Pada mulanya Islam masuk ke Indonesia adalah dari jalur perdagangan, dimana sepanjang pesisir pulau Sumatera waktu itu telah banyak di kunjungi oleh pedagang Arab, India dan Tiong Hoa. Perhubungan dagang mendatangkan kemakmuran dan selanjutnya perkembangan sosial budaya. Mulailah terbentuk kelompok-kelompok orang Islam, tentulah secara kecil-kecilan dan terserak. Namun sebelumnya, Nusantara kita terutama Sumatera juga menjadi jalur hubungan perkembangan Agama Hindu dan Budha antara India dan Tiong Hoa.

Kondisi Islam yang membudaya dalam kehidupan bangsa Indonesia, akhirnya melahirkan kerajaan Islam yang kuat dan sentausa di Pase (Aceh) yang bernama Samudra Pasai pada abad X sampai abad XIV (1444 M). Di masa-masa kerajaan ini , sementara itu di Timur Tengah sedang berkecamuk Perang Salib, salah satu tokohnya dari pihak Islam yang paling menonjol dan paling digandrungi Umat Islam ialah Sultan Salahuddin Al Ayyubi telah bermadzhabkan Safi’iyyah (Ahlussunnah Wal Jama’ah) telah mampu mempersatukan kembali kekuatan Umat Islam di Timur Tengah terutama di daerah Baghdadh yang ditandai oleh penyelenggaraan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang tujuannya adalah membangkitkan ghiroh yang mana kondisi Umat Islam pada saat itu nampak melemah daya juang dan kesatuannya.

TAHUN 1399 M

Pulau Jawa bahkan seluruh Nusantara telah di kuasai oleh kerajaan Majapahit (1292 – 1525 M) yang dasar “negara” dan masyarakatnya beragama Hindu dan Budha. Pada tahun ini Islam mulai masuk ke pulau Jawa daerah Timur dengan hadirnya seorang Ulama yang berkebangsaan Arab yang juga sebelumnya menetap di Pasai yang bernama Maulana Malik Ibrahim. Beliaulah Ulama dan Mubaligh pertama di Pulau Jawatepatnya di Gresik dan beliau menetap selama 20 tahun dan juga orang menyebutnya sebagai Wali yang kemudian di ikuti oleh delapan tokoh lainnya hingga terkenal dengan julukan Wali Songo (9 Wali).

TAHUN 1642 M

Berkecamuknya Revolusi industri di dunia mendorong tiap-tiap negara-negara maju untuk mencari lahan pemasaran dan juga sumber bahan-bahan baku industri serta beberapa kebutuhan hidup yang tidak terdapat pada negaranya, maka tatkala di Indonesia apa yang diharapkan dalam skala yang melimpah ruah sehingga kepulauan Indonesia menjadi ajang perebutan oleh negara-negara yang sedang memperluas wilayah pemasarannya. Pada akhirnya Negara Belandalah yang dapat menguasai kepulauan Indonesia khususnya. Hal ini ditandai dengan lahirnya VOC tahun 1642; Untuk memperlancar atau mempermudahkan expansi mereka, maka merekapun mengirim para ahli untuk menyelidiki ideologi, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan dan Agama.

TAHUN 1825 – 1830 M

Terjadi pemberontakan kepada Belanda. Peristiwa ini merupakan suatu pergerakan keagamaan yaitu, Agama Islam yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro di daerah Jawa Tengah. Ini suatu tanda perkembangan yang terjadi dari umumnya bangsa Indonesia itu punya watak ‘nrimo’.

TAHUN 1880 – 1888 M

Terjadi pemberontakan petani di Banten yang diprakarsai oleh Ulama besar yang bernama KH Abdul Karim, beliau punya tiga orang murid yang pelopor pergerakan tersebut. Mereka itu adalah : 1. Imam Nawawi Banten; 2. Ki Muhtar Natanagara/Muhtar Bogor; 3. Ki Muhyidin. KH Abdul Karim seorang Ulama yang kerap kali ke Timur Tengah yang hingga wafatnya pun dimakamkan di Negara Mesir (Ma’la). Beliau pernah bersumpah bahwa dia tidak akan pernah menginjak tanah Banten lagi sebelum disana tegak sebuah negara Islam dihadapan muridnya. Ini sebagai suatu cetusan awal untuk berdirinya Negara Islam Indonesia (NII).

Setelah bersumpah begitu KH Abdul Karim menetap di Arab Saudi dan pergerakan dipimpin oleh Imam Nawawi Banten. Semasa pergerakan ini sekitar tahun 1888 dan orangorangsisa pergerakan ini berjumlah 94 orang oleh Pemerintah Belanda diasingkan secara terpisah satu sama lainnya ke seluruh pelosok Indonesia.