Alloh SWT berfirman:
وَمَا النَّصْرُ إِلا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ
“Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Alloh…” (QS. Ali Imron:126 dan Al-Anfal:10)

Ayat ini mencakup ungkapan yang menggunakan cara hashr (pembatasan) yang diikuti istisna’ (pengecualian), yang itu menunjukkan pembatasan bahwa kemenangan hanya tergantung kepada Alloh saja.

Ketika makna ini hilang dari sebagian kaum muslimin di saat perang Hunain dan mereka merasa bangga dengan banyaknya jumlah mereka, yang terjadi adalah kekalahan, ini agar mereka tahu bahwa jumlah dan perlengkapan itu tidak memberikan manfaat sedikitpun kecuali atas izin Alloh. Alloh SWT berfirman:
لَقَدْ نَصَرَآُمْ اللَّهُ فِي مَوَاطِنَ آَثِيرَةٍ وَیَوْمَ حُنَيْنٍ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ آَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنْكُمْ شَيْئًا وَضَاقَتْ
عَلَيْكُمْ الأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُمْ مُدْبِرِینَ ثُمَّ أَنزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَى رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ
وَأَنزَلَ جُنُودًا لَمْ تَرَوْهَا وَعَذَّبَ الَّذِینَ آَفَرُوا وَذَلِكَ جَزَاءُ الْكَافِرِینَ
“Sesungguhnya Alloh telah menolong kamu (hai orang-orang mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu ketika kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dan bercerai-berai. Kemudian Alloh memberi ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Alloh telah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Alloh menimpakan bencana kepada orang-orang yang kafir, dan demikian pembalasan kepada orang-orang yang kafir.” (QS. At-Taubah:25-26).

Alloh SWT memerintahkan mereka untuk berperang serta mengingatkan dari sikap berpangku tangan, dan bahwasanya Alloh Maha Kuasa untuk mengganti
mereka dengan kaum yang lain.

Kemudian mengingatkan mereka tentang beberapa pengaruh kekuasaan-Nya, yaitu bahwasanya Alloh SWT menolong Rosul-Nya SAW — tanpa jumlah maupun peralatan — atas orang-orang kafir Mekkah ketika beliau hijroh. Maka Alloh kembalikan mereka kepada urusan pertama yang tak selayaknya hilang dari benak mereka.

Yang semisal dengan ini adalah firman Alloh SWT:
فَلَمْ تَقْتُلُوهُمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ قَتَلَهُمْ وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ رَمَى
“Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Alloh yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allohlah yang melempar…” (QS. Al-Anfal:7)

Alloh SWT menisbatkan melempar kepada mereka: “Idz romaita…” (ketika engkau melempar) untuk peringatan akan wajibnya menempuh sebab, dan menisbatkan kelurusan serta ketepatan kepada diri-Nya SWT — :

Supaya Alloh SWT terangkan bahwa kemenangan itu semata-mata dari-Nya saja, taufik itu hanya dari-Nya saja, bukan dikarenakan sebab, karena sebab itu meskipun wajib namun ia sendiri tidak memberikan manfaat sedikitpun.

Bagi kita, di sini ada dua peringatan:

Pertama: Jika kemenangan itu semata-mata adalah dari Alloh saja, maka apa yang ada di sisi Alloh SWT tidaklah bisa diambil kecuali dengan menempuh sebab yang Dia syari’atkan dalam hal ini.

Di awal pembahasan I’dad Imani sudah kita sebutkan bahwasanya Alloh SWT telah menjamin akan menolong kaum mukminin yang menolong agama-Nya, Alloh SWT berfirman:
وَآَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِينَ
“Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman.” (QS. Ar-Ruum:47)

Alloh SWT juga berfirman:
وَآَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِينَ
“Dan Alloh pasti akan menolong orang yang menolong (agama)-Nya.” (QS. Al-Hajj:40)

Dari sini saya ingin mengingatkan orang-orang yang lalai, yang hanya berpangku tangan dan malas, yang mengangankan kepada Alloh untuk mendapatkan kemenangan sementara mereka tidak mau menolong agama-Nya sedikitpun, saya juga ingin ingatkan orang-orang menyimpang, yaitu yang terjun dalam perjuangan Islam namun tidak mau menempuh jalan jihad yang sekarang hukumnya sudah fardhu ‘ain dan mereka tidak mau mengambil sebab-sebab yang Alloh syari’atkan dalam menolong diin ini, saya ingatkan bahwa Alloh SWT berfirman:
وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُوْلَئِكَ آَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا
“Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mu’min, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.” (QS. Al-Isro’:19)

Kedua: Untuk mereka yang putus asa dari rahmat Alloh, yang putus asa dengan menyangsikan bahwa kaum muslimin bisa bangkit kembali dari kehinaan dan kerendahan yang kini mereka alami, mereka yang putus asa kalau kaum muslimin akan berkuasa kembali di muka bumi dengan jalan perlawanan militer menaklukkan kekuatan kafir dunia yang mengintai mereka. Anda lihat ada dari mereka mengatakan: “Bagaimana sebuah negara akan tegak bagi kaum muslimin di mayoritas negara yang sekarang tunduk kepada Amerika dan Rusia?”

Ia juga mengatakan: “Sesungguhnya negara-negara besar yang kafir itu menguasai sarana pangan dan persenjataan, menguasai rudal-rudal antar benua serta senjata-senjata yang menjulang ke langit untuk mengendalikan siapa saja yang tidak mau menuruti kata mereka.”

Ia juga mengatakan: “Perangkat intelejen di seluruh dunia dan satelit-satelit buatan mereka di angkasa bisa mendeteksi semua gerakan bahkan bisikan sekalipun, bagaimana mungkin kita akan bergerak melakukan operasi jihad, mereka pasti akan menghancurkan operasi jihad apapun ketika baru muncul?”

Ia juga mengatakan: “Apa bisa sebuah negara akan tegak bagi kaum muslimin sementara sistem keuangan internasional dan sistem kapital dunia mampu menghancurkan perekonomian negara manapun hanya dalam beberapa saat?”

Adapun kami, kami katakan:
Sesungguhnya orang yang menyangka bahwa kekuatan global dunia dengan berbagai kekuatannya itu bisa lenyap tanpa tegaknya sebuah negara Islam bagi kaum muslimin, baik secara nyata maupun secara makna, maka ia telah sesat dengan kesesatan yang nyata, bahkan ia mendustakan ayat-ayat Alloh SWT serta terhadap janji-Nya yang pasti benar. Alloh SWT berfirman:
إِنَّهُ لا یَيْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلا الْقَوْمُ الكَافِرُونَ
“Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Alloh, melainkan kaum yang kafir.” (QS. Yusuf:87)

Kemenangan itu bukan di tangan Amerika atau Rusia, Alloh SWT telah berfirman:
مَا یَفْتَحْ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَحْمَةٍ فَلا مُمْسِكَ لَهَا وَمَا یُمْسِكْ فَلا مُرْسِلَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ
“Apa saja yang Alloh anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Alloh maka tidak ada seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu…” (QS. Fathir:2)

Sampai setingkat apapun kekuatan kufur internasional, ia tidak akan menentang takdir Alloh SWT, Alloh SWT berfirman:
وَلا یَحْسَبَنَّ الَّذِینَ آَفَرُوا سَبَقُوا إِنَّهُمْ لا یُعْجِزُونَ وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ
“Dan janganlah orang-orang yang kafir itu mengira, bahwa mereka akan dapat lolos (dari kekuasaan Alloh). Sesungguhnya mereka tidak dapat melemahkan (Alloh). Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi…” (QS. Al-Anfal:59-60)

Alloh sebagai pelindung kita, Dzat yang Maha Agung kekuasaan-Nya, memerintahkan kita untuk mempersiapkan kekuatan semampu kita, inilah kewajiban dan pekerjaan kita. Kemudian Alloh SWT telah jamin akan memberikan pertolongan kepada kita, Dia berfirman kepada nabi-Nya:
واغزهم نغزك، وأنفق فسننفق عليك، وابعث جيشا نبعث خمسة مثله
“Berperanglah, Kami akan berperang bersamamu. Berinfaklah, Kami akan berinfak untukmu. Kirimlah pasukan, Kami akan kirim lima kali lipatnya.”

Sesungguhnya orang-orang yang takut dengan pasukan dan balatentara orang-orang kafir, mereka melupakan firman Alloh SWT:
وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَآَانَ اللَّهُ عَزِیزًا حَكِيمًا
“Dan kepunyaan Alloh-lah tentara langit dan bumi. Dan Alloh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Fath:7)

Dan orang-orang yang merasa ngeri dengan harta dan kekuasaan orang kafir, mereka telah lupa akan firman Alloh SWT:
وَلِلَّهِ خَزَائِنُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لا یَفْقَهُون
“Padahal kepunyaan Alloh-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orangorang munafik itu tidak memahami.” (QS. Al-Munafiqun:7)

Dan sesungguhnya orang-orang yang merasa ngeri dengan benteng dan peralatan-peralatan tempur orang kafir, mereka telah melupakan firman Alloh:
وَظَنُّوا أَنَّهُمْ مَانِعَتُهُمْ حُصُونُهُمْ مِنْ اللَّهِ فَأَتَاهُمْ اللَّهُ مِنْ حَيْثُ لَمْ یَحْتَسِبُوا وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمْ
الرُّعْبَ یُخْرِبُونَ بُيُوتَهُمْ بِأَیْدِیهِمْ وَأَیْدِي الْمُؤْمِنِينَ فَاعْتَبِرُوا یَاأُولِي الأَبْصَارِ

“…dan merekapun yakin, bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari (siksaan) Alloh; maka Alloh mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Alloh mencampakkan ketakutan ke dalam hati mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang beriman. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan.” (QS. Al-Hasyr:2)

Dan sesungguhnya orang-orang yang ditakutkan oleh intelejen orang-orang kafir, mereka telah melupakan firman Alloh SWT:
وَاللَّهُ مُحِيطٌ بِالْكَافِرِینَ
“Dan Alloh meliputi orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Baqoroh:19)

Berapa banyak anak lelaki Bani Isroil yang dibunuh Fir’aun karena khawatir terhadap diri dan kekuasaannya. Kemudian di dalam rumahnya sendiri ia mendidik orang yang kelak akan menghancurkannya. Sikap hati-hati tidaklah bermanfaat terhadap takdir Alloh, sedangkan Alloh Maha meliputi di belakang mereka, Alloh SWT berfirman:
وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَآْثَرَ النَّاسِ لا یَعْلَمُونَ
“Dan Alloh berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” (QS. Yusuf:21)

Kemudian saya ingatkan, kegagalan kita terletak pada diri kita sendiri,
وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ

“…dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.” (QS. An-Nisa’:47)

Sedangkan perubahan itu haruslah dimulai dari pangkalnya, Alloh SWT berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لا یُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى یُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Alloh tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ro’d:11)

Sesungguhnya Alloh SWT menguasakan orang kafir atas kita tak lain karena maksiat yang kita lakukan, sebagaimana Alloh telah kuasakan orang-orang kafir majusi atas Bani Isroil tatakala mereka melakukan perbuatan yang dimurkai Alloh, Alloh SWT berfirman:
فَجَاسُوا خِلَالَ الدِّیَارِ وَآَانَ وَعْدًا مَفْعُولا
“…lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.” (QS. Al-Isro’:5)

Dalam perubahan dan perbaikan, kita harus memenuhi tiga perkara: Manhaj (konsep Islam) yang benar, jujur dalam mengikuti manhaj tersebut serta mengikhlaskan niat dalam semua ini.

Saya sudah berusaha menerangkan beberapa prinsip dari manhaj yang benar ini — sesuai pengetahuan saya dan hanya Alloh Ta’ala-lah yang Mahatahu — di dalam risalah ini (risalah Al-‘Umdah, penerj.) sebagaimana saya juga menyebutkannya di dalam Ushulul I’tishom bil Kitab was Sunnah/prinsip-prinsip berpegang teguh kepada Al-Quran dan Sunnah (konsep Islam menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah), juga dalam Ma’alim Asasiyyah fil Jihad (prinsip-prinsip dalam jihad, yang sekarang ada di tangan pembaca, penerj.)

Saya kira ini, Alloh SWT berfirman:
إِنَّا لَنَنصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِینَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَیَوْمَ یَقُومُ الأَشْهَادُ
“Sesungguhnya Kami menolong rosul-rosul Kami dan orang-orang yang beriman pada kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi (hari kiamat),” (QS. Ghofir (Al-Mukmin):51)

Ini adalah janji yang benar serta tidak ada keraguan di dalamnya.
Alloh SWT berfirman:
إِنَّ رَحْمَةَ اللَّهِ قَرِیبٌ مِنْ الْمُحْسِنِينَ
“Sesungguhnya rahmat Alloh amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-A’rof:56)

Akhirnya, hasbunalloohu wa ni’mal-Wakiil, semoga buku Panduan Fiqih Jihad Fi Sabilillah (Panduan ke 1 – 20) ini turut memberikan andil dalam perjuangan umat dalam rangka menyongsong kemenangan Islam yang pasti akan tiba, sesungguhnya Alloh tidak pernah menyalahi janji-Nya.

Saya selaku penyebar isi buku ini mengucapkan banyak terima kasih kepada Syaikh ‘Allamah Abdul Qodir bin Abdul Aziz Hafidzahulloh selaku penulis dan Hasaan Muhaajir As-Sayyiira selaku penerjemah.

Semoga Alloh ‘Azza wa jalla melipatgandakan kebaikan kepada mereka berdua baik di dunia maupun diakhirat.

Wallohu a’lam bish showab