Karena banyaknya permintaan tentang penjelasan syahadatain dan juga masih ada sebagian orang yang menyepelekan bai’at maka pengelola blog ini mencoba menguraikannya yang diambil dari berbagai sumber.

Pertama kali yang akan diuraikan adalah tentang syahadatain yang berisi makna, rukun-rukunnya, syarat-syaratnya dan konsekwensi serta yang membatalkannya.

A. PENGERTIAN SYAHADAH ((تَعْرِيْفُ الشَّّّهَادَةِ)

Syahadah (شَهَادَةٌ) menurut bahasa adalah:

  1. Sumpah (24:8)
  2. Saksi (4:5)
  3. Nyata (59:22)
  4. Hadir (2:185)
  5. Bersama (74:5)

B. PEMAHAMAN SYAHADAT “LAA ILAAHA ILLALLOH” (تَفْهِيْمُ لاََ اِلهَ اِلاَّ اللّهُ)

Surat Muhammad (47) ayat 19

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ

“Maka ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan) yang haqq selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal

1)     Menurut Lughoh/ Bahasa

Kata Ilah  berasal dari kata اَلِهَ – يَاْلَهُ – إِلَهًا/أُلُوْهِيَّة yang mengandung arti :

a. Merasa tenang/ tenteram  kepadanya (سَكَنَ إِلَيْهْ ), Surat Yunus (10) ayat 7

إِنَّ الَّذِينَ لا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا وَرَضُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاطْمَأَنُّوا بِهَا وَالَّذِينَ هُمْ عَنْ ءَايَاتِنَا غَافِلُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) Pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami“.

b. Berlindung kepadanya (إِسْتِجَارَ بِهِ ), Surat Al Jinn (72) ayat 6:

وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الانْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا

dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, Maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan”.

c.  Selalu merindukannya (إسْتَاقَ إِلَيْهِ ), Surat Al A’raaf (7) ayat 138:

وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتَوْا عَلَى قَوْمٍ يَعْكُفُونَ عَلَى أَصْنَامٍ لَهُمْ قَالُوا يَامُوسَى اجْعَلْ لَنَا إِلَهًا كَمَا لَهُمْ ءَالِهَةٌ قَالَ إِنَّكُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ

“dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, Maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala mereka, Bani lsrail berkata: “Hai Musa. buatlah untuk Kami sebuah Ilah sebagaimana mereka mempunyai beberapa Ilah”. Musa menjawab: “Sesungguh-nya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat-sifat Ilah)”.

d. Mencintainya (وُلِعَ بِهِ ), Surat Al Baqoroh (2) ayat 165:

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُو إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ

dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah Amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).

Koreksi Terjemahan  إِلَهٌ = TUHAN

Menurut bahasa sansekerta kata TUHAN berarti TU=kepala dan HAN=Dewa, jadi kalo diterjemahkan aslinya TUHAN=Kepala Dewa. Apakah Alloh kepala Dewa? yang mengepalai beberapa Dewa? Tentu bagi seorang muslim dan mukmin sejati akan berkata Subhanallohu ‘amma yusyrikuun.

Hal tersebut telah dibantah oleh Alloh Subhanahu wa Ta’alaa dalam Q.S. Al A’raaf (7) ayat 180:

وَلِلَّهِ الاسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

hanya milik Allah asmaa-ul husna, Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”.

Adakah dari Asmaul husna itu terdapat kata “tuhan” ? Tentu tidak ada. Oleh karena itu marilah kita tinggalkan penyebutan kata Ilah yang diartikan tuhan karena suda.h menyimpang dari kebenaran. Mulailah dari do’a, apabila kita berdo’a maka sebutlah Ya Alloh Ya Ghoffar, Ya Alloh Ya Rozzaq dan seterusnya agar do’a kita benar-benar sampai kepada Alloh Subhanahu wa Ta’aalaa. Tingalkan penyebutan kata Ya Alloh ya Tuhanku, bisa jadi  mungkin inilah salah satu do’a kita tidak pernah diterima oleh Alloh karena salah penyebutan.

2)      Menurut Syara’

Menurut salaf dan para muhaqqiq bahwa Laa Ilaaha Illallah bermakna “tidak ada sesembahan yang hak selain Alloh”. Jadi kalimat Laa Ilaaha Illallah mengandung arti beri’tiqod dan berikrar bahwa tidak ada sesembahan yang hak disembah dan menerima ibadah kecuali Alloh Subhanahu wa Ta’aalaa, mentaati hal tersebut dan mengamalkannya.

Makna kalimat ini secara ijmal (global) adalah “Tidak ada sesembahan yang hak selain Alloh”. Khabar “Laa” harus ditaqdirkan “bihaqq” (yang hak), tidak boleh ditaqdirkan dengan “maujud” (ada). Mengapa? Karena hal ini menyalahi ketaatan yang ada, sebab tuhan yang disembah selain Alloh banyak sekali. Hal itu akan berarti bahwa menyembah tuhan-tuhan tersebut adalah ibadah pula untuk Alloh. Ini tentu kebatilan yang nyata.

Kalimat “Laa Ilaaha Illallah” telah ditafsiri dengan beberapa penafsiran yang batil, contohnya:

a)      Diartikan sebagai “Tidak ada sesembahan kecuali Alloh”. Ini adalah batil, karena maknanya sesungguhnya setiap yang disembah, baik yang hak maupun yang batil, itu adalah Alloh.

b)      Diartikan sebagai “Tidak ada pencipta selain Alloh”. Ini adalah sebagian dari arti kalimat tersebut. Akan tetapi bukan ini yang dimaksud, karena arti ini hanya mengakui tauhid rububiyyah saja, dan itu belum cukup.

c)      Diartikan sebagai “Tidak ada hakim (penentu hukum) selain Alloh” Ini juga sebagian dari makna kalimat tersebut. Tapi bukan itu yang dimaksud, karena makna tersebut belum cukup.

Semua tafsiran diatas adalah batil atau kurang. Tafsir yang benar menurut salaf dan para muhaqqiq bahwa Laa Ilaaha Illallah bermakna “tidak ada sesembahan yang hak selain Alloh”.

C. PEMAHAMAN SYAHADAT “MUHAMMADUR ROSULULLOH”

Makna syahadat “anna Muhammadar Rosululloh” yaitu mengakui secara lahir batin bahwa beliau adalah hamba Alloh dan Rosul-Nya yang diutus kepada manusia secara keseluruhan, serta mengamalkan konsekwensinya dengan cara mentaati perintahnya, membenarkan ucapannya, menjauhi larangannya dan tidak menyembah Alloh kecuali dengan apa yang disyari’atkan.