydu mina al ghayyi
-> dengan “bahasa gaul” :
tidak perlulah anda semua berpolemik, bersikap pro dan kontra tentang Pendirian WaliNya, kan sudah diterangkan dengan jelas perjalanan berita sesuai syari’at AjaranNya, yang terbentuk dengan memperhatikan kesesatan-peradaban dikehidupan anda-semua.[44,7]
Mei 9, 2012 at 1:34 am
Manusia dan batu
qs2:24, qs66:6 waquwduHa an-nasu wa al hijarahu
Kami mulakan dengan logika empat burung [qs2:260] :
tempat pengabdian : yang pokok [1]dan yang mengikutinya[2]
tujuan pengabdian : yang pokok [3]dan yang mengikutinya [4]
[1][2]qs87:19, [3][4]qs61:14
[1][2][3][4] itu seperti pergerakan “awan perubahan” qs27:88
mengapa burung[tha ya ra]? Jika hanya menggunakan satu sayap maka tidak bisa terbang atau tidak memiliki keseimbangan “sikap pandangan” antara menerbangkan “pijakan pemikiran” dan “nasib/prediksi pemikiran” qs7:131 yaththayyatuw, thaa-iruHum. Oleh sebab itu gunakanlah “kalung-kalung pemikiran” pada kitabNya qs17:13 thaa-irahu
[1][2] lembaran KitabNya -> pijakan Pemikiran -> tempat ->rumah [ba ya ta] -> Pertolongan Alloh
[3][4]Ajaran waliNya -> nasib/prediksi Pemikiran -> tujuan -> kubur [qaf ba ra]->Perlindungan Alloh
keywords : Laa taquwmus-sa’atu
dari Anas berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Kiamat tidak akan terjadi hingga di bumi tidak ada yang mengucapkan: Allah, Allah.”
Realitas di Kehidupan
rumah mereka : bersumber pemikiran Kitab/Ketetapan Golongan, Kelompok, Partai, Negara
Kubur mereka : mengunakan pemikiran pengabdian pemuka/pemimpin/orang alim mereka
Syirik[sya ra kaf] itu “bahasa gaulnya” seperti SELINGKUH Pemikiran dalam Pengabdian. Atau tidak bersyukur[sya ka ra] dengan segala apa yang diberikanNya. Untuk tindakan seperti ini “no sorry for this” qs4:48
Ingatlah!!!
jika masih hidup dirumah, masih ada “pilihan” pertolongan, namun jika sudah mati di “kuburan” maka sudah pasti tidak ada “pilihan” perlindungan.
qs61:14->jika diseru untuk menolong waliNya untuk menjaga kemurnian “pijakan Pemikiran” AjaranNya, harus bersikap “segera”, jangan diam saja seperti pemimpin sesat dan menyesatkan yang bersikap diam seperti “batu”.
pemuka/pemimpin yang sesat dan menyesatkan itu seperti “patung batu”, yang tidak dapat dimintakan pertolongan dan perlindungan saat anda semua sudah menjalani proses “kuburan”. Karena hanya Alloh, Dia tempat Pertolongan dan Perlindungan yang sebenar-benarnya.
Kami PASTIKAN, pemuka/pemimpin golongan, kelompok, partai, negara yang bernafas saat ini yang mengabdi dengan Mengatasnamakan “Al Quran”, Mengatasnamakan “Muhammad saw”, Mengatasnamakan Jalan Alloh, pola perbuatannya yang sungguh melampaui batas kewajaran tatanan AjaranNya, dan mereka semua adalah SESAT dan tidak akan SELAMAT dari siksaNya.
manusia->an-nas [nun wau sa] itu seperti jalan pengabdian di dunia atau saat ini, detik ini juga, berupa golongan, kelompok, partai, negara yang SESAT dan Menyesatkan
batu->al hijarahu[ha ja ra] itu seperti pengarah pengabdian di dunia, saat ini, detik ini juga, berupa pemuka, pemimpin, orang alim, ustadz ,kyiai, ‘ulama buruk, da’i, habib yang Sesat dan Menyesatkan
dan jika anda semua yang berada dibelakang kendali/kendala mereka, dan tidak mau berubah menjadi baik dengan mengikuti langkah Kami, Penyair AjaranNya di Akhir Jaman ini, maka mintalah perlindungan mereka jika sudah sampai pada proses “kuburan”. Mereka saja SESAT, bagaimana bisa mendapat Pertolongan dan Perlindungan dari Alloh.
Al Baqarah [ba qaf ra]->Pijakan Pokok Pemikiran Kitab
qs2:23,24 Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuatnya dan pasti kamu tidak akan dapat membuatny), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.
at-tahrim[ha ra mim]-> batasan perbuatan dalam pengabdian
qs66:6 Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Mei 9, 2012 at 4:14 am
Lembar pengabdian
Nun Sya Ra -> lembaran pengabdian yang terserak,bertebaran dan berkembang biak dibumi pengabdian seiring perjalanan AjaranNya yang memiliki “konten” tentang Kebangkitan AjaranNya.
[terdapat 21 kata yang dipergunakan “nun sya ra” pada quran]
[1]qs52:3,qs74:52 “mansyurin” -> sudah dalam kondisi diberi tanda baca pengucapan.[kode visual]
[2]qs17:13 “mansyuran” -> sudah dalam kondisi diterjemahkan pada kehidupan.[kode verbal]
dan pelaksanaan perbuatannya bernilai khusus, atau daya eksekusi “kodenya” terbatas lingkup pelakunya sehingga seperti kode rahasia/tersembunyi atau bernilai tipu-daya
->kaf ya da [prototype kode visual]+ mim kaf ra [prototype kode verbal]
kaf ya da -> terdapat 35 kata yang dipergunakan “kaf ya da” pada quran
mim kaf ra -> terdapat 44 kata yang dipergunakan “mim kaf ra” pada quran
penerapan penggunaan pada quran :
[3]tempat/kitab/peraturan : kaf ya da -> ath-thuwr 42, ath-thariq 15,16
[4]pelaku/wali/seruan/perintah : mim kaf ra -> Ali Imran54, Al Anfaal30
silahkan diperhatikan pada realitas Kehidupan saat ini terkait perbuatan [1]dan[3] serta eksekusi [2][4], agar lebih mudah memahaminya.
dipersingkat penjelasannya.
mereka yang diluar sana berteriak lantang tentang “Kebangkitan AjaranNya” dengan suara “khalifah akhir jaman” atau suara yang sejajar maksud dan tujuan beritanya.
yang jadi pertanyaannya adalah apa itu khalifah?
siapakah yang seharusnya memulai proses “khalifah” itu?
apakah “khalifatulloh al maHdi” itu lebih dari satu orang?
apakah ada kedudukan yang lebih tinggi selain daripada “khalifatulloh Al maHdi”?
bagaimana wujud perbuatan “khalifatulloh Al maHdi” menurut pandangan quran?
bighayri ‘amadin tarawnaha :->Alloh meninggikan Pendirian Pandangan AjaranNya tanpa memerlukan “tiang-tiang” pemikiran, “bangunan-bangunan” pengabdian bersumber dari tradisi kehidupan manusia.qs13:2,qs31:10
[5]surat 13 -> Alif lam mim ra -> perbuatan beritaNya -> alif mim ta
[6]surat 31 ->Alif lam mim ->perbuatan pelaku beritaNya -> alif mim ta
[7]Muhammad saw awal jaman
[8]Muhammad saw akhir jaman
“alif mim ta” pada [5] perbuatan [7] yang memimpin [8]
“alif mim ta” pada [6] perbuatan [8] yang memimpin [7]
Muhammad itu Penyeru Ajaran Suci MilikNya yang mewakili nama-nama terbaik dalam jajaran WaliNya, NabiNya, RasulNya.
Al Hujuraat1,2,3 (beranda pengabdian hati)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari.
Sesungguhnya orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.
dan Kami cukupkan, “segera” itu lebih baik dan sungguh bernilai Selamat
Alloh, Dia Yang berhak menentukan batas waktu perjalanan Kami, dan Kami menyadari kemampuan Kami batasnya hingga sampai disini.
Mei 10, 2012 at 10:00 am
Peringatan terakhir
yaasin itu “jantung Al Quran”, dan jantung itu adalah “Ahli Badri” sekaligus Habibulloh yaitu Muhammad saw. Estapeta kepemimpinan AjaranNya yang pokok “alif mim ta” alif mim ta”,
Muhammad saw yang datang terdahulu, dan Muhammad saw yang datang terkemudian.
Pengabdian kalian semua diseluruh dunia sudah tanpa mengikuti “peredaran darah” yang menuju “Jantung Al Quran”. Maka kalian semua diseluruh dunia sudah dianggap tidak ada amal yang dapat dijadikan bekal kelak saat menghadapNya.
Ingatlah!!!
hukum jongkok tanpa hitungan waktu selesainya dan tanpa minum dan makan, dan kemudian dihidupkan, dan kemudian dimatikan, dan begitu seterusnya.
bagi kalian-semua yang berada didalam golongan,partai,negara dibelahan bumi apapaun dimanapun dan siapapun pemimpinnya, tidak terkecuali yang menggunakan nama “NII”, maka kelak akan mendapatkan rasa Hukuman serupa “HUKUM JONGKOK”.
qs24:51,52,53 ->hanya mengikuti langkahku yang membawa Aaran para WaliNya, hanya itu dengan cara itu saja, kalian semua dapat selamat.
dan segeralah keluar dari rumah yang sesat dan menyesatkan seperti yang tersebutkan diatas.
Aku tantang siapa saja, pemuka/pemimpin yang berkedok Al Quran dan Muhammad saw, silahkan buktikan jika anda semua dapat lepas dari siksaNya yang dua kali lipat hebatnya. Karena anda semua lebih parah perbuatannya, Al Fahisyah, zinna, dan sudah pasti Al Munafiquwna,Al Munafiqatu.
At-Tawbah 67. Orang-orang munafik [pemimpin pandangan] dan [pemimpin pendirian] sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma’ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik.
qs6:63. Katakanlah: “Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah diri dengan suara yang lembut (dengan mengatakan: “Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur”.
aku tutup dengan salam perpisahan bersurat Ali Imran66
Beginilah kamu, kamu ini (sewajarnya) bantah membantah tentang hal yang kamu ketahui, maka kenapa kamu bantah membantah tentang hal yang tidak kamu ketahui? Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.
wallahu?sudah pasti adalah Kuasa WaliNya atas kehendakNya, Muhammad saw yang hidup dan bernafas di saat ini, dijaman sekarang ini, diAkhir Jaman ini.
Berjayalah Indonesia, Tanah Suci Akhir Jaman.
Mei 10, 2012 at 12:53 pm
Tangisan hari Jum’at
aku, sendiri disini, dibumi Indonesia, tegak berdiri, dan akan terus tegak berdiri mengabdi kepadaNya hingga kelak nafas terhenti. Dan kini aku menangis dalam tulisanku, mengingat, mengenang dan menyaksikan, banyak orang disekitarku, tidak mengenal secara baik ajaranNya. Mereka ditipu, disesatkan oleh pandangan pemikiran yang berlaku hingga saat ini, yang dipancarkan oleh para pemuka dan para pemimpin mereka yang beraksi penjahat terbesar AjaranNya.
mereka menyebutnya dengan “murottal”, mereka hanya tau dari mulut ke mulut, mereka membeli pelat bersuara dengan tulisan “murottal Al quran”. Mereka tidak mengerti, jika sedang dalam terjebak “kesesatan pandangan dalam pengabdian” atau ghamarati al mawti. Mereka secara tidak sadar telah terikat dengan kebiasaan yang sesat dan menyesatkan, sehingga “dosa” mereka adalah ikut melestarikan kebudayaan sesat.
Mengapa demikian? Nabi dan RasulNya tidak pernah mengajarkan kata “murottal” dalam bentuk penulisan berbahasa ‘arab. Karena quran hanya menuliskannya sebanyak empat kata pada dua ayat, yaitu dengan barisan huruf “ra ta lam” qs25:32 warattalnahu tartilan qs73:3 waratiyli al qurana tartilan. Kedua ayat tersebut perbuatannya adalah bermakna khusus, hanya dapat dilakukan dengan pelaku khusus. Atau suatu yang memiliki batasan cipta serta langkah perbuatan dan pelaku khusus yang tersebutkan pada Al Israa33 “llati haramulloh”. Perbuatan ini hanya untuk seseorang yang berderajat tertinggi dalam AjaranNya atau Tokoh yang Utama dalam AjaranNya. Siapakah ianya? Sudah pasti Muhammad saw.
Bagaimanakah maksud dari qs25:32? Ianya serupa perjalanan tulisan, yang berbeda, terkesan asing, tidak dikenali cara keilmuannya dikehidupan yang berlaku hingga kini. Dan tulisan itu terus-menerus memberitakan berintonasi lembut, datar maupun keras, yang terkesan angkuh dan sombong. Serupa dengan maksud awal “ra ta lam” yaitu pengabdian yang melancarkan arus berita AjaranNya. Namun fasenya adalah dipimpin oleh himpunan berita AjaranNya untuk mengajak orang-orang disekitarnya kembali kepada “pandangan dan pendirian” kitabNya waliNya.
dan bagaimanakah maksud qs73:4? atau lebih dari seperdua itu…yang bermakna seperti suara “mulailah memimpin langkah ajaranNya”.sehingga fasenya adalah memimpin dan mewakili Ajaran KitabNya WaliNya. Inilah yang makna sesungguhnya “barang siapa yang membaca surat al kahfi maka akan disinari cahaya antara dua juma’at.”[surat itu seperti lembaran perjalanan ajaranNya][al kaHfi itu lorong waktu ajaranNya].
dan akupun seakan semakin ingin menangis, tatkala sikap mereka yang menyaksikan peristiwa kalimatNya, tidak segera mengikuti langkahku. Sementara mereka yang lainnya, diluar sana sedang tidak menyadari perbuatan maksiat, dengan memandang indah perbuatannya yang mereka anggap baik padahal bernilai sangat buruk serupa dengan perbuatan bersuara kata “murottal”. Perbuatan tersebut dikenal dengan panggilan “shalat jum’at”.
“sayyidu al ayami” al jumu’ati begitu kata Rasula Allohi saw. Pemimpin tertinggi berita ajaranNya dikala itu yang mengucapkannya, untuk suatu berita dimasa datang[taquwmus-sa’atu yang sudah tanpa Laa]. Tuan segala hari, sedang “hari” adalah sarana waktu terkait aktifitas dan kreatifitas pengabdian yang seperti mengikuti “tuannya”. Dan siapakah tuannya dikala itu? Sudah tentu yang dipanggil dengan kata “Muhammad saw”. Dan siapakah tuannya dimasa datang yang sesuai dengan ucapan tuannya dikala itu? Siapakah ianya? Bukankah yang dia akan serupa penggunaan panggilannya dengan tuannya dikala itu? Ya, ianya yang menampakkan diri dengan nama “Muhammad saw”. Inilah sesungghnya yang dimaksud dengan “budak” yang melahirkan tuannya”, atau si penggembala yang mengatur dan menggiring kambing hingga ke puncak-puncak gunung keilmuan AjaranNya, dan melempar tongkat yang bersuara seakan berduri tajam bagi pendengarnya.
dan apakah maksud Al jumu’at ? diterangkan dibaris-akhir haditnya dengan perkataan “dan hari itu kiamat terjadi, maka tidak ada Malaikat yang selalu bertaqorrub, tidak juga Langit, Bumi, Angin, Gunung serta Lautan melainkan mereka semua merindukan Hari Jum’at.”
Al jumu’at itu istilah yang diberikan untuk tuannya seperti Budak angon begitu kata “siliwangi”, bocah angon begitu kata Ki Ha ja ra dewa-antara, putra bethara indra begitu kata “jayabaya”, satrio piningit begitu kata “ronggowarsito”, isa ibn maryam, al maHdi, atau yang tersebutkan dengan suara tuannya dikala itu : namanya seperti namaku, nama ayahnya seperti nama ayahku.
dan aku hanya berharap agar Dia, menyelamatkan ummatNya yang sungguh benar mengabdi dengan kesungguhan pengabdian diJaman ini, disaat ini, di Akhir Jaman ini. Agar dengannya tangisanku terhenti dengan sedikit tawa dalam kebahagianku.
ingatlah, jum’at adalah bisa bermakna nama hari, dan ahad 27 rajab bisajadi hari Kebangkitan AjaranNya dengan keberadaan tuannya dimasa yang akan datang.
maukah berserah diri kepadaNya dengan “puasa rajab”? atau maukah terikat langkah pengabdian dengan tuannya yang akan datang dibulan rajab?
Aku hanya memohon kepadaNya, Keselamatan ummat yang berada dibalik para pemuka,pemimpin sesat yang sudah jelas dan nyata berbohong dan durhaka KepadaNya, namun masih juga mengatasnamakan kelompok, golongan, partai, negara, atasnama jalan pengabdian Al Islam.
Ingatlah, ‘ilmu Alloh meliputi segala sesuatu, jika kalian masih tetap membenarkan pemuka,pemimpin yang sesat, maka sama saja perbuatannya dengan mereka.
dan salam perpisahan dariku, semoga kelak ada yang menggantikan kepemimpinan bersama dalam Keagungan AjaranNya.
Allohu Akbaru, Allohu Akbaru, Allohu Akbaru
Mei 10, 2012 at 1:59 pm
Bukalah pintuNya
begitulah ‘Isa saat mengucapkan shalat kepemimpinan diwaktu shubuh, diwaktu awal memberangkatkan sujud pengabdian kepadanya.
tanda akhir penulisan pengabdian Al Baqarah258 : Ibrahim berkata: “Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat,”
Maksudnya seperti tulisan “sayyidu ayyami al jumu’ati”, yang seperti “Gagak” memberitakan cara menguburkan Kepemimpinan AjaranNya,qs5:31 atau serah Kepemimpinan Ajaran, “dari tuannya dikala itu” dengan “tuannya yang akan datang”…
atau seperti terjemah-sunda “siliwangi” : Yang ditemui hanya gagak yang berkoar di dahan mati. Dengarkan! jaman akan berganti lagi, tapi nanti, Setelah Gunung Gede meletus[tuannya dikala itu], disusul oleh tujuh gunung[tuannya yang akan datang]. Yang juga seperti perkataan “sab’an mmina al matsani” yang berada disurat “Kalender AjaranNya” atau Al hijr87
dan itulah maksud dari suara “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tanda hari kiamat pertama yang akan muncul adalah terbitnya matahari dari arah barat, atau keluarnya dabbah kepada manusia di waktu dhuha. Mana pun dari keduanya muncul pertama kali, maka yang lain akan segera menyusul.” Abdullah berkata -sambil membaca buku-, “Aku kira yang pertama kali akan muncul adalah terbitnya matahari dari arah terbenamnya.”
dan apakah yang dimaksud dengan dabbah itu? Ianya adalah Tongkat Kepemimpinan Tertinggi pada AjaranNya yang dijelaskan dengan “falsafah lalat”.
qs22:73 Sesungguhnya segala Penyeru selain [made-in] Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menghormati dan amat lemah yang dihormati.
qs22:74 Mereka tidak mengenal Ketentuan Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
dan aku cukupkan, dan aku sarankan kepada seseorang yang menggunakan inisial “MYT”, segeralah buka Pintu PerintahNya. Bergegaslah dan beranjak berdiri, laksanakan “shalat awwabin”, agar dapat segera tersebar berita AjaranNya diakhir jaman ini. Namun sebelumnya “mandi junub” terlebih dahulu.
Allohu Akbaru walillailhamd[qs2:94]
Mei 10, 2012 at 10:47 pm
Puluhan SinggasanaNya
[1]mengapa “ain sya ra” adalah yang harus berada dalam “ain ra sya”?
“ain sya ra” bisa berarti kawan berita, golongan pemberitaan, sepuluh[pintu berita], duapuluh[langkah berita], puluhan [pintu langkah berita]
“ain ra sya” bisa bermakna Singgasana berita perjalanan AjaranNya [al ‘arsy qs13:2 qs85:15], atau sarang legenda tutur waliNya [ya’risuwna qs7:137, qs16:68]
Dijelaskan pertanyaan [1] dengan kata ‘asyran pada Al Qashash27.
delapan tahun disempurnakan sepuluh [tahun],adalah yang menjelaskan cara melakukan “hujjah” atau cara mengumpulkan, menguatkan perjalanan berita AjaranNya, yang diwakili dengan misal kata : delapan[tsamaniya] tahun[hijajin]. Apakah maksud dan tujuan: disempurnakan sepuluh [tahun]?
sepuluh untuk mengingatkan kepada pelaku yang sedang mengumpulkan kayu-AjaranNya dipundak pengabdiannya, haruslah mengikuti kawan-pemberitaan berpintu dari waliNya. Sehingga lebih menguatkan ikatan kayu pemberitaan AjaranNya menjadi lebih sempurna atau perbuatannya berunsur dua“mim” [mengikuti yang pokok :Asas keutamaan qs11:3 fadhlin fadhlahu].
* memiliki hubungan kata “tamim” “syu’aib” terkait tanda akhir jaman
dan tunda penjelasannya sementara waktu
sab’atun yuzhilluHum Allohu :
Penciptaan Naungan Singgasana berita AjaranNya dijalan Alloh
dan tunda penjelasannya sementara waktu
Al Quran itu menggunakan bahasa pengabdian yang terikat kuat dengan Langkah Sujud WaliNya, sehingga tidak bisa dipelajari secara “kurikulum pendidikan” dalam intitusi pengajaran versi akal-akalan manusia. Jika terlanggar, maka akan menimbulkan “kekacauan” dalam penterapan pengabdian diJalanNya.
Karena Al Quran bisajadi adalah Muhammad saw, karena ‘ilmu Alloh meliputi segala sesuatu yang sejajar dengan pelaksanaannya.
Segeralah tinggalkan, golongan, kelompok, kaum yang sesat yang berada dalam partai, negara yang bermuatan pemuka, pemimpin yang menyesatkan AjaranNya. Ingatlah, setiap “kesalahan” atau dosa pengabdian, adalah tanggungjawab masing-masing pelaku. Gigitlah dengan kuat saat ini, tujuan pengabdian hanya kepada Alloh. Dimana Ajaran Alloh ditinggikan, disitulah hamparan bumi waliNya harus dijunjung. Tanah Suci Akhir Jaman adalah Indonesia yang sebagai bumi ‘arafah yang memberikan sinar terang hari-hari AjaranNya[hari NaHr]. Laa illaha ilaa Alloh
dan tunggulah KeputusanNya.
Mei 11, 2012 at 10:24 am
Lebih dari Bintang
gajah didepan mata tidak tampak, semut disebrang lautan tampak
qs56:37 ‘uruban[ain ra ba] atraban[ta ra ba] : yang penuh cinta, yang sebaya :
“yang penuh cinta” akan terlaksana dengan menggunakan hati yang hidup[dinamis] dan dikuatkan dengan “ain ra ba”yang menghubungkan kata al ‘arabi yang menjelaskan maksudnya sebagai sesuatu yang dilaksanakan dengan bahasa pengabdian.
“yang sebaya” dipahami kelanjutan maksudnya sebagai bagian dari kata “ta ra ba” yaitu tanah pengabdian. Dan karena diawali perbuatannya dengan “hati yang hidup” maka menghubungkan maksud kata “yang sebaya”, dengan makna tambahan kata : sesuai jamannya, sesuai waktunya.
seperti semut-semut yang mencari jejak perjalanan untuk membawa “makanan pemahaman” menuju sarang-sarangnya, yang digunakan sebagai tempat tujuan pemikiran. Dan kemudian seekor semut seakan memohon dengan perkataan “ya rabbi, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku..”[qs27:19]. sehingga ianya memperoleh jejak perhubungan berupa “petunjuk pemahaman” untuk menuju sarang-sarang Pemikiran.
dan seekor semut itu memperoleh petunjuk berupa : [1]kata “al tharfi atrabun” qs38:52 dan [2]kata “kawa’iba atraban” qs78:33
pemimpin semut menjelaskan [1]-> al tharfi adalah bagian makanan [tha ra fa] yang bentuknya bisa-jadi berupa : tepi-tepinya, ujung mata, pandangan, kedua tepi, segolongan [ali imran127], saat menepi/menetap->waktu-waktu [thaha130]
dan juga menjelaskan [2] ->kawa’iba adalah bagian makanan [kaf ain ba] yang bentuknya bisa-jadi berupa : Ka’bah[Al Maidah 95,97], kedua mata-kaki [Al Maidah6], gadis remaja[shad52]
dan para-semut seolah mengangguk, tanda memahami hubungan bagian makanan yang harus dibawa dan dijadikan bekal-petunjuk menuju sarang yang menjadi tempat Makanan Pemikiran
seekor semut akhirnya menjelaskan maksud kata : ‘uruban atraban adalah suatu pola-pemikiran yang menggunakan “bahasa pengabdian secara hati” yang berlangsung di “tanah pengabdian yang dicinta” dengan kesetaraan waktu atau dijamannya. Sementara itu “tanah pengabdian” juga memiliki hubungan dengan kriteria pandangan KitabNya yaitu [1][2].
ujung-mata pemikiran yang diperoleh adalah “tanah pengabdian” bisa terhubung dengan “ka’bah” jika menggunakan [3] prinsip ‘Ilmu Allohmeliputi segala sesuatu yang sejajar tata-pelaksanaannya.
[3] itu Keilmuan Langit tingkat 5 : walaa yuhiythuwna bisya-in mmin ‘ilmihi illaa bimaa syaa-a
Sehingga diperoleh hasil bahwa : “tanah pengabdian” itu sama dengan Ka’bah, dengan memiliki hubungan tempat pelaksanaan pengabdian di kedua-tepinya yaitu yang terdahulu dan yang terkemudian yang berfungsi sebagai letak kedua mata-kaki AjaranNya yang jamannya serupa dengan “gadis remaja”.
pemimpin semut berkata : inilah yang dimaksud perjalanan 27Rajab, atau Surat An Naml yang memiliki Kekuatan[rajib] pasukan pemahaman untuk membawa Petunjuk Pemikiran menuju jaman Keagungan[rajab] AjaranNya.
dan seekor semut menyeru dengan rasa haru: Maha Bijaksana Alloh yang menentukan dengan Ajaran KitabNya WaliNya bahwa “tanah pengabdian” diAkhir Jaman adalah Tanah Suci Indonesia
Ar-Rad41 Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami mendatangi daerah-daerah (mereka), lalu Kami kurangi daerah-daerah itu (sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya? Dan Allah menetapkan hukum (menurut kehendak-Nya), tidak ada yang dapat menolak ketetapan-Nya; dan Dia-lah Yang Maha cepat hisab-Nya.
Al Anbiyaa 44. Sebenarnya Kami telah memberi mereka dan bapak-bapak mereka kenikmatan (hidup di dunia) hingga panjanglah umur mereka. Maka apakah mereka tidak melihat bahwasanya Kami mendatangi negeri (mereka), lalu Kami kurangi luasnya dari ujung-ujung tepinya/segala penjurunya. Maka apakah mereka yang menang?
dan itulah makna semut disebrang Lautan IlmuNya tampak karena tidak mengikuti kebiasaan “Gajah/Kelompok berbelalai kesesatan,yang Gendut lagi Besar Kebohongannya” yang penuh omong kosong, yang penuh kedustaan, yang sesat dan menyesatkan banyak manusia dengan “prasangka Keilmuan akal-akalan mereka” dan mengatasnamakan AjaranNya Yang Suci.
Al Fiil1,2,3,4,5
#Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Ajaranmu telah bertindak terhadap tentara bergajah,
#Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia?
#dan Dia mengirimkan kapada mereka burung[Keilmuan] yang berbondong-bondong [membawa pemahaman pandangannya],
#yang melempari mereka dengan batu [pemikiran]yang berasal dari : tanah yang terbakar[sijjiylin]-> pengabdian yang mengikuti tradisi pemikiran/kebiasaan peradaban peninggalan nenek moyang
#lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).-> Lembar daun pengabdian mereka dimakan Keilmuan Semut Yang Kokoh.
An-Naml82
Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis daabatan[ya semut, ya lalat, ya nyamuk, ya gajah, ya burung] dari bumi[AjaranNya] yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.
suara “lalat” qs22:73->
masihkah ada yang berani mengaku sebagai pemuka/pemimpin ummat yang mengatasnamakan Al Quran, Muhammad saw, atau mengatasnamakan Jalan Alloh Yang Agung?
dan kalau sudah menyadari bahwa anda SESAT, lalu mengapa, lantas kenapa, tidak segera melakukan proses “tawabatan nashuha”qs66:8
suara “nyamuk” ->ingatlah gajah-> Kelompok berbelalai kesesatan,yang Gendut lagi Besar Kebohongannya->Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sungguh pada hari al qiyamati akan datang seseorang yang berbadan gendut namun di sisi Allah timbangannya tidak dapat melebihi berat sayap seekor nyamuk. Bacalah ayat; …dan kami tidak memberikan penimbangan terhadap (amal) mereka pada hari al qiyamati, (Al KaHfi: 105)
dari Ibnu Abu Nu’m dia berkata; saya pernah menyaksikan Ibnu Umar bahwa dia ditanya seorang laki-laki tentang darah nyamuk, Ibnu Umar bertanya; “Dari manakah kamu?” laki-laki itu menjawab; “min aHli Al iraqi [ain ra qaf].” Ibnu Umar berkata; “Lihatlah kepada orang ini, dia bertanya kepadaku tentang darah nyamuk, sementara mereka telah membunuh cucu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dan saya mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Huma rayhanati min ad-dunya”.
Al iraqi [ain ra qaf] : memahami “ra” itu harus dengan Pintu Sembilan[qaf ba lam] : qibla[langkah KitabNya], yang mengikuti qablu [Langkah Ajaran para WaliNya], sehingga “ra” nya menjelaskan maksud dan tujuan kata Al ‘iraqi : yaitu Langkah Akhir Jaman : Tanah Suci Indonesia
Huma rayhanati min ad-dunya : Keduanya adalah kesayanganku diKehidupan AjaranNya.
keduanya itu ya tuannya yang kala itu, ya tuannya yang akan datang
*dunya[da nun ya] harus diawali dengan diyn[da ya nun] sehingga menyikapi perjalanan AjaranNya secara pemikiran, dapat mengenali Pendirian Pemikiran WaliNya
dan ditutup dengan kata “Al Sijilli” [sin ja lam] terkait AlFiil4[sijjiylin]
Al Anbiyaa104[Langkah Pandangan Para Nabi]-> Yaitu pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran – lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya.
Siapa yang melaksanakannya?siapakah yang sedang mewakili Kami?siapakah yang sedang mewakili pandangan para Nabi?
dan suara penutupnya : sedikit “haHaha” dan banyak “HuhuHu”
Mei 12, 2012 at 2:49 pm
ManHaj ala Nubbuwah
ianya adalah Perilaku,Sikap dan Pendirian dikehidupan nyata dalam pengabdian kepadaNya yang mengatasnamakan Ajaran KitabNya, WaliNya.
ManHaj itu bagian dari perjalanan makanan [wau Ha ja] yang tuturkan pada an-naba13 : dan Kami jadikan pelita[sirajan] waHHajan[yang amat terang] dan Al Maiidah48 … Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan wa-minHaajan[jalan yang jelas]…
apakah maksudnya?dimulai dengan Perilaku :
Keinginan hati yang sungguh-sungguh untuk selalu dalam dekapanNya saja adalah yang terkandung dibalik tabir-kata yang bersuara [tuminuw billahi wahdahu],jadi “beriman kepada Alloh”, bukanlah perbuatan kepada nama-kata yang tertulis, yang tersebutkan, pada kitabNya, namun karena yang terkandung dibalik “tabir-kalimatNya” itu tujuannya untuk menjaga Kehormatan AjaranNya.
Teladan Kepemimpinan qs60:4; melanjutkan tabir-kata [tuminuw billahi wahdahu],
terkecuali kesungguhan IbraHim kepada dekapan perilaku Nenek Moyangnya.[illa qawla IbraHiym li-abiyhi]. Mengapa banyak yang tersesat dalam menterjemahkannya? Karena mereka “buta-hati” dalam memahami AjaranNya, sehingga tidak dimampukanNya untuk mengikuti Suri Tauladan AjaranNya. Oleh tuan AjaranNya dikala itu, perilaku ini ditandakan dengan simbol Suri Teladan IbraHim, sebagai tanda Peristiwa Kehormatan AjaranNya.qs37:108, yang berjasa dengan tidak menyembelih “nama-besar” untuk keturunannya dengan hal pokok yang terkait AjaranNya.
Sehingga Tuan dikala itu yang menuliskan berita-AjaranNya, dengan sikap[mengikuti jejak langkah] dan Pendirian[melanjutkan kehormatan langkahnya] :
menggunakan simbol nama “Muhammad” untuk mewakili tuannya dikala itu dalam melanjutkan perjalanan AjaranNya. Untuk menghindari “Penghormatan berlebihan” dari para pengikutnya yang dituangkan dalam tabir-kata qs3:80 dengan qs33:40 sebagai kalimat taqwa qs48:26 yang didedikasikan bagi penerus AjaranNya, agar kelak tuannya yang akan datang menggunakan simbol nama “Muhammad” dalam mentegakkan dan Memuliakan AjaranNya.
revisi ajaranNya ->“radiyallohu anhu” _> terhadap suara dari hadits,
namanya seperti namaku[Muhammad], nama ayahnya seperti nama ayahku[IbraHim]
matahari terbit[tuannya yang akan datang] dari tempat terbenamnya[tuannya dikala itu]
terkait kata “sirajan” qs33:46 terkait juga dengan kata “waHHajan”qs78:13 dan dilanjutkan dengan kata “naHjan”dari suara waliNya;
Demi Allah, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau tidak meninggal[mim wau ta] hingga meninggalkan jejak [taraka as-sabiyla]naHjan[wau Ha ja] wa dhihan[penjelasannya berlanjut dengan keterangan yang datang kemudian->
dan terkait surat Al Insan[kode cicak] yang dijalankan satu langkah dengan “siti jenar” menjadi Al Insanu Al Kamil atau Kesempurnaan Perilaku, Sikap dan Pendirian Pembawa AjaranNya. Dan kemudian dilangkahkan dengan “hajj” qs22:73 lalat, penguasa AjaranNya dan dilanjutkan dengan suara hadits dari Abu Hurairah -dan ia meninggikan-kalimat [ain ra fa]hadits ini, – “Dan siapakah yang lebih zhalmu dari orang yang mencipta seperti ciptaan-Ku, maka hendaklah mereka mencipta seperti ciptaan-Ku, jagung/dzarratan[dza ra ya] aw lalat[dza ba ba] aw biji[ha ba ba].”->dipecahkan pemikirannya dengan Al Insyiqaaq7,8->dimulai dengan biji kesungguhan hati[iman] kepada Alloh semata#Ar-Rahman12#, dengan mengikuti langkah lalat ciptaanNya[Hijrah]#Al Insan15# sehingga pengabdian kepadaNya [jiHad]bagaikan biji jagung[penerus keturunan AjaranNya, Ajaran Alloh, Rasululloh]->dzarratan dilanjutkan wa-dzurriyyathu Al Kahfi50->dilanjutkan dengan suara :
tidak ada Hijrah ba’da fathi makkah->tidak ada yang berhak menguasai AjaranNya mulai saat ini kecuali “lalat” yang sedang berbicara pada tulisan ini.->dilanjutkan dengan Al Fatihah, Al Fath, Al ‘Alaq->az-zabaniyah [yang merobek-robek pelacur bermulut manis ber’ilmu pahit yang berprofesi sebagai pemimpin, pemuka, yang mengatasnamakan AjaranNya namu dangkal ‘ilmunya dan bertabiat seperti gajah berbelalai kesesatan]->
jiHad di jalan Alloh itu mengikuti Suri Tauladan Pembesar AjaranNya, karena itulah jalan yang terang, manhaj ala nubuwwah-> berserah diri kepadaNya dengan mengikuti Perilaku,Sikap dan Pendirian Ajaran KitabNya, WaliNya.
‘ashobiyah dalam keharuman jeruk :
tulisan kata “jeruk”, mereka simpan kuat sebagai nama yang abadi “bagi sesuatu yang berbentuk buah”. Yang Seharusnya yang mereka rekam dan simpan kuat adalah tujuan yang abadinya, yaitu KaruniaNya. Sehingga kata “jeruk” suatu saat tergantikan dengan kata “orange”, maka yang tetap abadi adalah KaruniaNya. Dan karenanya akan selalu mengingat segala KaruniaNya didalam kesibukan aktifitas dan kreatifitas dikehidupan duniawi.
karena ‘ilmu Alloh meliputi segala sesuatu yang sejajar pelaksanaannya[qishash] maka akan lantang bersuara Al Barra :
pengabdian yang mengikuti nama “nenek moyang” yang sudah mati dan nama itu melekat pada kehidupan nyata, dan diagung-agungkan serta dijadikan ianya penghalang kepada jalan Alloh, maka sama saja ‘ashobiyah.
pemikiran yang mengikuti nama keilmuan kitab “nenek moyangnya” yang sudah lama mati dan disanjung-sanjung “kitabnya” serta dijadikan ianya penghalang kepada jalan Alloh, maka sama saja ‘ashobiyah.
pengabdian yang mengikuti perbuatan keduanya, sedangkan mereka diseru mengikuti langkah “LALAT”, dan mengabaikan seruan perintahNya serta menunda-nunda keberangkatan kepada jalan Alloh, maka sama saja ‘ashobiyah.
<-Al Maidah 48 “likulli ja’alna minkum syir’atan minHajan” <-
Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,<- ‘ilmu alloh meliputi segala sesuatunya,
kalian mo sanjung ibn Katsir, ibn Taimiyah,…kalian mo sanjung “osama bin luddan”, “khomeini”, …kalian mo “’sanjung “kerajaan saudi arabia”, kalian mo sanjung “sukarno”, “gusdur”,”NKRI”, kalian mo sanjung “NII”, “SMK”,”AFW”,”MYT” ->emangnya lalat pikirin ->Al Hajj73 mereka mengabdi tanpa kehormatanNya, mereka disanjung tanpa kehendakNya->Al Hajj74 Mereka tidak mengenal dan MENGHORMATI Ketentuan Alloh->qs9:67-69-> illa qawla IbraHiym li-abiyhi kecuali nama-nama yang digunakan dalam AjaranNya bebas digunakan->yang setara dengan maksud kata “tsalatsati” At-Taubah118… ->At-Tawbah129->
Sudah Durhaka kok melawan…NerAka itu gak enak…
->qs13:28
sisi ruang batinku, hampa rindukan pagi
tercipta nelangsa merenggut sukma
terwujud keinginan yang tak pernah terwujud
aku tak bisa pindah, pindah kelain hati [Allohu Akbar, Allohu Akbar]
karena pihak abiqital telah menyia-nyiakan kesempatan terbaik dengan memilih Neraka-Siksa, maka aku akan menawarkan kepada siapa saja yang ingin seperti qs61:14
Jangan menantang lalat yang dibantu semut, karena mereka banyak mengingat Alloh.
Mei 12, 2012 at 5:43 pm
Nasehat Lalat
Alloh yang Menciptakan, dari tiada menjadi ada
dan AjaranNya menganjurkan yang ada, ingatlah tiada
Alloh, AjaranNya itulah yang harus tetap ada, abadi kehendakNya
lalat itu, tidak memerlukan identitas diri,
tidak perdulikan cacimaki apalagi puja-puji
karena ianya hanya hidup, memanfaatkan waktu yang diberi
ada makanan dinikmati, ada minuman dinikmati
karena hanya kepadaNya tujuan setelah mati
sau-daraku;
Alloh itu memiliki tiga Naungan, yaitu Kaf Lam Ba
dan Rabb itu memilikinya pula, Ba Lam Kaf
jika Alloh menurunkan ke bumi untuk Menjaga,
sedang Rabb yang menaikan Kehormatan ke langit
kedua proses turun dan naik itu disimbolkan dengan kata :
azza wa jalla ->mendekatkan dan mengarahkan->menjaga
jalla wa azza ->mengarahkan dan mendekatkan->menghormati
itulah enam Tahapan fase perjalanan AjaranNya [sittati ayyamin]
4,5->9 atau Pintu Sembilan
Allohi,Alloha,Allohu : billahi, lillahi, kallahi : wallahi, walloha,wallahu
Kaf : Lam : Ba
Ikatan AjaranNya = KitabNya : WaliNya : UmmatNya
Apabila WaliNya tiada, maka yang digunakan Ajaran yang pernah diberikannya
dan Apabila WaliNya ada, maka yang digunakan Ajaran yang diberikannya
Alif mim ta, alif mim ta sama dan setara lalat, lalat
lalat tidak memiliki identitas, karena lalat berada pada KitabNya,
maka bi’ilmiAllohi ->qs3:144 ->qs33:40 = Muhammad
jika kemudian tiada maka ->qs48:29 = mewakili Muhammad
Sau-dara-ku
mim1=proses Azza ->yang mendekatkan
mim2=proses waJalla->yang mengarahkan dengan Ikatan
mim3=proses Jalla->yang mengarahkan
mim4=proses waAzza->yang mendekatkan dengan Ikatan
itulah prinsip 30 malam + 10 malam pada Al ‘Araf142
yang menjelaskan kata Muhammad dengan 3 mim dan 4 mim
jika “Muhammad 3 mim” tiada maka jangan gantikan posisi mim3
namun gunakan langkah mim2 atau Hadits Ajaran yang pernah diberikannya
dan “Muhammad 3 mim” itu seperti penguasa AjaranNya atau Lalat
dan jika Lalat itu ada, maka patuhilah segala instruksi ajaran yang diberikannya
dan jika lalat itu menjadi tiada maka Nyamuk yang akan meneruskan darah ajaranNya
oleh sebab nyamuk berada pada kitabNya maka serupa Muhammad dengan 4 mim
maka yang menghisap AjaranNya disesi berikutnya adalah ba’udhata fawqaha
atau kurir AjaranNya yang bertingkat struktur pelaksanaannya atau ummat
atau yang memimpin : dipimpin atau ulil amri : minkum
minkum-nya harus mengikuti posisi hisapan darah, atau lokasi yang dekat sekitarnya
saat ini, dijaman sekarang ini, di Tanah yang disucikan AjaranNya :Indonesia
Saudara sekalian,
Yajuwja itu yang menggantikan posisi Kaf
waMajuwja itu yang mengantikan posisi Lam,Ba
untuk itulah “IbraHim” datang mendinginkan Api dengan Al Anbiya96
Yajuwju untuk menjaga Kehormatan Kaf
waMajuwju untuk menghormati yang menjaga Lam,Ba
untuk itulah “Muwsa” membawa obor api pada Al Kahfi94
sehingga memberitahukan yadza-al qarnayn memiliki akar “qaf ra nun”
dan Muwsa memberitahukan kepada Ibrahim pada Al Qashash76-81
sehingga IbraHim mencabut akar “qaf ra nun” yang melekat pada qaaruwna
yang seperti mengucapkan ‘a-rab namun tidak mengerti ‘ilmu al ‘arabi
lalu IbraHim menunjukkan bukti KeperkasaanNya melalui suaranya IbraHim26,27
kemudian Kisah seakan memasuki sarang-sarangNya, seperti dijelaskan Sulaymana
yaitu pada An-naml17,18
Saudara seluruh hamparan bumiNya
tanda ini sudah lebih dari sekedar Bintang seperti tutur An-Najm53,54
Maka terhadap nikmat Rabbika yang manakah kamu ragu-ragu?
Rabbika jika ra satu maka suara penekanan pada AjaranNya
Rabbika jika ra dua maka suara penekanan pada Penguasa AjaranNya
ianya bisa berupa ciptaan Alloh yaitu LALAT
An-Najm59. Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini?
An-Najm60. Dan kamu mentertawakan dan tidak menangis?
An-Najm61-62 lillahi itu lihat keatas, urutkan, hatta seperti suara:
berita Semut yang diiringi dengan seekor Lalat
Mei 12, 2012 at 7:27 pm
Lebah Madu
dan pasukan semut seakan tertib memasuki sarang-sarangnya,
dan lalat sudahi terbangnya untuk menikmati jatah dariNya
dan ditangani lebah yang membawa madu urusan selanjutnya
sebagai pengobat penyakit hati, suara dusta para pendusta
pintu sembilan itu pandangan lembaran suara At Tawbah
sedang langkah delapan itu perkataan Al Anfaal
madu lebah seakan mengobati dengan suara beritaNya
wallohi : walloha : wallohu
Al Ahad, AL Falaq, An Nass
Arah Tujuan[2] : Mata Langkah[6] : Telinga Cara[4]
[2]->Arahnya kepada Alloh yang tidak tampak
[6][4]->Mata dan Telinga dengan Alloh yang terlihat yang terdengar
[6]Ketentuan WaliNya yang memberikan [4]Ketetapan kepada UmmatNya
*dimudahkan saat “cicak” menghirup aroma madu
Yang Terlihat -> Lembaran AjaranNya, Berita dan PeraturanNya
Yang Terdengar -> Seruan AjaranNya, Perintah dan AncamanNya
Yang Terlihat dan Terdengar dipimpin Lalat yang membawa madu
Kesungguhan Pengabdian-hati atau beriman kepada Alloh
berita madu : tawwasalna bi-bismillah
Lalat yang membawa madu Al Maidah35 memberi tanda
‘ala thaha rasulillah ->Muwsa->Kitab AjaranNya
‘ala yaasin habibillah->Muhammad->Wali AjaranNya
bi aHlil-badri yaa Alloh -> lalat dalam pertempuran KalimatNya yang membawa madu
didalam madu itu terdapat obat, kemudian
hendaklah meminum madu dan membaca Al Quran agar sehat pengabdian hatinya
KetentuanNYa : jika tidak meminum madu
Syari’atNya : maka tidak mengikuti anjuran WaliNya
Ketentuan Syari’at ‘IlmuNya :
WaliNya selalu meminum madu, lagipula dibawa lalat
dan semua yang mengaku “manusia’ ternyata tidak meminum madu
namun mengapa, lantas kenapa masih mengaku beriman kepada Alloh?
Bukankah ‘ilmuNya meliputi segala sesuatu yang dikehendaki
Al Anfaal itu harta pusaka Alloh: AjaranNya, KitabNya, WaliNya
namun mengapa,lantas kenapa, masih mengaku sedang “berjiHad” dijalanNya?
Cicak seolah mengabarkan “Kalender AjaranNya” dengan Al hijr[15 ketukan]
bahwa [12]shirath agar mmustaqiym harus dengan [1]pintu dan [11]kebersamaan
dan dalam shalat shubuh dari langit ‘isa bersuara “bukalah pintuNya”
yang serupa dengan Anjuran KitabNya pada qs61:14
namun mengapa,lantas kenapa, masih diam saja?
Apakah setelah tiada, kalian tidak akan menemuiNya?
ataukah kalian merasa lebih bersih dari “lalat”?
ataukah memang sudah biasa menantangNya?
ataukah sedang menunggu datangnya qs33:73?
dan
akhirnya lebah-madu menanti bersama dan menunggu disarangnya
Mei 12, 2012 at 7:59 pm
melangkah dengan surat 35
yang mempunyai sayap, masing-masing dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
dua : lam= Kitab Suci AjaranNya
tiga : mim= Wali Awal Akhir AjaranNya
empat : shad=Ummat AjaranNya generasi Akhir Jaman
sedang shad dijalankan dengan sejadah hati : qs32:5 langkah pemberitaan berinilai 1000 tahun yaitu langkah bumi : ba lam kaf ->menjadi Shirath
bukankah sudah diberikan tanda [12]shirath harus dengan [1]pintu [11]Kebersamaan?
apakah kurang jelas atau kurang penyeruNya?
Apakah memiliki bendahara-kata jayabaya : warisane gatotkaca sayuta[1.000.000]?
apakah karena merasa mengenal Al Quran?
Mei 12, 2012 at 8:00 pm
menyeru bersama surat36
yaasin, walquranil-hakiymin
tubuh itu memiliki organ yang melekat dan saling merasakan
sakit ditangan, sakit di kaki, sakit dikepala, sudah pasti tubuh yang merasakan
yaasin : habibillah?
Mei 12, 2012 at 8:57 pm
Tongkat dan Cincin
Tongkat Kitab [Muwsa]
Langkah[2]tanda[ayat]penjelasan-akhir AlBaqarah156: orang-orang yang apabila ditimpa bencana-Keilmuan, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun
Tongkat Wali [Penggembala-makhluk yang berkata]
Shafwan ibnu Mu’aththal, diketemukannya seseorang sedang tidur sendirian dan dia terkejut seraya mengucapkan: “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, isteri Rasul!” ‘Aisyah terbangun.
keduanya serupa Tongkat Pengabdian Yunus[surat 10] yang selalu Mengingat Alloh dikala AjaranNya tertelan waktu yang berjalan seiring kapal Peradaban kehidupan. Sehingga seperti : kalah berundi nasib dalam kehidupan pengabdian dan tertelan ikan[makhluk] Peradaban. Hanya dengan banyak menyebut Nama Alloh saja, semua terselesaikan dengan KehendakNya.
Cincin Wali Kitab [Sulayman]
berita bohong? Adalah suatu berita yang mengandung unsur “tidak dikenali”, atau yang memiliki nilai prediksi atau berita untuk yang akan datang terkemudian.
AjaranNya mengeluarkan statement masa depan yang sudah dibuat jejak oleh para WaliNya, untuk menyambut yang terkemudian.[Ali Imran81]
‘aisyah istri nabi sedang Nabi terhubung Muhammad, sedang ‘aisyah serupa dengan nafkah pemikiran Nabi dengan perjalanan spiritual Muhammad saw.
sahfwan ibnu mu’aththal seseorang yang dituduhkan terkait berita bohong : “berita masa depan”.
siapakah shafwan ibnu mu’aththal itu? Dan Nabi Yunus seolah mengajarkan banyaklah mengingat Alloh, sehingga akan pertemukan dengan perjalanan IbraHim24 Kalimat Thayyibah yang selalu menggunakan hubungan akar pohon AjaranNya.
shafwan : [shad fa yaa] : batu licin, orang-orang pilihan, yang memilih
ibnu : yang menghubungkan dengan yang terdahulu
mu’aththal : [ain tha lam] : yang dibiarkan, wanita yang kesepian
sehingga suara “sahfwan ibnu mu’aththal” seolah mewakili karakter “berita masa depan” dengan kata “batu licin” sebagai sesuatu yang dapat menggelincirkan berita orang-orang pilihan dari yang terdahulu, seperti lembaran yang harus dijaga kesuciannya, seumpama wanita kesepian yang tidak boleh dibiarkan begitu saja.
dan ‘aisyah seolah terbangun dengan nafkah pemikiran cincin semut sulayman, yang dipadukan dengan tongkat keilmuan lalat yang menjelaskan seperti Muwsa yang menggembala dengan tongkat pada KitabNya.
Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”
Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali
dan diberii kesimbangan dengan sayap nyamuk dengan cara memanaskan besi AlHadiyd5
Kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi. Dan kepada Allah-lah dikembalikan segala urusan.
Mei 12, 2012 at 9:10 pm
Sayap Nyamuk itu
Al Baqarah27. yaitu orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah kepada mereka untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.
Ar-Raad25
Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk Jahannam
Mei 12, 2012 at 10:01 pm
Eksodus Besar BeritaNya
Perintah Alloh Pertama :qs66:2, qs24:8
Memberitakan bahwa untuk menyebarkan berita AjaranNya, dengan seluas-luasnya, untuk membebaskan Sumpah Ajaran yang berlaku dijaman Kalabendu. Namun demikian, hendaklah tiap-diri tidak gegabah dalam menyajikan berita peristiwa ajaranNya diAkhir Jaman ini, dan tidak merubah atau menambahkan “isi berita” yang akan disebarkan.
Gigitlah [sin nun nun] yang Pokok yang berlaku disaat ini pada Ajaran KitabNya WaliNya, segeralah melepaskan diri dari kelompoknya, golongannya, partainya maupun ikatan dalam negaranya [Muhammad28]. Hanya itulah satu-satunya jalan Menunggu Keputusan Berita PeristiwaNya.
Ingatlah!!!agar setiap diri memperhatikan makanan pengabdian, yang saat ini banyak yang terkontaminasi “racun duniawi”, karena pendusta besar yang mengatasnamakan AjaranNya.
Dan tunggu saja KeputusanNya[Muhammad18]
Semut Yang Kokoh , Ahad27Rajab1433H
Juni 26, 2012 at 6:03 am
Koplak
April 14, 2013 at 9:39 am
materi yang sangat bagus.