Secara syar’i, Alloh SWT Yang Maha Agung memerintahkan orang beriman melawan orang kafir yang menguasai orang beriman secara qodari (terjadi atas takdir Alloh SWT)

“Dan sekiranya Alloh tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan

sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumahrumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Alloh. Sesungguhnya Alloh pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Alloh benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa”. Qs. Al Hajj (22):40

KONFRONTASI antara kaum mukminin dengan orang-orang kafir melewati fase berikut ini:

1) FASE DAKWAH (MENYERU) KEPADA ISLAM

“Dan katakanlah kepada orang-orang yang ummi: “Apakah kamu (mau) masuk Islam.” Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Alloh). Dan Alloh Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya”. Qs. Ali Imron (3):20

Rosululloh SAW bersabda kepada Mu’adz ketika beliau mengutusnya ke

Yaman:

إِِنَّكَ تَأْتِي قَوْمًا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ فَلْيَكُنْ أَوَّلُ مَا تَدْعُوْهُمْ إِلَيْهِ شَهَادَةَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ

“Sesungguhnya engkau akan mendatangi kaum dari ahli kitab, maka hendaknya yang pertama kali kau serukan adalah bersaksi bahwa tidak ada ilaah (yang haq) selain Alloh.” HR. Muttafaqun ‘Alaih

Mengingat risalah Muhammad SAW ini ditujukan kepada semua manusia

maka sikap makhluk terhadap dakwah beliau ini terbagi menjadi dua: Ada yang BERIMAN dan ada yang KAFIR. Oleh karena itu dalam sebuah hadits disebutkan:

وَمُحَمَّدٌ فَرْقٌ بَيْنَ النَّاسِ

“Muhammad adalah pemecah manusia.” HR. Bukhori dari Jabir

Setelah dakwah, timbul hubungan yang berbeda antara orang beriman

dengan orang kafir, yaitu yang tertera pada fase berikutnya:

2) FASE BERLEPAS DIRI DARI ORANG-ORANG KAFIR, BAIK ORANG KAFIR  ITU HIDUP ATAU SUDAH MATI.

Berlepas diri dari orang kafir yang masih hidup dengan cara menampakkan

permusuhan dan kebencian terhadap mereka serta memusuhi kekufurannya, tidak mengikuti keinginan dan jalan yang mereka tempuh serta tidak bergaul dengan mereka. Ini akan dijelaskan secara rinci nanti.

CARA BERLEPAS DIRI DARI ORANG KAFIR YANG SUDAH MATI yaitu:

a) tidak memintakan ampun untuk mereka, sebagaimana firman Alloh SWT:

“Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang beriman memintakan ampun (kepada Alloh) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni naar Jahiim.” Qs. At Taubah (9):113

b) tidak menguburkan mereka bersama orang-orang beriman, tidak membagikan harta waris mereka dan tidak mengangkatnya sebagai ahli waris, sebagaimana sabda Rosululloh SAW:

لاَ یَرِثُ الْمُسْلِمُ الْكَافِرَ وَلاَ یَرِثُ الْكَافِرُ الْمُسْلِمَ

“Orang muslim tidak mewarisi orang kafir dan orang kafir tidak mewarisi orang muslim.” HR. Muttafaqun ‘Alaih dari Usamah bin Zaid

CARA BERLEPAS DIRI DARI ORANG KAFIR YANG MASIH HIDUP yaitu:

a) Berlepas diri dan tidak mengikuti keinginan dan jalan yang mereka tempuh

serta tidak bergaul dengan mereka. Ini akan dijelaskan secara rinci nanti.

b) menampakkan permusuhan dan kebencian terhadap mereka serta

memusuhi kekufurannya.

Alloh SWT berfirman:

“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami BERLEPAS DIRI dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Alloh, kami INGKARI (kekafiran) mu dan telah nyata antara kami dan kamu PERMUSUHAN dan KEBENCIAN buat

selama-lamanya SAMPAI KAMU BERIMAN kepada Alloh saja.” Qs. Al Mumtahanah (60):4

Mari kita pahami ayat tersebut:

Hubungan kerabat tidak menghalangi untuk bersikap baro’ (berlepas diri),

seperti dalam firman Alloh:

إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ

“Ketika mereka berkata kepada kaum mereka…”

Syaikh Hamd bin ‘Utaiq berkata: “Di sini terdapat satu hal yang cukup indah

dari firman Alloh SWT:

إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ

“Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Alloh…”

… yaitu Alloh SWT lebih dahulu menyebutkan sikap berlepas diri dari orang-orang musyrik yang mereka ibadahi selain Alloh SWT sebelum berlepas diri dari berhala-berhala yang diibadahi selain-Nya itu, sebab yang pertama lebih penting daripada yang kedua; kadang bisa saja seseorang berlepas diri dari berhala namun tidak berlepas diri dari penyembahnya, yang seperti ini belum bisa disebut telah melaksanakan kewajiban yang dibebankan kepadanya. Lain halnya ketika ia berlepas diri dari orang-orang musyrik, secara otomatis ia telah berlepas diri dari sesembahan-sesembahan mereka, ini seperti firman Alloh SWT:

وَأَعْتَزِلُكُمْ وَمَاتَدْعُونَ مِن دُونِ اللهِ وَأَدْعُوا رَبِّي عَسَى أَلآ أَآُونَ بِدُعَآءِ رَبِّي شَقِيًّا

“Dan aku akan menjauhkan diri daripadamu dan dari apa yang kamu seru selain Alloh, dan aku akan berdo’a kepada Robbku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdo’a kepada Robbku.” Qs.Maryam (19):48

Di sini Alloh SWT mendahulukan BERLEPAS DIRI DARI MEREKA sebelum berlepas diri dari SESEMBAHAN MEREKA.

Maka hendaknya engkau perhatikan satu point ini, sebab itulah yang akan

membukakan pintu permusuhan dengan musuh-musuh Alloh SWT. Betapa banyak orang yang TIDAK TERKENA KESYIRIKAN TETAPI TIDAK MEMUSUHI PELAKUNYAsehingga dengan itu ia belum bisa disebut sebagai orang muslim, sebab ia meninggalkan agama para rosul.

Kemudian Alloh SWT berfirman:

آَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ

“…kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Alloh saja.”

Firman alloh SWT: Wa badaa… (dan telah nyata…) maksudnya telah nampak

dan jelas. Perhatikan dengan seksama, bagaimana Alloh SWT mendahulukan

permusuhan daripada kebencian, sebab yang pertama lebih penting daripada yang kedua, sebab kadang manusia bisa membenci orang-orang musyrik namun tidak memusuhi mereka, sehingga tidak bisa disebut telah melaksanakan kewajiban yang harus ia jalani sampai permusuhan dan kebencian terpenuhi sekaligus. Lebih dari itu, permusuhan dan kebencian ini harus nampak, jelas dan terang. Dan ketahuilah, meski terkadang rasa benci sudah ada dalam hati, NAMUN TIDAK AKAN BERMANFAAT BAGI PELAKUNYA SAMPAI PENGARUHNYA NAMPAK, indikasinya jelas, dan DIIRINGI SIKAP PERMUSUHAN DAN ANTI LOYALITAS; pada saat itulah permusuhan dan kebencian baru nampak. Adapun jika masih ada sikap setia dan hubungan, ini menunjukkan kebencian itu tidak ada. Karena itu, hendaknya engkau perhatikan masalah ini, sebab masalah ini akan menyingkap banyak syubhat yang masih samar di hadapanmU, dikutip dari Majmu’atut Tauhid risalah ke-12 hal. 376-378.

Dan hari ini KESYIRIKAN YANG PALING BESAR ADALAH Negara-negara yang tidak memakai hukum Alloh/ Islam (AL Quran) dalam IDEOLOGI DAN KONSTITUSI NEGARANYA, namun MAYORITAS MUSLIM MASIH MENTAATINYA dan TIDAK MAU MEMISAHKAN DIRI seperti yang dicontohkan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam

3) FASE MEMISAHKAN DIRI DAN HIJRAH

Setelah BERDAKWAH dan BERLEPAS DIRI dari orang-orang kafir, fase selanjutnya harus memisahkan diri, mengkufuri mereka dan BERHIJRAH dari negeri di mana mereka tinggal jika hal itu memungkinkan. Akan ada keterangan khusus dalam masalah hijrah.

Alloh SWT juga berfirman:

وَأَعْتَزِلُكُمْ وَمَا تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَأَدْعُو رَبِّي

“Dan aku akan menjauhkan diri daripadamu dan dari apa yang kamu seru selain Alloh, dan aku akan berdo’a kepada Robbku,” Qs. Maryam (19):48

Rosululloh SAW bersabda:

أَنَا بَرِيْءٌ مِنْ آُلِّ مُسْلِمٍ یُقِيْمُ بَيْنَ أَظْهُرِ الْمُشْرِآِيْنَ

“Aku berlepas diri dari setiap muslim yang tinggal di tengah orang-orang musyrik.” HR. Abu Daud dan dishohihkan oleh Al Albani

4) FASE JIHAD DI JALAN ALLOH SWT.

Ini berlaku terhadap orang yang menentang dan tidak mau menerima

dakwah Islam. Alloh SWT berfirman:

“…maka bunuhlah orang-orang musyrikin dimana saja kamu jumpai mereka,”

Alloh SWT juga berfirman kepada nabi-Nya SAW (dalam hadits Qudsi):

“Sesungguhnya Aku mengutusmu untuk mengujimu dengan menguji manusia denganmu.” Qs. At Taubah (9):5

Hingga firman-Nya: “Usirlah mereka sebagaimana mereka mengusirmu, perangilah mereka maka Kami akan turut berperang bersamamu, berinfaklah maka Kami akan berinfak untukmu, utuslah pasukan perang maka Kami akan utus pasukan seperti itu lima kali lipat. Dan berperanglah bersama orang yang mentaatimu melawan orang yang bermaksiat kepadamu.” HR. Muslim dari ‘Iyadh bin Himmar

Alloh SWT berjanji akan menghancurkan orang-orang kafir melalui Diri-Nya

sendirinya dan para Rosul-Nya sejak diutusnya Nabi Nuh hingga Musa —

‘Alaihimus Salam — , kemudian Alloh mensyari’atkan jihad dalam syariat Musa setelah Bani Israil selamat dan Fir’aun binasa, Alloh SWT berfirman:

“Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Alloh

bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena kamu takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi. Mereka berkata:”Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka ke luar daripadanya. Jika mereka keluar daripadanya, pasti

kami akan memasukinya.” Berkatalah dua orang di antara orang-orang yang takut (kepada Alloh) yang Alloh telah memberi nikmat atas keduanya: “Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan hanya kepada Alloh hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” Mereka berkata: ‘Hai Musa, kami sekali-kali tidak akan memasukinya selamalamanya, selagi mereka ada di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Robbmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja.” Qs. Al Maidah (5):21-23

INILAH AWAL MULA PERINTAH PERANG DI JALAN ALLOH SWT.

Ibnu Katsir berkata: “Firman Alloh SWT:

مِنْ بَعْدِ مَا أَهْلَكْنَا الْقُرُونَ الأُولَى

“…sesudah Kami binasakan generasi-generasi yang terdahulu,”

…yakni, setelah Alloh SWt menurunkan Taurat Dia tidak akan pernah mengazab suatu umat secara keseluruhan, tetapi Alloh SWT memerintahkan kaum mukminin untuk memerangi musuh-musuh Alloh SWT yaitu orang-orang musyrik sebagaimana firman Alloh SWT:

“Dan telah datang Fir’aun dan orang-orang yang sebelumnya dan (penduduk) negeri yang dijungkir balikkan karena kesalahan yang besar. Maka (masing-masing) mereka mendurhakai Rosul Robb mereka, lalu Alloh menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat keras.” Qs. Al Haaqqoh (69):9-10

Al-Qurthubi berkata: “Firman Alloh SWT:

“(Itu telah menjadi) janji yang benar dari Alloh di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur’an.” Qs. At Taubah (9):111

… adalah pengkhabaran dari Alloh Ta’ala bahwa janji ini sudah ada dalam kitab suci-kitab suci sebelumnya dan bahwa jihad dan melawan musuh pada awal mulanya terjadi di zaman Musa ‘Alaihis Salam.” Tafsir Al-Qurthubi VIII/268