Karena jihad fardhu ‘ain hukumnya pada beberapa kondisi yang telah kami sebutkan tadi, sedangkan jihad tidak bisa terlaksana — terlebih tumbuh berkembangnya teknologi persenjataan — kecuali dengan berlatih cara menggunakannya. Padahal (dalam kaidah Ushul Fiqih, penerj.) sebuah kewajiban yang tidak terlaksana dengan sempurna kecuali dengan melakukan suatu hal, maka suatu hal itu wajib hukumnya.
Demikian juga, latihan adalah salah satu bagian dari I’dad (persiapan) yang wajib berdasarkan firman Alloh SWT:
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi…” Qs. Al-Anfal:60
Nabi SAW menafsirkan kekuatan dengan sabda beliau:
ألا إن القوة الرمي
“Ketahuilah, kekuatan itu adalah melempar.”
Beliau mengatakannya tiga kali (HR. Muslim dari ‘Uqbah bin ‘Amir)
Di sini ada satu hal yang harus diperhatikan, bahwasanya latihan (tadrib) bukan syarat wajib jihad (saya telah sebutkan syarat-syaratnya pada bagian ketujuh), terlebih jika musuh menduduki salah satu negeri kaum muslimin dan ketika hukum memerangi musuh menjadi fardhu ‘ain.
Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata: “Adapun perang difa’ (mempertahankan diri), maka itu termasuk jenis perang paling ditekankan dalam rangka mengusir musuh yang menyerang kehormatan dan agama, perang seperti ini wajib berdasarkan ijma’. Apabila musuh menyerang agama dan dunia, maka tidak ada yang lebih wajib setelah iman selain menolaknya, tidak disyaratkan satu syaratpun, tetapi harus menolak sesuai kemampuan.” (Al-Ikhtiyarot Al-Fiqhiyah tulisan Ibnu Taimiyyah. Hal. 309)
Saya katakan: Artinya, jika hukum jihad menjadi wajib, maka setiap muslim
selain yang memiliki udzur syar’i wajib turut serta dalam memerangi musuh
meskipun ia bukan orang yang terlatih. Tetapi, ia tidak boleh menggunakan senjata atau peralatan perang yang ia tidak bisa menggunakannya, supaya senjata itu tidak membahayakan dirinya dan saudara-saudaranya, ini berdasarkan sebuah hadits yang diriwayatkan dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda:
لا ضرر ولا ضرار
“Tidak (boleh) ada bahaya dan membahayakan.”
Setiap muslim juga harus komitmen dengan tugas yang sudah ditentukan pimpinannya di dalam jihad sesuai kemampuannya.
Juli 24, 2009 at 2:54 am
minta ijin copy artikelnya
Abuqital1:
“tafadhdhol akhii…semoga bermanfaat untuk perjuangan Islam…”
Januari 23, 2010 at 8:58 am
Kalau bisa tolong ditulis panduan-panduannya ana kesengsrem sekali untuk tadrib militer
Abuqital1:
jika akhi “kesengsrem” untuk tadrib militer maka langkah awalnya adalah:
1) Iman–>aplikasinya adalah “mengabdi kepada Alloh” dan “jauhi thohut”, “ingkar kepada Orang kafir” dan beriman kepada Alloh”, artinya:
– akhi harus menafikan aturan/hukum thoghut (pancasila) dan menetapkan Al Quran dan hadits shohih sebagai hukum islam
-akhi harus menafikan kekuasaan thoghut (RI) dan menetapkan kekuasaan Alloh (NII)
– akhi harus menafikan loyalitas kepada pemerintahan thoghut (RI) dan menetapkan loyalitas kepada pemerintahan Islam (NII)
2) Hijrah–>realisasinya adalah “meninggalkan dinul bathil” dan “menuju dinul haq”, artinya:
– meninggalkan negara musyrik (RI) karena bersumberkan Pancasila
– bergabung menjadi kekuatan Negara Islam Indonesia karena bersumberkan hukum Islam (Al Quran dan Hadits Shohih)
3) Jihad–> mengerahkan seluruh potensi akhi (amwal dan anfus) semata-mata untuk dakwah dan qital (perang) fi sabilillah. Disinilah akhi akan ditraining untuk tadrib askari
Maret 7, 2010 at 8:42 am
kalo dimakassar dimana tempatx, supaya sy bs bergabung untuk tegaknya syari’at islam di indonesia.teriamakasih wasallam
Abuqital1:
Akhi silakan kontak via abuqital1@gmail.com
Maret 8, 2010 at 11:31 am
Terus terang saja. Beaya pendaftarannya berapa? mBayar dimana? Boleh dicicil pa gak? Dan nanti kalo sudah futuh, kita-kita ini dijadikan pejabat apa?
Jawabannya saya tunggu, penting sekali ini. Jangan sampe kita-kita tertipu berkali-kali. Omongannya bagus-bagus, berdasar Qur’an dan Hadist, eee tahu-tahu belakangan hanya untuk ngomporin besaran infaq. Kalo perlu susunan pejabatnya diatur sekarang agar supaya nantinya tidak berebut. Berjuangnya malas jangan sampe belakangan mendapat kedudukan yang enak.
Abuqital1:
Sepertinya ANDA KORBAN KW9 AZ ZAITUN yg merupakan BONEKA RI untuk menghancurkan Islam. Hanya mukmin sejatilah yang akan JIHAD FI SABILILLAH karena Alloh semata (QS. 49:15) dikarenakan dia sudah berjanji kepada-Nya (QS. 48:10) dan melakukan jual beli dengan-Nya (QS. 9:111).
Maret 9, 2010 at 9:55 pm
iya pak, aku korban nii-kw9. Agak lebih mudah menengarai kw9 sebagai ajaran sesat, karena cara nipunya kasar.
Jangan-jangan yang menyebut diri nii asli termasuk juga se-kelakuan. Ujungnya mau uangnya, tapi tak mau orangnya.
Sekarang ini banyak yang mengaku diri nii asli. Maunya apa tho?? Orang-orang disuruh berjuang dengan sepenuh kemampuan. Lah kalo gak sanggup mbayar apa bisa jadi mujahid???.
Beliau SM Kartosuwiryo sendiri gak pernah bilang kalo NII-nya asli.
Abuqital1:
betul akhi, NII hanya satu dan tdk punya embel-embel. Jika kita memang masih mengaku warga NII sebagai wadah perjuangan dalam penegakkan dinul Islam di Indonesia maka seharusnya kita wajib mentaati konstitusinya, pemerintahannya yang memang melaksanakan konstitusi NII tersebut.
Maret 30, 2010 at 12:25 am
Bagaimana kalau wadahnya tetap RI tapi perjuangannya menegakkan kalimatillah sebagaimana ajaran Rasul SAW???
Kita mencontoh Nabi Ibrahim, dalam menyebarkan ajarannya tidak memakai negara Islam. Tapi beliau membangun masyarakat dengan cara yang sesuai dengan situasi dan kenyataan saat itu. An Nahl:36; Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut”
Jadi menjauhi thagut tidak harus membuat negara, seperti Nabi Ibrahim.
Abuqital1:
Pada zaman Rosul jelas tidak ada istilah kata “negara” bahkan dalam Al Quran pun tidak ada kata “negara”. Namun secara esensi Al Quran telah menjelaskan perlunya terbentuk wadah yang harus menjalankan hukum Islam. Silakan klik https://abuqital1.wordpress.com/2009/11/04/negara-islam-di-tinjau-dari-al-quran-dan-as-sunnah/
Yang jelas bahwa dalam menegakkan Dinul Islam TIDAK ADA TALBIS. Tidak bisa AL QURAN sbg wahyu Alloh dicampur adukkan dg PANCASILA sbg hasil ro-yu manusia yg jauh dari sumber hukum Al Quran dan As Sunnah.
Menegakkan Dinul Islam itu harus jelas mana wadah yang hak dan mana wadah yang batil. Mengapa RI wadah yang bathil? Karena RI memakai IDEOLOGI PANCASILA dg lambang “Berhala GARUDA”. Kalo zaman Jahiliyyah Makkah dulu lambangnya “Berhala Latta, Uzza dsj”.
Maret 30, 2010 at 8:14 am
Nabi Sulaiman mempunyai kerajaan, itulah wadah perjuangan dalam menegakkan kalimatillah. Disini hukum tentu menurut raja Sulaiman.
Nabi Ibrahim tidak punya kerajaan, tetapi masih juga sebagai pejuang menegakkan kalimatillah. Disini hukum tentu menurut rajanya (rajanya) Ibrahim.
Dengan demikian berjuang tidak memandang wadah, tetapi hakikat dari kalimatillah itu tersampaikan. Hasilnya terserah Allah SWT. Tetapi memang bolehlah kita berjuang sebagaimana yang bapak maksud, tergantung situasi dan kondisi. Kalau perjuangan menyampaikan kalimatillah ini telah sampai, maka terbukalah kesempatan mengganti ideologi dan semua lambang-lambang negara RI, menjadi bendera yang juga bergambar pedang. Kalau semua itu islami apakah tidak berarti negara RI ini Islam??? Karena menurut pemahaman saya kalau Islam itu dipertampakkan secara islami maka Islam ini adalah pesona. Bukan momok yang harus dijauhi tetapi pesona yang harus didatangi.
Banyak contoh Rasul SAW bagaimana menakuti musuh, tetapi juga banyak contoh bagaimana Rasul SAW santun dan kasih kepada musuh. Semua itu tergantung situasi dan kondisi.
Abuqital1:
RI dan Pancasila seperti jasad dan Ruh. Jika ingin mengganti RI tentunya harus merobohkan Pancasila. Ingatlah dalam Kalimat Tauhid “Laa Ilaaha Illalloh”, Esensi pada kalimat tersebut adalah menghancurkan (meniadakan) dulu kebathilan baru kemudian membangun kebenaran.
Jadi hancurkan dulu RI dg segala ideologi, perangkatnya, wadahnya, konstitusinya dsj baru kemudian membangunnya dg wadah kebenaran yg bersumberkan Al Quran dan As Sunnah. Dalam hal ini di Indonesia sudah ada yang namanya NII. Saat ini NII sudah ada konstitusinya, pemerintahannya dan Mujahidnya, YANG BELUM ADA adalah WILAYAH BASISNYA karena telah DIRAMPAS oleh RI.
Sungguh ironis musuh saja begitu bersatu, bahu membahu memusuhi Islam dg kedok “terorisnya” sehingga ada sebagian yg mengaku muslim malah membantu musuh tersebut. Lalu bagaimana dengan para Mujahid, para “aktivis Islam fundamentalis”, mengapa kita tidak bersatu, mengapa masih mengutamakan ego pribadi, masih mengutamakan jabatan, padahal dihadapan kita telah ada NII dg segala perangkatnya. Sekali lagi janganlah melihat NII itu dari segi idealis pemimpinnya, jangan melihat dari banyaknya kekuatan AKAN TETAPI LIHATLAH konstitusinya dan PROGRAM PERJUANGAN ulama terdahulu (konferensi Cisayong 1948).
Simaklah Firman Alloh SWT. QS. Al Isro(17):81
Dan katakanlah : ” yang benar telah datang dan yang bathil telah lenyap ” . Sesungguhnya yang bathil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap”.
Dari sana jelas bahwa Al HAQ itu harus didatangkan, wadah Al Haq itu harus dibangun dan diperjuangkan sehingga nantinya AL BATHIL akan lenyap beserta wadahnya dan perangkatnya. Ya, akhirnya wadah kebathilan itu akan lenyap karena akan diperangi dan dirobohkan oleh KEKUATAN YANG DIHIMPUN OLEH WADAH YANG HAQ. Jika saat ini MUSUH ISLAM YANG NYATA BERWUJUD NEGARA maka kita pun harus melawannya DENGAN WUJUD NEGARA PULA. Tidak bisa dengan cara Partai, Organisasi Massa apalagi Yayasan.
Lihatlah Rosulullloh SAW, karena musuh yg dihadapi beliau adalah Pemerintah Musyrik Abu Jahal Cs maka beliaupun menyusun kekuatan yang setara dg itu. Beliau pun menghimpun kekuatan dan mencari wilayah basisnya. Pergi ke Thoif malah diusir, pergi ke Habasyah hanya berupa “suaka” dan akhirnya pergi ke YATSRIB sbg tempat basis kekuatan Islam walaupun pada waktu itu Islam masih minoritas tapi masyarakat Yatsrib mau menerimanya dan siap bergabung dibawah kepemimpinan Rosululloh SAW (Lihat Shohifah Madinah).
Maret 31, 2010 at 9:19 am
Kerajaan jaman Nabi Ibrahim tentu mempunyai juga ideologi thagut. Toh nyatanya Nabi Ibrahin tetap berjuang menegakkan kalimatillah. Tanpa harus merobohkan pemerintahan/kerajaan waktu itu. Mengapa beliau tidak ngotot mengadakan kudeta meminta kerajaan??? Karena toh bukan suatu kebenaran hanya karena memiliki kerajaan, tetapi bagaimana dakwah kalimatillah itu disampaikan.
Kalau menghancurkan dijadikan satu-satunya cara dalam penyampaian dakwah pada jaman sekarang ini, perhitungan saya malah kontra produksi. Bukannya dapat hasil tapi malah merugi. Negara impian tidak terwujud malah syiar Islam memudar. Memang adakalanya cara ekspansi dilakukan tetapi cara-cara persuasif bukanlah cara yang sepele. Pada jaman perang pasukan berhadapan pasukan, wajah ketemu wajah, pedang ketemu pedang, mungkin cara penaklukan dapat dilakukan. Sekarang ini jangankan orang kaya mau ditaklukkan, kere saja gak mau diremehkan. Jangankan orang pinter mau dikalahkan yang butahuruf saja mampu membuat anarki. Tetapi siapapun dapat didekati dengan cara meningkatkan silaturahmi dalam berbagai bentuk dan cara.
Apalagi NII yang tidak mempunyai wilayah basis. Negara mana yang mau membantu sebagaimana contoh hijrahnya Rasul SAW. Rasul hijrah menuju wilayah basis, dan NII hijrah menuju wilayah bayangan. Basislah yang membantu Rasul SAW, tetapi bayanganlah yang membantu NII. Negara manapun tak dapat mengakui suatu negara kalau negara tersebut tidak mempunyai wilayah. Inilah situasi yang harus disiasati untuk menyampaikan dakwah kalimatillah. Tidak fundamentalis tidak teroris, tetapi Islam harusnya disampaikan secara santun. Rasul SAW mencontohkan hal ini. Dan Rasul-Rasul sebelumnyapun juga mencontohkan berbagai cara dalam memberikan dakwah. Mengapa hanya mencontoh satu metode saja??? Padahal banyak metode yang sepadan untuk dipilih.
Ironis sekali menganggap RI sebagai musuh dari seorang pejuang penegak kalimatillah. Bagi kebanyakan orang RI adalah ladang perjuangan dalam menegakkan kalimatillah. Ragam masyarakatnya masih sangat membutuhkan sentuhan-sentuhan Islam. Kebanyakan masyarakat menengahnya memandang kehidupan beragama adalah kebutuhan. Pondok pesantren berkembang dan semakin bermutu. Ini adalah pertanda bahwa Islam sedang dan terus tumbuh di RI
Kalu kita selalu diingatkan kepada hasil konferensi Cisayong 1948, mengapa tidak diingatkan sekalian contoh-contoh perjuangan para Rasulullah yang ada di AlQur’an dan AlHadist???.
Simaklah Firman Alloh SWT. QS. Al Isro(17):81
Dan katakanlah : ” yang benar telah datang dan yang bathil telah lenyap ” . Sesungguhnya yang bathil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap”.
Dari sana jelas bahwa apabila kita mengikuti ajaran Rasul SAW yang terkandung dalam AlQur’an dan AlHadist, sebagai suatu kebenaran, maka yang kita temukan adalah kemenangan. Termasuk juga mengikuti contoh-contoh berdakwah beliau, yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Dengan terlaksananya dakwah ala Rasul SAW dan Rasul-Rasul sebelumnya maka yang bathil pasti lenyap. Gunakanlah cara Al-Haq bukan merobohkan Al-Bathil, tetapi Al-Haq mengikis Al-bathil. Dan Al-Bathil pasti lenyap. Kalo pernyataan bahwa musuh Islam berwujud negara maka melawannya juga dengan negara pula. Pertanyaannya adalah negara apa NII itu??? Sepadankah melawan RI, Malaysia, Amerika dst??? Padahal dengan cara yang santun Islam telah merambah ke Amerika, Jepang, Negara-negara Eropa, dst. Apakah mereka itu masih divonis kafir lantaran tidak berjuang melalui NII???
Lihatlah Rasulullah SAW, pada waktu itu memilih hijrah pergi ke Yatsrib sebagai tempat/basis, dan untuk memperoleh dukungan dari masyarakatnya. Itulah cara yang sepadan yang dipilih oleh Rasulullah, karena situasi dan kondisi menawarkan satu pilihan saat itu. Karena itulah kemenangan itu kita rasakan sampai sekarang. Apa yang dapat dipetik dari kejadian saat itu untuk perjuangan saat ini??? Pandailah memilih metode perjuangan mengikuti kehendak situasi dan kondisi, zaman tak akan berulang. Manusia tak dapat memaksakan situasi dan kondisi mengikuti kemauannya. Tetapi manusia harus mengalah menyesesuaikan dengan situasi dan kondisi, untuk mencapai kemenangan.
Maret 8, 2010 at 11:51 am
mbayarnya pake uang rupiah apa pake dinar? Jangan sampe kita-kita menggunakan uang dari negara kafir. Apa setor berupa barang saja yaitu semacam barter, jadi sreg dengan halalnya. Kita-kita setor gabah berapa kilo, gitu!! Mosok berjuang demi negara Islam pake uang RI. Sukar sekali sekarang menipu masyarakat RI. Sejak mereka dapat tertawa melihat penipuan demi penipuan berlalu sebagai hiburan.
Agustus 21, 2010 at 7:04 am
ass,wr,wb,saya rada kurang mengerti setela saya baca2 komentar para ikhwan2 kok membicarakan tentang pendaftaran ke uwangan,bukan kah kalau kta pingin berjihad harus lilahitallah?tolong penjelasanya,mari kta satukan barisan untuk menegakan kalimah allah di muka bumi ini khususnya di bumi indonesia ini,mari kta mengatur strategi untuk menghentikan kezoliman densus laknatullah,saya pendatang baru ini alamat saya :supardi03@yahoo.co.id
November 19, 2010 at 8:55 am
Assalamualikum, kalau mau gabung bagaimana caranya, soalnya beberapa tahun ke belakang ana juga pernah kenalan dengan NII, dan AII mumkin juga DI tapi sepertinya sekarang kehilangan kontak mereka seakan sdh melebur kpd tandhim lain, mohon penjelasan, syukron
Desember 21, 2010 at 8:49 am
ini lah salah satu kelompok sempalan – NII yg mengatasnamakan Negara Islam bukan mengatasnamakan penegakkan Aqidah, di kepalanya hanyalah negara dan negara .. NII ini adalah Aliran sesat, jadi ana harap kaum Muslimin jangan terkena bujuk rayunya .. misinya hanya menghancurkan negara Indonesia tercinta, berikan solusi yg terbaik akhi Abuqital1 .. jangan bikin onar dan mengatas namakan jihad ..
NII Lupakan Sholat dan Menjerat Korban
Penyebaran Aliran Sesat
NII Tak Utamakan Salat, Namun Sedekah
JAKARTA – Sebuah organisasi Negara Islam Indonesia (NII) yang dinyatakan sesat ternyata masih eksis di muka Bumi Pertiwi ini. Mereka terus menggaet massa untuk mengumpulkan dana yang berasal dari anggotanya dengan dalih sebagai infaq.
Adit (20, salah seorang mahasiswa perguruan tinggi swasta di Jakarta sekaligus korban NII mengatakan, aliran sesat ini tidak mengharuskan pengikutnya salat. Hanya saja, mereka diharuskan memberi sedekah yaitu sejumlah uang kepada aliran sesat tersebut. Setelah itu, tuntas pula kewajiban pengikutnya dalam menjalankan salat.
Lebih parahnya lagi mereka mengandalkan Alquran sebagai bahan argumentasi dan menganggap mereka adalah penyelamat bagi orang-orang yang tersesat.
Setelah berargumentasi seputar agama Islam, anggota aliran sesat itu pun akan menanyakan apakah korbannya setuju dengan apa yang telah mereka katakan. Selain itu mereka pun akan menanyakan apakah korbannya siap untuk hijrah.Mereka mengajak korbannya ke posko aliran sesat tersebut.
“Kalau kamu setuju dengan apa yang saya bicarakan, kamu bisa ikut saya sekarang juga ke ciputat untuk bertemu dengan orang yang tingkatan ilmunya lebih tinggi dari saya,” kenang Adit kepada okezone, Senin (5/11/2007).
Lebih jauh Adit menjelaskan, aliran sesat NII ini mengklaim bisa melihat orang-orang kafir dan orang-orang di luar NII tidak bisa melihat anggota NII meskipun berdekatan. Belakangan, Adit mengetahui bahwa teman-temannya adalah anggota aliran sesat.
Kebiasaan pinjam uang yang sering di lakukan oleh teman-temannya adalah salah satu ciri-ciri dari anggota aliran sesat.
“Teman saya ini sering pinjam uang dalam jumlah yang lumayan besar antara delapan ratus ribu sampai satu juta rupiah. Katanya sih untuk bayar apaan gitu,” lanjutnya.
Menurut sumber yang ada aliran sesat ini pun tidak akan mengejar dan memaksa apabila korbannya tidak ingin bergabung. Hal itu disebabkan agar identitas aliran sesat mereka tidak terbongkar.
(fmh)
JAKARTA – Pergerakan aliran sesat merak dialami berbagai lapisan masyarakat di seluruh Indonesia. Meski penyebarannya sudah berlangsung lama, namun masalah itu mencuat ke permukaan akhir-akhir ini. Bukan hanya kalangan pekerja, aliran sesat pun berhasil mendoktrin kalangan terpelajar seperti mahasiswa.
Motifnya pun cukup beragam. Bila ditelusuri ternyata antara aliran satu dan lainnya hampir mirip. Salah satu contoh kasus yang dialami seorang mahasiswa perguruan tinggi swasta di Jakarta, Adit (20).
Awalnya, dia kenal dengan aliran sesat dari temannya. “Teman saya bilang kalau temannya butuh responden untuk buat tugas tentang hukum islam,” kata Adit kepada okezone di Jakarrta, Senin (5/11/2007).
Merasa terpanggil menolong, Adit pun menyanggupi permintaan temannya yang ternyata sudah terhipnotis sebagai anggota aliran sesat.
Biasanya, para pencari kader yang akan didoktrin menjadi jamahnya selalu mengajak bertemu di pusat pertokoan atau perbelanjaan di Jakarta. Ketika bertemu Adit tidak tahu apabila temannya telah menjadi bagian aliran sesat tersebut.
“Orang tersebut bilang kalau umat islam akan bangkit di abad 21 dan buktinya nanti adalah berubahnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menjadi Negara Islam Indonesia (NII),” Kata Adit mengulangi kata-kata anggota aliran sesat tersebut.
(fmh)
====================
maka BERHATI HATILAH, Musuh Islam ini banyak dan ini salah satunya yg berkedok Jihad dan Islam ..
=====================
wallahu a’lam ..
Abuqital1:
Sebelum anda berbicara lebar maka hendaklah anda berpikir dulu karena semuanya akan dimintai pertanggungjawaban.
“dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”. (Al Isro[17]:36)
Adapun yang terhadap anda beritakan tentang NII itu adalah suatu FITNAH. Berita itu sudah terlalu basi bagi kami yang insya Alloh akan selalu mengedepankan Al Quran dan Hadits Shohih sebagai Hukum Tertinggi di NII.
Berita sampah tersebut memang sengaja di munculkan oleh NKRI (Negara Kafir Republik Indonesia) melalui tipudayanya dengan memakai wadah KW9 Az Zaitun Haurgeulis yang seolah-olah memakai baju Islam tetapi rupanya Alloh masih memelihara NII melalui Mujahidinnya yang ikhlas dan bertauhid diberbagai wadah gerakan jihad untuk menegakkan hukum Islam di negeri Indonesia ini.
Sekali lagi sebaiknya anda pahami dulu sebelum lidah berbicara NII sesat, ingat Qs. 17:36, Selebihnya kami serahkan semua kepada Alloh Subhanahu wa Ta’alaa segala perhitungannya. Jika anda masih belum puas silakan cantumkan no. kontak lewat email abuqital1@gmail.com