Kehidupan perjuangan bukanlah kehidupan yang menyendiri dan terpencil, kehidupan perjuangan menyangkut lapangan internasional yang universal. Apalagi pada era globalisasi ini, tidak ada lagi perjuangan yang secara mutlak bisa terpisah sendiri, dunia ini kait berkait satu sama lainnya. Ada karena kesamaan edologi dan politik, ada karena kesamaan kepentingan dan sasaran (seperti zionisme dan salibisme), karena senasib, sekeuntungan dsb dsb. Diatas semua, kesamaan aqidahlah yang harus kita jadikan ukuran dalam membangun ukhuwwah dan menggalang harokah jihadiyyah. Semuanya sudah lazim terjadi, jika mereka membangun ikatan dan kerjasama. Inilah yang dinamakan solidaritas.
Untuk mencari kesetiakawanan ini, setiap mujahid harus pandai-pandai memperkenalkan perjuangannya ke dunia internasional, sehingga bisa bantu membantu dalam hal yang mungkin, menurut pertimbangan sekuriti terutama ‘aqidah’.
Untuk memudahkan dunia luar mengetahui perjuangan yang tengah digerakkan, perlulah banyak kontak-kontak diusahakan, baik melalui surat-menyurat, bulletin, surat kabar, majalah yang menyuarakan denyut perjuangan, sehingga mudah dipelajari oleh forum-forum kekuatan internasional untuk memberikan kesetiakawanannya. Namun ingat setiap apapun yang kita cetak, bisa dikatagorikan dokumen perjuangan, jangan salah alamat, jangan sampai justru musuh yang mengenali kita.
Kontak-kontak pribadi antar utusan dan antar pimpinan, memakan proses waktu yang relatif lebih lama, namun lebih aman, sebab diawali dengan tumbuhnya saling kepercayaan sebelum pertukaran informasi dan dokumen-dokumen perjuangan.
‘Alamiyyatud dawah (internasionalisasi da’wah) kapan dan dimanapun amat mungkin dilakukan sebab Islam adalah Rahmatan Lil “Alamin, namun untuk ‘Alamiyyatul Harokah’ (Internasionalisasi gerakan Islam) mungkin masih perlu waktu, sebab tiap gerakan Islam masih berhadapan dengan lawan terdekatnya, sebelum menuju gerakan yang mendunia.
Bagi mereka yang memandang Islam sekedar dakwah, sering salah faham ketika melihat gerakan Islam yang diorganisir secara nasional, dianggapnya ‘ashobiyyah, kebangsaan atau separatis/ terorisme. Tapi tidak demikian bagi mereka yang telah matang dan mengerti bahwa memperjuangkan Islam bermakna segala-galanya. Sebab setiap tempat memiliki karakteristik perlawanan yang berbeda-beda, disinilah perlunya saling mendukung dan mendoakan. Begitu pula dengan kita, perlu juga memberikan simpati dan kesetiakawanan terhadap perjuangan Islam di belahan bumi manapun, mendukung lewat doa demi doa, dorongan moril, kalau mampu materil.
April 25, 2010 at 2:17 pm
hidup di era globalisasi sangat-sangat susah bagi seseorang yang iman nya kurang karena banyak sekali tantangan yang perlu kita hadapi seperti
1.tehnologi
2.rusak aqidah
3.perpecah belah umat islam
itu yang sering terjadi dalam dunia Islam sekarang ini, maka hadapi lah dengan tenang wahai saudara ku yang budiman
salam dari
mujahid muda anti israel meski harus korban nyawa ku sendiri tetap ku perjuangkan Islam
Juni 14, 2011 at 6:29 am
Bagus isinya, tapi tidak cantik cara bermainnya pemilik blog ini, Islam yang dicontohkan tidak demikian cara risalahnya…
ana semakin mengkhawatirkan perjuangan Al-Islam ini, apabila para infintrasi mudah keluar masuk untuk merusaknya…
Ya Allah lindungi-lah din-Mu ini dari tangan-tangan yang hendak merusaknya dari dalam.
Abuqital1:
Jazaakalloh atas partisipasinya dan do’anya.
Kita harus mengambil pelajaran Mujahidin terdahulu baik di Indonesia ataupun dibelahan bumi lainnya. Khusus di Indonesia pada kurun waktu Imam awal SMK segala persiapan sudah dilakukan untuk tegaknya Islam. Kita dapat mengambil pelajaran penyebab kekalahan NII atas RI yg dibantu SALIBIS BELANDA, diantara salah satunya karena faktor MEDIA INFORMASI yang kurang baik cetak ataupun elektronik sehingga musuhpun dengan mudah membuat propaganda dengan pencitraan jelek terhadap Islam khususnya terhadap NII.
Berangkat dari sanalah saya membuat blog agar para Mujahidin yang tersebar diberbagai wilayah Indonesia agar jangan mudah terpancing dan terpropaganda. Hal ini terbukti ketika ada badai mulai dari isu pencitraan “teroris”, “cuci otak”, “hipnotis”, KW9 Az Zaitun dan sejenisnya maka Alhamdulillah karena perlindungan dan pertolongan Alloh ‘Azza Wa Jalla kami pun tidak terpengaruh dengan badai tersebut, tetap berada pada posisi masing-masing sesuai fungsi dan tugasnya.
Desember 23, 2011 at 10:11 am
menanggapi jwbn abuqital atas jundullah halilintar…
‘ lanjutkan perjuangan meninggikan kalimat allah abuqital…
Namun tetap ‘ bijak dan waspada ‘ apalagi di masa fitnah seperti saat ini.