1. Perintah dari Allah Tidak Bisa Dianalisa Dengan Akal yang Tanpa Keimanan Kepada-Nya
Menghayati hidup ini yang mana tujuan kita untuk menghambakan diri kepada Allah SWT. Sudah tentu tujuan berjuang pun sekedar mengemban tugas dari-Nya. Perhatikan kembali ayat yang bunyinya :
وَأَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلاَ تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ…
“Dan hendaklah kamu menghukum di antara mereka dengan apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka….”. (QS. Al Maidah : 49)
Dengan ayat diatas itu kita diberi amanat (tugas) menjalankan undang-undang Al-Qur’an. Karena itu yang merasa diberi amanat sedemikian, maka tidak berpangku tangan sebelum Kitabbullah itu bertegak secara nyata sebagai Konstitusi Kerajaan Allah dimuka bumi.
Adapun supaya diri merasa diberi tugas dari Allah, maka membutuhkan rasa keimanan yang mendalam, harus “benar-benar yakin” terhadap ke-Agungan/ke-Kuasaan-Nya ; yang paling berkuasa dalam segala hal. Sehingga hukum-hukum Al-Qur’an itu dirasakan mutlak harus dilaksanakan dalam segala segi kehidupan.
2. Akal yang Disertai Keimanan Menyadari Hakekatnya Kemenangan
Bagi yang meyakini bahwa ketetapan dari Allah itu, tidak bisa ditawar lagi, maka menegakkannya pun merupakan perintah mutlak. Dia masuk ke dalam barisan perjuangan itu tidaklah karena atas dasar memastikan dirinya bakal menang dalam arti fisik. Menang atau kalah, bukanlah persoalan utama bagi selaku petugas yang sejak semula menyatakan diri menerima tugas, dan menyadari tidak ada kekuatan kecuali dengan Allah. Jadi, persoalan kalah juga diserahkan kepada yang telah memerintah-Nya. Apa saja yang akan menimpa dirinya tidak akan lebih dari akan kembali kepada Allah SWT.
Suatu kemenangan dalam Islam pada hakekatnya bukanlah kemenangan dalam arti fisik semata, melainkan yaitu adanya kesuksesan menghadapi ujian dalam rangka mematuhi tugas beribadah. Sebagaimana Firman Allah yang bunyi-Nya :
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْءَانِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (111)
“Sesungguhnya Allah telah membeli jiwa dan harta orang-orang beriman dengan memberikan surga untuk mereka ; mereka berperang pada jalan Allah kemudian mereka membunuh dan dibunuh, sebagai janji yang benar dari Allah, di dalam Taurat, Injil dan Qur’an. Siapakah yang menepati janjinya daripada Allah ? Bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. At Taubah : 111).
3. Kekalahan Fisik Bagi yang Beriman Merupakan Peluang untuk Mati Syahid
Setelah menyadari “sekedar menjalankan tugas”, kita renungkan mengenai tugas yang telah diberikan kepada Nabi Saw beserta umatnya yang mana jumlahnya masih beberapa belas orang. Diberi tugas mengamalkan perintah-perintah Ilahi di tengah-tengah bangsa yang penuh dengan kebiadaban dan kemusyrikan. Dalam situasi seperti itu, maka tidak sedikit pengorbanan dalam penderitaan. Namun, segalanya itu dapat diatasi. Tentu dalam hal itu tidak didasarkan perkiraan akan meraih kemenangan yang di mengerti oleh akal belaka, melainkan pula dengan keyakinan terhadap “perintah Allah” beserta kekuasaan-Nya. Juga berpedomankan “sekedar pengabdian diri” yang kesudahan urusannya diserahkan kepada Allah.
Dalam Al-Qur’an maupun hadist tidak didapat keterangan harus menang. Yang ada hanyalah perintah menyusun kekuatan setinggi batas kemampuan (QS. Al Anfal : 60). Perintah menyusun kekuatan tetap berlaku walau dimulai dengan beberapa orang. Sebab, bilamana telah konsisten terhadap perintah tersebut itu, maka tentu tidak terpaku oleh persoalan hidup atau mati. Disitulah letak tawakkal. Berbuat, kemudian berserah diri kepada Allah SWT.
Belum terpisah dari uraian itu, kita lihat petikan ayat yang bunyinya :
… وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاءَ
“…..dan masa-masa kemenangan itu Kami pergilirkan di antara manusia, supaya jelas diketahui oleh Allah, orang-orang yang beriman itu, dan dijadikan-Nya sebagian di antara kamu mati syahid…” (QS. Ali Imron : 140).
Ayat di atas itu diturunkan setelah terjadinya perang Uhud. Pihak muslimin telah mengalami kemenangan fisik pada “Perang Badar”. Kemudian menemui kekalahan dalam “Perang Uhud”. Maka, dengan kekalahan itu diperingatkan jangan berkecil hati. Sebab, bahwa kekalahan pun kemenangan, pada hakekatnya adalah dipergilirkan Allah. Yang mana dari kekalahan itu dapat dijadikan pelajaran guna mengoreksi di mana letaknya kelemahan. Juga, supaya sebagian mu’min didapat yang mati syahid. Dan tersedia pula generasi penerusnya, kesempatan melanjutkan perjuangan.
4. Tidak Sirna oleh Ocehan Musuh, Tidak Membeku Terpendam Waktu, Tidak Mengandalkan Anak–Cucu
Keunggulan, pula kekalahan ; diputarkan Allah SWT (QS. Ali Imron : 140), maka kekalahan fisik yang pernah dialami umat Islam Indonesia juga bukanlah kepastian untuk terus kalah, meski dalam hal itu telah sekian lama keadaannya dipaksa bernaung di bawah hukum-hukum peninggalan manusia-manusia kafir. Bagi pihak pancasilais bisa saja beranggapan bahwa ideologi mereka itu sakti dan tahan uji. Padahal berapa pun lamanya sesuatu kekuasaan itu bercokol, maka pada hakekatnya belum menjadi kepastian untuk terus berkuasa. Sebab bahwa masa mendatangnya pun belum diketahui. Yang mana bisa juga bila kekuasaan thagut itu telah ditumbangkan, kemudian kekuasaan Islam (penterapan hukum-hukum Islam) akan lebih lama bertegak dari pada yang dialami oleh pemerintah RI — Pancasila.
Walhasil, karena “Sekedar mematuhi tugas”, maka tekad perjuangan tidak akan membeku terpendam waktu, juga tidak menyusut oleh teriakan berbagai slogan jahiliyah versi modern. Perhatikan ayat yang bunyinya :
وَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ إِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (65)
“Dan janganlah ocehan-ocehan mereka menggusarkan hati engkau ; karena sesungguhnya kemenangan dan kebesaran, adalah kepunyaan Allah semuanya, Dialah yang senantiasa mendengar dan senantiasa mengetahui.” (QS. Yunus : 65).
Yang akan kita pertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT, hanyalah dalam kehidupan kita. Karena itu kita tidak usah mengutamakan berhitung mengenai masa mendatang yang belum tentu menjadi kehidupan kita. Tegasnya, kita tidak dapat melepaskan diri dari kancah perjuangan dengan mengandalkan anak-cucu yang belum ketentuan. Itu adalah tanggung jawab mereka. Hanya kita kewajiban mendidik dan mengarahkan mereka sebagai penerus. Akan tetapi, ingatlah jangan mengharap generasi setelah kita menjadi pelanjut perjuangan, bila hal itu hanya untuk alasan ma’af bagi diri tidak aktif dalam perjuangan sekarang. Allah Maha Mengetahui hati seseorang. Jika anda merasa gentar…, maka tak usah mengutarakan tentang kehidupan anak-anak anda. Nanti bisa-bisa syaitan semakin berani menggoda diri anda. Adakah dibenarkan oleh Islam bila anda mengandalkan anak-cucu, sedang diri sendiri tidak berbuat ? Siapakah yang harus didahulukan dalam mengabdi kepada Allah, serta bertanggungjawab kepada-Nya, kita atau mereka ? Bayangkan saja bahwa sebagian pengikut Nabi Saw pada waktu dahulu pun mempunyai anak-cucu toh kewajiban berperang tetap berjalan.
Mengenai masa yang akan datang tidak dapat kita ketahui dengan pasti, “….Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok….”.(QS. 31 : 34). Apakah kita akan tahu datangnya hari ketentuan dari Allah sehingga anak-anak kita tidak sempat berjihad ? Atau seandainya jangka tempo itu masih panjang, bisakah kita memastikan mereka akan hidup sesudah kita mati ? Sudahkah kita memastikan bahwa keturunan kita itu akan menjadi wakil dalam jihad fiisabilillah ? Dapatkah kita mempertanggungjawabkan diri kepada Allah dengan dalil bahwa tugas menegakkan hukum-hukum Allah itu sudah kita serahkan kepada anak-cucu ?
Februari 1, 2010 at 8:10 am
ass wr wb,apakah hanya dengan konfrontasi langsung(zihad suci) yg akan menyatukan seluruh mujahid dr berbagai unsur/faksi dalam satu komando? terus terang ana sangat merindukan dimana momen bergabungnya seluruh mujahid bahu membahu dalam mengobarkan cahaya Alloh,
akhi saya dulu pernah bertanya tentang estafeta kpmpnan paska imam awal bukankah dr beliau ke AFW kemudian ke MYT terus ke AM sampe skrg, dan akhi telah membalas lewat email saya tapi filenya ga ada,
Abuqital1:
sudah dikirim via email akhi, maaf baru sekarang membalasnya.
Mei 6, 2011 at 3:07 pm
[…] seorang Muballigh, Mujahid dan Muwahhid: Selalu tegar dalam Jihadnya dan harus senantia istiqomah menjalankan perintah Alloh ‘Azza wa Jalla dengan semaksimal kemampuan berusaha. SukaBe the first to like this […]
Juni 5, 2011 at 5:07 am
sahabat yang beriman ibarat mentari bersinar..sahabat yang setia bagai pewangi mengharumkan…sahabat sejati pendorong impian…sahabat berhati mulia membawa kita ke jalan Taqwa….
فَأَيَّدْنَا الَّذِينَ آَمَنُوا عَلَى عَدُوِّهِمْ فَأَصْبَحُوا ظَاهِرِينَ
(QS. ash-Shaff (61) ayat 14)
تفسير الجلالين
“يَا أَيّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا أَنْصَار اللَّه” لِدِينِهِ وَفِي قِرَاءَة بِالْإِضَافَةِ “كَمَا قَالَ” إلَخْ الْمَعْنَى : كَمَا كَانَ الْحَوَارِيُّونَ كَذَلِكَ الدَّالّ عَلَيْهِ قَالَ “عِيسَى ابْن مَرْيَم لِلْحَوَارِيِّينَ مَنْ أَنْصَارِي إلَى اللَّه” أَيْ مَنْ الْأَنْصَار الَّذِينَ يَكُونُونَ مَعِي مُتَوَجِّهًا إلَى نُصْرَة اللَّه “قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنْصَار اللَّه” وَالْحَوَارِيُّونَ أَصْفِيَاء عِيسَى وَهُمْ أَوَّل مَنْ آمَنَ بِهِ وَكَانُوا اثْنَيْ عَشَر رَجُلًا مِنْ الْحُور وَهُوَ الْبَيَاض الْخَالِص وَقِيلَ كَانُوا قَصَّارِينَ يُحَوِّرُونَ الثِّيَاب أَيْ يُبَيِّضُونَهَا “فَآمَنَتْ طَائِفَة مِنْ بَنِي إسْرَائِيل” بِعِيسَى وَقَالُوا إنَّهُ عَبْد اللَّه رُفِعَ إلَى السَّمَاء “وَكَفَرَتْ طَائِفَة” لِقَوْلِهِمْ إنَّهُ ابْن اللَّه رَفَعَهُ إلَيْهِ فَاقْتَتَلَتْ الطَّائِفَتَانِ “فَأَيَّدْنَا” قَوَّيْنَا “الَّذِينَ آمَنُوا” مِنْ الطَّائِفَتَيْنِ “عَلَى عَدُوّهُمْ” الطَّائِفَة الْكَافِرَة “فَأَصْبَحُوا ظَاهِرِينَ” غَالِبِينَ
——————————————————————————–
تفسير العظيم لإبن كثير
يقول تعالى آمرا عباده المؤمنين أن يكونوا أنصار الله في جميع أحوالهم بأقوالهم وأفعالهم وأنفسهم وأموالهم وأن يستجيبوا لله ولرسوله كما استجاب الحواريون لعيسى حين قال من أنصاري إلى الله أي معيني في الدعوة إلى الله عز وجل ؟ قال الحواريون وهم أتباع عيسى عليه السلام نحن أنصار الله أي نحن أنصارك على ما أرسلت به وموازروك على ذلك ولهذا بعثهم دعاة إلى الناس في بلاد الشام في الإسرائيليين واليونانيين وهكذا كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول في أيام الحج ” من رجل يؤويني حتى أبلغ رسالة ربي ؟ فإن قريشا قد منعوني أن أبلغ رسالة ربي ” حتى قيض الله عز وجل له الأوس والخزرج من أهل المدينة فبايعوه ووازروه وشارطوه أن يمنعوه من الأسود والأحمر إن هو هاجر إليهم فلما هاجر إليهم بمن معه من أصحابه وفوا له بما عاهدوا الله عليه ولهذا سماهم الله ورسوله الأنصار وصار ذلك علما عليهم رضي الله عنهم وأرضاهم وقوله تعالى فآمنت طائفة من بني إسرائيل وكفرت طائفة أي لما بلغ عيسى ابن مريم عليه الصلاة والسلام رسالة ربه إلى قومه ووازره من وازره من الحواريين اهتدت طائفة من بني إسرائيل بما جاءهم به وضلت طائفة فخرجت عما جاءهم به وجحدوا نبوته ورموه وأمه بالعظائم وهم اليهود عليهم لعائن الله المتتابعة إلى يوم القيامة وغالت فيه طائفة ممن اتبعه حتى رفعوه فوق ما أعطاه الله من النبوة وافترقوا فرقا وشيعا فمن قائل منهم إنه ابن الله وقائل إنه ثالث ثلاثة : الأب والابن وروح القدس ومن قائل إنه الله وكل هذه الأقوال مفصلة في سورة النساء . وقوله تعالى فأيدنا الذين آمنوا على عدوهم أي نصرناهم على من عاداهم من فرق النصارى فأصبحوا ظاهرين أي عليهم وذلك ببعثة محمد صلى الله عليه وسلم كما قال الإمام أبو جعفر بن جرير رحمه الله حدثني أبو السائب حدثنا أبو معاوية عن الأعمش عن المنهال يعني ابن عمرو عن سعيد بن جبير عن ابن عباس رضي الله عنهما قال : لما أراد الله عز وجل أن يرفع عيسى إلى السماء خرج إلى أصحابه وهم في بيت اثنا عشر رجلا من عين في البيت ورأسه يقطر ماء فقال ” إن منكم من يكفر بي اثنتي عشرة مرة بعد أن آمن بي قال ثم قال أيكم يلقى عليه شبهي فيقتل مكاني ويكون معي في درجتي ” قال فقام شاب من أحدثهم سنا فقال أنا فقال له ” اجلس ” ثم أعاد عليهم فقام الشاب فقال أنا فقال له ” اجلس ” ثم أعاد عليهم فقام الشاب فقال أنا فقال ” نعم أنت ذاك ” قال فألقي عليه شبه عيسى ورفع عيسى عليه السلام من روزنة في البيت إلى السماء قال وجاء الطلب من اليهود فأخذوا شبيهه فقتلوه وصلبوه وكفر به بعضهم اثنتي عشرة مرة بعد أن آمن به فتفرقوا فيه ثلاث فرق فقالت فرقة كان الله فينا ما شاء ثم صعد إلى السماء وهؤلاء اليعقوبية وقالت فرقة كان فينا ابن الله ما شاء الله ثم رفعه إليه وهؤلاء النسطورية وقال فرقة كان فينا عبد الله ورسوله ما شاء الله ثم رفعه الله إليه وهؤلاء المسلمون فتظاهرت الكافرتان على المسلمة فقتلوها فلم يزل الإسلام طامسا حتى بعث الله محمدا صلى الله عليه وسلم فآمنت طائفة من بني إسرائيل وكفرت طائقة يعني الطائفة التي كفرت من بني إسرائيل في زمن عيسى والطائفة التي آمنت في زمن عيسى فأيدنا الذين آمنوا على عدوهم فأصبحوا ظاهرين بإظهار محمد صلى الله عليه وسلم دينهم على دين الكفار هذا لفظه في كتابه عند تفسير هذه الآية الكريمة وهكذا رواه النسائي عند تفسير هذه الآية من سننه عن أبي كريب عن محمد بن العلاء عن أبي معاوية بمثله سواء فأمة محمد صلى الله عليه وسلم لا يزالون ظاهرين على الحق حتى يأتي أمر الله وهم كذلك وحتى يقاتل آخرهم الدجال مع المسيح عيسى ابن مريم عليه السلام كما وردت بذلك الأحاديث الصحاح والله أعلم . آخر تفسير سورة الصف ولله الحمد والمنة .
——————————————————————————–
تفسير الطبري
أكد أمر الجهاد ; أي كونوا حواريي نبيكم ليظهركم الله على من خالفكم كما أظهر حواريي عيسى على من خالفهم . وقرأ ابن كثير وأبو عمرو ونافع ” أنصارا لله ” بالتنوين . قالوا : لأن معناه اثبتوا وكونوا أعوانا لله بالسيف على أعدائه . وقرأ الباقون من أهل البصرة والكوفة والشام ” أنصار الله ” بلا تنوين ; وحذفوا لام الإضافة من اسم الله تعالى . واختاره أبو عبيدة لقوله : ” نحن أنصار الله ” ولم ينون ; ومعناه كونوا أنصارا لدين الله . ثم قيل : في الكلام إضمار ; أي قل لهم يا محمد كونوا أنصار الله . وقيل : هو ابتداء خطاب من الله ; أي كونوا أنصارا كما فعل أصحاب عيسى فكانوا بحمد الله أنصارا وكانوا حواريين . والحواريون خواص الرسل . قال معمر : كان ذلك بحمد الله ; أي نصروه وهم سبعون رجلا , وهم الذين بايعوه ليلة العقبة . وقيل : هم من قريش . وسماهم قتادة : أبا بكر وعمر وعلي وطلحة والزبير وسعد بن مالك وأبا عبيدةواسمه عامروعثمان بن مظعون وحمزة بن عبد المطلب ; ولم يذكر سعيدا فيهم , وذكر جعفر بن أبي طالب رضي الله عنهم أجمعين .
الله كما قال عيسى ابن مريم
وهم أصفياؤه اثنا عشر رجلا , وقد مضت أسماؤهم في ” آل عمران ” , وهم أول من آمن به من بني إسرائيل , قاله ابن عباس . وقال مقاتل : قال الله لعيسى إذا دخلت القرية فأت النهر الذي عليه القصارون فاسألهم النصرة , فأتاهم عيسى وقال : من أنصاري إلى الله ؟ قالوا : نحن ننصرك . فصدقوه ونصروه .
للحواريين من أنصاري إلى الله قال الحواريون نحن أنصار
أي من أنصاري مع الله , كما تقول : الذود إلى الذود إبل , أي مع الذود . وقيل : أي من أنصاري فيما يقرب إلى الله . ” قال الحواريون نحن أنصار الله ” وقد مضى هذا في آل عمران ”
الله فآمنت طائفة من بني إسرائيل وكفرت
والطائفتان في زمن عيسى افترقوا بعد رفعه إلى السماء , على ما تقدم في ” آل عمران ” بيانه .
طائفة فأيدنا الذين آمنوا على عدوهم فأصبحوا
” فأيدنا الذين آمنوا على عدوهم ” الذين كفروا بعيسى . ” فأصبحوا ظاهرين ” أي غالبين . قال ابن عباس : أيد الله الذين آمنوا في زمن عيسى بإظهار محمد على دين الكفار . وقال مجاهد : أيدوا في زمانهم على من كفر بعيسى . وقيل أيدنا الآن المسلمين على الفرقتين الضالتين , من قال كان الله فارتفع , ومن قال كان ابن الله فرفعه الله إليه ; لأن عيسى ابن مريم لم يقاتل أحدا ولم يكن في دين أصحابه بعده قتال . وقال زيد بن علي وقتادة : ” فأصبحوا ظاهرين ” غالبين بالحجة والبرهان ; لأنهم قالوا فيما روي : ألستم تعلمون أن عيسى كان ينام والله لا ينام , وأن عيسى كان يأكل والله تعالى لا يأكل ! . وقيل : نزلت هذه الآية في رسل عيسى عليه الصلاة والسلام . قال ابن إسحاق : وكان الذي بعثهم عيسى من الحواريين والأتباع بطرس وبولس إلى رومية , واندراييس ومشى إلى الأرض التي يأكل أهلها الناس . وتوماس إلى أرض بابل من أرض المشرق . وفيلبس إلى قرطاجنة وهي أفريقية . ويحنس إلى دقسوس قرية أهل الكهف . ويعقوبس إلى أورشليم وهي بيت المقدس , . وابن تلما إلى العرابية وهي أرض الحجاز . وسيمن إلى أرض البربر . ويهودا وبردس إلى الإسكندرية وما حولها . فأيدهم الله بالحجة . ” فأصبحوا ظاهرين ” أي عالين ; من قولك : ظهرت على الحائط أي علوت عليه . والله سبحانه وتعالى أعلم بالصواب , وإليه المرجع والمآب .
——————————————————————————–
تفسير القرطبي
أكد أمر الجهاد ; أي كونوا حواريي نبيكم ليظهركم الله على من خالفكم كما أظهر حواريي عيسى على من خالفهم . وقرأ ابن كثير وأبو عمرو ونافع ” أنصارا لله ” بالتنوين . قالوا : لأن معناه اثبتوا وكونوا أعوانا لله بالسيف على أعدائه . وقرأ الباقون من أهل البصرة والكوفة والشام ” أنصار الله ” بلا تنوين ; وحذفوا لام الإضافة من اسم الله تعالى . واختاره أبو عبيدة لقوله : ” نحن أنصار الله ” ولم ينون ; ومعناه كونوا أنصارا لدين الله . ثم قيل : في الكلام إضمار ; أي قل لهم يا محمد كونوا أنصار الله . وقيل : هو ابتداء خطاب من الله ; أي كونوا أنصارا كما فعل أصحاب عيسى فكانوا بحمد الله أنصارا وكانوا حواريين . والحواريون خواص الرسل . قال معمر : كان ذلك بحمد الله ; أي نصروه وهم سبعون رجلا , وهم الذين بايعوه ليلة العقبة . وقيل : هم من قريش . وسماهم قتادة : أبا بكر وعمر وعلي وطلحة والزبير وسعد بن مالك وأبا عبيدة – واسمه عامر – وعثمان بن مظعون وحمزة بن عبد المطلب ; ولم يذكر سعيدا فيهم , وذكر جعفر بن أبي طالب رضي الله عنهم أجمعين .
الله كما قال عيسى ابن مريم
وهم أصفياؤه اثنا عشر رجلا , وقد مضت أسماؤهم في ” آل عمران ” , وهم أول من آمن به من بني إسرائيل , قاله ابن عباس . وقال مقاتل : قال الله لعيسى إذا دخلت القرية فأت النهر الذي عليه القصارون فاسألهم النصرة , فأتاهم عيسى وقال : من أنصاري إلى الله ؟ قالوا : نحن ننصرك . فصدقوه ونصروه .
للحواريين من أنصاري إلى الله قال الحواريون نحن أنصار
أي من أنصاري مع الله , كما تقول : الذود إلى الذود إبل , أي مع الذود . وقيل : أي من أنصاري فيما يقرب إلى الله . ” قال الحواريون نحن أنصار الله ” وقد مضى هذا في آل عمران ”
الله فآمنت طائفة من بني إسرائيل وكفرت
والطائفتان في زمن عيسى افترقوا بعد رفعه إلى السماء , على ما تقدم في ” آل عمران ” بيانه .
طائفة فأيدنا الذين آمنوا على عدوهم فأصبحوا
” فأيدنا الذين آمنوا على عدوهم ” الذين كفروا بعيسى . ” فأصبحوا ظاهرين ” أي غالبين . قال ابن عباس : أيد الله الذين آمنوا في زمن عيسى بإظهار محمد على دين الكفار . وقال مجاهد : أيدوا في زمانهم على من كفر بعيسى . وقيل أيدنا الآن المسلمين على الفرقتين الضالتين , من قال كان الله فارتفع , ومن قال كان ابن الله فرفعه الله إليه ; لأن عيسى ابن مريم لم يقاتل أحدا ولم يكن في دين أصحابه بعده قتال . وقال زيد بن علي وقتادة : ” فأصبحوا ظاهرين ” غالبين بالحجة والبرهان ; لأنهم قالوا فيما روي : ألستم تعلمون أن عيسى كان ينام والله لا ينام , وأن عيسى كان يأكل والله تعالى لا يأكل ! . وقيل : نزلت هذه الآية في رسل عيسى عليه الصلاة والسلام . قال ابن إسحاق : وكان الذي بعثهم عيسى من الحواريين والأتباع بطرس وبولس إلى رومية , واندراييس ومشى إلى الأرض التي يأكل أهلها الناس . وتوماس إلى أرض بابل من أرض المشرق . وفيلبس إلى قرطاجنة وهي أفريقية . ويحنس إلى دقسوس قرية أهل الكهف . ويعقوبس إلى أورشليم وهي بيت المقدس , . وابن تلما إلى العرابية وهي أرض الحجاز . وسيمن إلى أرض البربر . ويهودا وبردس إلى الإسكندرية وما حولها . فأيدهم الله بالحجة . ” فأصبحوا ظاهرين ” أي عالين ; من قولك : ظهرت على الحائط أي علوت عليه . والله سبحانه وتعالى أعلم بالصواب , وإليه المرجع والمآب .
maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang