Seorang Mujahid seharusnya mampu membagi waktunya secara proporsional menjadi 4 bagian. Yang pertama adalah waktu yang ia sisihkan untuk Robbnya. Yang kedua adalah waktu yang dia sisihkan bagi dirinya. Yang ketiga bagi keluarganya dan yang keempat adalah waktu yang ia pergunakan bagi kepentingan jihad.

Waktu bagi Robbnya bisa antum baca pada kesadaran – 2 yaitu kesadaran Ibadah. Sedangkan waktu yang kedua yaitu waktu yang ia peruntukan bagi dirinya adalah waktu-waktu yang bisa dimanfaatkan oleh Mujahid untuk memandaikan diri. Gambaran konkritnya bisa antum baca pada kesadaran – 1 : Kesadaran Ulul Albab. Sedangkan waktu yang ketiga yaitu waktu yang antum harus sisihkan bagi keluarga bisa antum ikuti pada tulisan kali ini.

Berkenan dengan keluarga,  الله انشا Rosul pernah bersabda : “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya. Dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku”. Jadi keluarga bagi Mujahid merupakan tempat pertama dimana segala ketauladanan, uswah, contoh mulai dibangun dan dikembangkan. Karena itu wahai Mujahid, berbaik-baiklah antum dengan keluargamu sebab ia merupakan cerminan dirimu. Antum harus menyadari bahwa antum sekarang sedang mempersiapkan sebuah persemaian, sebuah ladang yang kelak bakal lahir generasi pelanjut perjuangan. Karena itu ia memerlukan kepiawaian berupa kebaikan dan ketakwaan (QS 2:223) di dalam menyagainya. Ia membutuhkan perawatan yang sungguh-sungguh dari tangan-tangan Mujahid yang mengkhawatirkan akan lahirnya generasi yang lemah menghadapi lawan (QS 4:9). Ia membutuhkan Mujahid yang menginginkan lahirnya generasi Robbani (QS 3:79) yaitu generasi yang memiliki prinsip hidup mulia dalam naungan Islam atau kalau tidak, mati syahid di dalam memperjuangkan kemuliaan tersebut.

Karena itu kepada seluruh Mujahid yang telah berumah tangga, sadarilah bahwa apa yang الله berikan kepada antuma (antum berdua) berupa istri atau suami yang bagaimanapun keadaannya, maka tugas kalian adalah saling menguatkan satu sama lain. Mungkin pasangan antum bukanlah apa yang antum idolakan tetapi الله telah menetapkan yang terbaik untuk antum. Kalau mau dicari kekurangan dan kelemahannya maka tidak akan pernah ada habis-habisnya. Akan tetapi kalau mau saling menambal kekurangan, maka itulah yang semestinya dilakukan (QS 2:187). Antum pakaian bagi dirinya dan dia pakaian bagimu. Pekerjaan yang mengasyikkan dan tidak membosankan adalah manakala kita melakukan pekerjaan saling memperindah pakaian kita masing-masing. Bukankah kita tidak menyukai kalau pakaian kita Nampak bolong atau sobek atau lusuh? Adakah kita memperlakukan pasangan kita seperti kita memperlakukan pakaian kita?

Kepada Mujahid yang masih sendirian cepat-cepatlah antum menikah. Sebab menunda menikah berarti juga memperlambat proses idharut tandzim. Kalau antum terhalang karena kemiskinan maka الله akan memampukanmu dengan karunia-Nya (QS 24:32). Kalau antum keberatan menikah karena merasa bahwa akhwat yang “di dalam” belum memenuhi “selera” antum maka sesungguhnya antum telah menelantarkan “asset” Negara. Menelantarkan asset Negara berarti pula mengingkari langkah perjuangan yang sedang kita bangun. Antum seperti membiarkan tempat-tempat  persemaian yang sudah siap di tanam sehingga menjadi mengering dan hilang daya juangnya. Antum telah menyebarkan rasa ketidakpastian menggelayuri mereka sehingga boleh jadi doa-doa pengiring perjuangan menjadi terhambat lantaran adanya hamba-hamba الله yang terdzolimi yang mereka berdoa sehingga doa-doa merekalah yang  الله lebih perhatikan.

Kepada Mujahidah yang belum menemukan jodohnya bersabarlah sebab “kesabaran itu lebih baik” kata “الله  (QS 4:25). Mungkin anti bosan mendengar kata sabar ini. Tetapi itulah kata-kata kunci bagi setiap Mujahid. Untuk Ulil Amri الله  uji dengan keadilan, untuk ahli ibadah, الله  uji dengan keikhlasan sedang untuk Mujahid الله uji dengan kesabaran. Kesabaran tidak memiliki batas waktu, sebab kesabaran datangnya dari الله (QS 16:127) yang kekal. Oleh sebab itu disela-sela doa malammu yang panjang selipkan doa tentang estafeta perjuangan ini, selipkan doa agar para Mujahid yang masih lajang segera menyadari tanggung jawabnya, selipkan doa agar para aparat dapat mengemban amanah terutama amanah untuk mencetak keluarga idaman perjuangan dan selipkan doa agar الله senantiasa membimbing kita di jalan-Nya, Shirrotol mustaqim. Doa dari anti yang “teraniaya”,  الله  انشا , الله kabulkan tanpa hijab.