Alloh berfirman:
وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلا یَزَالُونَ
مُخْتَلِفِينَ إِلاَّ مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ
“Jikalau Robbmu menghendaki, tentu Dia
menjadikan umat yang satu, tetapi mereka
senantiasa berselisih pendapat, kecuali orangorang
yang diberi rahmat oleh Rabbmu. Dan
untuk itulah Alloh menciptakan mereka”.
(QS. Hud:118-119)

Artinya, Alloh SWT menciptakan mereka memang untuk berbeda, baik dari
segi agamanya, keyakinan dan pendapatnya. Inilah tafsiran yang masyhur dan shohih dari ayat di atas sebagaimana dikatakan Ibnu Katsir (II/465)

Alloh SWT memang menghendaki makhluk-Nya terbagi kepada mukmin
dan kafir, sebuah kehendak kauniyah qodariyyah yang pasti terjadi.

Alloh SWT memang menghendaki makhluk-Nya terbagi kepada mukmin
dan kafir, sebuah kehendak kauniyah qodariyyah yang pasti terjadi. Alloh SWT berfirman:
إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ یَقُولَ لَهُ آُنْ فَيَكُونُ
“Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia.” QS. Yaasin:82

Dan Alloh berfirman:
وَآَانَ أَمْرُ اللَّهِ قَدَرًا مَقْدُورًا
“Dan adalah ketetapan Alloh itu suatu ketetapan yang pasti berlaku.” QS. Al-Ahzab:38

Maka makhlukpun terbagi kepada kelompok yang mukmin dan yang kafir.

Alloh SWT berfirman:
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ فَمِنْكُمْ آَافِرٌ وَمِنْكُمْ مُؤْمِنٌ
“Dia-lah yang menciptakan kamu maka diantara kamu ada yang kafir dan
diantaramu ada yang beriman.”
QS. At-Taghobun:2

Semua ini terjadi setelah tadinya mereka semua beriman, berawal ketika
Alloh SWT ciptakan Adam AS sebelum akhirnya timbul kesyirikan pada diri anak Adam, sebagaimana firman Alloh SWT:
وَمَا آَانَ النَّاسُ إِلا أُمَّةً وَاحِدَةً فَاخْتَلَفُوا

Dan Manusia itu dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih.” QS. Yunus: 19

Ibnu Katsir berkata: Ibnu ‘Abbas berkata: “Rentang waktu antara Adam dan Nuh adalah sepuluh abad, semua orang berada di atas Islam, setelah itu terjadilah perselisihan antara mereka; di antara mereka ada yang mulai menyembah patung, membuat tandingan selain Alloh SWT dan beribadah kepada berhala-berhala; ketika ini terjadi maka Alloh mengutus para rosul dengan membawa ayat, keterangan serta hujjah-hujjah-Nya yang sangat jelas dan bukti-bukti-Nya yang tak terbantahkan,
لِيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْ بَيِّنَةٍ وَیَحْيَا مَنْ حَيَّ عَنْ بَيِّنَةٍ
… agar yang binasa itu binasa atas keterangan yang nyata, dan yang hidup itu
hidup atas keterangan yang nyata…” Sampai di sini perkataan Ibnu Katsir.
Saya katakan: “Tatkala muncul kekufuran pada diri anak Adam, Alloh SWT
mengutus para rosul, sebagaimana firman Alloh SWT:
آَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِینَ وَمُنذِرِینَ وَأَنزَلَ مَعَهُمْ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ
بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ
“Manusia itu adalah ummat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Alloh mengutus para nabi, sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Alloh menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.” QS. Al-Baqoroh:213
Meskipun Alloh SWT telah mengutus para rosul-Nya dengan membawa
keterangan dan hujjah yang jelas, perselisihan yang bersifat qodari ini terus terjadi; manusia terbagi kepada kelompok mukmin dan kafir, peperangan antar dua kelompokpun tak terelakkan, sebagaimana firman Alloh SWT.

تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ مِنْهُمْ مَنْ آَلَّمَ اللَّهُ وَرَفَعَ بَعْضَهُمْ دَرَجَاتٍ وَآتَيْنَا عِيسَى
ابْنَ مَرْیَمَ الْبَيِّنَاتِ وَأَیَّدْنَاهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا اقْتَتَلَ الَّذِینَ مِنْ بَعْدِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا
جَاءَتْهُمْ الْبَيِّنَاتُ وَلَكِنْ اخْتَلَفُوا فَمِنْهُمْ مَنْ آمَنَ وَمِنْهُمْ مَنْ آَفَرَ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا اقْتَتَلُوا وَلَكِنَّ اللَّهَ
یَفْعَلُ مَا یُرِیدُ
“Rosul-Rosul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain; Di antara mereka ada yang Alloh berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Alloh meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada ‘Isa putera Maryam beberapa mu’jizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus. Dan kalau Alloh menghendaki, niscaya tidaklah berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang) sesudah Rosul-Rosul itu,
sesudah datang kepada mereka beberapa macam keterangan, akan tetapi mereka berselisih, maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) di antara mereka yang kafir. Seandainya Alloh menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Akan tetapi Alloh berbuat apa yang dikehendaki-Nya.”
QS. Al-Baqoroh:253

Tidak ada seorang Rosulpun yang diutus melainkan pasti ada golongan dari
kaumnya yang kufur, bahkan Rosululloh SAW bersabda tentang sebagian nabi yang datang pada hari kiamat:
وَیَأْتِي النَّبِيُّ لَيْسَ مَعَهُ أَحَدٌ
“…dan datang seorang nabi sementara tidak ada seorangpun yang mengikutinya.” Muttafaq ‘Alaih, dari Ibnu ‘Abbas

Alloh SWT kisahkan kepada kita contoh dari hal ini, Alloh SWT berfirman:
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا أَنْ اعْبُدُوا اللَّهَ فَإِذَا هُمْ فَرِیقَانِ یَخْتَصِمُونَ
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus kepada (kaum) Tsamud saudara mereka Shaleh (yang berseru): “Sembahlah Alloh.” Tetapi tiba-tiba mereka (jadi) dua golongan yang bermusuhan.” QS. An-Naml:45

Tatkala rosul mengajak mereka untuk beribadah kepada Alloh SWT saja,
maka mereka terpecah kepada dua kelompok dan terjadilah permusuhan antara mereka. Demikianlah hingga Alloh SWT tutup para rosul dengan diutusnya Muhammad SAW, manusia masih terbagi kepada mukmin dan kafir, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits:
وَمُحَمَّدٌ فَرْقٌ بَيْنَ النَّاسِ
“…dan Muhammad telah ‘memecah belah’ umat manusia.” HR. Bukhori dari Jabir

Ini akan terus berlangsung hingga hari kiamat. Tapi meskipun Alloh SWT menghendaki makhluk-Nya terbagi kepada mukmin dan kafir dan ini pasti terjadi, namun kita (sebagai umat Islam) tetap percaya bahwa semua makhluk akan dihisab sesuai amalan yang telah mereka kerjakan sendiri, Alloh SWT berfirman:
وَمَا تُجْزَوْنَ إِلا مَا آُنتُمْ تَعْمَلُونَ
“Dan kamu tidak diberi pembalasan melainkan terhadap kejahatan yang telah kamu kerjakan” QS. Ash-Shoffat:39

Kita juga beriman bahwa Alloh SWT tidaklah sedikitpun menzalimi seseorang. Alloh SWT berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لا یَظْلِمُ النَّاسَ شَيْئًا وَلَكِنَّ النَّاسَ أَنْفُسَهُمْ یَظْلِمُونَ
“Sesungguhnya Alloh tidak berbuat zhalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zhalim kepada diri mereka sendiri.” QS. Yunus:44

Di dalam sebuah hadits qudsi disebutkan:
یَا عِبَادِيْ إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِيْ وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلاَ تَظَالَمُوْا
“Hai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah haramkan kedzaliman pada diri- Ku, maka janganlah kalian saling menzhalimi.” HR. Muslim dari Abu Dzar ra.