A. PENGERTIAN “AD DIIN”
Diin secara lughoh adalah:
- Ketaatan dan Ketundukan kepada hukum yang mutlak (Qs. 16:52, 40:65, 3:83)
- Dienul Malik (Aturan/ UUD Kerajaan ) (Qs. 12:76)
- Tanggungjawab/ Pembalasan (Qs. 1:4)
Sedangkan Diin menurut syara’ adalah:
لدِّينُ هُوَ مَا شَرَعَهُ اللَّه ُبِتَوْصِيَةِ رُسُْلِهِ وَ هُوَ فِطْرَتِهِ الَّتِى فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لِسَلامَتِهِمْ فِى الدُنْيَا
وَالاخِرَةِ بِرِضَاهِ
“Ad Dien adalah apa-apa yang disyari’atkan Allah SWT dengan taushiyah para rasul-Nya dan Dia adalah Fitrohnya yang telah menciptakan manusia dengannya untuk keselamatan mereka di dunia dan di akhirat dengan ridhonya”. Pahami Qs. 42:13, 30:30, 26:21, 49:16, 3:19
B. UNSUR-UNSUR “AD DIIN”
Unsur-unsur Ad Dien ada 3:
- Hukum, sebagai wujud kongkrit dari eksistensinya “Rububiyyah Alloh” di alam semesta ini
- Daar (Negeri), sebagai wujud kongkrit dari eksistensinya “Mulkiyyah Alloh” di kerajaan bumi ini
- Jama’ah/ Ummat, sebagai wujud kongkrit dari eksistensinya “Uluhiyyah Alloh” dengan hanya memurnikan pengabdian kepada Alloh semata.
C. KLASIFIKASI “AD DIIN”
Klasifikasi Diin terbagi menjadi 2 yakni:
1) Dinul Haq
هُوَ مَا شَرَعَهُ اللَّهُ بِقُرْآنِهِ لِسَلامَةِ الانْسَانِ عَلَى الْفِطْرَةِ وَ اْلاسْلامُ دِيْنُ التَّوْحِيْدِ
“Sesuatu yang di syari’atkan Allah dengan Qurannya untuk keselamatan manusia atas fitrohnya, dan Islam adalah Diin Tauhid”.
2) Dinul Bathil
هُوَ مَا شَرَعَهُ الْمُشْرِكُوْنَ بِاَمَانِيِّهِمْ لِشَقَاوَةِ اْلانْسَانِ عَنِ الْفِطْرَةِ وَ غَيْرُ اْلاسْلامُ دِيْنُ التَّوْحِيْدِ
“Sesuatu yang di syari’atkan orang musyrik dengan angan-angannya untuk merusak manusia dari fitrohnya, dan Diin bukan Islam adalah Dien Syirik.
Alloh SWT. telah mensyari’atkan sejak Nabi Nuh, Nabi Ibrohim, Nabi Musa, Nabi Isa, Nabi Muhammad SAW hingga sampai saat ini yakni Penegakkan Dinul Islam dan Jangan Berpecah Belah.
“Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang diin apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa Yaitu: Tegakkanlah Diin dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya)”. (QS. 42:13)
Inilah wasilah (sarana/ cara) untuk bertakwa kepada Alloh dan mendekatkan diri kepada-Nya.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan”. (QS. 5:35)
D. SIKAP KITA TERHADAP DINUL HAQ (ISLAM)
1. Mengizharkannya diatas yang lain (9:33, 48:28, 61:10)
“Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai”. (QS. 9:33)
“Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. dan cukuplah Allah sebagai saksi”. (QS. 48:28)
2. Menegakkannya (QS. 42:13)
E. KAIFIYAT IQOMATUD DIIN DAN IZHARUD DIIN
Setelah memahami ma’rifatulloh maka akhirnya kita telah mengetahui syari’at Alloh. Unsur-unsur syari’at tersebut adalah Rububiyyah, Mulkiyyah dan Uluhiyyah.
1) Rububiyyah
Untuk mewujudkan eksistensi Rububiyyah Alloh di alam semesta ini maka yang harus dilakukan adalah TABLIGH yaitu Usaha menunjukkan jalan (5:67) = سَعْيٌ لِهِدَايَةِ الصِّرَاطِ
“Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Robbmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia . Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”. (QS. 5:67)
Tabligh ini bisa berupa kabar gembira (tabsyir) dan berupa peringatan (indzar). Tabsyir ini bisa melalui proses ta’lim (keilmuan), sedangkan indzar bisa melalui proses tahkim (pemberian sangsi hukum). Inilah sarana (shirot) untuk menuju petunjuk (Shirotol mustaqim) yang baik (ma’ruf), perintah Alloh (amru) untuk dilaksanakan (imtitsal) melalui perbuatan (fi’lun) yang kokoh/ teguh (itsbat). Jangan sampai kita menuju Shirotol jahim yang rusak (munkar), dilarang Alloh (Nahyu) dan harus menjauhinya (Ijtinabu) dengan cara meninggalkannya (tarku). Inilah yang harus senantiasa disampaikan dan aplikasikan oleh seorang MUBALLIGH.
2) Mulkiyyah
Untuk mewujudkan eksistensi Mulkiyyah Alloh di kerajaan bumi ini maka yang harus ditempuh adalah JIHAD sebagai Gerakan mengamankan jalan (9:122, 8:74) = ضَرْبٌ لِحِمَايَةِ السَّبِيْلِ
“tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. (QS. 9:122)
“dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka Itulah orang-orang yang benar-benar beriman. mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia”. (QS. 8:74)
JIHAD ini bisa berupa seruan (dakwah, 9:122) dan tempur/ perang (qital, 8:74). Dakwah ini berupa proses pemahaman Diin (tafaqqoh) yang berupa keilmuan. Sedangkan Qital berupa mobilisasi (nufur) yang berupa perbuatan yakni penggalangan kekuatan. Inilah sarana/ wadah (Sabilillah) menuju mardhotillah yang ma’ruf, perintah Alloh (amru) untuk dilaksanakan (imtitsal) melalui perbuatan (fi’lun) yang kokoh/ teguh (itsbat). Jangan sampai kita menuju sabilith thoghut yang rusak (munkar), dilarang Alloh (Nahyu) dan harus menjauhinya (Ijtinabu) dengan cara meninggalkannya (tarku). Inilah yang harus senantiasa disampaikan dan aplikasikan oleh seorang MUJAHID.
3) Uluhiyyah
Untuk mewujudkan eksistensi Uluhiyyah Alloh sebagai satu-satunya pengabdian maka yang harus ditempuh adalah TAUHID sebagai Pengayoman untuk membina jalan (98:5) = رَاْيٌ لِبِنَايَةِ الطَّرِيْقِ
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus”. (QS. 98:5)
Tauhid ini ditujukan kepada Al Ilah dan Al Ummat. Tauhid kepada Al Ilah artinya memurnikan (ikhlash) pengabdiannya hanya kepada Alloh melalui pemahaman keilmuan. Adapun tauhid Al ummat (tauhidul ummat) artinya semua ummat memiliki amanat yang satu yakni khilafah fil ard sebagai bentuk amal yang kongkrit. Untuk mencapai ini tentunya harus bersatu padu melalui jama’ah (institusi). Melalui Jama’ah inilah ada yang berperan sebagai makmum (ummat) dan ada juga yang berperan sebagai Imam (amir) sehingga hukum Alloh (Al Quran) sebagai sumber hukum dapat diaplikasikan. Inilah sarana menuju “jannah” (Thoriqul Jannah) yang ma’ruf, perintah Alloh (amru) untuk dilaksanakan (imtitsal) melalui perbuatan (fi’lun) yang kokoh/ teguh (itsbat). Jangan sampai kita menuju Thoriqul Jahannam yang rusak (munkar), dilarang Alloh (Nahyu) dan harus menjauhinya (Ijtinabu) dengan cara meninggalkannya (tarku). Inilah yang harus senantiasa disampaikan dan aplikasikan oleh seorang MUWAHHID.
Wallohu a’lam bish showab
Januari 8, 2010 at 10:22 am
apa perbedaan dari Shirot, Sabil, Thoriq, seolah2 penempatannya berbeda….??
Abuqital1:
ketiga istilah tersebut mengandung arti “jalan” atau “sarana”. Perbedaannya hanya pada titik tekannya saja yakni:
1) Shirot –> sarana untuk memberlakukan hukum Alloh, kongkritnya tegaknya hukum Islam.
2) Sabil –> sarana untuk mewujudkan kekuasaan Alloh, kongkritnya tegaknya kekuasaan Islam
3) Thoriq –> sarana untuk menghimpun manusia agar hanya beribadah kepada Alloh saja, kongkritnya tidak ada kesyirikan pada ummat Islam dalam beribadah kepada Alloh.
Januari 8, 2010 at 9:21 pm
alhamdulillah ana sangat terkesan dengan penjelasan ini.Insya Allah ana dapat mengamalkannya.Amin
Abuqital1:
Alhamdulillah….semoga dari pemahaman tersebut bisa mengambil sikap, ada di pihak “Sabilillah (NII)” atau dipihak Sabilith thoghut (RI)
Januari 9, 2010 at 2:51 am
Alhamdulillah.Diin yg diturunkan oleh Aziizurrahiim.Selamat bg orang2 yg berpegang pada Diinullah Islam ini, Amiin. Terimakasih atas pencerahan ini. Alhamdulillahi Rabbil Alamiin.
Abuqital1:
Alhamdulillah….semoga dari pemahaman tersebut bisa mengambil sikap, ada di pihak “Sabilillah (NII)” atau dipihak Sabilith thoghut (RI)
November 19, 2010 at 11:40 pm
setuju, jd tdk ada ya tila bjuang di darul nadwah wlau dasar siyasah/politik, krn y haq tdk bs dicampur adukkan dgn y bathil
sm spt klo x masak dlm 1kuali daging babi, daging ayam, lembu, masaknya skalian, nah klo mo mkn milihnya jd gmn…ih boro2 mo makan , masaknya aja jijeh
November 20, 2010 at 12:07 am
fa’tabiru ya ulil albab
Januari 9, 2010 at 12:07 pm
Subhanallah,penjelasan yang bagus! http://www.metafisis.wordpress.com
Januari 10, 2010 at 1:46 am
subhanalloh, semoga tetap dalam barisan yang kokoh dan menumbuhkan tunas2.
share materi ke e-mail ana akhi jazakalloh
🙂
Januari 12, 2010 at 3:29 am
Ini sangat penting kepada umat Islam. Terima kasih di atas usaha-usaha anda. ALLAH akan menelong siapa berjalanan FISABILILLAH. Saya tambah wawasan. Ameen
Januari 13, 2010 at 11:43 am
Minta dalil/alasan mengapa harus memakai Tuhid Mulkiyah… kenapa tidak Asma Wa Sifat dalam hal aqidah/tauhid..
November 19, 2010 at 11:43 pm
maalikyau middin
klo mulkiyah alloh tdk dbcrkan … apa jadinya status sang penguasa
Januari 15, 2010 at 8:07 am
Alhamdulillah bagus akhi, tolong share juga materi2 yang lainnya yah!!! kirim aja ke email saya. klo boleh tau akhi dari ancab mana, rt brapa?
Januari 21, 2010 at 8:36 am
Minta dalil/alasan mengapa harus memakai Tuhid Mulkiyah… kenapa tidak Asma Wa Sifat dalam hal aqidah/tauhid..
Abuqital1:
Memang dalam kitab Tauhid yang dikenal adalah Tauhid Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asma Wa Shifat. Namun kalau kita kembali bersumberkan pada Al Quran, secara implisit sungguh sangat banyak ayat-ayat yang berkaitan dengan kata “Mulk”.
Insya Alloh saya akan membahas Tauhid Mulkiyyah bersumberkan dari ayat-ayat yang jelas sudah qoth’i. Dan pembahasan Tauhid Mulkiyyah ini diambil dari materi Bpk. AFW (Abdul Fatah Wirananggapati) rohimahulloh yakni Imam/ Panglima Tertinggi APNII yang kedua setelah Asy Syahid Imam SMK.
September 19, 2010 at 9:39 pm
TAUHID MULKIYAH.
Tauhid Mulkiyah (Meng-Esa-kan Alloh dalam hal institusi kelembagaan-Nya; dalam hal kedaulatan-Nya, dalam hal kerajaan-Nya, dalam hal pemerintahan-Nya dan dalam hal kepemimpinan-Nya) Qs 114:2.
Pengertian Mulkiyah.
Kata Mulkiyah berasal dari kata Al-Malik, yang berarti;
(a)Raja Qs 1:4 / 20:114 / 23:116 / 114:2.
Nama lain dari Raja adalah;
Penguasa (Pemilik dan Pengendali Kekuasaan).
Pemimpin (Pucuk Pimpinan / Pimpinan Tertinggi).
Pemerintah (Tukang Nitah / Tukang Nyuruh; Kepala Pemerintahan).
(b)Lembaga Kerajaan Qs 2:251 / 5:120 / 6:73 / 22:56 / 25:2 / 57:5 / 67:1.
Nama lain dari Lembaga Kerajaan (Mulkiyah) adalah;
Lembaga Daulah (Lembaga Kekuasaan / Lembaga Kedaulatan) Qs 6:73 / 22:56 / 23:88 / 25:2-3.
Lembaga Kepemimpinan (Lembaga Khilafah) Qs 38:26.
Lembaga Pemerintahan (Lembaga Negara) Qs 2:247,251,258.
Ingatlah…!!! Menciptakan (segala sesuatu) dan memerintah hanyalah hak Alloh Qs 7:54.
Jadi yang dimaksud dengan Tauhid Mulkiyah adalah meyakini, mengakui dan menetapkan dalam hati bahwa langit dan bumi beserta seluruh isinya adalah merupakan hasil ciptaan dan milik Alloh SWT Qs 10:3,55 / 20:6, maka yang berhak untuk mendirikan Lembaga Kerajaan / Lembaga Pemerintahan di Jagat Raya ini dan yang berhak untuk memimpin dan memerintah seluruh makhluk yang ada di dalamnya ialah hanya-lah hak Alloh saja Qs 7:54 / 67:1 / 25:2 / 5:120 / 20:114 / 23:116 / 6:18,61,73 / 10:65.
Sedangkan orang yang diberi legalitas (izin resmi) oleh Alloh SWT untuk mendirikan Lembaga Kerajaan / Lembaga Pemerintahan dan yang diberi legalitas untuk memimpin dan memerintah di planet bumi ini hanya-lah para Rosul-Nya (Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW) Qs 7:158 / 21:105 / 42:13 / 9:33 / 48:28 / 61:9. Yang kemudian dilanjutkan oleh Ulil amri-Nya (kholifah / imam / pimpinan Dinul Islam-Pemerintahan Islam berikutnya) seperti; Abu Bakar Sidiq r.a, Umar bin Khotob r.a, Utsman bin Affan r.a, Ali bin Abi Tholib r.a, dan seterusnya hingga sekarang ini Qs 3:144 / 4:59 / 24:55.
Jika ada manusia yang mendirikan Lembaga Kerajaan / Lembaga Pemerintahan kemudian ia memimpin dan memerintah di muka bumi ini tanpa ada legalitas (izin resmi) dari Alloh SWT, maka itulah orang yang divonis sebagai Thogut (pemberontak / perebut hak Alloh). Qs 4:60,76. Mereka inilah yang dimaksud oleh Alloh SWT sebagai pembuat makar (pembuat kejahatan / pemberontak) yang sebenarnya terhadap hak dan kedaulatan Alloh SWT Qs 6:112,123 / 6:61 / 10:65.
Ciri-Ciri Orang Yang Bertauhid Mulkiyah adalah adalah menyakini bahwa:
(a)Tidak ada yang berhak menduduki jabatan sebagai RAJA kecuali Alloh, di luar Alloh status kedudukannya bukan sebagai Raja tapi yang di rajai oleh Alloh.
(b)Tidak ada yang berhak menduduki jabatan sebagai PENGUASA kecuali Alloh, di luar Alloh status kedudukannya bukan sebagai Penguasa tapi yang di kuasai oleh Alloh.
(c)Tidak ada yang berhak menduduki jabatan sebagai PEMIMPIN kecuali Alloh,, di luar Alloh status kedudukannya bukan sebagai Pemimpin tapi yang di pimpin oleh Alloh.
(d)Tidak ada yang berhak menduduki jabatan sebagai PEMERINTAH kecuali Alloh, baik di lagit maupun diplanet bumi ini, di luar Alloh status kedudukannya bukan sebagai Pemerintah tapi yang di perintah oleh Alloh (yakni Utusan Alloh, aparat Alloh atau rakyat Aloh).
Kesimpulan:
1. Jabatan Alloh di Jagat Raya ini adalah sebagai Al-Malik, yakni sebagai Raja, Pimpinan, Penguasa dan sebagai Pemerintah (Tukang Nitah).
2. Jabatan Rosul di muka bumi ini adalah sebagai Utusan Al-Malik, yakni sebagai utusan Raja, Utusan Pimpinan, Utusan Penguasa, & sebagai Utusan Pemerintah.
3. Jabatan Ulil Amri di muka bumi ini adalah sebagai Aparatur Al-Malik (Sebagai aparat Raja, Aparat Pimpinan, Aparat Penguasa, atau sebagai Aparat Pemerintah).
4. Jabatan Masyarakat di muka bumi ini adalah sebagai rakyat/warga Al-Malik, yakni sebagai rakyat/Warga Raja, rakyat/Warga Pimpinan, rakyat/Warga Penguasa, atau sebagai rakyat/Warga Pemerintah).
Jika ada manusia mengambil Alloh hak Alloh tersebut, maka itulah yang divonis oleh Alloh SWT sebagai Thogut (Pemberontak) Qs 2:256/16:36/4:60
Mengapa para Ulama RI (yakni Ulama yang berlindung dibawah naungan Pemerintah Thgout RI)… mereka tidak pernah membahas dan tidak pernah mengajarkan Tauhid Mulkiyah terhadap masyrakatnya…? Baik Dipesatren,atau disekolah-sekolah…?
Jawabannya:
1. Ada kemungkinan mereka tidak mengetahuinya tentang keberadaan Tauhid Mulkiyah.
2. Ada kemungkinan takut dikucilkan bahkan takut dibunuh oleh Thogut sehingga menyembunyikan ilmu dan keyakinannya.
3. Jika Tauhid Mulkiyah ini diajarkan kepada warga masyarakt baik di Pesantren2, disekolah2, atau dimadrasah2 atau pada acara tabligh akbar atau diceramah2 umum… dikoran2, diradio atau di televisi, maka… akan terbayang akibatnya khan…??? seluruh umat Islam akan berrame2 menghancurkan eksistensi Mulkiyah Thgogut RI… sama saja dengan bunuh diri khan…?
April 1, 2010 at 4:59 pm
ninggalin jejak 🙂
Juli 1, 2010 at 4:57 am
Antum ini gimana pak abugital, katanya mau mengikuti Muhammad bin Abdul Wahhab, coba pake semua konsepnya, cara berjuangnya, berperangnya dengan siapa.
-Tauhidnya Beda
– Cara berjuangnya beda, beliau mendirikan lembaga ILMU, sehingga kota yang beliau jadikan base adalah “kota ilmu”. Penuntut ilmu datang dari berbagai negeri untuk belajar tentang tauhid dan syariat islam kepada beliau. Beliau pun mengirimkan surat ke berbagai negeri tentang bahaya “SYIRIK” (penyembahan pada kuburan wali, jimat) serta menyeru untuk kembali kepada “Tauhid”. NII mana ilmunya, artikel diatas adalah produk “LIBERAL” yang hanya bisa “Mencari Dalil” dari KONSEP yang dibuat. Orang sufi pun berbuat seperti ini, orang syiah pun, IM pun, dan semua yg sesat.
Caranya mudah, kita bikin konsep terserah segila apapun, terus kita cari dalil umum yang ada dalam alqur’an yang “secara bahasa” relevan, beres kan. Sekarang lagi trend, orang JIL bicara Pluralisme pake dalil, Ngga perlu sholat pake dalil = NII.
Cirinya gampang ;Ngga ada pendapat ulama salaf (generasi sahabat, tabiin, tabiut tabiin) yang berpendapat sama tentang hal tsb.
– Muhammad bin Abdul Wahhab setelah cukup berdakwah dengan ILMUnya, beliau dengan Raja Suud (raja yang punya kekuasaan, wilayah, dan rakyat, bukan seperti NII) memerangi kaum “Musyrikin” para penyembah kuburan “sufi kuburiyun”, beliau meratakan kuburan dengan tanah, sesuai sunnah rasulullah.
Sedangkan NII berperang dengan penguasa (pemerintah yg sah), bukan berperang dengan kaum musyrikin. Dan lebih mengerikan lagi bahwa para pembela NII/ pejuang NII saat itu juga tidak paham tentang tauhid, bisa jadi banyak penyembah kuburan juga bergabung dengan NII, karena yang di dengungkan bahwa yang dimaksud musyrik adalah pengingkaran terhadap hukum Alloh, sehingga yang diperangi ya sukarno dkk, Sukarno cerdik, dia memanfaatkan para penyembah kuburan (NU) untuk menghancurkan NII, habislah NII tinggal sisa2 di blog ini.
– Untuk itu antum semua yang NII, atau apapun namanya yg ingin menegakkan syariat Islam, dakwahi dulu para penyembah kuburan (NU,dan torekot2 sufiahnya) yang menempati angka lebih dari 90% di tanah air ini. Suruh mereka kembali kepada tauhid (jangan menyembah kuburan), sehingga tidak terjadi EPISODE KEDUA, Nasionalis akan mengadu kalian dengan KUBURIYUN (penyembah kuburan), nanti habis lagi deh NII, HTI, IM.
– Kesimpulannya, lepaskan baju kalian apapun namanya, jangan dakwahi masyarakat untuk memasuki kalian, untuk berbaiat pada khalifah “BODONG” kalian. Dakwahi mereka kembali pada Islam dan Sunnah, insya Alloh jalan menuju syariat islam tegak lebih mudah ketika mayoritas masyarakat kita memahami islam dan sunnah.
Wallohualam
Abuqital1:
Anda mengatakan Pemerintah RI adalah pemerintah yang sah, betulkah…? Coba tanya dong pada ahli sejarah yang jujur.
Anda mengatakan banyak kemusyrikan di negeri ini memang benar adanya, TAPI ANDA KURANG CERDIK dan PANDAI, mengapa tidak bertanya kenapa ini bisa terjadi…? Tentunya salah satu penyebab utamanya karena System Pancasilah yang memeliharanya, Sungguh ironis, Kemusyrikan yang sudah jelas ada MALAH DIPELIHARA sebagai OBJEK BUDAYA dan PARIWISATA.
Oleh karena itu TABLIGH diperlukan untuk mengajak masyarakat kembali kepada tauhid dan JIHAD pun perlu untuk menghancurkan system kemusyrikan. Semuanya seiring sejalan, tidak bisa hanya tabligh saja tetapi Jihad nya ditinggalkan ataupun sebaliknya. Lihatlah musuh Islam pun demikian melakukannya, Di satu sisi mereka pun menyampaikan “program kemusyrikannya” tetapi disisi lain mereka pun mempersiapkan kekuatan senjatanya untuk menjaga “program kemusyrikannya”. Apakah anda tidak melihat perbedaan yang jelas, Ketika ada Da’i yang ceramah hanya sekitar ibadah ritual saja mereka biarkan begitu saja bahkan malah dipelihara dan dibayar dengan mahal. AKAN TETAPI ketika ada Da’i yang ceramah isinya mengajak Jihad dan menegakkan hukum Islam mereka “intai” gerak-gerik kesehariannya.
Saya hanya bisa berkata sebagaiamana yang pernah dikatakan Nabi Ibrohim ‘alaihis salam kepada kaumnya dalam QS. Al Mumtahanah (60) ayat 4:
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya Kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, Kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara Kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. kecuali Perkataan Ibrahim kepada bapaknya: “Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah”. (Ibrahim berkata): “Ya Robb Kami hanya kepada Engkaulah Kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah Kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah Kami kembali.”
November 19, 2010 at 11:51 pm
orang2 y djdkn pendukung thogut itu sll ada, lisannya manis bak kanker y mggerogoti.alooh kan trus mjg org2y terus bjuang djlnnya. maju terus dgn materi2 pencerahannya.ana add ya materinya
November 20, 2010 at 12:04 am
om sunan
belajar dr siroh ktika rOSUL DULU D’wah , apakah beliau mlakukan spt y om anjurkan? TIDAK
mk nya penting belajar sejarah agar tdk mlupakan lgkh
toh sejarah kan trulang walau org2, masa/wkt bbeda
Juli 9, 2010 at 12:36 pm
Kayaknya teman thoghut ‘sunan’ perlu di enyahkan bang qital… Info cukup bagus, mumtaz…
Juli 15, 2010 at 7:49 am
Sunan adalah ulama Su’
Juli 19, 2010 at 1:50 am
klw Lho Ulama se……………….tan
November 19, 2010 at 11:56 pm
ulama, da’i hrs jd uswah
perkataannya ahsan, bda’wah dgn hikmah bkn dgn hardikan or kasar
cacat dong status ulamanya
Juli 19, 2010 at 1:49 am
Isykarimul aumutut syahidan ………….
Hidup mulia atau mati Syahid
Juli 19, 2010 at 12:59 pm
Salam pada Abuqital1:
(Ibrahim berkata): “Ya Robb Kami hanya kepada Engkaulah Kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah Kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah Kami kembali.”
Keterangan anda mencerminkan bahawa hanya Allah yang adalah Tuhan se alam mengendalikan dan menentukan nasib manusia.
November 19, 2010 at 11:57 pm
bayan lg
or bc lg dgn baik
Agustus 9, 2010 at 9:17 pm
mau tanya..knpa nii ga..mendakwahi ulama-ulama besar?? ato pemuka agama?
Oktober 3, 2010 at 10:43 am
Apa materi diatas hanya untuk ulama saja?
Oktober 4, 2010 at 8:26 am
yg saya tanya knpa tidak ada referensi dari para ulama|?
September 21, 2010 at 7:32 pm
[…] Memahami “Ma’rifatud Dien” […]
Januari 4, 2011 at 4:33 am
Dien Haq tidak akan tegak tanpa seorang Rosul…sunatullohnya sih gitu…
Qs.9/33,61/9,48/28.
Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan Dien yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua dien, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai. (Dan cukuplah Allah sebagai saksi).
Juli 4, 2011 at 3:39 am
Liberal, dan kemunafikan lainnya : knapa masih langgeng…..??? knapa tidak anda banteras….??? ehh berantas….???
Mei 18, 2012 at 6:20 am
Allah menciptakan manusia sbg khalifah di muka bumi, dst..(banyak dalil dan hujah/bdh). Manusia dicipta ada jasad, pikiran dan hati/ jiwa.. ilmu manusia tdk berurusan dg ilmu gaib, dst (bdh). Allah beri Al Quran sbg “manual book” berkehidupan para manusia dan sumber “informasi penting dr Allah”. Nabi Muhammad memberi arahan kepd manusia2 biasa berdasarkan Al Quran, petunjuk pelaksanaannya disebut Sunnah Nabi(sejarah, perjalanan, hadits), termasuk cara memerintah.. akal dan hati kita harus membacanya sebagai hakikat memerintah drpd sekadar teknis (kita tdk pernah bertemu Nabi langsung or kita terpisahkan atas waktu/masa). Dan manusia dicipta dgn keterbatasannya..(bdh).
Jadi, Indonesia adalah negara kebangsaan (bani/ kaum), krn mampu-nya pemimpin pendahulu segitu aja, pemimpinnya diamini mayoritas baninya jadilah dia/ mereka pemimpin bangsa. Dan bangsa/kaum menyepakati perjanjian komunal mereka yg dirumuskan dg nama “Dasar Negara”(kesepakatan bernegara). Sedangkan Nabi membuat Negara Besar, bukan berdasar kaum, bani or bangsa saja, tetapi berdasar pada “Hukum Maha Pencipta Mahluk”, maka negara tsb mengayomi seluruh manusia (gak lihat pesek-kah, putihkah kulitnya, sipitkah matanya berbahasa jawakah, dll). Dan Nabi untuk pertama kali di Madinah membuat “kesepakatan bernegara”.
Abu Qital memang banyak ilmunya, tp sayangnya sedikit kotor hati. Memang manusia tidak luput dari lalai, tp klo ia berdampak pda sebuah fitnah kemudharatan atau perpecahan umat, mk ia mempunyai sifat “setan”. Setan itu terdiri dr bangsa Jin dan Manusia, semoga kita tidak digolongkan pada golongan laknatullah ini. Pada umunya setan (pemimpin kaum kafir) adl pandai, jd manusia pandai harus bersih hati, klo ada teguran kotor hati segeralah mandi…
Jd pelajari pengertian taghut, kafir, Islam, Mukmin, dst dengan sebaiknya tanpa kotor hati/ jiwa dan tanpa hawa nafsu… insya Allah,”Negara Islam” di Indonesia apapun namanya tercipta dgn ridha Allah Ta’Ala…. Amin ya Rabbul Alamin….
November 13, 2012 at 6:15 am
Nggak ngerti maksud ar farris, abu qital kotor hatinya, maksudnya knp? Kok kynya statementnya mengiyakan abu qital tp ttp dibilang kotor? Hhe ga ngerti saya..
Suatu saat pasti akan ada yg memimpin diindonesia, n kaum mudah2an bs bersatu..
Trims abu qital ats materinya mudah2an ana dpt mengamalkannya..
Desember 13, 2012 at 2:55 am
knapa dien islam blum juga bsa tegak??????? krna bnyak orang yg menentang nya ,menghlangi nya sperti bpk sunan