A. PERJUANGAN MEMPEROLEH KEDAULATAN
1. Cara Memperoleh Kedaulatan ke 1
- Pengakuan Kedaulatan dari Unsur-Unsur yang ada di daerah tersebut (Futuh Madinah)
- Kekuatan senjata yang tak bisa lagi dikalahkan oleh kekuatan lain (Futuh Makkah)
2. Cara Memperoleh Kedaulatan ke 2
- Pemberian Kedaulatan dari Pihak lain yang superior (Republik Islam Pakistan, Israel)
- Perjanjian untuk saling mengakui kedaulatan atau berbagi kekuasaan (Beberapa negara eks Uni Sovyet)
3. Cara Memperoleh Kedaulatan ke 3
- Tekanan Internasional karena kesamaan Ideologi (berdirinya negara negara marxist)
- Daerah kosong kekuasaan, kemudian bermetamorfosis menjadi kekuasaan dan pihak lain cenderung mengakui keistimewaannya. (Aborigin, Badui)
4. Cara Memperoleh Kedaulatan ke 4
- Tumbuh dalam suasana konflik (perang) kemudian memiliki kemampuan untuk terus berkembang dan mempertahankan diri, contohnya seperti Negara Islam Iraq, Negara Islam Afghanistan
B. NEGARA ISLAM IRAQ
- Proklamasi 15 Oktober 2006
- Hasil Kesepakatan antar Faksi Mujahidin: The Mujahideen Shura Council, terdiri dari Al-Qaeda in Iraq, Jeish al-Fatiheen, Jund al-Sahaba, Katbiyan Ansar Al-Tawhid wal Sunnah, Jeish al-Taiifa al-Mansoura.
- Amir : Abu Bakar Al Baghdadi; Perdana Menteri, Menteri Urusan Perang, Menteri Syari’ah, Menteri Humas, Sekuriti, dll.
-
NII (Negara Islam Iraq) kurang mendapat perhatian dunia.
-
Kekurangan SDManusia, SDMaterial dan SDAlam
-
Di Bumi Allah Iraq, Perlu ada upaya mempertahankan ingatan masyarakat atas perjuangan NII
-
Biaya Perang per 3 bulan Rp. 47,160 milyar rupiah
- Pasukan infantri, masing masing bersenjatakan 12 pucuk panah, Tanpa persediaan P3K, Yang luka tembak, infeksi, harap banyak istighfar menahan sakit menunggu syahid
- Biaya 1 prajurit/ bulan sebesar Rp. 1.310.000, (Note: Keluarga tak dibiayai Dan tak ada santunan jika cacat permanen atau syahid)
C. NEGARA ISLAM CHECHNYA (1991-2007)
- Proklamasi 1 November 1991, Luas Negara: 15,300 km2, Penduduk: 1,103,686 orang
- Korban yang jatuh 200.000 orang
- Seperlima penduduk chechnya jadi korban perang
- Kepala Pemerintahan: 1991–1996 Dzokhar Dudayev; 1996–1997 Zelimkhan Yandarbiyev ; 1997–2005 Aslan Maskhadov; 2005–2006 Abdul Halim Sadulayev; 2006–2007 Dokka Umarov; 2007–……. Akhmed Zakayev (PM di pengasingan)
- Warga negara Chechen laki laki berkurang drastis sehingga di daerah chechnya lebih banyak perempuan daripada laki laki
- Tidak ada Menteri Luar Negeri, Karena sekarang Chechnya menjadi bagian dari Negera Federal Rusia
- Tanggal 26 Agustus 1999 Federasi Rusia menyerang dagestan
- Tahun 2006 Abdul Halim Sadulayev bergabung dengan Angkatan Perang Moskow – Rusia
- Tanggal 26 Agustus 1999 Federasi Rusia menyerang dagestan
- Tahun 2006 Abdul Halim Sadulayev bergabung dengan Angkatan Perang Moskow – Rusia
Januari 31, 2013 at 4:52 am
100% copas …
Maret 26, 2013 at 7:20 am
info lebih lanjut tentang tulisan ini…
Afrodisiak adalah zat yang membangkitkan gairah seksual atau meningkatkan kinerja seksual. Selama berabad-abad telah terjadi pencarian untuk zat yang dapat meningkatkan kekuatan atau gairah seksual seseorang.
Di antara berbagai zat yang telah diklaim memiliki efek seperti itu adalah tiram, akar ginseng, bubuk cula badak, testis hewan, dan telur penyu. Tidak ada bukti bahwa ada pengaruh afrodisiak yang nyata terjadi dengan atau zat lainnya.
Bagaimana makanan tertentu atau bahan lainnya mulai dilihat sebagai afrodisiak biasanya soal cerita rakyat dan bukan fakta. Dalam beberapa kasus penemuan baru atau kelangkaan dari makanan atau bahan kimia mengundang orang untuk mendapat berkah dengan kekuatan magis yang bersifat seksual.
Dalam kasus lain, kekuatan seksual diasumsikan berasal dari makan makanan yang menyerupai organ seks, seperti pisang, mentimun, alpukat dan tiram karena kemiripannya samar-samar mereka ke penis dan testis. Sementara gagasan bahwa bentuk dari suatu obyek yang tidak terkait harus memenuhi syarat sebagai afrodisiak tampaknya tidak masuk akal, orang terus melihat beberapa makanan sebagai afrodisiak.
Apakah tiram benar-benar merupakan afrodisiak?
Maret 26, 2013 at 7:48 am Aku bisa melihat ketegangan di wajahnya, dalam garis-garis di sekitar mata dan lingkaran hitam di bawahnya. Dia masih orang yang lemah, sakit, dan membutuhkan istirahat. Kemudian, aku adalah seorang perawat, dan terlatih melihat hal-hal seperti itu. Aku tidak bisa menghentikan naluriku untuk mengambil alih, memeriksa tanda-tanda vital di monitor. Aku harus memaksa diriku mencegah pertengkaran dengan gaya pemimpinnya, yang mulai lepas. “Tidak masuk akal. Anda perlu istirahat,” kata-kata itu keluar secara otomatis, kebiasaan seorang perawat yang terbiasa berdebat dengan pasien bandel. “Serangan jantung bukan hal kecil. Anda akan sembuh dengan lebih cepat jika Anda mendengarkan dokter.” Mr. Sorrenson mengangkat alisnya pada Shane. “Dia seorang perawat UGD,” kata Shane, dengan mengangkat bahu malu. Aku punya perasaan tidak ada yang berbicara dengan ayahnya seperti aku, bahkan perawat pun tidak. “Maaf, Sir,” kataku. “Kebiasaan.” “Panggil aku Henry, dan kau benar. Tapi sulit. Aku tidak pernah menghabiskan begitu lama berbaring sejak di Vietnam.” Dia melihatku kemudian Shane dan kembali. “Jadi, kalian berdua…” “Masih kami pikirkan,” jawab Shane, sedikit kasar. “Tapi kau membawanya ke sini, dan kau di sini.” “Ayah, tidak sekarang.” “Lalu kapan? Pers berteriak-teriak menginginkan berita. Serangan jantungku adalah peristiwa publik,. nak. Mereka mengharapkan pernyataan dariku tentang siapa yang menggantikanku, jika aku mengundurkan diri sebagai CEO..? Kita tidak bisa menunda ini lebih lama, nak.” Dia bergeser di tempat tidur, bergeser naik lebih tinggi. “Dengar, anakku. Aku tahu ini sulit bagimu. Aku sudah menundanya selama aku bisa…tapi…Aku tak bisa lagi. Aku akan bekerja denganmu sebanyak yang aku bisa dan membantumu dalam masa transisi, dan membantu keberadaanmu. Aku tidak akan melemparkan segala sesuatunya padamu dan malah pergi bermain golf.” “Itu bukan yang benar-benar kukhawatirkan,” kata Shane. “Akan tetapi ada hal-hal yang lain. Aku tidak takut dengan pekerjaan, ayah tahu itu…Yang menakutkanku adalah menjadi tokoh masyarakat, orang-orang melihatku, melihat semua yang aku lakukan.” “Ini tidak seburuk yang kau pikirkan. Hanya bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan di depan umum, dan berhati-hati dengan apa yang orang-orang lihat. Bahkan ketika kau berpikir kau sendirian..” “Itulah yang tidak ingin aku lakukan” kata Shane.” Tetapi aku kira memang harus begitu.” Seorang perawat datang kemudian dan mengusir kami keluar. Perjalanan limo kembali ke rumah berlalu dengan lama dan diam. *** Ketika kami kembali ke rumah, Shane dan aku berakhir di kamarnya dan bukan di kamarku. Sebuah botol kristal terisi dengan cairan kuning, sepasang gelas diatur terbalik di sekitarnya, berdiri di sebuah meja di antara dua kursi kulit. Shane mengisi satu gelas dengan satu inci cairan, meneguknya, dan mengisinya kembali. Aku membalik gelas tegak dan mengulurkan kepadanya untuk diisi. Duduk di kursi, kami berada dalam keheningan, dan minum. Aku menunggu Shane untuk berbicara. Yang akhirnya ia lakukan. “Apakah kau yakin kau ingin berada di sini, Leo?” Dia melihatku dari atas gelas. “Kita sampai ke titik di mana kita tak bisa kembali.” “Ya,” kataku. “Tidak, aku tidak tahu, maksudku., Aku seratus persen yakin ini adalah keputusan yang tepat? Tidak. Ini gila dan impulsif. Tapi aku suka menghabiskan waktu bersamamu.. Ini lebih dari seks, sebuah pembelokan pikiran. Itulah dirimu. Kau memiliki cara untuk membuatku merasa aman dan bersemangat pada saat yang sama. Aku menyukainya. Aku seperti tidak tahu apa yang akan terjadi, apa yang akan terjadi selanjutnya. Itulah mengapa aku pergi ke Sudan denganmu. Aku ingin melakukan hal ini denganmu. ” Shane mendesah dan mengatur gelasnya. “Leo, dengarkan. Ini serius.. Jika kau bersamaku ketika kami mengumumkan seperti anggapan Ayah bahwa aku adalah CEO Sorrenson Enterprises, maka itu sama artinya dengan menyatakan kita akan menikah. Muncul denganku di depan umum adalah masalah besar. Kau akan menjadi subyek dari banyak perhatian, banyak pengawasan. Mereka akan melihat latar belakangmu,. dan mereka akan menginginkan wawancara. Perusahaan Ayah terlibat dengan media, mensupport studio film dan TV dan semacamnya. Dan sebagai CEO, terutama yang muda seperti aku, kita akan diundang untuk acara peresmian acara, membuka malam film blockbuster, acara karpet merah .. seluruh kelas sosial tinggi.. Jika kau memutuskan ingin keluar, pada titik tertentu kau masih akan diawasi, dan ditandai selamanya sebagai mantan Shane Sorrenson.” “Di atas semua itu, ada harapan keluarga. Aku bisa berkencan dengan siapapun yang aku inginkan, sejauh yang diperhatikan masyarakat. Aku bisa menjadi playboy, mata keranjang, atau apapun. Bisnis akan tetap berjalan. Harapan keluargaku berbeda. Ayahku tidak pernah melangkah keluar dari ibuku, selama lebih dari tiga puluh tahun. Paman dan bibiku, sama. Saudara-saudaraku dan adikku semua single, tidak pernah menikah, sepertiku. Dan ketika mereka melakukannya, diharapkan bahwa mereka akan menjadi orang yang setia. Keluarga kami memiliki reputasi yang sangat panjang yang harus dijaga. Dalam keluargaku, kau tidak bisa menikah dengan siapa pun yang kau inginkan. Tidak berjalan seperti itu.” “Jadi ini seperti bangsawan, pada dasarnya?”Aku bisa melihat ketegangan di wajahnya, dalam garis-garis di sekitar mata dan lingkaran hitam di bawahnya. Dia masih orang yang lemah, sakit, dan membutuhkan istirahat. Kemudian, aku adalah seorang perawat, dan terlatih melihat hal-hal seperti itu. Aku tidak bisa menghentikan naluriku untuk mengambil alih, memeriksa tanda-tanda vital di monitor. Aku harus memaksa diriku mencegah pertengkaran dengan gaya pemimpinnya, yang mulai lepas. “Tidak masuk akal. Anda perlu istirahat,” kata-kata itu keluar secara otomatis, kebiasaan seorang perawat yang terbiasa berdebat dengan pasien bandel. “Serangan jantung bukan hal kecil. Anda akan sembuh dengan lebih cepat jika Anda mendengarkan dokter.” Mr. Sorrenson mengangkat alisnya pada Shane. “Dia seorang perawat UGD,” kata Shane, dengan mengangkat bahu malu. Aku punya perasaan tidak ada yang berbicara dengan ayahnya seperti aku, bahkan perawat pun tidak. “Maaf, Sir,” kataku. “Kebiasaan.” “Panggil aku Henry, dan kau benar. Tapi sulit. Aku tidak pernah menghabiskan begitu lama berbaring sejak di Vietnam.” Dia melihatku kemudian Shane dan kembali. “Jadi, kalian berdua…” “Masih kami pikirkan,” jawab Shane, sedikit kasar. “Tapi kau membawanya ke sini, dan kau di sini.” “Ayah, tidak sekarang.” “Lalu kapan? Pers berteriak-teriak menginginkan berita. Serangan jantungku adalah peristiwa publik,. nak. Mereka mengharapkan pernyataan dariku tentang siapa yang menggantikanku, jika aku mengundurkan diri sebagai CEO..? Kita tidak bisa menunda ini lebih lama, nak.” Dia bergeser di tempat tidur, bergeser naik lebih tinggi. “Dengar, anakku. Aku tahu ini sulit bagimu. Aku sudah menundanya selama aku bisa…tapi…Aku tak bisa lagi. Aku akan bekerja denganmu sebanyak yang aku bisa dan membantumu dalam masa transisi, dan membantu keberadaanmu. Aku tidak akan melemparkan segala sesuatunya padamu dan malah pergi bermain golf.” “Itu bukan yang benar-benar kukhawatirkan,” kata Shane. “Akan tetapi ada hal-hal yang lain. Aku tidak takut dengan pekerjaan, ayah tahu itu…Yang menakutkanku adalah menjadi tokoh masyarakat, orang-orang melihatku, melihat semua yang aku lakukan.” “Ini tidak seburuk yang kau pikirkan. Hanya bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan di depan umum, dan berhati-hati dengan apa yang orang-orang lihat. Bahkan ketika kau berpikir kau sendirian..” “Itulah yang tidak ingin aku lakukan” kata Shane.” Tetapi aku kira memang harus begitu.” Seorang perawat datang kemudian dan mengusir kami keluar. Perjalanan limo kembali ke rumah berlalu dengan lama dan diam. *** Ketika kami kembali ke rumah, Shane dan aku berakhir di kamarnya dan bukan di kamarku. Sebuah botol kristal terisi dengan cairan kuning, sepasang gelas diatur terbalik di sekitarnya, berdiri di sebuah meja di antara dua kursi kulit. Shane mengisi satu gelas dengan satu inci cairan, meneguknya, dan mengisinya kembali. Aku membalik gelas tegak dan mengulurkan kepadanya untuk diisi. Duduk di kursi, kami berada dalam keheningan, dan minum. Aku menunggu Shane untuk berbicara. Yang akhirnya ia lakukan. “Apakah kau yakin kau ingin berada di sini, Leo?” Dia melihatku dari atas gelas. “Kita sampai ke titik di mana kita tak bisa kembali.” “Ya,” kataku. “Tidak, aku tidak tahu, maksudku., Aku seratus persen yakin ini adalah keputusan yang tepat? Tidak. Ini gila dan impulsif. Tapi aku suka menghabiskan waktu bersamamu.. Ini lebih dari seks, sebuah pembelokan pikiran. Itulah dirimu. Kau memiliki cara untuk membuatku merasa aman dan bersemangat pada saat yang sama. Aku menyukainya. Aku seperti tidak tahu apa yang akan terjadi, apa yang akan terjadi selanjutnya. Itulah mengapa aku pergi ke Sudan denganmu. Aku ingin melakukan hal ini denganmu. ” Shane mendesah dan mengatur gelasnya. “Leo, dengarkan. Ini serius.. Jika kau bersamaku ketika kami mengumumkan seperti anggapan Ayah bahwa aku adalah CEO Sorrenson Enterprises, maka itu sama artinya dengan menyatakan kita akan menikah. Muncul denganku di depan umum adalah masalah besar. Kau akan menjadi subyek dari banyak perhatian, banyak pengawasan. Mereka akan melihat latar belakangmu,. dan mereka akan menginginkan wawancara. Perusahaan Ayah terlibat dengan media, mensupport studio film dan TV dan semacamnya. Dan sebagai CEO, terutama yang muda seperti aku, kita akan diundang untuk acara peresmian acara, membuka malam film blockbuster, acara karpet merah .. seluruh kelas sosial tinggi.. Jika kau memutuskan ingin keluar, pada titik tertentu kau masih akan diawasi, dan ditandai selamanya sebagai mantan Shane Sorrenson.” “Di atas semua itu, ada harapan keluarga. Aku bisa berkencan dengan siapapun yang aku inginkan, sejauh yang diperhatikan masyarakat. Aku bisa menjadi playboy, mata keranjang, atau apapun. Bisnis akan tetap berjalan. Harapan keluargaku berbeda. Ayahku tidak pernah melangkah keluar dari ibuku, selama lebih dari tiga puluh tahun. Paman dan bibiku, sama. Saudara-saudaraku dan adikku semua single, tidak pernah menikah, sepertiku. Dan ketika mereka melakukannya, diharapkan bahwa mereka akan menjadi orang yang setia. Keluarga kami memiliki reputasi yang sangat panjang yang harus dijaga. Dalam keluargaku, kau tidak bisa menikah dengan siapa pun yang kau inginkan. Tidak berjalan seperti itu.” “Jadi ini seperti bangsawan, pada dasarnya?”Aku bisa melihat ketegangan di wajahnya, dalam garis-garis di sekitar mata dan lingkaran hitam di bawahnya. Dia masih orang yang lemah, sakit, dan membutuhkan istirahat. Kemudian, aku adalah seorang perawat, dan terlatih melihat hal-hal seperti itu. Aku tidak bisa menghentikan naluriku untuk mengambil alih, memeriksa tanda-tanda vital di monitor. Aku harus memaksa diriku mencegah pertengkaran dengan gaya pemimpinnya, yang mulai lepas. “Tidak masuk akal. Anda perlu istirahat,” kata-kata itu keluar secara otomatis, kebiasaan seorang perawat yang terbiasa berdebat dengan pasien bandel. “Serangan jantung bukan hal kecil. Anda akan sembuh dengan lebih cepat jika Anda mendengarkan dokter.” Mr. Sorrenson mengangkat alisnya pada Shane. “Dia seorang perawat UGD,” kata Shane, dengan mengangkat bahu malu. Aku punya perasaan tidak ada yang berbicara dengan ayahnya seperti aku, bahkan perawat pun tidak. “Maaf, Sir,” kataku. “Kebiasaan.” “Panggil aku Henry, dan kau benar. Tapi sulit. Aku tidak pernah menghabiskan begitu lama berbaring sejak di Vietnam.” Dia melihatku kemudian Shane dan kembali. “Jadi, kalian berdua…” “Masih kami pikirkan,” jawab Shane, sedikit kasar. “Tapi kau membawanya ke sini, dan kau di sini.” “Ayah, tidak sekarang.” “Lalu kapan? Pers berteriak-teriak menginginkan berita. Serangan jantungku adalah peristiwa publik,. nak. Mereka mengharapkan pernyataan dariku tentang siapa yang menggantikanku, jika aku mengundurkan diri sebagai CEO..? Kita tidak bisa menunda ini lebih lama, nak.” Dia bergeser di tempat tidur, bergeser naik lebih tinggi. “Dengar, anakku. Aku tahu ini sulit bagimu. Aku sudah menundanya selama aku bisa…tapi…Aku tak bisa lagi. Aku akan bekerja denganmu sebanyak yang aku bisa dan membantumu dalam masa transisi, dan membantu keberadaanmu. Aku tidak akan melemparkan segala sesuatunya padamu dan malah pergi bermain golf.” “Itu bukan yang benar-benar kukhawatirkan,” kata Shane. “Akan tetapi ada hal-hal yang lain. Aku tidak takut dengan pekerjaan, ayah tahu itu…Yang menakutkanku adalah menjadi tokoh masyarakat, orang-orang melihatku, melihat semua yang aku lakukan.” “Ini tidak seburuk yang kau pikirkan. Hanya bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan di depan umum, dan berhati-hati dengan apa yang orang-orang lihat. Bahkan ketika kau berpikir kau sendirian..” “Itulah yang tidak ingin aku lakukan” kata Shane.” Tetapi aku kira memang harus begitu.” Seorang perawat datang kemudian dan mengusir kami keluar. Perjalanan limo kembali ke rumah berlalu dengan lama dan diam. *** Ketika kami kembali ke rumah, Shane dan aku berakhir di kamarnya dan bukan di kamarku. Sebuah botol kristal terisi dengan cairan kuning, sepasang gelas diatur terbalik di sekitarnya, berdiri di sebuah meja di antara dua kursi kulit. Shane mengisi satu gelas dengan satu inci cairan, meneguknya, dan mengisinya kembali. Aku membalik gelas tegak dan mengulurkan kepadanya untuk diisi. Duduk di kursi, kami berada dalam keheningan, dan minum. Aku menunggu Shane untuk berbicara. Yang akhirnya ia lakukan. “Apakah kau yakin kau ingin berada di sini, Leo?” Dia melihatku dari atas gelas. “Kita sampai ke titik di mana kita tak bisa kembali.” “Ya,” kataku. “Tidak, aku tidak tahu, maksudku., Aku seratus persen yakin ini adalah keputusan yang tepat? Tidak. Ini gila dan impulsif. Tapi aku suka menghabiskan waktu bersamamu.. Ini lebih dari seks, sebuah pembelokan pikiran. Itulah dirimu. Kau memiliki cara untuk membuatku merasa aman dan bersemangat pada saat yang sama. Aku menyukainya. Aku seperti tidak tahu apa yang akan terjadi, apa yang akan terjadi selanjutnya. Itulah mengapa aku pergi ke Sudan denganmu. Aku ingin melakukan hal ini denganmu. ” Shane mendesah dan mengatur gelasnya. “Leo, dengarkan. Ini serius.. Jika kau bersamaku ketika kami mengumumkan seperti anggapan Ayah bahwa aku adalah CEO Sorrenson Enterprises, maka itu sama artinya dengan menyatakan kita akan menikah. Muncul denganku di depan umum adalah masalah besar. Kau akan menjadi subyek dari banyak perhatian, banyak pengawasan. Mereka akan melihat latar belakangmu,. dan mereka akan menginginkan wawancara. Perusahaan Ayah terlibat dengan media, mensupport studio film dan TV dan semacamnya. Dan sebagai CEO, terutama yang muda seperti aku, kita akan diundang untuk acara peresmian acara, membuka malam film blockbuster, acara karpet merah .. seluruh kelas sosial tinggi.. Jika kau memutuskan ingin keluar, pada titik tertentu kau masih akan diawasi, dan ditandai selamanya sebagai mantan Shane Sorrenson.” “Di atas semua itu, ada harapan keluarga. Aku bisa berkencan dengan siapapun yang aku inginkan, sejauh yang diperhatikan masyarakat. Aku bisa menjadi playboy, mata keranjang, atau apapun. Bisnis akan tetap berjalan. Harapan keluargaku berbeda. Ayahku tidak pernah melangkah keluar dari ibuku, selama lebih dari tiga puluh tahun. Paman dan bibiku, sama. Saudara-saudaraku dan adikku semua single, tidak pernah menikah, sepertiku. Dan ketika mereka melakukannya, diharapkan bahwa mereka akan menjadi orang yang setia. Keluarga kami memiliki reputasi yang sangat panjang yang harus dijaga. Dalam keluargaku, kau tidak bisa menikah dengan siapa pun yang kau inginkan. Tidak berjalan seperti itu.” “Jadi ini seperti bangsawan, pada dasarnya?”Aku bisa melihat ketegangan di wajahnya, dalam garis-garis di sekitar mata dan lingkaran hitam di bawahnya. Dia masih orang yang lemah, sakit, dan membutuhkan istirahat. Kemudian, aku adalah seorang perawat, dan terlatih melihat hal-hal seperti itu. Aku tidak bisa menghentikan naluriku untuk mengambil alih, memeriksa tanda-tanda vital di monitor. Aku harus memaksa diriku mencegah pertengkaran dengan gaya pemimpinnya, yang mulai lepas. “Tidak masuk akal. Anda perlu istirahat,” kata-kata itu keluar secara otomatis, kebiasaan seorang perawat yang terbiasa berdebat dengan pasien bandel. “Serangan jantung bukan hal kecil. Anda akan sembuh dengan lebih cepat jika Anda mendengarkan dokter.” Mr. Sorrenson mengangkat alisnya pada Shane. “Dia seorang perawat UGD,” kata Shane, dengan mengangkat bahu malu. Aku punya perasaan tidak ada yang berbicara dengan ayahnya seperti aku, bahkan perawat pun tidak. “Maaf, Sir,” kataku. “Kebiasaan.” “Panggil aku Henry, dan kau benar. Tapi sulit. Aku tidak pernah menghabiskan begitu lama berbaring sejak di Vietnam.” Dia melihatku kemudian Shane dan kembali. “Jadi, kalian berdua…” “Masih kami pikirkan,” jawab Shane, sedikit kasar. “Tapi kau membawanya ke sini, dan kau di sini.” “Ayah, tidak sekarang.” “Lalu kapan? Pers berteriak-teriak menginginkan berita. Serangan jantungku adalah peristiwa publik,. nak. Mereka mengharapkan pernyataan dariku tentang siapa yang menggantikanku, jika aku mengundurkan diri sebagai CEO..? Kita tidak bisa menunda ini lebih lama, nak.” Dia bergeser di tempat tidur, bergeser naik lebih tinggi. “Dengar, anakku. Aku tahu ini sulit bagimu. Aku sudah menundanya selama aku bisa…tapi…Aku tak bisa lagi. Aku akan bekerja denganmu sebanyak yang aku bisa dan membantumu dalam masa transisi, dan membantu keberadaanmu. Aku tidak akan melemparkan segala sesuatunya padamu dan malah pergi bermain golf.” “Itu bukan yang benar-benar kukhawatirkan,” kata Shane. “Akan tetapi ada hal-hal yang lain. Aku tidak takut dengan pekerjaan, ayah tahu itu…Yang menakutkanku adalah menjadi tokoh masyarakat, orang-orang melihatku, melihat semua yang aku lakukan.” “Ini tidak seburuk yang kau pikirkan. Hanya bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan di depan umum, dan berhati-hati dengan apa yang orang-orang lihat. Bahkan ketika kau berpikir kau sendirian..” “Itulah yang tidak ingin aku lakukan” kata Shane.” Tetapi aku kira memang harus begitu.” Seorang perawat datang kemudian dan mengusir kami keluar. Perjalanan limo kembali ke rumah berlalu dengan lama dan diam. *** Ketika kami kembali ke rumah, Shane dan aku berakhir di kamarnya dan bukan di kamarku. Sebuah botol kristal terisi dengan cairan kuning, sepasang gelas diatur terbalik di sekitarnya, berdiri di sebuah meja di antara dua kursi kulit. Shane mengisi satu gelas dengan satu inci cairan, meneguknya, dan mengisinya kembali. Aku membalik gelas tegak dan mengulurkan kepadanya untuk diisi. Duduk di kursi, kami berada dalam keheningan, dan minum. Aku menunggu Shane untuk berbicara. Yang akhirnya ia lakukan. “Apakah kau yakin kau ingin berada di sini, Leo?” Dia melihatku dari atas gelas. “Kita sampai ke titik di mana kita tak bisa kembali.” “Ya,” kataku. “Tidak, aku tidak tahu, maksudku., Aku seratus persen yakin ini adalah keputusan yang tepat? Tidak. Ini gila dan impulsif. Tapi aku suka menghabiskan waktu bersamamu.. Ini lebih dari seks, sebuah pembelokan pikiran. Itulah dirimu. Kau memiliki cara untuk membuatku merasa aman dan bersemangat pada saat yang sama. Aku menyukainya. Aku seperti tidak tahu apa yang akan terjadi, apa yang akan terjadi selanjutnya. Itulah mengapa aku pergi ke Sudan denganmu. Aku ingin melakukan hal ini denganmu. ” Shane mendesah dan mengatur gelasnya. “Leo, dengarkan. Ini serius.. Jika kau bersamaku ketika kami mengumumkan seperti anggapan Ayah bahwa aku adalah CEO Sorrenson Enterprises, maka itu sama artinya dengan menyatakan kita akan menikah. Muncul denganku di depan umum adalah masalah besar. Kau akan menjadi subyek dari banyak perhatian, banyak pengawasan. Mereka akan melihat latar belakangmu,. dan mereka akan menginginkan wawancara. Perusahaan Ayah terlibat dengan media, mensupport studio film dan TV dan semacamnya. Dan sebagai CEO, terutama yang muda seperti aku, kita akan diundang untuk acara peresmian acara, membuka malam film blockbuster, acara karpet merah .. seluruh kelas sosial tinggi.. Jika kau memutuskan ingin keluar, pada titik tertentu kau masih akan diawasi, dan ditandai selamanya sebagai mantan Shane Sorrenson.” “Di atas semua itu, ada harapan keluarga. Aku bisa berkencan dengan siapapun yang aku inginkan, sejauh yang diperhatikan masyarakat. Aku bisa menjadi playboy, mata keranjang, atau apapun. Bisnis akan tetap berjalan. Harapan keluargaku berbeda. Ayahku tidak pernah melangkah keluar dari ibuku, selama lebih dari tiga puluh tahun. Paman dan bibiku, sama. Saudara-saudaraku dan adikku semua single, tidak pernah menikah, sepertiku. Dan ketika mereka melakukannya, diharapkan bahwa mereka akan menjadi orang yang setia. Keluarga kami memiliki reputasi yang sangat panjang yang harus dijaga. Dalam keluargaku, kau tidak bisa menikah dengan siapa pun yang kau inginkan. Tidak berjalan seperti itu.” “Jadi ini seperti bangsawan, pada dasarnya?”Aku bisa melihat ketegangan di wajahnya, dalam garis-garis di sekitar mata dan lingkaran hitam di bawahnya. Dia masih orang yang lemah, sakit, dan membutuhkan istirahat. Kemudian, aku adalah seorang perawat, dan terlatih melihat hal-hal seperti itu. Aku tidak bisa menghentikan naluriku untuk mengambil alih, memeriksa tanda-tanda vital di monitor. Aku harus memaksa diriku mencegah pertengkaran dengan gaya pemimpinnya, yang mulai lepas. “Tidak masuk akal. Anda perlu istirahat,” kata-kata itu keluar secara otomatis, kebiasaan seorang perawat yang terbiasa berdebat dengan pasien bandel. “Serangan jantung bukan hal kecil. Anda akan sembuh dengan lebih cepat jika Anda mendengarkan dokter.” Mr. Sorrenson mengangkat alisnya pada Shane. “Dia seorang perawat UGD,” kata Shane, dengan mengangkat bahu malu. Aku punya perasaan tidak ada yang berbicara dengan ayahnya seperti aku, bahkan perawat pun tidak. “Maaf, Sir,” kataku. “Kebiasaan.” “Panggil aku Henry, dan kau benar. Tapi sulit. Aku tidak pernah menghabiskan begitu lama berbaring sejak di Vietnam.” Dia melihatku kemudian Shane dan kembali. “Jadi, kalian berdua…” “Masih kami pikirkan,” jawab Shane, sedikit kasar. “Tapi kau membawanya ke sini, dan kau di sini.” “Ayah, tidak sekarang.” “Lalu kapan? Pers berteriak-teriak menginginkan berita. Serangan jantungku adalah peristiwa publik,. nak. Mereka mengharapkan pernyataan dariku tentang siapa yang menggantikanku, jika aku mengundurkan diri sebagai CEO..? Kita tidak bisa menunda ini lebih lama, nak.” Dia bergeser di tempat tidur, bergeser naik lebih tinggi. “Dengar, anakku. Aku tahu ini sulit bagimu. Aku sudah menundanya selama aku bisa…tapi…Aku tak bisa lagi. Aku akan bekerja denganmu sebanyak yang aku bisa dan membantumu dalam masa transisi, dan membantu keberadaanmu. Aku tidak akan melemparkan segala sesuatunya padamu dan malah pergi bermain golf.” “Itu bukan yang benar-benar kukhawatirkan,” kata Shane. “Akan tetapi ada hal-hal yang lain. Aku tidak takut dengan pekerjaan, ayah tahu itu…Yang menakutkanku adalah menjadi tokoh masyarakat, orang-orang melihatku, melihat semua yang aku lakukan.” “Ini tidak seburuk yang kau pikirkan. Hanya bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan di depan umum, dan berhati-hati dengan apa yang orang-orang lihat. Bahkan ketika kau berpikir kau sendirian..” “Itulah yang tidak ingin aku lakukan” kata Shane.” Tetapi aku kira memang harus begitu.” Seorang perawat datang kemudian dan mengusir kami keluar. Perjalanan limo kembali ke rumah berlalu dengan lama dan diam. *** Ketika kami kembali ke rumah, Shane dan aku berakhir di kamarnya dan bukan di kamarku. Sebuah botol kristal terisi dengan cairan kuning, sepasang gelas diatur terbalik di sekitarnya, berdiri di sebuah meja di antara dua kursi kulit. Shane mengisi satu gelas dengan satu inci cairan, meneguknya, dan mengisinya kembali. Aku membalik gelas tegak dan mengulurkan kepadanya untuk diisi. Duduk di kursi, kami berada dalam keheningan, dan minum. Aku menunggu Shane untuk berbicara. Yang akhirnya ia lakukan. “Apakah kau yakin kau ingin berada di sini, Leo?” Dia melihatku dari atas gelas. “Kita sampai ke titik di mana kita tak bisa kembali.” “Ya,” kataku. “Tidak, aku tidak tahu, maksudku., Aku seratus persen yakin ini adalah keputusan yang tepat? Tidak. Ini gila dan impulsif. Tapi aku suka menghabiskan waktu bersamamu.. Ini lebih dari seks, sebuah pembelokan pikiran. Itulah dirimu. Kau memiliki cara untuk membuatku merasa aman dan bersemangat pada saat yang sama. Aku menyukainya. Aku seperti tidak tahu apa yang akan terjadi, apa yang akan terjadi selanjutnya. Itulah mengapa aku pergi ke Sudan denganmu. Aku ingin melakukan hal ini denganmu. ” Shane mendesah dan mengatur gelasnya. “Leo, dengarkan. Ini serius.. Jika kau bersamaku ketika kami mengumumkan seperti anggapan Ayah bahwa aku adalah CEO Sorrenson Enterprises, maka itu sama artinya dengan menyatakan kita akan menikah. Muncul denganku di depan umum adalah masalah besar. Kau akan menjadi subyek dari banyak perhatian, banyak pengawasan. Mereka akan melihat latar belakangmu,. dan mereka akan menginginkan wawancara. Perusahaan Ayah terlibat dengan media, mensupport studio film dan TV dan semacamnya. Dan sebagai CEO, terutama yang muda seperti aku, kita akan diundang untuk acara peresmian acara, membuka malam film blockbuster, acara karpet merah .. seluruh kelas sosial tinggi.. Jika kau memutuskan ingin keluar, pada titik tertentu kau masih akan diawasi, dan ditandai selamanya sebagai mantan Shane Sorrenson.” “Di atas semua itu, ada harapan keluarga. Aku bisa berkencan dengan siapapun yang aku inginkan, sejauh yang diperhatikan masyarakat. Aku bisa menjadi playboy, mata keranjang, atau apapun. Bisnis akan tetap berjalan. Harapan keluargaku berbeda. Ayahku tidak pernah melangkah keluar dari ibuku, selama lebih dari tiga puluh tahun. Paman dan bibiku, sama. Saudara-saudaraku dan adikku semua single, tidak pernah menikah, sepertiku. Dan ketika mereka melakukannya, diharapkan bahwa mereka akan menjadi orang yang setia. Keluarga kami memiliki reputasi yang sangat panjang yang harus dijaga. Dalam keluargaku, kau tidak bisa menikah dengan siapa pun yang kau inginkan. Tidak berjalan seperti itu.” “Jadi ini seperti bangsawan, pada dasarnya?”Aku bisa melihat ketegangan di wajahnya, dalam garis-garis di sekitar mata dan lingkaran hitam di bawahnya. Dia masih orang yang lemah, sakit, dan membutuhkan istirahat. Kemudian, aku adalah seorang perawat, dan terlatih melihat hal-hal seperti itu. Aku tidak bisa menghentikan naluriku untuk mengambil alih, memeriksa tanda-tanda vital di monitor. Aku harus memaksa diriku mencegah pertengkaran dengan gaya pemimpinnya, yang mulai lepas. “Tidak masuk akal. Anda perlu istirahat,” kata-kata itu keluar secara otomatis, kebiasaan seorang perawat yang terbiasa berdebat dengan pasien bandel. “Serangan jantung bukan hal kecil. Anda akan sembuh dengan lebih cepat jika Anda mendengarkan dokter.” Mr. Sorrenson mengangkat alisnya pada Shane. “Dia seorang perawat UGD,” kata Shane, dengan mengangkat bahu malu. Aku punya perasaan tidak ada yang berbicara dengan ayahnya seperti aku, bahkan perawat pun tidak. “Maaf, Sir,” kataku. “Kebiasaan.” “Panggil aku Henry, dan kau benar. Tapi sulit. Aku tidak pernah menghabiskan begitu lama berbaring sejak di Vietnam.” Dia melihatku kemudian Shane dan kembali. “Jadi, kalian berdua…” “Masih kami pikirkan,” jawab Shane, sedikit kasar. “Tapi kau membawanya ke sini, dan kau di sini.” “Ayah, tidak sekarang.” “Lalu kapan? Pers berteriak-teriak menginginkan berita. Serangan jantungku adalah peristiwa publik,. nak. Mereka mengharapkan pernyataan dariku tentang siapa yang menggantikanku, jika aku mengundurkan diri sebagai CEO..? Kita tidak bisa menunda ini lebih lama, nak.” Dia bergeser di tempat tidur, bergeser naik lebih tinggi. “Dengar, anakku. Aku tahu ini sulit bagimu. Aku sudah menundanya selama aku bisa…tapi…Aku tak bisa lagi. Aku akan bekerja denganmu sebanyak yang aku bisa dan membantumu dalam masa transisi, dan membantu keberadaanmu. Aku tidak akan melemparkan segala sesuatunya padamu dan malah pergi bermain golf.” “Itu bukan yang benar-benar kukhawatirkan,” kata Shane. “Akan tetapi ada hal-hal yang lain. Aku tidak takut dengan pekerjaan, ayah tahu itu…Yang menakutkanku adalah menjadi tokoh masyarakat, orang-orang melihatku, melihat semua yang aku lakukan.” “Ini tidak seburuk yang kau pikirkan. Hanya bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan di depan umum, dan berhati-hati dengan apa yang orang-orang lihat. Bahkan ketika kau berpikir kau sendirian..” “Itulah yang tidak ingin aku lakukan” kata Shane.” Tetapi aku kira memang harus begitu.” Seorang perawat datang kemudian dan mengusir kami keluar. Perjalanan limo kembali ke rumah berlalu dengan lama dan diam. *** Ketika kami kembali ke rumah, Shane dan aku berakhir di kamarnya dan bukan di kamarku. Sebuah botol kristal terisi dengan cairan kuning, sepasang gelas diatur terbalik di sekitarnya, berdiri di sebuah meja di antara dua kursi kulit. Shane mengisi satu gelas dengan satu inci cairan, meneguknya, dan mengisinya kembali. Aku membalik gelas tegak dan mengulurkan kepadanya untuk diisi. Duduk di kursi, kami berada dalam keheningan, dan minum. Aku menunggu Shane untuk berbicara. Yang akhirnya ia lakukan. “Apakah kau yakin kau ingin berada di sini, Leo?” Dia melihatku dari atas gelas. “Kita sampai ke titik di mana kita tak bisa kembali.” “Ya,” kataku. “Tidak, aku tidak tahu, maksudku., Aku seratus persen yakin ini adalah keputusan yang tepat? Tidak. Ini gila dan impulsif. Tapi aku suka menghabiskan waktu bersamamu.. Ini lebih dari seks, sebuah pembelokan pikiran. Itulah dirimu. Kau memiliki cara untuk membuatku merasa aman dan bersemangat pada saat yang sama. Aku menyukainya. Aku seperti tidak tahu apa yang akan terjadi, apa yang akan terjadi selanjutnya. Itulah mengapa aku pergi ke Sudan denganmu. Aku ingin melakukan hal ini denganmu. ” Shane mendesah dan mengatur gelasnya. “Leo, dengarkan. Ini serius.. Jika kau bersamaku ketika kami mengumumkan seperti anggapan Ayah bahwa aku adalah CEO Sorrenson Enterprises, maka itu sama artinya dengan menyatakan kita akan menikah. Muncul denganku di depan umum adalah masalah besar. Kau akan menjadi subyek dari banyak perhatian, banyak pengawasan. Mereka akan melihat latar belakangmu,. dan mereka akan menginginkan wawancara. Perusahaan Ayah terlibat dengan media, mensupport studio film dan TV dan semacamnya. Dan sebagai CEO, terutama yang muda seperti aku, kita akan diundang untuk acara peresmian acara, membuka malam film blockbuster, acara karpet merah .. seluruh kelas sosial tinggi.. Jika kau memutuskan ingin keluar, pada titik tertentu kau masih akan diawasi, dan ditandai selamanya sebagai mantan Shane Sorrenson.” “Di atas semua itu, ada harapan keluarga. Aku bisa berkencan dengan siapapun yang aku inginkan, sejauh yang diperhatikan masyarakat. Aku bisa menjadi playboy, mata keranjang, atau apapun. Bisnis akan tetap berjalan. Harapan keluargaku berbeda. Ayahku tidak pernah melangkah keluar dari ibuku, selama lebih dari tiga puluh tahun. Paman dan bibiku, sama. Saudara-saudaraku dan adikku semua single, tidak pernah menikah, sepertiku. Dan ketika mereka melakukannya, diharapkan bahwa mereka akan menjadi orang yang setia. Keluarga kami memiliki reputasi yang sangat panjang yang harus dijaga. Dalam keluargaku, kau tidak bisa menikah dengan siapa pun yang kau inginkan. Tidak berjalan seperti itu.” “Jadi ini seperti bangsawan, pada dasarnya?”Aku bisa melihat ketegangan di wajahnya, dalam garis-garis di sekitar mata dan lingkaran hitam di bawahnya. Dia masih orang yang lemah, sakit, dan membutuhkan istirahat. Kemudian, aku adalah seorang perawat, dan terlatih melihat hal-hal seperti itu. Aku tidak bisa menghentikan naluriku untuk mengambil alih, memeriksa tanda-tanda vital di monitor. Aku harus memaksa diriku mencegah pertengkaran dengan gaya pemimpinnya, yang mulai lepas. “Tidak masuk akal. Anda perlu istirahat,” kata-kata itu keluar secara otomatis, kebiasaan seorang perawat yang terbiasa berdebat dengan pasien bandel. “Serangan jantung bukan hal kecil. Anda akan sembuh dengan lebih cepat jika Anda mendengarkan dokter.” Mr. Sorrenson mengangkat alisnya pada Shane. “Dia seorang perawat UGD,” kata Shane, dengan mengangkat bahu malu. Aku punya perasaan tidak ada yang berbicara dengan ayahnya seperti aku, bahkan perawat pun tidak. “Maaf, Sir,” kataku. “Kebiasaan.” “Panggil aku Henry, dan kau benar. Tapi sulit. Aku tidak pernah menghabiskan begitu lama berbaring sejak di Vietnam.” Dia melihatku kemudian Shane dan kembali. “Jadi, kalian berdua…” “Masih kami pikirkan,” jawab Shane, sedikit kasar. “Tapi kau membawanya ke sini, dan kau di sini.” “Ayah, tidak sekarang.” “Lalu kapan? Pers berteriak-teriak menginginkan berita. Serangan jantungku adalah peristiwa publik,. nak. Mereka mengharapkan pernyataan dariku tentang siapa yang menggantikanku, jika aku mengundurkan diri sebagai CEO..? Kita tidak bisa menunda ini lebih lama, nak.” Dia bergeser di tempat tidur, bergeser naik lebih tinggi. “Dengar, anakku. Aku tahu ini sulit bagimu. Aku sudah menundanya selama aku bisa…tapi…Aku tak bisa lagi. Aku akan bekerja denganmu sebanyak yang aku bisa dan membantumu dalam masa transisi, dan membantu keberadaanmu. Aku tidak akan melemparkan segala sesuatunya padamu dan malah pergi bermain golf.” “Itu bukan yang benar-benar kukhawatirkan,” kata Shane. “Akan tetapi ada hal-hal yang lain. Aku tidak takut dengan pekerjaan, ayah tahu itu…Yang menakutkanku adalah menjadi tokoh masyarakat, orang-orang melihatku, melihat semua yang aku lakukan.” “Ini tidak seburuk yang kau pikirkan. Hanya bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan di depan umum, dan berhati-hati dengan apa yang orang-orang lihat. Bahkan ketika kau berpikir kau sendirian..” “Itulah yang tidak ingin aku lakukan” kata Shane.” Tetapi aku kira memang harus begitu.” Seorang perawat datang kemudian dan mengusir kami keluar. Perjalanan limo kembali ke rumah berlalu dengan lama dan diam. *** Ketika kami kembali ke rumah, Shane dan aku berakhir di kamarnya dan bukan di kamarku. Sebuah botol kristal terisi dengan cairan kuning, sepasang gelas diatur terbalik di sekitarnya, berdiri di sebuah meja di antara dua kursi kulit. Shane mengisi satu gelas dengan satu inci cairan, meneguknya, dan mengisinya kembali. Aku membalik gelas tegak dan mengulurkan kepadanya untuk diisi. Duduk di kursi, kami berada dalam keheningan, dan minum. Aku menunggu Shane untuk berbicara. Yang akhirnya ia lakukan. “Apakah kau yakin kau ingin berada di sini, Leo?” Dia melihatku dari atas gelas. “Kita sampai ke titik di mana kita tak bisa kembali.” “Ya,” kataku. “Tidak, aku tidak tahu, maksudku., Aku seratus persen yakin ini adalah keputusan yang tepat? Tidak. Ini gila dan impulsif. Tapi aku suka menghabiskan waktu bersamamu.. Ini lebih dari seks, sebuah pembelokan pikiran. Itulah dirimu. Kau memiliki cara untuk membuatku merasa aman dan bersemangat pada saat yang sama. Aku menyukainya. Aku seperti tidak tahu apa yang akan terjadi, apa yang akan terjadi selanjutnya. Itulah mengapa aku pergi ke Sudan denganmu. Aku ingin melakukan hal ini denganmu. ” Shane mendesah dan mengatur gelasnya. “Leo, dengarkan. Ini serius.. Jika kau bersamaku ketika kami mengumumkan seperti anggapan Ayah bahwa aku adalah CEO Sorrenson Enterprises, maka itu sama artinya dengan menyatakan kita akan menikah. Muncul denganku di depan umum adalah masalah besar. Kau akan menjadi subyek dari banyak perhatian, banyak pengawasan. Mereka akan melihat latar belakangmu,. dan mereka akan menginginkan wawancara. Perusahaan Ayah terlibat dengan media, mensupport studio film dan TV dan semacamnya. Dan sebagai CEO, terutama yang muda seperti aku, kita akan diundang untuk acara peresmian acara, membuka malam film blockbuster, acara karpet merah .. seluruh kelas sosial tinggi.. Jika kau memutuskan ingin keluar, pada titik tertentu kau masih akan diawasi, dan ditandai selamanya sebagai mantan Shane Sorrenson.” “Di atas semua itu, ada harapan keluarga. Aku bisa berkencan dengan siapapun yang aku inginkan, sejauh yang diperhatikan masyarakat. Aku bisa menjadi playboy, mata keranjang, atau apapun. Bisnis akan tetap berjalan. Harapan keluargaku berbeda. Ayahku tidak pernah melangkah keluar dari ibuku, selama lebih dari tiga puluh tahun. Paman dan bibiku, sama. Saudara-saudaraku dan adikku semua single, tidak pernah menikah, sepertiku. Dan ketika mereka melakukannya, diharapkan bahwa mereka akan menjadi orang yang setia. Keluarga kami memiliki reputasi yang sangat panjang yang harus dijaga. Dalam keluargaku, kau tidak bisa menikah dengan siapa pun yang kau inginkan. Tidak berjalan seperti itu.” “Jadi ini seperti bangsawan, pada dasarnya?”Aku bisa melihat ketegangan di wajahnya, dalam garis-garis di sekitar mata dan lingkaran hitam di bawahnya. Dia masih orang yang lemah, sakit, dan membutuhkan istirahat. Kemudian, aku adalah seorang perawat, dan terlatih melihat hal-hal seperti itu. Aku tidak bisa menghentikan naluriku untuk mengambil alih, memeriksa tanda-tanda vital di monitor. Aku harus memaksa diriku mencegah pertengkaran dengan gaya pemimpinnya, yang mulai lepas. “Tidak masuk akal. Anda perlu istirahat,” kata-kata itu keluar secara otomatis, kebiasaan seorang perawat yang terbiasa berdebat dengan pasien bandel. “Serangan jantung bukan hal kecil. Anda akan sembuh dengan lebih cepat jika Anda mendengarkan dokter.” Mr. Sorrenson mengangkat alisnya pada Shane. “Dia seorang perawat UGD,” kata Shane, dengan mengangkat bahu malu. Aku punya perasaan tidak ada yang berbicara dengan ayahnya seperti aku, bahkan perawat pun tidak. “Maaf, Sir,” kataku. “Kebiasaan.” “Panggil aku Henry, dan kau benar. Tapi sulit. Aku tidak pernah menghabiskan begitu lama berbaring sejak di Vietnam.” Dia melihatku kemudian Shane dan kembali. “Jadi, kalian berdua…” “Masih kami pikirkan,” jawab Shane, sedikit kasar. “Tapi kau membawanya ke sini, dan kau di sini.” “Ayah, tidak sekarang.” “Lalu kapan? Pers berteriak-teriak menginginkan berita. Serangan jantungku adalah peristiwa publik,. nak. Mereka mengharapkan pernyataan dariku tentang siapa yang menggantikanku, jika aku mengundurkan diri sebagai CEO..? Kita tidak bisa menunda ini lebih lama, nak.” Dia bergeser di tempat tidur, bergeser naik lebih tinggi. “Dengar, anakku. Aku tahu ini sulit bagimu. Aku sudah menundanya selama aku bisa…tapi…Aku tak bisa lagi. Aku akan bekerja denganmu sebanyak yang aku bisa dan membantumu dalam masa transisi, dan membantu keberadaanmu. Aku tidak akan melemparkan segala sesuatunya padamu dan malah pergi bermain golf.” “Itu bukan yang benar-benar kukhawatirkan,” kata Shane. “Akan tetapi ada hal-hal yang lain. Aku tidak takut dengan pekerjaan, ayah tahu itu…Yang menakutkanku adalah menjadi tokoh masyarakat, orang-orang melihatku, melihat semua yang aku lakukan.” “Ini tidak seburuk yang kau pikirkan. Hanya bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan di depan umum, dan berhati-hati dengan apa yang orang-orang lihat. Bahkan ketika kau berpikir kau sendirian..” “Itulah yang tidak ingin aku lakukan” kata Shane.” Tetapi aku kira memang harus begitu.” Seorang perawat datang kemudian dan mengusir kami keluar. Perjalanan limo kembali ke rumah berlalu dengan lama dan diam. *** Ketika kami kembali ke rumah, Shane dan aku berakhir di kamarnya dan bukan di kamarku. Sebuah botol kristal terisi dengan cairan kuning, sepasang gelas diatur terbalik di sekitarnya, berdiri di sebuah meja di antara dua kursi kulit. Shane mengisi satu gelas dengan satu inci cairan, meneguknya, dan mengisinya kembali. Aku membalik gelas tegak dan mengulurkan kepadanya untuk diisi. Duduk di kursi, kami berada dalam keheningan, dan minum. Aku menunggu Shane untuk berbicara. Yang akhirnya ia lakukan. “Apakah kau yakin kau ingin berada di sini, Leo?” Dia melihatku dari atas gelas. “Kita sampai ke titik di mana kita tak bisa kembali.” “Ya,” kataku. “Tidak, aku tidak tahu, maksudku., Aku seratus persen yakin ini adalah keputusan yang tepat? Tidak. Ini gila dan impulsif. Tapi aku suka menghabiskan waktu bersamamu.. Ini lebih dari seks, sebuah pembelokan pikiran. Itulah dirimu. Kau memiliki cara untuk membuatku merasa aman dan bersemangat pada saat yang sama. Aku menyukainya. Aku seperti tidak tahu apa yang akan terjadi, apa yang akan terjadi selanjutnya. Itulah mengapa aku pergi ke Sudan denganmu. Aku ingin melakukan hal ini denganmu. ” Shane mendesah dan mengatur gelasnya. “Leo, dengarkan. Ini serius.. Jika kau bersamaku ketika kami mengumumkan seperti anggapan Ayah bahwa aku adalah CEO Sorrenson Enterprises, maka itu sama artinya dengan menyatakan kita akan menikah. Muncul denganku di depan umum adalah masalah besar. Kau akan menjadi subyek dari banyak perhatian, banyak pengawasan. Mereka akan melihat latar belakangmu,. dan mereka akan menginginkan wawancara. Perusahaan Ayah terlibat dengan media, mensupport studio film dan TV dan semacamnya. Dan sebagai CEO, terutama yang muda seperti aku, kita akan diundang untuk acara peresmian acara, membuka malam film blockbuster, acara karpet merah .. seluruh kelas sosial tinggi.. Jika kau memutuskan ingin keluar, pada titik tertentu kau masih akan diawasi, dan ditandai selamanya sebagai mantan Shane Sorrenson.” “Di atas semua itu, ada harapan keluarga. Aku bisa berkencan dengan siapapun yang aku inginkan, sejauh yang diperhatikan masyarakat. Aku bisa menjadi playboy, mata keranjang, atau apapun. Bisnis akan tetap berjalan. Harapan keluargaku berbeda. Ayahku tidak pernah melangkah keluar dari ibuku, selama lebih dari tiga puluh tahun. Paman dan bibiku, sama. Saudara-saudaraku dan adikku semua single, tidak pernah menikah, sepertiku. Dan ketika mereka melakukannya, diharapkan bahwa mereka akan menjadi orang yang setia. Keluarga kami memiliki reputasi yang sangat panjang yang harus dijaga. Dalam keluargaku, kau tidak bisa menikah dengan siapa pun yang kau inginkan. Tidak berjalan seperti itu.” “Jadi ini seperti bangsawan, pada dasarnya?”Aku bisa melihat ketegangan di wajahnya, dalam garis-garis di sekitar mata dan lingkaran hitam di bawahnya. Dia masih orang yang lemah, sakit, dan membutuhkan istirahat. Kemudian, aku adalah seorang perawat, dan terlatih melihat hal-hal seperti itu. Aku tidak bisa menghentikan naluriku untuk mengambil alih, memeriksa tanda-tanda vital di monitor. Aku harus memaksa diriku mencegah pertengkaran dengan gaya pemimpinnya, yang mulai lepas. “Tidak masuk akal. Anda perlu istirahat,” kata-kata itu keluar secara otomatis, kebiasaan seorang perawat yang terbiasa berdebat dengan pasien bandel. “Serangan jantung bukan hal kecil. Anda akan sembuh dengan lebih cepat jika Anda mendengarkan dokter.” Mr. Sorrenson mengangkat alisnya pada Shane. “Dia seorang perawat UGD,” kata Shane, dengan mengangkat bahu malu. Aku punya perasaan tidak ada yang berbicara dengan ayahnya seperti aku, bahkan perawat pun tidak. “Maaf, Sir,” kataku. “Kebiasaan.” “Panggil aku Henry, dan kau benar. Tapi sulit. Aku tidak pernah menghabiskan begitu lama berbaring sejak di Vietnam.” Dia melihatku kemudian Shane dan kembali. “Jadi, kalian berdua…” “Masih kami pikirkan,” jawab Shane, sedikit kasar. “Tapi kau membawanya ke sini, dan kau di sini.” “Ayah, tidak sekarang.” “Lalu kapan? Pers berteriak-teriak menginginkan berita. Serangan jantungku adalah peristiwa publik,. nak. Mereka mengharapkan pernyataan dariku tentang siapa yang menggantikanku, jika aku mengundurkan diri sebagai CEO..? Kita tidak bisa menunda ini lebih lama, nak.” Dia bergeser di tempat tidur, bergeser naik lebih tinggi. “Dengar, anakku. Aku tahu ini sulit bagimu. Aku sudah menundanya selama aku bisa…tapi…Aku tak bisa lagi. Aku akan bekerja denganmu sebanyak yang aku bisa dan membantumu dalam masa transisi, dan membantu keberadaanmu. Aku tidak akan melemparkan segala sesuatunya padamu dan malah pergi bermain golf.” “Itu bukan yang benar-benar kukhawatirkan,” kata Shane. “Akan tetapi ada hal-hal yang lain. Aku tidak takut dengan pekerjaan, ayah tahu itu…Yang menakutkanku adalah menjadi tokoh masyarakat, orang-orang melihatku, melihat semua yang aku lakukan.” “Ini tidak seburuk yang kau pikirkan. Hanya bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan di depan umum, dan berhati-hati dengan apa yang orang-orang lihat. Bahkan ketika kau berpikir kau sendirian..” “Itulah yang tidak ingin aku lakukan” kata Shane.” Tetapi aku kira memang harus begitu.” Seorang perawat datang kemudian dan mengusir kami keluar. Perjalanan limo kembali ke rumah berlalu dengan lama dan diam. *** Ketika kami kembali ke rumah, Shane dan aku berakhir di kamarnya dan bukan di kamarku. Sebuah botol kristal terisi dengan cairan kuning, sepasang gelas diatur terbalik di sekitarnya, berdiri di sebuah meja di antara dua kursi kulit. Shane mengisi satu gelas dengan satu inci cairan, meneguknya, dan mengisinya kembali. Aku membalik gelas tegak dan mengulurkan kepadanya untuk diisi. Duduk di kursi, kami berada dalam keheningan, dan minum. Aku menunggu Shane untuk berbicara. Yang akhirnya ia lakukan. “Apakah kau yakin kau ingin berada di sini, Leo?” Dia melihatku dari atas gelas. “Kita sampai ke titik di mana kita tak bisa kembali.” “Ya,” kataku. “Tidak, aku tidak tahu, maksudku., Aku seratus persen yakin ini adalah keputusan yang tepat? Tidak. Ini gila dan impulsif. Tapi aku suka menghabiskan waktu bersamamu.. Ini lebih dari seks, sebuah pembelokan pikiran. Itulah dirimu. Kau memiliki cara untuk membuatku merasa aman dan bersemangat pada saat yang sama. Aku menyukainya. Aku seperti tidak tahu apa yang akan terjadi, apa yang akan terjadi selanjutnya. Itulah mengapa aku pergi ke Sudan denganmu. Aku ingin melakukan hal ini denganmu. ” Shane mendesah dan mengatur gelasnya. “Leo, dengarkan. Ini serius.. Jika kau bersamaku ketika kami mengumumkan seperti anggapan Ayah bahwa aku adalah CEO Sorrenson Enterprises, maka itu sama artinya dengan menyatakan kita akan menikah. Muncul denganku di depan umum adalah masalah besar. Kau akan menjadi subyek dari banyak perhatian, banyak pengawasan. Mereka akan melihat latar belakangmu,. dan mereka akan menginginkan wawancara. Perusahaan Ayah terlibat dengan media, mensupport studio film dan TV dan semacamnya. Dan sebagai CEO, terutama yang muda seperti aku, kita akan diundang untuk acara peresmian acara, membuka malam film blockbuster, acara karpet merah .. seluruh kelas sosial tinggi.. Jika kau memutuskan ingin keluar, pada titik tertentu kau masih akan diawasi, dan ditandai selamanya sebagai mantan Shane Sorrenson.” “Di atas semua itu, ada harapan keluarga. Aku bisa berkencan dengan siapapun yang aku inginkan, sejauh yang diperhatikan masyarakat. Aku bisa menjadi playboy, mata keranjang, atau apapun. Bisnis akan tetap berjalan. Harapan keluargaku berbeda. Ayahku tidak pernah melangkah keluar dari ibuku, selama lebih dari tiga puluh tahun. Paman dan bibiku, sama. Saudara-saudaraku dan adikku semua single, tidak pernah menikah, sepertiku. Dan ketika mereka melakukannya, diharapkan bahwa mereka akan menjadi orang yang setia. Keluarga kami memiliki reputasi yang sangat panjang yang harus dijaga. Dalam keluargaku, kau tidak bisa menikah dengan siapa pun yang kau inginkan. Tidak berjalan seperti itu.” “Jadi ini seperti bangsawan, pada dasarnya?”Aku bisa melihat ketegangan di wajahnya, dalam garis-garis di sekitar mata dan lingkaran hitam di bawahnya. Dia masih orang yang lemah, sakit, dan membutuhkan istirahat. Kemudian, aku adalah seorang perawat, dan terlatih melihat hal-hal seperti itu. Aku tidak bisa menghentikan naluriku untuk mengambil alih, memeriksa tanda-tanda vital di monitor. Aku harus memaksa diriku mencegah pertengkaran dengan gaya pemimpinnya, yang mulai lepas. “Tidak masuk akal. Anda perlu istirahat,” kata-kata itu keluar secara otomatis, kebiasaan seorang perawat yang terbiasa berdebat dengan pasien bandel. “Serangan jantung bukan hal kecil. Anda akan sembuh dengan lebih cepat jika Anda mendengarkan dokter.” Mr. Sorrenson mengangkat alisnya pada Shane. “Dia seorang perawat UGD,” kata Shane, dengan mengangkat bahu malu. Aku punya perasaan tidak ada yang berbicara dengan ayahnya seperti aku, bahkan perawat pun tidak. “Maaf, Sir,” kataku. “Kebiasaan.” “Panggil aku Henry, dan kau benar. Tapi sulit. Aku tidak pernah menghabiskan begitu lama berbaring sejak di Vietnam.” Dia melihatku kemudian Shane dan kembali. “Jadi, kalian berdua…” “Masih kami pikirkan,” jawab Shane, sedikit kasar. “Tapi kau membawanya ke sini, dan kau di sini.” “Ayah, tidak sekarang.” “Lalu kapan? Pers berteriak-teriak menginginkan berita. Serangan jantungku adalah peristiwa publik,. nak. Mereka mengharapkan pernyataan dariku tentang siapa yang menggantikanku, jika aku mengundurkan diri sebagai CEO..? Kita tidak bisa menunda ini lebih lama, nak.” Dia bergeser di tempat tidur, bergeser naik lebih tinggi. “Dengar, anakku. Aku tahu ini sulit bagimu. Aku sudah menundanya selama aku bisa…tapi…Aku tak bisa lagi. Aku akan bekerja denganmu sebanyak yang aku bisa dan membantumu dalam masa transisi, dan membantu keberadaanmu. Aku tidak akan melemparkan segala sesuatunya padamu dan malah pergi bermain golf.” “Itu bukan yang benar-benar kukhawatirkan,” kata Shane. “Akan tetapi ada hal-hal yang lain. Aku tidak takut dengan pekerjaan, ayah tahu itu…Yang menakutkanku adalah menjadi tokoh masyarakat, orang-orang melihatku, melihat semua yang aku lakukan.” “Ini tidak seburuk yang kau pikirkan. Hanya bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan di depan umum, dan berhati-hati dengan apa yang orang-orang lihat. Bahkan ketika kau berpikir kau sendirian..” “Itulah yang tidak ingin aku lakukan” kata Shane.” Tetapi aku kira memang harus begitu.” Seorang perawat datang kemudian dan mengusir kami keluar. Perjalanan limo kembali ke rumah berlalu dengan lama dan diam. *** Ketika kami kembali ke rumah, Shane dan aku berakhir di kamarnya dan bukan di kamarku. Sebuah botol kristal terisi dengan cairan kuning, sepasang gelas diatur terbalik di sekitarnya, berdiri di sebuah meja di antara dua kursi kulit. Shane mengisi satu gelas dengan satu inci cairan, meneguknya, dan mengisinya kembali. Aku membalik gelas tegak dan mengulurkan kepadanya untuk diisi. Duduk di kursi, kami berada dalam keheningan, dan minum. Aku menunggu Shane untuk berbicara. Yang akhirnya ia lakukan. “Apakah kau yakin kau ingin berada di sini, Leo?” Dia melihatku dari atas gelas. “Kita sampai ke titik di mana kita tak bisa kembali.” “Ya,” kataku. “Tidak, aku tidak tahu, maksudku., Aku seratus persen yakin ini adalah keputusan yang tepat? Tidak. Ini gila dan impulsif. Tapi aku suka menghabiskan waktu bersamamu.. Ini lebih dari seks, sebuah pembelokan pikiran. Itulah dirimu. Kau memiliki cara untuk membuatku merasa aman dan bersemangat pada saat yang sama. Aku menyukainya. Aku seperti tidak tahu apa yang akan terjadi, apa yang akan terjadi selanjutnya. Itulah mengapa aku pergi ke Sudan denganmu. Aku ingin melakukan hal ini denganmu. ” Shane mendesah dan mengatur gelasnya. “Leo, dengarkan. Ini serius.. Jika kau bersamaku ketika kami mengumumkan seperti anggapan Ayah bahwa aku adalah CEO Sorrenson Enterprises, maka itu sama artinya dengan menyatakan kita akan menikah. Muncul denganku di depan umum adalah masalah besar. Kau akan menjadi subyek dari banyak perhatian, banyak pengawasan. Mereka akan melihat latar belakangmu,. dan mereka akan menginginkan wawancara. Perusahaan Ayah terlibat dengan media, mensupport studio film dan TV dan semacamnya. Dan sebagai CEO, terutama yang muda seperti aku, kita akan diundang untuk acara peresmian acara, membuka malam film blockbuster, acara karpet merah .. seluruh kelas sosial tinggi.. Jika kau memutuskan ingin keluar, pada titik tertentu kau masih akan diawasi, dan ditandai selamanya sebagai mantan Shane Sorrenson.” “Di atas semua itu, ada harapan keluarga. Aku bisa berkencan dengan siapapun yang aku inginkan, sejauh yang diperhatikan masyarakat. Aku bisa menjadi playboy, mata keranjang, atau apapun. Bisnis akan tetap berjalan. Harapan keluargaku berbeda. Ayahku tidak pernah melangkah keluar dari ibuku, selama lebih dari tiga puluh tahun. Paman dan bibiku, sama. Saudara-saudaraku dan adikku semua single, tidak pernah menikah, sepertiku. Dan ketika mereka melakukannya, diharapkan bahwa mereka akan menjadi orang yang setia. Keluarga kami memiliki reputasi yang sangat panjang yang harus dijaga. Dalam keluargaku, kau tidak bisa menikah dengan siapa pun yang kau inginkan. Tidak berjalan seperti itu.” “Jadi ini seperti bangsawan, pada dasarnya?”Aku bisa melihat ketegangan di wajahnya, dalam garis-garis di sekitar mata dan lingkaran hitam di bawahnya. Dia masih orang yang lemah, sakit, dan membutuhkan istirahat. Kemudian, aku adalah seorang perawat, dan terlatih melihat hal-hal seperti itu. Aku tidak bisa menghentikan naluriku untuk mengambil alih, memeriksa tanda-tanda vital di monitor. Aku harus memaksa diriku mencegah pertengkaran dengan gaya pemimpinnya, yang mulai lepas. “Tidak masuk akal. Anda perlu istirahat,” kata-kata itu keluar secara otomatis, kebiasaan seorang perawat yang terbiasa berdebat dengan pasien bandel. “Serangan jantung bukan hal kecil. Anda akan sembuh dengan lebih cepat jika Anda mendengarkan dokter.” Mr. Sorrenson mengangkat alisnya pada Shane. “Dia seorang perawat UGD,” kata Shane, dengan mengangkat bahu malu. Aku punya perasaan tidak ada yang berbicara dengan ayahnya seperti aku, bahkan perawat pun tidak. “Maaf, Sir,” kataku. “Kebiasaan.” “Panggil aku Henry, dan kau benar. Tapi sulit. Aku tidak pernah menghabiskan begitu lama berbaring sejak di Vietnam.” Dia melihatku kemudian Shane dan kembali. “Jadi, kalian berdua…” “Masih kami pikirkan,” jawab Shane, sedikit kasar. “Tapi kau membawanya ke sini, dan kau di sini.” “Ayah, tidak sekarang.” “Lalu kapan? Pers berteriak-teriak menginginkan berita. Serangan jantungku adalah peristiwa publik,. nak. Mereka mengharapkan pernyataan dariku tentang siapa yang menggantikanku, jika aku mengundurkan diri sebagai CEO..? Kita tidak bisa menunda ini lebih lama, nak.” Dia bergeser di tempat tidur, bergeser naik lebih tinggi. “Dengar, anakku. Aku tahu ini sulit bagimu. Aku sudah menundanya selama aku bisa…tapi…Aku tak bisa lagi. Aku akan bekerja denganmu sebanyak yang aku bisa dan membantumu dalam masa transisi, dan membantu keberadaanmu. Aku tidak akan melemparkan segala sesuatunya padamu dan malah pergi bermain golf.” “Itu bukan yang benar-benar kukhawatirkan,” kata Shane. “Akan tetapi ada hal-hal yang lain. Aku tidak takut dengan pekerjaan, ayah tahu itu…Yang menakutkanku adalah menjadi tokoh masyarakat, orang-orang melihatku, melihat semua yang aku lakukan.” “Ini tidak seburuk yang kau pikirkan. Hanya bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan di depan umum, dan berhati-hati dengan apa yang orang-orang lihat. Bahkan ketika kau berpikir kau sendirian..” “Itulah yang tidak ingin aku lakukan” kata Shane.” Tetapi aku kira memang harus begitu.” Seorang perawat datang kemudian dan mengusir kami keluar. Perjalanan limo kembali ke rumah berlalu dengan lama dan diam. *** Ketika kami kembali ke rumah, Shane dan aku berakhir di kamarnya dan bukan di kamarku. Sebuah botol kristal terisi dengan cairan kuning, sepasang gelas diatur terbalik di sekitarnya, berdiri di sebuah meja di antara dua kursi kulit. Shane mengisi satu gelas dengan satu inci cairan, meneguknya, dan mengisinya kembali. Aku membalik gelas tegak dan mengulurkan kepadanya untuk diisi. Duduk di kursi, kami berada dalam keheningan, dan minum. Aku menunggu Shane untuk berbicara. Yang akhirnya ia lakukan. “Apakah kau yakin kau ingin berada di sini, Leo?” Dia melihatku dari atas gelas. “Kita sampai ke titik di mana kita tak bisa kembali.” “Ya,” kataku. “Tidak, aku tidak tahu, maksudku., Aku seratus persen yakin ini adalah keputusan yang tepat? Tidak. Ini gila dan impulsif. Tapi aku suka menghabiskan waktu bersamamu.. Ini lebih dari seks, sebuah pembelokan pikiran. Itulah dirimu. Kau memiliki cara untuk membuatku merasa aman dan bersemangat pada saat yang sama. Aku menyukainya. Aku seperti tidak tahu apa yang akan terjadi, apa yang akan terjadi selanjutnya. Itulah mengapa aku pergi ke Sudan denganmu. Aku ingin melakukan hal ini denganmu. ” Shane mendesah dan mengatur gelasnya. “Leo, dengarkan. Ini serius.. Jika kau bersamaku ketika kami mengumumkan seperti anggapan Ayah bahwa aku adalah CEO Sorrenson Enterprises, maka itu sama artinya dengan menyatakan kita akan menikah. Muncul denganku di depan umum adalah masalah besar. Kau akan menjadi subyek dari banyak perhatian, banyak pengawasan. Mereka akan melihat latar belakangmu,. dan mereka akan menginginkan wawancara. Perusahaan Ayah terlibat dengan media, mensupport studio film dan TV dan semacamnya. Dan sebagai CEO, terutama yang muda seperti aku, kita akan diundang untuk acara peresmian acara, membuka malam film blockbuster, acara karpet merah .. seluruh kelas sosial tinggi.. Jika kau memutuskan ingin keluar, pada titik tertentu kau masih akan diawasi, dan ditandai selamanya sebagai mantan Shane Sorrenson.” “Di atas semua itu, ada harapan keluarga. Aku bisa berkencan dengan siapapun yang aku inginkan, sejauh yang diperhatikan masyarakat. Aku bisa menjadi playboy, mata keranjang, atau apapun. Bisnis akan tetap berjalan. Harapan keluargaku berbeda. Ayahku tidak pernah melangkah keluar dari ibuku, selama lebih dari tiga puluh tahun. Paman dan bibiku, sama. Saudara-saudaraku dan adikku semua single, tidak pernah menikah, sepertiku. Dan ketika mereka melakukannya, diharapkan bahwa mereka akan menjadi orang yang setia. Keluarga kami memiliki reputasi yang sangat panjang yang harus dijaga. Dalam keluargaku, kau tidak bisa menikah dengan siapa pun yang kau inginkan. Tidak berjalan seperti itu.” “Jadi ini seperti bangsawan, pada dasarnya?”Aku bisa melihat ketegangan di wajahnya, dalam garis-garis di sekitar mata dan lingkaran hitam di bawahnya. Dia masih orang yang lemah, sakit, dan membutuhkan istirahat. Kemudian, aku adalah seorang perawat, dan terlatih melihat hal-hal seperti itu. Aku tidak bisa menghentikan naluriku untuk mengambil alih, memeriksa tanda-tanda vital di monitor. Aku harus memaksa diriku mencegah pertengkaran dengan gaya pemimpinnya, yang mulai lepas. “Tidak masuk akal. Anda perlu istirahat,” kata-kata itu keluar secara otomatis, kebiasaan seorang perawat yang terbiasa berdebat dengan pasien bandel. “Serangan jantung bukan hal kecil. Anda akan sembuh dengan lebih cepat jika Anda mendengarkan dokter.” Mr. Sorrenson mengangkat alisnya pada Shane. “Dia seorang perawat UGD,” kata Shane, dengan mengangkat bahu malu. Aku punya perasaan tidak ada yang berbicara dengan ayahnya seperti aku, bahkan perawat pun tidak. “Maaf, Sir,” kataku. “Kebiasaan.” “Panggil aku Henry, dan kau benar. Tapi sulit. Aku tidak pernah menghabiskan begitu lama berbaring sejak di Vietnam.” Dia melihatku kemudian Shane dan kembali. “Jadi, kalian berdua…” “Masih kami pikirkan,” jawab Shane, sedikit kasar. “Tapi kau membawanya ke sini, dan kau di sini.” “Ayah, tidak sekarang.” “Lalu kapan? Pers berteriak-teriak menginginkan berita. Serangan jantungku adalah peristiwa publik,. nak. Mereka mengharapkan pernyataan dariku tentang siapa yang menggantikanku, jika aku mengundurkan diri sebagai CEO..? Kita tidak bisa menunda ini lebih lama, nak.” Dia bergeser di tempat tidur, bergeser naik lebih tinggi. “Dengar, anakku. Aku tahu ini sulit bagimu. Aku sudah menundanya selama aku bisa…tapi…Aku tak bisa lagi. Aku akan bekerja denganmu sebanyak yang aku bisa dan membantumu dalam masa transisi, dan membantu keberadaanmu. Aku tidak akan melemparkan segala sesuatunya padamu dan malah pergi bermain golf.” “Itu bukan yang benar-benar kukhawatirkan,” kata Shane. “Akan tetapi ada hal-hal yang lain. Aku tidak takut dengan pekerjaan, ayah tahu itu…Yang menakutkanku adalah menjadi tokoh masyarakat, orang-orang melihatku, melihat semua yang aku lakukan.” “Ini tidak seburuk yang kau pikirkan. Hanya bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan di depan umum, dan berhati-hati dengan apa yang orang-orang lihat. Bahkan ketika kau berpikir kau sendirian..” “Itulah yang tidak ingin aku lakukan” kata Shane.” Tetapi aku kira memang harus begitu.” Seorang perawat datang kemudian dan mengusir kami keluar. Perjalanan limo kembali ke rumah berlalu dengan lama dan diam. *** Ketika kami kembali ke rumah, Shane dan aku berakhir di kamarnya dan bukan di kamarku. Sebuah botol kristal terisi dengan cairan kuning, sepasang gelas diatur terbalik di sekitarnya, berdiri di sebuah meja di antara dua kursi kulit. Shane mengisi satu gelas dengan satu inci cairan, meneguknya, dan mengisinya kembali. Aku membalik gelas tegak dan mengulurkan kepadanya untuk diisi. Duduk di kursi, kami berada dalam keheningan, dan minum. Aku menunggu Shane untuk berbicara. Yang akhirnya ia lakukan. “Apakah kau yakin kau ingin berada di sini, Leo?” Dia melihatku dari atas gelas. “Kita sampai ke titik di mana kita tak bisa kembali.” “Ya,” kataku. “Tidak, aku tidak tahu, maksudku., Aku seratus persen yakin ini adalah keputusan yang tepat? Tidak. Ini gila dan impulsif. Tapi aku suka menghabiskan waktu bersamamu.. Ini lebih dari seks, sebuah pembelokan pikiran. Itulah dirimu. Kau memiliki cara untuk membuatku merasa aman dan bersemangat pada saat yang sama. Aku menyukainya. Aku seperti tidak tahu apa yang akan terjadi, apa yang akan terjadi selanjutnya. Itulah mengapa aku pergi ke Sudan denganmu. Aku ingin melakukan hal ini denganmu. ” Shane mendesah dan mengatur gelasnya. “Leo, dengarkan. Ini serius.. Jika kau bersamaku ketika kami mengumumkan seperti anggapan Ayah bahwa aku adalah CEO Sorrenson Enterprises, maka itu sama artinya dengan menyatakan kita akan menikah. Muncul denganku di depan umum adalah masalah besar. Kau akan menjadi subyek dari banyak perhatian, banyak pengawasan. Mereka akan melihat latar belakangmu,. dan mereka akan menginginkan wawancara. Perusahaan Ayah terlibat dengan media, mensupport studio film dan TV dan semacamnya. Dan sebagai CEO, terutama yang muda seperti aku, kita akan diundang untuk acara peresmian acara, membuka malam film blockbuster, acara karpet merah .. seluruh kelas sosial tinggi.. Jika kau memutuskan ingin keluar, pada titik tertentu kau masih akan diawasi, dan ditandai selamanya sebagai mantan Shane Sorrenson.” “Di atas semua itu, ada harapan keluarga. Aku bisa berkencan dengan siapapun yang aku inginkan, sejauh yang diperhatikan masyarakat. Aku bisa menjadi playboy, mata keranjang, atau apapun. Bisnis akan tetap berjalan. Harapan keluargaku berbeda. Ayahku tidak pernah melangkah keluar dari ibuku, selama lebih dari tiga puluh tahun. Paman dan bibiku, sama. Saudara-saudaraku dan adikku semua single, tidak pernah menikah, sepertiku. Dan ketika mereka melakukannya, diharapkan bahwa mereka akan menjadi orang yang setia. Keluarga kami memiliki reputasi yang sangat panjang yang harus dijaga. Dalam keluargaku, kau tidak bisa menikah dengan siapa pun yang kau inginkan. Tidak berjalan seperti itu.” “Jadi ini seperti bangsawan, pada dasarnya?”Aku bisa melihat ketegangan di wajahnya, dalam garis-garis di sekitar mata dan lingkaran hitam di bawahnya. Dia masih orang yang lemah, sakit, dan membutuhkan istirahat. Kemudian, aku adalah seorang perawat, dan terlatih melihat hal-hal seperti itu. Aku tidak bisa menghentikan naluriku untuk mengambil alih, memeriksa tanda-tanda vital di monitor. Aku harus memaksa diriku mencegah pertengkaran dengan gaya pemimpinnya, yang mulai lepas. “Tidak masuk akal. Anda perlu istirahat,” kata-kata itu keluar secara otomatis, kebiasaan seorang perawat yang terbiasa berdebat dengan pasien bandel. “Serangan jantung bukan hal kecil. Anda akan sembuh dengan lebih cepat jika Anda mendengarkan dokter.” Mr. Sorrenson mengangkat alisnya pada Shane. “Dia seorang perawat UGD,” kata Shane, dengan mengangkat bahu malu. Aku punya perasaan tidak ada yang berbicara dengan ayahnya seperti aku, bahkan perawat pun tidak. “Maaf, Sir,” kataku. “Kebiasaan.” “Panggil aku Henry, dan kau benar. Tapi sulit. Aku tidak pernah menghabiskan begitu lama berbaring sejak di Vietnam.” Dia melihatku kemudian Shane dan kembali. “Jadi, kalian berdua…” “Masih kami pikirkan,” jawab Shane, sedikit kasar. “Tapi kau membawanya ke sini, dan kau di sini.” “Ayah, tidak sekarang.” “Lalu kapan? Pers berteriak-teriak menginginkan berita. Serangan jantungku adalah peristiwa publik,. nak. Mereka mengharapkan pernyataan dariku tentang siapa yang menggantikanku, jika aku mengundurkan diri sebagai CEO..? Kita tidak bisa menunda ini lebih lama, nak.” Dia bergeser di tempat tidur, bergeser naik lebih tinggi. “Dengar, anakku. Aku tahu ini sulit bagimu. Aku sudah menundanya selama aku bisa…tapi…Aku tak bisa lag
Februari 4, 2013 at 5:05 am
Antara bethoven, pablo picasso dan steven spielberg
tulisan itu diberi not balok, hingga ianya bisa ber-irama…
sementara tulisan itu seperti bersuara “carilah pemikiran yang dapat menerbitkan manfaat dengannya”…
[36:69]wa maa ‘allamnahu syi’ra, wa maa yanbaghi lahu…
dan begitulah kenyataan yang beraksi dijaman ini, banyak irama klasik bethoven yang diprakarsai teori “nahwu sharaf”…bukankah seharusnya yang dilakukan adalah ta’at pada pijakan yang dianjurkan…jika dilarang, lantas mengapa disosialisasikan dengan konsolidasi berupa perbuatan “pengajian”, “suara gendang marawis”, “konvoi takbiran” dlsb…
dan kabut yang mengitari gunung-gunung pemikiran itu telah menjelma menjadi ad-dajjal atau bentuk komunikasi ajaran yang berlawanan dengan anjuran yang seharusnya berlaku dijalan ajaranNya…
salah satu contoh nyatanya adalah yang berasal dari aksara reka-an “ha ra mim” atau aksara swaranya “haram”…digunakan dalam bentuk lukisan perbuatan seperti “yang penting duit ini didapat bukan dari pekerjaan haram”, atau “dasar anak haram, gak punya adat lo” atau label yang ditempelkan pada bungkus makanan yang direkomendasikan oleh suatu intitusi yang berhidung babi yaitu “MUI”…
dan ianya yang tersebutkan adalah termasuk dalam kategori “al masihu ad-dajjal”…atau perantara suara yang dikomunikasikan secara salah kaprah…
padahal sudah di tuliskan anjuran bahwa janganlah muka ucapan/suara tulisan ajaranNya digunakan secara aktif dikehidupan kalian atau 31:18 wa laa tush’iiru khaddaka[kha da da] linnasi…atau 85:4 qutila ashhabu al ukhduwdi[kha da da]
dan yang terakhir adalah kota-kota berwujud “dinosaurus” ala steven spielberg, seperti hadramawt, yaman, bashrah, mekkah, madinah, hijaz, mesir, iraq, turki, bangsa persia,bangsa romawi, diwujudkan dalam visualisasi yang nyata…
bagaimana mungkin suatu kota, bangsa yang berlaku dikehidupan dapat bertahan lebih dari ribuan tahun dengan menggunakan indentitas penamaan yang sama…
2:96 …law yu’ammaru alfa sanatin…
jika anda menyebutnya buku yang memuat tulisan itu dengan “al quran” maka saya menyebutnya dengan “allah” sebagai al awaliyn…atau sebagai landasan pokok pemikiran….
148. Akeh janji ora ditepati, akeh wong nglanggar sumpahe dewe; manungsa padha
seneng ngalap, tan nindakake ukuming Allah; barang jahat diangkat-angkat, barang
suci dibenci.
2:200,201
rabbana atina fii dunya hasanah wal akhirati hasanah….
akeh janji ora ditepati…contohnya
kata “dunya” diterjemahkan dengan “dunia”…
kata “akhirat” diterjemahkan dengan “akhirat/kehidupan stelah dunia”
dunya[da nun ya] itu maknanya adalah bentuk komunikasi pemikiran atau simbolisasi dengan perkataan atau semboyan atau motto perkataan, sedangkan akhirat maknanya itu adalah peruntukan terkini atau pilihan yang paling akhir…dan hasanah[ha sin nun] itu maknanya sesuai pasangannya, atau cocok atau serasi…
2:200 itu jika “nostradamus” berujar maka suaranya hari kamis libur, atau situsi dan kondisi tulisan dan suara ajaran tidak ada pendampingnya atau tidak ada pembinanya….
begini saja…
hal-hal yang disuarakan dalam tulisan ini, bukan tanggungjawab saya saja, melainkan tanggung jawab anda, untuk memberitahu, mengabarkan, bahwasannya jangan lagi mengerjakan sesuatu yang tidak diperkenankan oleh “allah” atau ajaranNya yang satu rasa, satu cipta, satu daya…
lakukanlah dalam jalan kepatuhandi Negara Insan Indonesia[NII] bukan di Negara Kera Raksasa Indonesia[NKRI]…
apa itu Negara Insan Indonesia?
ianya adalah kedaulatan yang ditunjuk karena kedekatan dalam menjaga suara AjaranNya..
siapa yang menunjuk?
ianya adalah yang terdekat dengan the thought anda practise di jalan ajaranNya…
siapa dia?
kasih tau aja, atau kasih tau banget…..
ianya adalah siapa saja yang menjalankan perintah AjaranNya dengan semestinya…
jika anda sudah mulai mengetahui dan memahami, namun membiarkan buah yang terlarang tetap diperjualbelikan, maka sama saja anda terlibat dalam visualisasi pelanggaran transaksi ajaranNya…
salam keselamatan, salam akhir jaman….
Maret 26, 2013 at 7:46 am
Aku bisa melihat ketegangan di wajahnya, dalam garis-garis di sekitar mata dan lingkaran hitam di bawahnya. Dia masih orang yang lemah, sakit, dan membutuhkan istirahat. Kemudian, aku adalah seorang perawat, dan terlatih melihat hal-hal seperti itu. Aku tidak bisa menghentikan naluriku untuk mengambil alih, memeriksa tanda-tanda vital di monitor. Aku harus memaksa diriku mencegah pertengkaran dengan gaya pemimpinnya, yang mulai lepas.
“Tidak masuk akal. Anda perlu istirahat,” kata-kata itu keluar secara otomatis, kebiasaan seorang perawat yang terbiasa berdebat dengan pasien bandel. “Serangan jantung bukan hal kecil. Anda akan sembuh dengan lebih cepat jika Anda mendengarkan dokter.”
Mr. Sorrenson mengangkat alisnya pada Shane.
“Dia seorang perawat UGD,” kata Shane, dengan mengangkat bahu malu. Aku punya perasaan tidak ada yang berbicara dengan ayahnya seperti aku, bahkan perawat pun tidak.
“Maaf, Sir,” kataku. “Kebiasaan.”
“Panggil aku Henry, dan kau benar. Tapi sulit. Aku tidak pernah menghabiskan begitu lama berbaring sejak di Vietnam.” Dia melihatku kemudian Shane dan kembali. “Jadi, kalian berdua…”
“Masih kami pikirkan,” jawab Shane, sedikit kasar.
“Tapi kau membawanya ke sini, dan kau di sini.”
“Ayah, tidak sekarang.”
“Lalu kapan? Pers berteriak-teriak menginginkan berita. Serangan jantungku adalah peristiwa publik,. nak. Mereka mengharapkan pernyataan dariku tentang siapa yang menggantikanku, jika aku mengundurkan diri sebagai CEO..? Kita tidak bisa menunda ini lebih lama, nak.”
Dia bergeser di tempat tidur, bergeser naik lebih tinggi. “Dengar, anakku. Aku tahu ini sulit bagimu. Aku sudah menundanya selama aku bisa…tapi…Aku tak bisa lagi. Aku akan bekerja denganmu sebanyak yang aku bisa dan membantumu dalam masa transisi, dan membantu keberadaanmu. Aku tidak akan melemparkan segala sesuatunya padamu dan malah pergi bermain golf.”
“Itu bukan yang benar-benar kukhawatirkan,” kata Shane. “Akan tetapi ada hal-hal yang lain. Aku tidak takut dengan pekerjaan, ayah tahu itu…Yang menakutkanku adalah menjadi tokoh masyarakat, orang-orang melihatku, melihat semua yang aku lakukan.”
“Ini tidak seburuk yang kau pikirkan. Hanya bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan di depan umum, dan berhati-hati dengan apa yang orang-orang lihat. Bahkan ketika kau berpikir kau sendirian..”
“Itulah yang tidak ingin aku lakukan” kata Shane.” Tetapi aku kira memang harus begitu.”
Seorang perawat datang kemudian dan mengusir kami keluar. Perjalanan limo kembali ke rumah berlalu dengan lama dan diam.
***
Ketika kami kembali ke rumah, Shane dan aku berakhir di kamarnya dan bukan di kamarku. Sebuah botol kristal terisi dengan cairan kuning, sepasang gelas diatur terbalik di sekitarnya, berdiri di sebuah meja di antara dua kursi kulit. Shane mengisi satu gelas dengan satu inci cairan, meneguknya, dan mengisinya kembali. Aku membalik gelas tegak dan mengulurkan kepadanya untuk diisi. Duduk di kursi, kami berada dalam keheningan, dan minum. Aku menunggu Shane untuk berbicara.
Yang akhirnya ia lakukan. “Apakah kau yakin kau ingin berada di sini, Leo?” Dia melihatku dari atas gelas. “Kita sampai ke titik di mana kita tak bisa kembali.”
“Ya,” kataku. “Tidak, aku tidak tahu, maksudku., Aku seratus persen yakin ini adalah keputusan yang tepat? Tidak. Ini gila dan impulsif. Tapi aku suka menghabiskan waktu bersamamu.. Ini lebih dari seks, sebuah pembelokan pikiran. Itulah dirimu. Kau memiliki cara untuk membuatku merasa aman dan bersemangat pada saat yang sama. Aku menyukainya. Aku seperti tidak tahu apa yang akan terjadi, apa yang akan terjadi selanjutnya. Itulah mengapa aku pergi ke Sudan denganmu. Aku ingin melakukan hal ini denganmu. ”
Shane mendesah dan mengatur gelasnya. “Leo, dengarkan. Ini serius.. Jika kau bersamaku ketika kami mengumumkan seperti anggapan Ayah bahwa aku adalah CEO Sorrenson Enterprises, maka itu sama artinya dengan menyatakan kita akan menikah. Muncul denganku di depan umum adalah masalah besar. Kau akan menjadi subyek dari banyak perhatian, banyak pengawasan. Mereka akan melihat latar belakangmu,. dan mereka akan menginginkan wawancara. Perusahaan Ayah terlibat dengan media, mensupport studio film dan TV dan semacamnya. Dan sebagai CEO, terutama yang muda seperti aku, kita akan diundang untuk acara peresmian acara, membuka malam film blockbuster, acara karpet merah .. seluruh kelas sosial tinggi.. Jika kau memutuskan ingin keluar, pada titik tertentu kau masih akan diawasi, dan ditandai selamanya sebagai mantan Shane Sorrenson.”
“Di atas semua itu, ada harapan keluarga. Aku bisa berkencan dengan siapapun yang aku inginkan, sejauh yang diperhatikan masyarakat. Aku bisa menjadi playboy, mata keranjang, atau apapun. Bisnis akan tetap berjalan. Harapan keluargaku berbeda. Ayahku tidak pernah melangkah keluar dari ibuku, selama lebih dari tiga puluh tahun. Paman dan bibiku, sama. Saudara-saudaraku dan adikku semua single, tidak pernah menikah, sepertiku. Dan ketika mereka melakukannya, diharapkan bahwa mereka akan menjadi orang yang setia. Keluarga kami memiliki reputasi yang sangat panjang yang harus dijaga. Dalam keluargaku, kau tidak bisa menikah dengan siapa pun yang kau inginkan. Tidak berjalan seperti itu.”
“Jadi ini seperti bangsawan, pada dasarnya?”
Februari 6, 2013 at 6:50 am
saya melihat anak kecil, yang didepannya ada piring berisi makanan, kemudian ia berucap…
allahuma bariklana fiyma razaqtana wa qina adzaba naar…
yang demikian adalah salah satu contoh yang nyata dari pembakaran “sarang semut”, yang menggunakan kulit suara disatu pohon yang berbahasa semut…
saya jadi teringat lagu “iwan fals”…
anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
dipaksa pecahkan karang, lemah jarimu terkepal…
dan dengan hal yang dijelaskan tersebut, saya memperingatkan kepada anda yang saat ini menjadi pemuka, pemimpin suatu ormas, golongan, kelompok, partai maupun negara, yang mengatasnamakan suara ajaranNya..khususnya yang berlindung dibalik nama republik indonesia atau negara kesatuan republik indonesia…
ingatlah!!! saat ini sudah tidak ada lagi yang tersembunyi dari kejorokan tingkal laku kalian….
ingatlah kepada suatu hari dimana orang-orang disekitar anda mengucapkan kata “meninggal dunia” atau kata “tutup usia” yang ditujukan kepada anda…karena saya yakin perilaku anda telah membuat raport buruk yang akan dibawa “sukma” kehadapan majikan rasa…
saya berikan alasannya…
anda mengajarkan surat 1 dan surat 112 untuk dibaca disaat acara berupa “tahlilan”, pengajian, atau yang lainnya, sementara pada 1:7 “ghayri al maghduwbi” dan 112:1 menegaskan bahwa harus adanya pengakuan kepada lembar ajarannya yang satu, the one and only, yaitu yang selama ini dikenal dengan nama “al quran”, atau saya disini menyebutnya dengan kata “allah” sebagai azh-zhaHir…
namun kenyataannya di RI atau NKRI, dengan secara terbuka mengakui keberagaman lembar keyakinan seperti yang tersebutkan “injil atau bibel, atau wedha, atau tripitaka”…
ingatlah!!!siapapun anda, pemimpin, pemuka, atau pembesar yang masih saja melakukan hal demikian, maka resiko ditanggung oleh anda yang melakukan dan yang mendukung kekuasaannya…
jadi percuma saja anda tengkurep, membenturkan kepala sehari 5 kali untuk mendapatkan keselamatan…PERCUMA SAJA…karena anda telah mensukseskan kerusakan ala ad-dajjal…
demikian yang bisa saya suarakan saat ini…
jagalah perilaku anda dalam menyuarakan ajaranNya…
berbuatlah yang semestinya, yang seharusnya…
janganlah patuh kepada penguasa NKRI atau RI, karena anda sama saja menjerumuskan diri anda kedalam siksa yang abadi kelak….
dan berhati-hatilah,,,
aku telah menyampaikannya….dan saya sungguh telah menyampaikannya…
Maret 26, 2013 at 7:47 am Aku bisa melihat ketegangan di wajahnya, dalam garis-garis di sekitar mata dan lingkaran hitam di bawahnya. Dia masih orang yang lemah, sakit, dan membutuhkan istirahat. Kemudian, aku adalah seorang perawat, dan terlatih melihat hal-hal seperti itu. Aku tidak bisa menghentikan naluriku untuk mengambil alih, memeriksa tanda-tanda vital di monitor. Aku harus memaksa diriku mencegah pertengkaran dengan gaya pemimpinnya, yang mulai lepas. “Tidak masuk akal. Anda perlu istirahat,” kata-kata itu keluar secara otomatis, kebiasaan seorang perawat yang terbiasa berdebat dengan pasien bandel. “Serangan jantung bukan hal kecil. Anda akan sembuh dengan lebih cepat jika Anda mendengarkan dokter.” Mr. Sorrenson mengangkat alisnya pada Shane. “Dia seorang perawat UGD,” kata Shane, dengan mengangkat bahu malu. Aku punya perasaan tidak ada yang berbicara dengan ayahnya seperti aku, bahkan perawat pun tidak. “Maaf, Sir,” kataku. “Kebiasaan.” “Panggil aku Henry, dan kau benar. Tapi sulit. Aku tidak pernah menghabiskan begitu lama berbaring sejak di Vietnam.” Dia melihatku kemudian Shane dan kembali. “Jadi, kalian berdua…” “Masih kami pikirkan,” jawab Shane, sedikit kasar. “Tapi kau membawanya ke sini, dan kau di sini.” “Ayah, tidak sekarang.” “Lalu kapan? Pers berteriak-teriak menginginkan berita. Serangan jantungku adalah peristiwa publik,. nak. Mereka mengharapkan pernyataan dariku tentang siapa yang menggantikanku, jika aku mengundurkan diri sebagai CEO..? Kita tidak bisa menunda ini lebih lama, nak.” Dia bergeser di tempat tidur, bergeser naik lebih tinggi. “Dengar, anakku. Aku tahu ini sulit bagimu. Aku sudah menundanya selama aku bisa…tapi…Aku tak bisa lagi. Aku akan bekerja denganmu sebanyak yang aku bisa dan membantumu dalam masa transisi, dan membantu keberadaanmu. Aku tidak akan melemparkan segala sesuatunya padamu dan malah pergi bermain golf.” “Itu bukan yang benar-benar kukhawatirkan,” kata Shane. “Akan tetapi ada hal-hal yang lain. Aku tidak takut dengan pekerjaan, ayah tahu itu…Yang menakutkanku adalah menjadi tokoh masyarakat, orang-orang melihatku, melihat semua yang aku lakukan.” “Ini tidak seburuk yang kau pikirkan. Hanya bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan di depan umum, dan berhati-hati dengan apa yang orang-orang lihat. Bahkan ketika kau berpikir kau sendirian..” “Itulah yang tidak ingin aku lakukan” kata Shane.” Tetapi aku kira memang harus begitu.” Seorang perawat datang kemudian dan mengusir kami keluar. Perjalanan limo kembali ke rumah berlalu dengan lama dan diam. *** Ketika kami kembali ke rumah, Shane dan aku berakhir di kamarnya dan bukan di kamarku. Sebuah botol kristal terisi dengan cairan kuning, sepasang gelas diatur terbalik di sekitarnya, berdiri di sebuah meja di antara dua kursi kulit. Shane mengisi satu gelas dengan satu inci cairan, meneguknya, dan mengisinya kembali. Aku membalik gelas tegak dan mengulurkan kepadanya untuk diisi. Duduk di kursi, kami berada dalam keheningan, dan minum. Aku menunggu Shane untuk berbicara. Yang akhirnya ia lakukan. “Apakah kau yakin kau ingin berada di sini, Leo?” Dia melihatku dari atas gelas. “Kita sampai ke titik di mana kita tak bisa kembali.” “Ya,” kataku. “Tidak, aku tidak tahu, maksudku., Aku seratus persen yakin ini adalah keputusan yang tepat? Tidak. Ini gila dan impulsif. Tapi aku suka menghabiskan waktu bersamamu.. Ini lebih dari seks, sebuah pembelokan pikiran. Itulah dirimu. Kau memiliki cara untuk membuatku merasa aman dan bersemangat pada saat yang sama. Aku menyukainya. Aku seperti tidak tahu apa yang akan terjadi, apa yang akan terjadi selanjutnya. Itulah mengapa aku pergi ke Sudan denganmu. Aku ingin melakukan hal ini denganmu. ” Shane mendesah dan mengatur gelasnya. “Leo, dengarkan. Ini serius.. Jika kau bersamaku ketika kami mengumumkan seperti anggapan Ayah bahwa aku adalah CEO Sorrenson Enterprises, maka itu sama artinya dengan menyatakan kita akan menikah. Muncul denganku di depan umum adalah masalah besar. Kau akan menjadi subyek dari banyak perhatian, banyak pengawasan. Mereka akan melihat latar belakangmu,. dan mereka akan menginginkan wawancara. Perusahaan Ayah terlibat dengan media, mensupport studio film dan TV dan semacamnya. Dan sebagai CEO, terutama yang muda seperti aku, kita akan diundang untuk acara peresmian acara, membuka malam film blockbuster, acara karpet merah .. seluruh kelas sosial tinggi.. Jika kau memutuskan ingin keluar, pada titik tertentu kau masih akan diawasi, dan ditandai selamanya sebagai mantan Shane Sorrenson.” “Di atas semua itu, ada harapan keluarga. Aku bisa berkencan dengan siapapun yang aku inginkan, sejauh yang diperhatikan masyarakat. Aku bisa menjadi playboy, mata keranjang, atau apapun. Bisnis akan tetap berjalan. Harapan keluargaku berbeda. Ayahku tidak pernah melangkah keluar dari ibuku, selama lebih dari tiga puluh tahun. Paman dan bibiku, sama. Saudara-saudaraku dan adikku semua single, tidak pernah menikah, sepertiku. Dan ketika mereka melakukannya, diharapkan bahwa mereka akan menjadi orang yang setia. Keluarga kami memiliki reputasi yang sangat panjang yang harus dijaga. Dalam keluargaku, kau tidak bisa menikah dengan siapa pun yang kau inginkan. Tidak berjalan seperti itu.” “Jadi ini seperti bangsawan, pada dasarnya?” Aku bisa melihat ketegangan di wajahnya, dalam garis-garis di sekitar mata dan lingkaran hitam di bawahnya. Dia masih orang yang lemah, sakit, dan membutuhkan istirahat. Kemudian, aku adalah seorang perawat, dan terlatih melihat hal-hal seperti itu. Aku tidak bisa menghentikan naluriku untuk mengambil alih, memeriksa tanda-tanda vital di monitor. Aku harus memaksa diriku mencegah pertengkaran dengan gaya pemimpinnya, yang mulai lepas. “Tidak masuk akal. Anda perlu istirahat,” kata-kata itu keluar secara otomatis, kebiasaan seorang perawat yang terbiasa berdebat dengan pasien bandel. “Serangan jantung bukan hal kecil. Anda akan sembuh dengan lebih cepat jika Anda mendengarkan dokter.” Mr. Sorrenson mengangkat alisnya pada Shane. “Dia seorang perawat UGD,” kata Shane, dengan mengangkat bahu malu. Aku punya perasaan tidak ada yang berbicara dengan ayahnya seperti aku, bahkan perawat pun tidak. “Maaf, Sir,” kataku. “Kebiasaan.” “Panggil aku Henry, dan kau benar. Tapi sulit. Aku tidak pernah menghabiskan begitu lama berbaring sejak di Vietnam.” Dia melihatku kemudian Shane dan kembali. “Jadi, kalian berdua…” “Masih kami pikirkan,” jawab Shane, sedikit kasar. “Tapi kau membawanya ke sini, dan kau di sini.” “Ayah, tidak sekarang.” “Lalu kapan? Pers berteriak-teriak menginginkan berita. Serangan jantungku adalah peristiwa publik,. nak. Mereka mengharapkan pernyataan dariku tentang siapa yang menggantikanku, jika aku mengundurkan diri sebagai CEO..? Kita tidak bisa menunda ini lebih lama, nak.” Dia bergeser di tempat tidur, bergeser naik lebih tinggi. “Dengar, anakku. Aku tahu ini sulit bagimu. Aku sudah menundanya selama aku bisa…tapi…Aku tak bisa lagi. Aku akan bekerja denganmu sebanyak yang aku bisa dan membantumu dalam masa transisi, dan membantu keberadaanmu. Aku tidak akan melemparkan segala sesuatunya padamu dan malah pergi bermain golf.” “Itu bukan yang benar-benar kukhawatirkan,” kata Shane. “Akan tetapi ada hal-hal yang lain. Aku tidak takut dengan pekerjaan, ayah tahu itu…Yang menakutkanku adalah menjadi tokoh masyarakat, orang-orang melihatku, melihat semua yang aku lakukan.” “Ini tidak seburuk yang kau pikirkan. Hanya bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan di depan umum, dan berhati-hati dengan apa yang orang-orang lihat. Bahkan ketika kau berpikir kau sendirian..” “Itulah yang tidak ingin aku lakukan” kata Shane.” Tetapi aku kira memang harus begitu.” Seorang perawat datang kemudian dan mengusir kami keluar. Perjalanan limo kembali ke rumah berlalu dengan lama dan diam. *** Ketika kami kembali ke rumah, Shane dan aku berakhir di kamarnya dan bukan di kamarku. Sebuah botol kristal terisi dengan cairan kuning, sepasang gelas diatur terbalik di sekitarnya, berdiri di sebuah meja di antara dua kursi kulit. Shane mengisi satu gelas dengan satu inci cairan, meneguknya, dan mengisinya kembali. Aku membalik gelas tegak dan mengulurkan kepadanya untuk diisi. Duduk di kursi, kami berada dalam keheningan, dan minum. Aku menunggu Shane untuk berbicara. Yang akhirnya ia lakukan. “Apakah kau yakin kau ingin berada di sini, Leo?” Dia melihatku dari atas gelas. “Kita sampai ke titik di mana kita tak bisa kembali.” “Ya,” kataku. “Tidak, aku tidak tahu, maksudku., Aku seratus persen yakin ini adalah keputusan yang tepat? Tidak. Ini gila dan impulsif. Tapi aku suka menghabiskan waktu bersamamu.. Ini lebih dari seks, sebuah pembelokan pikiran. Itulah dirimu. Kau memiliki cara untuk membuatku merasa aman dan bersemangat pada saat yang sama. Aku menyukainya. Aku seperti tidak tahu apa yang akan terjadi, apa yang akan terjadi selanjutnya. Itulah mengapa aku pergi ke Sudan denganmu. Aku ingin melakukan hal ini denganmu. ” Shane mendesah dan mengatur gelasnya. “Leo, dengarkan. Ini serius.. Jika kau bersamaku ketika kami mengumumkan seperti anggapan Ayah bahwa aku adalah CEO Sorrenson Enterprises, maka itu sama artinya dengan menyatakan kita akan menikah. Muncul denganku di depan umum adalah masalah besar. Kau akan menjadi subyek dari banyak perhatian, banyak pengawasan. Mereka akan melihat latar belakangmu,. dan mereka akan menginginkan wawancara. Perusahaan Ayah terlibat dengan media, mensupport studio film dan TV dan semacamnya. Dan sebagai CEO, terutama yang muda seperti aku, kita akan diundang untuk acara peresmian acara, membuka malam film blockbuster, acara karpet merah .. seluruh kelas sosial tinggi.. Jika kau memutuskan ingin keluar, pada titik tertentu kau masih akan diawasi, dan ditandai selamanya sebagai mantan Shane Sorrenson.” “Di atas semua itu, ada harapan keluarga. Aku bisa berkencan dengan siapapun yang aku inginkan, sejauh yang diperhatikan masyarakat. Aku bisa menjadi playboy, mata keranjang, atau apapun. Bisnis akan tetap berjalan. Harapan keluargaku berbeda. Ayahku tidak pernah melangkah keluar dari ibuku, selama lebih dari tiga puluh tahun. Paman dan bibiku, sama. Saudara-saudaraku dan adikku semua single, tidak pernah menikah, sepertiku. Dan ketika mereka melakukannya, diharapkan bahwa mereka akan menjadi orang yang setia. Keluarga kami memiliki reputasi yang sangat panjang yang harus dijaga. Dalam keluargaku, kau tidak bisa menikah dengan siapa pun yang kau inginkan. Tidak berjalan seperti itu.” “Jadi ini seperti bangsawan, pada dasarnya?”Aku bisa melihat ketegangan di wajahnya, dalam garis-garis di sekitar mata dan lingkaran hitam di bawahnya. Dia masih orang yang lemah, sakit, dan membutuhkan istirahat. Kemudian, aku adalah seorang perawat, dan terlatih melihat hal-hal seperti itu. Aku tidak bisa menghentikan naluriku untuk mengambil alih, memeriksa tanda-tanda vital di monitor. Aku harus memaksa diriku mencegah pertengkaran dengan gaya pemimpinnya, yang mulai lepas. “Tidak masuk akal. Anda perlu istirahat,” kata-kata itu keluar secara otomatis, kebiasaan seorang perawat yang terbiasa berdebat dengan pasien bandel. “Serangan jantung bukan hal kecil. Anda akan sembuh dengan lebih cepat jika Anda mendengarkan dokter.” Mr. Sorrenson mengangkat alisnya pada Shane. “Dia seorang perawat UGD,” kata Shane, dengan mengangkat bahu malu. Aku punya perasaan tidak ada yang berbicara dengan ayahnya seperti aku, bahkan perawat pun tidak. “Maaf, Sir,” kataku. “Kebiasaan.” “Panggil aku Henry, dan kau benar. Tapi sulit. Aku tidak pernah menghabiskan begitu lama berbaring sejak di Vietnam.” Dia melihatku kemudian Shane dan kembali. “Jadi, kalian berdua…” “Masih kami pikirkan,” jawab Shane, sedikit kasar. “Tapi kau membawanya ke sini, dan kau di sini.” “Ayah, tidak sekarang.” “Lalu kapan? Pers berteriak-teriak menginginkan berita. Serangan jantungku adalah peristiwa publik,. nak. Mereka mengharapkan pernyataan dariku tentang siapa yang menggantikanku, jika aku mengundurkan diri sebagai CEO..? Kita tidak bisa menunda ini lebih lama, nak.” Dia bergeser di tempat tidur, bergeser naik lebih tinggi. “Dengar, anakku. Aku tahu ini sulit bagimu. Aku sudah menundanya selama aku bisa…tapi…Aku tak bisa lagi. Aku akan bekerja denganmu sebanyak yang aku bisa dan membantumu dalam masa transisi, dan membantu keberadaanmu. Aku tidak akan melemparkan segala sesuatunya padamu dan malah pergi bermain golf.” “Itu bukan yang benar-benar kukhawatirkan,” kata Shane. “Akan tetapi ada hal-hal yang lain. Aku tidak takut dengan pekerjaan, ayah tahu itu…Yang menakutkanku adalah menjadi tokoh masyarakat, orang-orang melihatku, melihat semua yang aku lakukan.” “Ini tidak seburuk yang kau pikirkan. Hanya bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan di depan umum, dan berhati-hati dengan apa yang orang-orang lihat. Bahkan ketika kau berpikir kau sendirian..” “Itulah yang tidak ingin aku lakukan” kata Shane.” Tetapi aku kira memang harus begitu.” Seorang perawat datang kemudian dan mengusir kami keluar. Perjalanan limo kembali ke rumah berlalu dengan lama dan diam. *** Ketika kami kembali ke rumah, Shane dan aku berakhir di kamarnya dan bukan di kamarku. Sebuah botol kristal terisi dengan cairan kuning, sepasang gelas diatur terbalik di sekitarnya, berdiri di sebuah meja di antara dua kursi kulit. Shane mengisi satu gelas dengan satu inci cairan, meneguknya, dan mengisinya kembali. Aku membalik gelas tegak dan mengulurkan kepadanya untuk diisi. Duduk di kursi, kami berada dalam keheningan, dan minum. Aku menunggu Shane untuk berbicara. Yang akhirnya ia lakukan. “Apakah kau yakin kau ingin berada di sini, Leo?” Dia melihatku dari atas gelas. “Kita sampai ke titik di mana kita tak bisa kembali.” “Ya,” kataku. “Tidak, aku tidak tahu, maksudku., Aku seratus persen yakin ini adalah keputusan yang tepat? Tidak. Ini gila dan impulsif. Tapi aku suka menghabiskan waktu bersamamu.. Ini lebih dari seks, sebuah pembelokan pikiran. Itulah dirimu. Kau memiliki cara untuk membuatku merasa aman dan bersemangat pada saat yang sama. Aku menyukainya. Aku seperti tidak tahu apa yang akan terjadi, apa yang akan terjadi selanjutnya. Itulah mengapa aku pergi ke Sudan denganmu. Aku ingin melakukan hal ini denganmu. ” Shane mendesah dan mengatur gelasnya. “Leo, dengarkan. Ini serius.. Jika kau bersamaku ketika kami mengumumkan seperti anggapan Ayah bahwa aku adalah CEO Sorrenson Enterprises, maka itu sama artinya dengan menyatakan kita akan menikah. Muncul denganku di depan umum adalah masalah besar. Kau akan menjadi subyek dari banyak perhatian, banyak pengawasan. Mereka akan melihat latar belakangmu,. dan mereka akan menginginkan wawancara. Perusahaan Ayah terlibat dengan media, mensupport studio film dan TV dan semacamnya. Dan sebagai CEO, terutama yang muda seperti aku, kita akan diundang untuk acara peresmian acara, membuka malam film blockbuster, acara karpet merah .. seluruh kelas sosial tinggi.. Jika kau memutuskan ingin keluar, pada titik tertentu kau masih akan diawasi, dan ditandai selamanya sebagai mantan Shane Sorrenson.” “Di atas semua itu, ada harapan keluarga. Aku bisa berkencan dengan siapapun yang aku inginkan, sejauh yang diperhatikan masyarakat. Aku bisa menjadi playboy, mata keranjang, atau apapun. Bisnis akan tetap berjalan. Harapan keluargaku berbeda. Ayahku tidak pernah melangkah keluar dari ibuku, selama lebih dari tiga puluh tahun. Paman dan bibiku, sama. Saudara-saudaraku dan adikku semua single, tidak pernah menikah, sepertiku. Dan ketika mereka melakukannya, diharapkan bahwa mereka akan menjadi orang yang setia. Keluarga kami memiliki reputasi yang sangat panjang yang harus dijaga. Dalam keluargaku, kau tidak bisa menikah dengan siapa pun yang kau inginkan. Tidak berjalan seperti itu.” “Jadi ini seperti bangsawan, pada dasarnya?” Aku bisa melihat ketegangan di wajahnya, dalam garis-garis di sekitar mata dan lingkaran hitam di bawahnya. Dia masih orang yang lemah, sakit, dan membutuhkan istirahat. Kemudian, aku adalah seorang perawat, dan terlatih melihat hal-hal seperti itu. Aku tidak bisa menghentikan naluriku untuk mengambil alih, memeriksa tanda-tanda vital di monitor. Aku harus memaksa diriku mencegah pertengkaran dengan gaya pemimpinnya, yang mulai lepas. “Tidak masuk akal. Anda perlu istirahat,” kata-kata itu keluar secara otomatis, kebiasaan seorang perawat yang terbiasa berdebat dengan pasien bandel. “Serangan jantung bukan hal kecil. Anda akan sembuh dengan lebih cepat jika Anda mendengarkan dokter.” Mr. Sorrenson mengangkat alisnya pada Shane. “Dia seorang perawat UGD,” kata Shane, dengan mengangkat bahu malu. Aku punya perasaan tidak ada yang berbicara dengan ayahnya seperti aku, bahkan perawat pun tidak. “Maaf, Sir,” kataku. “Kebiasaan.” “Panggil aku Henry, dan kau benar. Tapi sulit. Aku tidak pernah menghabiskan begitu lama berbaring sejak di Vietnam.” Dia melihatku kemudian Shane dan kembali. “Jadi, kalian berdua…” “Masih kami pikirkan,” jawab Shane, sedikit kasar. “Tapi kau membawanya ke sini, dan kau di sini.” “Ayah, tidak sekarang.” “Lalu kapan? Pers berteriak-teriak menginginkan berita. Serangan jantungku adalah peristiwa publik,. nak. Mereka mengharapkan pernyataan dariku tentang siapa yang menggantikanku, jika aku mengundurkan diri sebagai CEO..? Kita tidak bisa menunda ini lebih lama, nak.” Dia bergeser di tempat tidur, bergeser naik lebih tinggi. “Dengar, anakku. Aku tahu ini sulit bagimu. Aku sudah menundanya selama aku bisa…tapi…Aku tak bisa lagi. Aku akan bekerja denganmu sebanyak yang aku bisa dan membantumu dalam masa transisi, dan membantu keberadaanmu. Aku tidak akan melemparkan segala sesuatunya padamu dan malah pergi bermain golf.” “Itu bukan yang benar-benar kukhawatirkan,” kata Shane. “Akan tetapi ada hal-hal yang lain. Aku tidak takut dengan pekerjaan, ayah tahu itu…Yang menakutkanku adalah menjadi tokoh masyarakat, orang-orang melihatku, melihat semua yang aku lakukan.” “Ini tidak seburuk yang kau pikirkan. Hanya bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan di depan umum, dan berhati-hati dengan apa yang orang-orang lihat. Bahkan ketika kau berpikir kau sendirian..” “Itulah yang tidak ingin aku lakukan” kata Shane.” Tetapi aku kira memang harus begitu.” Seorang perawat datang kemudian dan mengusir kami keluar. Perjalanan limo kembali ke rumah berlalu dengan lama dan diam. *** Ketika kami kembali ke rumah, Shane dan aku berakhir di kamarnya dan bukan di kamarku. Sebuah botol kristal terisi dengan cairan kuning, sepasang gelas diatur terbalik di sekitarnya, berdiri di sebuah meja di antara dua kursi kulit. Shane mengisi satu gelas dengan satu inci cairan, meneguknya, dan mengisinya kembali. Aku membalik gelas tegak dan mengulurkan kepadanya untuk diisi. Duduk di kursi, kami berada dalam keheningan, dan minum. Aku menunggu Shane untuk berbicara. Yang akhirnya ia lakukan. “Apakah kau yakin kau ingin berada di sini, Leo?” Dia melihatku dari atas gelas. “Kita sampai ke titik di mana kita tak bisa kembali.” “Ya,” kataku. “Tidak, aku tidak tahu, maksudku., Aku seratus persen yakin ini adalah keputusan yang tepat? Tidak. Ini gila dan impulsif. Tapi aku suka menghabiskan waktu bersamamu.. Ini lebih dari seks, sebuah pembelokan pikiran. Itulah dirimu. Kau memiliki cara untuk membuatku merasa aman dan bersemangat pada saat yang sama. Aku menyukainya. Aku seperti tidak tahu apa yang akan terjadi, apa yang akan terjadi selanjutnya. Itulah mengapa aku pergi ke Sudan denganmu. Aku ingin melakukan hal ini denganmu. ” Shane mendesah dan mengatur gelasnya. “Leo, dengarkan. Ini serius.. Jika kau bersamaku ketika kami mengumumkan seperti anggapan Ayah bahwa aku adalah CEO Sorrenson Enterprises, maka itu sama artinya dengan menyatakan kita akan menikah. Muncul denganku di depan umum adalah masalah besar. Kau akan menjadi subyek dari banyak perhatian, banyak pengawasan. Mereka akan melihat latar belakangmu,. dan mereka akan menginginkan wawancara. Perusahaan Ayah terlibat dengan media, mensupport studio film dan TV dan semacamnya. Dan sebagai CEO, terutama yang muda seperti aku, kita akan diundang untuk acara peresmian acara, membuka malam film blockbuster, acara karpet merah .. seluruh kelas sosial tinggi.. Jika kau memutuskan ingin keluar, pada titik tertentu kau masih akan diawasi, dan ditandai selamanya sebagai mantan Shane Sorrenson.” “Di atas semua itu, ada harapan keluarga. Aku bisa berkencan dengan siapapun yang aku inginkan, sejauh yang diperhatikan masyarakat. Aku bisa menjadi playboy, mata keranjang, atau apapun. Bisnis akan tetap berjalan. Harapan keluargaku berbeda. Ayahku tidak pernah melangkah keluar dari ibuku, selama lebih dari tiga puluh tahun. Paman dan bibiku, sama. Saudara-saudaraku dan adikku semua single, tidak pernah menikah, sepertiku. Dan ketika mereka melakukannya, diharapkan bahwa mereka akan menjadi orang yang setia. Keluarga kami memiliki reputasi yang sangat panjang yang harus dijaga. Dalam keluargaku, kau tidak bisa menikah dengan siapa pun yang kau inginkan. Tidak berjalan seperti itu.” “Jadi ini seperti bangsawan, pada dasarnya?” Aku bisa melihat ketegangan di wajahnya, dalam garis-garis di sekitar mata dan lingkaran hitam di bawahnya. Dia masih orang yang lemah, sakit, dan membutuhkan istirahat. Kemudian, aku adalah seorang perawat, dan terlatih melihat hal-hal seperti itu. Aku tidak bisa menghentikan naluriku untuk mengambil alih, memeriksa tanda-tanda vital di monitor. Aku harus memaksa diriku mencegah pertengkaran dengan gaya pemimpinnya, yang mulai lepas. “Tidak masuk akal. Anda perlu istirahat,” kata-kata itu keluar secara otomatis, kebiasaan seorang perawat yang terbiasa berdebat dengan pasien bandel. “Serangan jantung bukan hal kecil. Anda akan sembuh dengan lebih cepat jika Anda mendengarkan dokter.” Mr. Sorrenson mengangkat alisnya pada Shane. “Dia seorang perawat UGD,” kata Shane, dengan mengangkat bahu malu. Aku punya perasaan tidak ada yang berbicara dengan ayahnya seperti aku, bahkan perawat pun tidak. “Maaf, Sir,” kataku. “Kebiasaan.” “Panggil aku Henry, dan kau benar. Tapi sulit. Aku tidak pernah menghabiskan begitu lama berbaring sejak di Vietnam.” Dia melihatku kemudian Shane dan kembali. “Jadi, kalian berdua…” “Masih kami pikirkan,” jawab Shane, sedikit kasar. “Tapi kau membawanya ke sini, dan kau di sini.” “Ayah, tidak sekarang.” “Lalu kapan? Pers berteriak-teriak menginginkan berita. Serangan jantungku adalah peristiwa publik,. nak. Mereka mengharapkan pernyataan dariku tentang siapa yang menggantikanku, jika aku mengundurkan diri sebagai CEO..? Kita tidak bisa menunda ini lebih lama, nak.” Dia bergeser di tempat tidur, bergeser naik lebih tinggi. “Dengar, anakku. Aku tahu ini sulit bagimu. Aku sudah menundanya selama aku bisa…tapi…Aku tak bisa lagi. Aku akan bekerja denganmu sebanyak yang aku bisa dan membantumu dalam masa transisi, dan membantu keberadaanmu. Aku tidak akan melemparkan segala sesuatunya padamu dan malah pergi bermain golf.” “Itu bukan yang benar-benar kukhawatirkan,” kata Shane. “Akan tetapi ada hal-hal yang lain. Aku tidak takut dengan pekerjaan, ayah tahu itu…Yang menakutkanku adalah menjadi tokoh masyarakat, orang-orang melihatku, melihat semua yang aku lakukan.” “Ini tidak seburuk yang kau pikirkan. Hanya bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan di depan umum, dan berhati-hati dengan apa yang orang-orang lihat. Bahkan ketika kau berpikir kau sendirian..” “Itulah yang tidak ingin aku lakukan” kata Shane.” Tetapi aku kira memang harus begitu.” Seorang perawat datang kemudian dan mengusir kami keluar. Perjalanan limo kembali ke rumah berlalu dengan lama dan diam. *** Ketika kami kembali ke rumah, Shane dan aku berakhir di kamarnya dan bukan di kamarku. Sebuah botol kristal terisi dengan cairan kuning, sepasang gelas diatur terbalik di sekitarnya, berdiri di sebuah meja di antara dua kursi kulit. Shane mengisi satu gelas dengan satu inci cairan, meneguknya, dan mengisinya kembali. Aku membalik gelas tegak dan mengulurkan kepadanya untuk diisi. Duduk di kursi, kami berada dalam keheningan, dan minum. Aku menunggu Shane untuk berbicara. Yang akhirnya ia lakukan. “Apakah kau yakin kau ingin berada di sini, Leo?” Dia melihatku dari atas gelas. “Kita sampai ke titik di mana kita tak bisa kembali.” “Ya,” kataku. “Tidak, aku tidak tahu, maksudku., Aku seratus persen yakin ini adalah keputusan yang tepat? Tidak. Ini gila dan impulsif. Tapi aku suka menghabiskan waktu bersamamu.. Ini lebih dari seks, sebuah pembelokan pikiran. Itulah dirimu. Kau memiliki cara untuk membuatku merasa aman dan bersemangat pada saat yang sama. Aku menyukainya. Aku seperti tidak tahu apa yang akan terjadi, apa yang akan terjadi selanjutnya. Itulah mengapa aku pergi ke Sudan denganmu. Aku ingin melakukan hal ini denganmu. ” Shane mendesah dan mengatur gelasnya. “Leo, dengarkan. Ini serius.. Jika kau bersamaku ketika kami mengumumkan seperti anggapan Ayah bahwa aku adalah CEO Sorrenson Enterprises, maka itu sama artinya dengan menyatakan kita akan menikah. Muncul denganku di depan umum adalah masalah besar. Kau akan menjadi subyek dari banyak perhatian, banyak pengawasan. Mereka akan melihat latar belakangmu,. dan mereka akan menginginkan wawancara. Perusahaan Ayah terlibat dengan media, mensupport studio film dan TV dan semacamnya. Dan sebagai CEO, terutama yang muda seperti aku, kita akan diundang untuk acara peresmian acara, membuka malam film blockbuster, acara karpet merah .. seluruh kelas sosial tinggi.. Jika kau memutuskan ingin keluar, pada titik tertentu kau masih akan diawasi, dan ditandai selamanya sebagai mantan Shane Sorrenson.” “Di atas semua itu, ada harapan keluarga. Aku bisa berkencan dengan siapapun yang aku inginkan, sejauh yang diperhatikan masyarakat. Aku bisa menjadi playboy, mata keranjang, atau apapun. Bisnis akan tetap berjalan. Harapan keluargaku berbeda. Ayahku tidak pernah melangkah keluar dari ibuku, selama lebih dari tiga puluh tahun. Paman dan bibiku, sama. Saudara-saudaraku dan adikku semua single, tidak pernah menikah, sepertiku. Dan ketika mereka melakukannya, diharapkan bahwa mereka akan menjadi orang yang setia. Keluarga kami memiliki reputasi yang sangat panjang yang harus dijaga. Dalam keluargaku, kau tidak bisa menikah dengan siapa pun yang kau inginkan. Tidak berjalan seperti itu.” “Jadi ini seperti bangsawan, pada dasarnya?” Aku bisa melihat ketegangan di wajahnya, dalam garis-garis di sekitar mata dan lingkaran hitam di bawahnya. Dia masih orang yang lemah, sakit, dan membutuhkan istirahat. Kemudian, aku adalah seorang perawat, dan terlatih melihat hal-hal seperti itu. Aku tidak bisa menghentikan naluriku untuk mengambil alih, memeriksa tanda-tanda vital di monitor. Aku harus memaksa diriku mencegah pertengkaran dengan gaya pemimpinnya, yang mulai lepas. “Tidak masuk akal. Anda perlu istirahat,” kata-kata itu keluar secara otomatis, kebiasaan seorang perawat yang terbiasa berdebat dengan pasien bandel. “Serangan jantung bukan hal kecil. Anda akan sembuh dengan lebih cepat jika Anda mendengarkan dokter.” Mr. Sorrenson mengangkat alisnya pada Shane. “Dia seorang perawat UGD,” kata Shane, dengan mengangkat bahu malu. Aku punya perasaan tidak ada yang berbicara dengan ayahnya seperti aku, bahkan perawat pun tidak. “Maaf, Sir,” kataku. “Kebiasaan.” “Panggil aku Henry, dan kau benar. Tapi sulit. Aku tidak pernah menghabiskan begitu lama berbaring sejak di Vietnam.” Dia melihatku kemudian Shane dan kembali. “Jadi, kalian berdua…” “Masih kami pikirkan,” jawab Shane, sedikit kasar. “Tapi kau membawanya ke sini, dan kau di sini.” “Ayah, tidak sekarang.” “Lalu kapan? Pers berteriak-teriak menginginkan berita. Serangan jantungku adalah peristiwa publik,. nak. Mereka mengharapkan pernyataan dariku tentang siapa yang menggantikanku, jika aku mengundurkan diri sebagai CEO..? Kita tidak bisa menunda ini lebih lama, nak.” Dia bergeser di tempat tidur, bergeser naik lebih tinggi. “Dengar, anakku. Aku tahu ini sulit bagimu. Aku sudah menundanya selama aku bisa…tapi…Aku tak bisa lagi. Aku akan bekerja denganmu sebanyak yang aku bisa dan membantumu dalam masa transisi, dan membantu keberadaanmu. Aku tidak akan melemparkan segala sesuatunya padamu dan malah pergi bermain golf.” “Itu bukan yang benar-benar kukhawatirkan,” kata Shane. “Akan tetapi ada hal-hal yang lain. Aku tidak takut dengan pekerjaan, ayah tahu itu…Yang menakutkanku adalah menjadi tokoh masyarakat, orang-orang melihatku, melihat semua yang aku lakukan.” “Ini tidak seburuk yang kau pikirkan. Hanya bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan di depan umum, dan berhati-hati dengan apa yang orang-orang lihat. Bahkan ketika kau berpikir kau sendirian..” “Itulah yang tidak ingin aku lakukan” kata Shane.” Tetapi aku kira memang harus begitu.” Seorang perawat datang kemudian dan mengusir kami keluar. Perjalanan limo kembali ke rumah berlalu dengan lama dan diam. *** Ketika kami kembali ke rumah, Shane dan aku berakhir di kamarnya dan bukan di kamarku. Sebuah botol kristal terisi dengan cairan kuning, sepasang gelas diatur terbalik di sekitarnya, berdiri di sebuah meja di antara dua kursi kulit. Shane mengisi satu gelas dengan satu inci cairan, meneguknya, dan mengisinya kembali. Aku membalik gelas tegak dan mengulurkan kepadanya untuk diisi. Duduk di kursi, kami berada dalam keheningan, dan minum. Aku menunggu Shane untuk berbicara. Yang akhirnya ia lakukan. “Apakah kau yakin kau ingin berada di sini, Leo?” Dia melihatku dari atas gelas. “Kita sampai ke titik di mana kita tak bisa kembali.” “Ya,” kataku. “Tidak, aku tidak tahu, maksudku., Aku seratus persen yakin ini adalah keputusan yang tepat? Tidak. Ini gila dan impulsif. Tapi aku suka menghabiskan waktu bersamamu.. Ini lebih dari seks, sebuah pembelokan pikiran. Itulah dirimu. Kau memiliki cara untuk membuatku merasa aman dan bersemangat pada saat yang sama. Aku menyukainya. Aku seperti tidak tahu apa yang akan terjadi, apa yang akan terjadi selanjutnya. Itulah mengapa aku pergi ke Sudan denganmu. Aku ingin melakukan hal ini denganmu. ” Shane mendesah dan mengatur gelasnya. “Leo, dengarkan. Ini serius.. Jika kau bersamaku ketika kami mengumumkan seperti anggapan Ayah bahwa aku adalah CEO Sorrenson Enterprises, maka itu sama artinya dengan menyatakan kita akan menikah. Muncul denganku di depan umum adalah masalah besar. Kau akan menjadi subyek dari banyak perhatian, banyak pengawasan. Mereka akan melihat latar belakangmu,. dan mereka akan menginginkan wawancara. Perusahaan Ayah terlibat dengan media, mensupport studio film dan TV dan semacamnya. Dan sebagai CEO, terutama yang muda seperti aku, kita akan diundang untuk acara peresmian acara, membuka malam film blockbuster, acara karpet merah .. seluruh kelas sosial tinggi.. Jika kau memutuskan ingin keluar, pada titik tertentu kau masih akan diawasi, dan ditandai selamanya sebagai mantan Shane Sorrenson.” “Di atas semua itu, ada harapan keluarga. Aku bisa berkencan dengan siapapun yang aku inginkan, sejauh yang diperhatikan masyarakat. Aku bisa menjadi playboy, mata keranjang, atau apapun. Bisnis akan tetap berjalan. Harapan keluargaku berbeda. Ayahku tidak pernah melangkah keluar dari ibuku, selama lebih dari tiga puluh tahun. Paman dan bibiku, sama. Saudara-saudaraku dan adikku semua single, tidak pernah menikah, sepertiku. Dan ketika mereka melakukannya, diharapkan bahwa mereka akan menjadi orang yang setia. Keluarga kami memiliki reputasi yang sangat panjang yang harus dijaga. Dalam keluargaku, kau tidak bisa menikah dengan siapa pun yang kau inginkan. Tidak berjalan seperti itu.” “Jadi ini seperti bangsawan, pada dasarnya?” Aku bisa melihat ketegangan di wajahnya, dalam garis-garis di sekitar mata dan lingkaran hitam di bawahnya. Dia masih orang yang lemah, sakit, dan membutuhkan istirahat. Kemudian, aku adalah seorang perawat, dan terlatih melihat hal-hal seperti itu. Aku tidak bisa menghentikan naluriku untuk mengambil alih, memeriksa tanda-tanda vital di monitor. Aku harus memaksa diriku mencegah pertengkaran dengan gaya pemimpinnya, yang mulai lepas. “Tidak masuk akal. Anda perlu istirahat,” kata-kata itu keluar secara otomatis, kebiasaan seorang perawat yang terbiasa berdebat dengan pasien bandel. “Serangan jantung bukan hal kecil. Anda akan sembuh dengan lebih cepat jika Anda mendengarkan dokter.” Mr. Sorrenson mengangkat alisnya pada Shane. “Dia seorang perawat UGD,” kata Shane, dengan mengangkat bahu malu. Aku punya perasaan tidak ada yang berbicara dengan ayahnya seperti aku, bahkan perawat pun tidak. “Maaf, Sir,” kataku. “Kebiasaan.” “Panggil aku Henry, dan kau benar. Tapi sulit. Aku tidak pernah menghabiskan begitu lama berbaring sejak di Vietnam.” Dia melihatku kemudian Shane dan kembali. “Jadi, kalian berdua…” “Masih kami pikirkan,” jawab Shane, sedikit kasar. “Tapi kau membawanya ke sini, dan kau di sini.” “Ayah, tidak sekarang.” “Lalu kapan? Pers berteriak-teriak menginginkan berita. Serangan jantungku adalah peristiwa publik,. nak. Mereka mengharapkan pernyataan dariku tentang siapa yang menggantikanku, jika aku mengundurkan diri sebagai CEO..? Kita tidak bisa menunda ini lebih lama, nak.” Dia bergeser di tempat tidur, bergeser naik lebih tinggi. “Dengar, anakku. Aku tahu ini sulit bagimu. Aku sudah menundanya selama aku bisa…tapi…Aku tak bisa lagi. Aku akan bekerja denganmu sebanyak yang aku bisa dan membantumu dalam masa transisi, dan membantu keberadaanmu. Aku tidak akan melemparkan segala sesuatunya padamu dan malah pergi bermain golf.” “Itu bukan yang benar-benar kukhawatirkan,” kata Shane. “Akan tetapi ada hal-hal yang lain. Aku tidak takut dengan pekerjaan, ayah tahu itu…Yang menakutkanku adalah menjadi tokoh masyarakat, orang-orang melihatku, melihat semua yang aku lakukan.” “Ini tidak seburuk yang kau pikirkan. Hanya bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan di depan umum, dan berhati-hati dengan apa yang orang-orang lihat. Bahkan ketika kau berpikir kau sendirian..” “Itulah yang tidak ingin aku lakukan” kata Shane.” Tetapi aku kira memang harus begitu.” Seorang perawat datang kemudian dan mengusir kami keluar. Perjalanan limo kembali ke rumah berlalu dengan lama dan diam. *** Ketika kami kembali ke rumah, Shane dan aku berakhir di kamarnya dan bukan di kamarku. Sebuah botol kristal terisi dengan cairan kuning, sepasang gelas diatur terbalik di sekitarnya, berdiri di sebuah meja di antara dua kursi kulit. Shane mengisi satu gelas dengan satu inci cairan, meneguknya, dan mengisinya kembali. Aku membalik gelas tegak dan mengulurkan kepadanya untuk diisi. Duduk di kursi, kami berada dalam keheningan, dan minum. Aku menunggu Shane untuk berbicara. Yang akhirnya ia lakukan. “Apakah kau yakin kau ingin berada di sini, Leo?” Dia melihatku dari atas gelas. “Kita sampai ke titik di mana kita tak bisa kembali.” “Ya,” kataku. “Tidak, aku tidak tahu, maksudku., Aku seratus persen yakin ini adalah keputusan yang tepat? Tidak. Ini gila dan impulsif. Tapi aku suka menghabiskan waktu bersamamu.. Ini lebih dari seks, sebuah pembelokan pikiran. Itulah dirimu. Kau memiliki cara untuk membuatku merasa aman dan bersemangat pada saat yang sama. Aku menyukainya. Aku seperti tidak tahu apa yang akan terjadi, apa yang akan terjadi selanjutnya. Itulah mengapa aku pergi ke Sudan denganmu. Aku ingin melakukan hal ini denganmu. ” Shane mendesah dan mengatur gelasnya. “Leo, dengarkan. Ini serius.. Jika kau bersamaku ketika kami mengumumkan seperti anggapan Ayah bahwa aku adalah CEO Sorrenson Enterprises, maka itu sama artinya dengan menyatakan kita akan menikah. Muncul denganku di depan umum adalah masalah besar. Kau akan menjadi subyek dari banyak perhatian, banyak pengawasan. Mereka akan melihat latar belakangmu,. dan mereka akan menginginkan wawancara. Perusahaan Ayah terlibat dengan media, mensupport studio film dan TV dan semacamnya. Dan sebagai CEO, terutama yang muda seperti aku, kita akan diundang untuk acara peresmian acara, membuka malam film blockbuster, acara karpet merah .. seluruh kelas sosial tinggi.. Jika kau memutuskan ingin keluar, pada titik tertentu kau masih akan diawasi, dan ditandai selamanya sebagai mantan Shane Sorrenson.” “Di atas semua itu, ada harapan keluarga. Aku bisa berkencan dengan siapapun yang aku inginkan, sejauh yang diperhatikan masyarakat. Aku bisa menjadi playboy, mata keranjang, atau apapun. Bisnis akan tetap berjalan. Harapan keluargaku berbeda. Ayahku tidak pernah melangkah keluar dari ibuku, selama lebih dari tiga puluh tahun. Paman dan bibiku, sama. Saudara-saudaraku dan adikku semua single, tidak pernah menikah, sepertiku. Dan ketika mereka melakukannya, diharapkan bahwa mereka akan menjadi orang yang setia. Keluarga kami memiliki reputasi yang sangat panjang yang harus dijaga. Dalam keluargaku, kau tidak bisa menikah dengan siapa pun yang kau inginkan. Tidak berjalan seperti itu.” “Jadi ini seperti bangsawan, pada dasarnya?” Aku bisa melihat ketegangan di wajahnya, dalam garis-garis di sekitar mata dan lingkaran hitam di bawahnya. Dia masih orang yang lemah, sakit, dan membutuhkan istirahat. Kemudian, aku adalah seorang perawat, dan terlatih melihat hal-hal seperti itu. Aku tidak bisa menghentikan naluriku untuk mengambil alih, memeriksa tanda-tanda vital di monitor. Aku harus memaksa diriku mencegah pertengkaran dengan gaya pemimpinnya, yang mulai lepas. “Tidak masuk akal. Anda perlu istirahat,” kata-kata itu keluar secara otomatis, kebiasaan seorang perawat yang terbiasa berdebat dengan pasien bandel. “Serangan jantung bukan hal kecil. Anda akan sembuh dengan lebih cepat jika Anda mendengarkan dokter.” Mr. Sorrenson mengangkat alisnya pada Shane. “Dia seorang perawat UGD,” kata Shane, dengan mengangkat bahu malu. Aku punya perasaan tidak ada yang berbicara dengan ayahnya seperti aku, bahkan perawat pun tidak. “Maaf, Sir,” kataku. “Kebiasaan.” “Panggil aku Henry, dan kau benar. Tapi sulit. Aku tidak pernah menghabiskan begitu lama berbaring sejak di Vietnam.” Dia melihatku kemudian Shane dan kembali. “Jadi, kalian berdua…” “Masih kami pikirkan,” jawab Shane, sedikit kasar. “Tapi kau membawanya ke sini, dan kau di sini.” “Ayah, tidak sekarang.” “Lalu kapan? Pers berteriak-teriak menginginkan berita. Serangan jantungku adalah peristiwa publik,. nak. Mereka mengharapkan pernyataan dariku tentang siapa yang menggantikanku, jika aku mengundurkan diri sebagai CEO..? Kita tidak bisa menunda ini lebih lama, nak.” Dia bergeser di tempat tidur, bergeser naik lebih tinggi. “Dengar, anakku. Aku tahu ini sulit bagimu. Aku sudah menundanya selama aku bisa…tapi…Aku tak bisa lagi. Aku akan bekerja denganmu sebanyak yang aku bisa dan membantumu dalam masa transisi, dan membantu keberadaanmu. Aku tidak akan melemparkan segala sesuatunya padamu dan malah pergi bermain golf.” “Itu bukan yang benar-benar kukhawatirkan,” kata Shane. “Akan tetapi ada hal-hal yang lain. Aku tidak takut dengan pekerjaan, ayah tahu itu…Yang menakutkanku adalah menjadi tokoh masyarakat, orang-orang melihatku, melihat semua yang aku lakukan.” “Ini tidak seburuk yang kau pikirkan. Hanya bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan di depan umum, dan berhati-hati dengan apa yang orang-orang lihat. Bahkan ketika kau berpikir kau sendirian..” “Itulah yang tidak ingin aku lakukan” kata Shane.” Tetapi aku kira memang harus begitu.” Seorang perawat datang kemudian dan mengusir kami keluar. Perjalanan limo kembali ke rumah berlalu dengan lama dan diam. *** Ketika kami kembali ke rumah, Shane dan aku berakhir di kamarnya dan bukan di kamarku. Sebuah botol kristal terisi dengan cairan kuning, sepasang gelas diatur terbalik di sekitarnya, berdiri di sebuah meja di antara dua kursi kulit. Shane mengisi satu gelas dengan satu inci cairan, meneguknya, dan mengisinya kembali. Aku membalik gelas tegak dan mengulurkan kepadanya untuk diisi. Duduk di kursi, kami berada dalam keheningan, dan minum. Aku menunggu Shane untuk berbicara. Yang akhirnya ia lakukan. “Apakah kau yakin kau ingin berada di sini, Leo?” Dia melihatku dari atas gelas. “Kita sampai ke titik di mana kita tak bisa kembali.” “Ya,” kataku. “Tidak, aku tidak tahu, maksudku., Aku seratus persen yakin ini adalah keputusan yang tepat? Tidak. Ini gila dan impulsif. Tapi aku suka menghabiskan waktu bersamamu.. Ini lebih dari seks, sebuah pembelokan pikiran. Itulah dirimu. Kau memiliki cara untuk membuatku merasa aman dan bersemangat pada saat yang sama. Aku menyukainya. Aku seperti tidak tahu apa yang akan terjadi, apa yang akan terjadi selanjutnya. Itulah mengapa aku pergi ke Sudan denganmu. Aku ingin melakukan hal ini denganmu. ” Shane mendesah dan mengatur gelasnya. “Leo, dengarkan. Ini serius.. Jika kau bersamaku ketika kami mengumumkan seperti anggapan Ayah bahwa aku adalah CEO Sorrenson Enterprises, maka itu sama artinya dengan menyatakan kita akan menikah. Muncul denganku di depan umum adalah masalah besar. Kau akan menjadi subyek dari banyak perhatian, banyak pengawasan. Mereka akan melihat latar belakangmu,. dan mereka akan menginginkan wawancara. Perusahaan Ayah terlibat dengan media, mensupport studio film dan TV dan semacamnya. Dan sebagai CEO, terutama yang muda seperti aku, kita akan diundang untuk acara peresmian acara, membuka malam film blockbuster, acara karpet merah .. seluruh kelas sosial tinggi.. Jika kau memutuskan ingin keluar, pada titik tertentu kau masih akan diawasi, dan ditandai selamanya sebagai mantan Shane Sorrenson.” “Di atas semua itu, ada harapan keluarga. Aku bisa berkencan dengan siapapun yang aku inginkan, sejauh yang diperhatikan masyarakat. Aku bisa menjadi playboy, mata keranjang, atau apapun. Bisnis akan tetap berjalan. Harapan keluargaku berbeda. Ayahku tidak pernah melangkah keluar dari ibuku, selama lebih dari tiga puluh tahun. Paman dan bibiku, sama. Saudara-saudaraku dan adikku semua single, tidak pernah menikah, sepertiku. Dan ketika mereka melakukannya, diharapkan bahwa mereka akan menjadi orang yang setia. Keluarga kami memiliki reputasi yang sangat panjang yang harus dijaga. Dalam keluargaku, kau tidak bisa menikah dengan siapa pun yang kau inginkan. Tidak berjalan seperti itu.” “Jadi ini seperti bangsawan, pada dasarnya?” Aku bisa melihat ketegangan di wajahnya, dalam garis-garis di sekitar mata dan lingkaran hitam di bawahnya. Dia masih orang yang lemah, sakit, dan membutuhkan istirahat. Kemudian, aku adalah seorang perawat, dan terlatih melihat hal-hal seperti itu. Aku tidak bisa menghentikan naluriku untuk mengambil alih, memeriksa tanda-tanda vital di monitor. Aku harus memaksa diriku mencegah pertengkaran dengan gaya pemimpinnya, yang mulai lepas. “Tidak masuk akal. Anda perlu istirahat,” kata-kata itu keluar secara otomatis, kebiasaan seorang perawat yang terbiasa berdebat dengan pasien bandel. “Serangan jantung bukan hal kecil. Anda akan sembuh dengan lebih cepat jika Anda mendengarkan dokter.” Mr. Sorrenson mengangkat alisnya pada Shane. “Dia seorang perawat UGD,” kata Shane, dengan mengangkat bahu malu. Aku punya perasaan tidak ada yang berbicara dengan ayahnya seperti aku, bahkan perawat pun tidak. “Maaf, Sir,” kataku. “Kebiasaan.” “Panggil aku Henry, dan kau benar. Tapi sulit. Aku tidak pernah menghabiskan begitu lama berbaring sejak di Vietnam.” Dia melihatku kemudian Shane dan kembali. “Jadi, kalian berdua…” “Masih kami pikirkan,” jawab Shane, sedikit kasar. “Tapi kau membawanya ke sini, dan kau di sini.” “Ayah, tidak sekarang.” “Lalu kapan? Pers berteriak-teriak menginginkan berita. Serangan jantungku adalah peristiwa publik,. nak. Mereka mengharapkan pernyataan dariku tentang siapa yang menggantikanku, jika aku mengundurkan diri sebagai CEO..? Kita tidak bisa menunda ini lebih lama, nak.” Dia bergeser di tempat tidur, bergeser naik lebih tinggi. “Dengar, anakku. Aku tahu ini sulit bagimu. Aku sudah menundanya selama aku bisa…tapi…Aku tak bisa lagi. Aku akan bekerja denganmu sebanyak yang aku bisa dan membantumu dalam masa transisi, dan membantu keberadaanmu. Aku tidak akan melemparkan segala sesuatunya padamu dan malah pergi bermain golf.” “Itu bukan yang benar-benar kukhawatirkan,” kata Shane. “Akan tetapi ada hal-hal yang lain. Aku tidak takut dengan pekerjaan, ayah tahu itu…Yang menakutkanku adalah menjadi tokoh masyarakat, orang-orang melihatku, melihat semua yang aku lakukan.” “Ini tidak seburuk yang kau pikirkan. Hanya bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan di depan umum, dan berhati-hati dengan apa yang orang-orang lihat. Bahkan ketika kau berpikir kau sendirian..” “Itulah yang tidak ingin aku lakukan” kata Shane.” Tetapi aku kira memang harus begitu.” Seorang perawat datang kemudian dan mengusir kami keluar. Perjalanan limo kembali ke rumah berlalu dengan lama dan diam. *** Ketika kami kembali ke rumah, Shane dan aku berakhir di kamarnya dan bukan di kamarku. Sebuah botol kristal terisi dengan cairan kuning, sepasang gelas diatur terbalik di sekitarnya, berdiri di sebuah meja di antara dua kursi kulit. Shane mengisi satu gelas dengan satu inci cairan, meneguknya, dan mengisinya kembali. Aku membalik gelas tegak dan mengulurkan kepadanya untuk diisi. Duduk di kursi, kami berada dalam keheningan, dan minum. Aku menunggu Shane untuk berbicara. Yang akhirnya ia lakukan. “Apakah kau yakin kau ingin berada di sini, Leo?” Dia melihatku dari atas gelas. “Kita sampai ke titik di mana kita tak bisa kembali.” “Ya,” kataku. “Tidak, aku tidak tahu, maksudku., Aku seratus persen yakin ini adalah keputusan yang tepat? Tidak. Ini gila dan impulsif. Tapi aku suka menghabiskan waktu bersamamu.. Ini lebih dari seks, sebuah pembelokan pikiran. Itulah dirimu. Kau memiliki cara untuk membuatku merasa aman dan bersemangat pada saat yang sama. Aku menyukainya. Aku seperti tidak tahu apa yang akan terjadi, apa yang akan terjadi selanjutnya. Itulah mengapa aku pergi ke Sudan denganmu. Aku ingin melakukan hal ini denganmu. ” Shane mendesah dan mengatur gelasnya. “Leo, dengarkan. Ini serius.. Jika kau bersamaku ketika kami mengumumkan seperti anggapan Ayah bahwa aku adalah CEO Sorrenson Enterprises, maka itu sama artinya dengan menyatakan kita akan menikah. Muncul denganku di depan umum adalah masalah besar. Kau akan menjadi subyek dari banyak perhatian, banyak pengawasan. Mereka akan melihat latar belakangmu,. dan mereka akan menginginkan wawancara. Perusahaan Ayah terlibat dengan media, mensupport studio film dan TV dan semacamnya. Dan sebagai CEO, terutama yang muda seperti aku, kita akan diundang untuk acara peresmian acara, membuka malam film blockbuster, acara karpet merah .. seluruh kelas sosial tinggi.. Jika kau memutuskan ingin keluar, pada titik tertentu kau masih akan diawasi, dan ditandai selamanya sebagai mantan Shane Sorrenson.” “Di atas semua itu, ada harapan keluarga. Aku bisa berkencan dengan siapapun yang aku inginkan, sejauh yang diperhatikan masyarakat. Aku bisa menjadi playboy, mata keranjang, atau apapun. Bisnis akan tetap berjalan. Harapan keluargaku berbeda. Ayahku tidak pernah melangkah keluar dari ibuku, selama lebih dari tiga puluh tahun. Paman dan bibiku, sama. Saudara-saudaraku dan adikku semua single, tidak pernah menikah, sepertiku. Dan ketika mereka melakukannya, diharapkan bahwa mereka akan menjadi orang yang setia. Keluarga kami memiliki reputasi yang sangat panjang yang harus dijaga. Dalam keluargaku, kau tidak bisa menikah dengan siapa pun yang kau inginkan. Tidak berjalan seperti itu.” “Jadi ini seperti bangsawan, pada dasarnya?” Aku bisa melihat ketegangan di wajahnya, dalam garis-garis di sekitar mata dan lingkaran hitam di bawahnya. Dia masih orang yang lemah, sakit, dan membutuhkan istirahat. Kemudian, aku adalah seorang perawat, dan terlatih melihat hal-hal seperti itu. Aku tidak bisa menghentikan naluriku untuk mengambil alih, memeriksa tanda-tanda vital di monitor. Aku harus memaksa diriku mencegah pertengkaran dengan gaya pemimpinnya, yang mulai lepas. “Tidak masuk akal. Anda perlu istirahat,” kata-kata itu keluar secara otomatis, kebiasaan seorang perawat yang terbiasa berdebat dengan pasien bandel. “Serangan jantung bukan hal kecil. Anda akan sembuh dengan lebih cepat jika Anda mendengarkan dokter.” Mr. Sorrenson mengangkat alisnya pada Shane. “Dia seorang perawat UGD,” kata Shane, dengan mengangkat bahu malu. Aku punya perasaan tidak ada yang berbicara dengan ayahnya seperti aku, bahkan perawat pun tidak. “Maaf, Sir,” kataku. “Kebiasaan.” “Panggil aku Henry, dan kau benar. Tapi sulit. Aku tidak pernah menghabiskan begitu lama berbaring sejak di Vietnam.” Dia melihatku kemudian Shane dan kembali. “Jadi, kalian berdua…” “Masih kami pikirkan,” jawab Shane, sedikit kasar. “Tapi kau membawanya ke sini, dan kau di sini.” “Ayah, tidak sekarang.” “Lalu kapan? Pers berteriak-teriak menginginkan berita. Serangan jantungku adalah peristiwa publik,. nak. Mereka mengharapkan pernyataan dariku tentang siapa yang menggantikanku, jika aku mengundurkan diri sebagai CEO..? Kita tidak bisa menunda ini lebih lama, nak.” Dia bergeser di tempat tidur, bergeser naik lebih tinggi. “Dengar, anakku. Aku tahu ini sulit bagimu. Aku sudah menundanya selama aku bisa…tapi…Aku tak bisa lagi. Aku akan bekerja denganmu sebanyak yang aku bisa dan membantumu dalam masa transisi, dan membantu keberadaanmu. Aku tidak akan melemparkan segala sesuatunya padamu dan malah pergi bermain golf.” “Itu bukan yang benar-benar kukhawatirkan,” kata Shane. “Akan tetapi ada hal-hal yang lain. Aku tidak takut dengan pekerjaan, ayah tahu itu…Yang menakutkanku adalah menjadi tokoh masyarakat, orang-orang melihatku, melihat semua yang aku lakukan.” “Ini tidak seburuk yang kau pikirkan. Hanya bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan di depan umum, dan berhati-hati dengan apa yang orang-orang lihat. Bahkan ketika kau berpikir kau sendirian..” “Itulah yang tidak ingin aku lakukan” kata Shane.” Tetapi aku kira memang harus begitu.” Seorang perawat datang kemudian dan mengusir kami keluar. Perjalanan limo kembali ke rumah berlalu dengan lama dan diam. *** Ketika kami kembali ke rumah, Shane dan aku berakhir di kamarnya dan bukan di kamarku. Sebuah botol kristal terisi dengan cairan kuning, sepasang gelas diatur terbalik di sekitarnya, berdiri di sebuah meja di antara dua kursi kulit. Shane mengisi satu gelas dengan satu inci cairan, meneguknya, dan mengisinya kembali. Aku membalik gelas tegak dan mengulurkan kepadanya untuk diisi. Duduk di kursi, kami berada dalam keheningan, dan minum. Aku menunggu Shane untuk berbicara. Yang akhirnya ia lakukan. “Apakah kau yakin kau ingin berada di sini, Leo?” Dia melihatku dari atas gelas. “Kita sampai ke titik di mana kita tak bisa kembali.” “Ya,” kataku. “Tidak, aku tidak tahu, maksudku., Aku seratus persen yakin ini adalah keputusan yang tepat? Tidak. Ini gila dan impulsif. Tapi aku suka menghabiskan waktu bersamamu.. Ini lebih dari seks, sebuah pembelokan pikiran. Itulah dirimu. Kau memiliki cara untuk membuatku merasa aman dan bersemangat pada saat yang sama. Aku menyukainya. Aku seperti tidak tahu apa yang akan terjadi, apa yang akan terjadi selanjutnya. Itulah mengapa aku pergi ke Sudan denganmu. Aku ingin melakukan hal ini denganmu. ” Shane mendesah dan mengatur gelasnya. “Leo, dengarkan. Ini serius.. Jika kau bersamaku ketika kami mengumumkan seperti anggapan Ayah bahwa aku adalah CEO Sorrenson Enterprises, maka itu sama artinya dengan menyatakan kita akan menikah. Muncul denganku di depan umum adalah masalah besar. Kau akan menjadi subyek dari banyak perhatian, banyak pengawasan. Mereka akan melihat latar belakangmu,. dan mereka akan menginginkan wawancara. Perusahaan Ayah terlibat dengan media, mensupport studio film dan TV dan semacamnya. Dan sebagai CEO, terutama yang muda seperti aku, kita akan diundang untuk acara peresmian acara, membuka malam film blockbuster, acara karpet merah .. seluruh kelas sosial tinggi.. Jika kau memutuskan ingin keluar, pada titik tertentu kau masih akan diawasi, dan ditandai selamanya sebagai mantan Shane Sorrenson.” “Di atas semua itu, ada harapan keluarga. Aku bisa berkencan dengan siapapun yang aku inginkan, sejauh yang diperhatikan masyarakat. Aku bisa menjadi playboy, mata keranjang, atau apapun. Bisnis akan tetap berjalan. Harapan keluargaku berbeda. Ayahku tidak pernah melangkah keluar dari ibuku, selama lebih dari tiga puluh tahun. Paman dan bibiku, sama. Saudara-saudaraku dan adikku semua single, tidak pernah menikah, sepertiku. Dan ketika mereka melakukannya, diharapkan bahwa mereka akan menjadi orang yang setia. Keluarga kami memiliki reputasi yang sangat panjang yang harus dijaga. Dalam keluargaku, kau tidak bisa menikah dengan siapa pun yang kau inginkan. Tidak berjalan seperti itu.” “Jadi ini seperti bangsawan, pada dasarnya?” Aku bisa melihat ketegangan di wajahnya, dalam garis-garis di sekitar mata dan lingkaran hitam di bawahnya. Dia masih orang yang lemah, sakit, dan membutuhkan istirahat. Kemudian, aku adalah seorang perawat, dan terlatih melihat hal-hal seperti itu. Aku tidak bisa menghentikan naluriku untuk mengambil alih, memeriksa tanda-tanda vital di monitor. Aku harus memaksa diriku mencegah pertengkaran dengan gaya pemimpinnya, yang mulai lepas. “Tidak masuk akal. Anda perlu istirahat,” kata-kata itu keluar secara otomatis, kebiasaan seorang perawat yang terbiasa berdebat dengan pasien bandel. “Serangan jantung bukan hal kecil. Anda akan sembuh dengan lebih cepat jika Anda mendengarkan dokter.” Mr. Sorrenson mengangkat alisnya pada Shane. “Dia seorang perawat UGD,” kata Shane, dengan mengangkat bahu malu. Aku punya perasaan tidak ada yang berbicara dengan ayahnya seperti aku, bahkan perawat pun tidak. “Maaf, Sir,” kataku. “Kebiasaan.” “Panggil aku Henry, dan kau benar. Tapi sulit. Aku tidak pernah menghabiskan begitu lama berbaring sejak di Vietnam.” Dia melihatku kemudian Shane dan kembali. “Jadi, kalian berdua…” “Masih kami pikirkan,” jawab Shane, sedikit kasar. “Tapi kau membawanya ke sini, dan kau di sini.” “Ayah, tidak sekarang.” “Lalu kapan? Pers berteriak-teriak menginginkan berita. Serangan jantungku adalah peristiwa publik,. nak. Mereka mengharapkan pernyataan dariku tentang siapa yang menggantikanku, jika aku mengundurkan diri sebagai CEO..? Kita tidak bisa menunda ini lebih lama, nak.” Dia bergeser di tempat tidur, bergeser naik lebih tinggi. “Dengar, anakku. Aku tahu ini sulit bagimu. Aku sudah menundanya selama aku bisa…tapi…Aku tak bisa lagi. Aku akan bekerja denganmu sebanyak yang aku bisa dan membantumu dalam masa transisi, dan membantu keberadaanmu. Aku tidak akan melemparkan segala sesuatunya padamu dan malah pergi bermain golf.” “Itu bukan yang benar-benar kukhawatirkan,” kata Shane. “Akan tetapi ada hal-hal yang lain. Aku tidak takut dengan pekerjaan, ayah tahu itu…Yang menakutkanku adalah menjadi tokoh masyarakat, orang-orang melihatku, melihat semua yang aku lakukan.” “Ini tidak seburuk yang kau pikirkan. Hanya bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan di depan umum, dan berhati-hati dengan apa yang orang-orang lihat. Bahkan ketika kau berpikir kau sendirian..” “Itulah yang tidak ingin aku lakukan” kata Shane.” Tetapi aku kira memang harus begitu.” Seorang perawat datang kemudian dan mengusir kami keluar. Perjalanan limo kembali ke rumah berlalu dengan lama dan diam. *** Ketika kami kembali ke rumah, Shane dan aku berakhir di kamarnya dan bukan di kamarku. Sebuah botol kristal terisi dengan cairan kuning, sepasang gelas diatur terbalik di sekitarnya, berdiri di sebuah meja di antara dua kursi kulit. Shane mengisi satu gelas dengan satu inci cairan, meneguknya, dan mengisinya kembali. Aku membalik gelas tegak dan mengulurkan kepadanya untuk diisi. Duduk di kursi, kami berada dalam keheningan, dan minum. Aku menunggu Shane untuk berbicara. Yang akhirnya ia lakukan. “Apakah kau yakin kau ingin berada di sini, Leo?” Dia melihatku dari atas gelas. “Kita sampai ke titik di mana kita tak bisa kembali.” “Ya,” kataku. “Tidak, aku tidak tahu, maksudku., Aku seratus persen yakin ini adalah keputusan yang tepat? Tidak. Ini gila dan impulsif. Tapi aku suka menghabiskan waktu bersamamu.. Ini lebih dari seks, sebuah pembelokan pikiran. Itulah dirimu. Kau memiliki cara untuk membuatku merasa aman dan bersemangat pada saat yang sama. Aku menyukainya. Aku seperti tidak tahu apa yang akan terjadi, apa yang akan terjadi selanjutnya. Itulah mengapa aku pergi ke Sudan denganmu. Aku ingin melakukan hal ini denganmu. ” Shane mendesah dan mengatur gelasnya. “Leo, dengarkan. Ini serius.. Jika kau bersamaku ketika kami mengumumkan seperti anggapan Ayah bahwa aku adalah CEO Sorrenson Enterprises, maka itu sama artinya dengan menyatakan kita akan menikah. Muncul denganku di depan umum adalah masalah besar. Kau akan menjadi subyek dari banyak perhatian, banyak pengawasan. Mereka akan melihat latar belakangmu,. dan mereka akan menginginkan wawancara. Perusahaan Ayah terlibat dengan media, mensupport studio film dan TV dan semacamnya. Dan sebagai CEO, terutama yang muda seperti aku, kita akan diundang untuk acara peresmian acara, membuka malam film blockbuster, acara karpet merah .. seluruh kelas sosial tinggi.. Jika kau memutuskan ingin keluar, pada titik tertentu kau masih akan diawasi, dan ditandai selamanya sebagai mantan Shane Sorrenson.” “Di atas semua itu, ada harapan keluarga. Aku bisa berkencan dengan siapapun yang aku inginkan, sejauh yang diperhatikan masyarakat. Aku bisa menjadi playboy, mata keranjang, atau apapun. Bisnis akan tetap berjalan. Harapan keluargaku berbeda. Ayahku tidak pernah melangkah keluar dari ibuku, selama lebih dari tiga puluh tahun. Paman dan bibiku, sama. Saudara-saudaraku dan adikku semua single, tidak pernah menikah, sepertiku. Dan ketika mereka melakukannya, diharapkan bahwa mereka akan menjadi orang yang setia. Keluarga kami memiliki reputasi yang sangat panjang yang harus dijaga. Dalam keluargaku, kau tidak bisa menikah dengan siapa pun yang kau inginkan. Tidak berjalan seperti itu.” “Jadi ini seperti bangsawan, pada dasarnya?” Aku bisa melihat ketegangan di wajahnya, dalam garis-garis di sekitar mata dan lingkaran hitam di bawahnya. Dia masih orang yang lemah, sakit, dan membutuhkan istirahat. Kemudian, aku adalah seorang perawat, dan terlatih melihat hal-hal seperti itu. Aku tidak bisa menghentikan naluriku untuk mengambil alih, memeriksa tanda-tanda vital di monitor. Aku harus memaksa diriku mencegah pertengkaran dengan gaya pemimpinnya, yang mulai lepas. “Tidak masuk akal. Anda perlu istirahat,” kata-kata itu keluar secara otomatis, kebiasaan seorang perawat yang terbiasa berdebat dengan pasien bandel. “Serangan jantung bukan hal kecil. Anda akan sembuh dengan lebih cepat jika Anda mendengarkan dokter.” Mr. Sorrenson mengangkat alisnya pada Shane. “Dia seorang perawat UGD,” kata Shane, dengan mengangkat bahu malu. Aku punya perasaan tidak ada yang berbicara dengan ayahnya seperti aku, bahkan perawat pun tidak. “Maaf, Sir,” kataku. “Kebiasaan.” “Panggil aku Henry, dan kau benar. Tapi sulit. Aku tidak pernah menghabiskan begitu lama berbaring sejak di Vietnam.” Dia melihatku kemudian Shane dan kembali. “Jadi, kalian berdua…” “Masih kami pikirkan,” jawab Shane, sedikit kasar. “Tapi kau membawanya ke sini, dan kau di sini.” “Ayah, tidak sekarang.” “Lalu kapan? Pers berteriak-teriak menginginkan berita. Serangan jantungku adalah peristiwa publik,. nak. Mereka mengharapkan pernyataan dariku tentang siapa yang menggantikanku, jika aku mengundurkan diri sebagai CEO..? Kita tidak bisa menunda ini lebih lama, nak.” Dia bergeser di tempat tidur, bergeser naik lebih tinggi. “Dengar, anakku. Aku tahu ini sulit bagimu. Aku sudah menundanya selama aku bisa…tapi…Aku tak bisa lagi. Aku akan bekerja denganmu sebanyak yang aku bisa dan membantumu dalam masa transisi, dan membantu keberadaanmu. Aku tidak akan melemparkan segala sesuatunya padamu dan malah pergi bermain golf.” “Itu bukan yang benar-benar kukhawatirkan,” kata Shane. “Akan tetapi ada hal-hal yang lain. Aku tidak takut dengan pekerjaan, ayah tahu itu…Yang menakutkanku adalah menjadi tokoh masyarakat, orang-orang melihatku, melihat semua yang aku lakukan.” “Ini tidak seburuk yang kau pikirkan. Hanya bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan di depan umum, dan berhati-hati dengan apa yang orang-orang lihat. Bahkan ketika kau berpikir kau sendirian..” “Itulah yang tidak ingin aku lakukan” kata Shane.” Tetapi aku kira memang harus begitu.” Seorang perawat datang kemudian dan mengusir kami keluar. Perjalanan limo kembali ke rumah berlalu dengan lama dan diam. *** Ketika kami kembali ke rumah, Shane dan aku berakhir di kamarnya dan bukan di kamarku. Sebuah botol kristal terisi dengan cairan kuning, sepasang gelas diatur terbalik di sekitarnya, berdiri di sebuah meja di antara dua kursi kulit. Shane mengisi satu gelas dengan satu inci cairan, meneguknya, dan mengisinya kembali. Aku membalik gelas tegak dan mengulurkan kepadanya untuk diisi. Duduk di kursi, kami berada dalam keheningan, dan minum. Aku menunggu Shane untuk berbicara. Yang akhirnya ia lakukan. “Apakah kau yakin kau ingin berada di sini, Leo?” Dia melihatku dari atas gelas. “Kita sampai ke titik di mana kita tak bisa kembali.” “Ya,” kataku. “Tidak, aku tidak tahu, maksudku., Aku seratus persen yakin ini adalah keputusan yang tepat? Tidak. Ini gila dan impulsif. Tapi aku suka menghabiskan waktu bersamamu.. Ini lebih dari seks, sebuah pembelokan pikiran. Itulah dirimu. Kau memiliki cara untuk membuatku merasa aman dan bersemangat pada saat yang sama. Aku menyukainya. Aku seperti tidak tahu apa yang akan terjadi, apa yang akan terjadi selanjutnya. Itulah mengapa aku pergi ke Sudan denganmu. Aku ingin melakukan hal ini denganmu. ” Shane mendesah dan mengatur gelasnya. “Leo, dengarkan. Ini serius.. Jika kau bersamaku ketika kami mengumumkan seperti anggapan Ayah bahwa aku adalah CEO Sorrenson Enterprises, maka itu sama artinya dengan menyatakan kita akan menikah. Muncul denganku di depan umum adalah masalah besar. Kau akan menjadi subyek dari banyak perhatian, banyak pengawasan. Mereka akan melihat latar belakangmu,. dan mereka akan menginginkan wawancara. Perusahaan Ayah terlibat dengan media, mensupport studio film dan TV dan semacamnya. Dan sebagai CEO, terutama yang muda seperti aku, kita akan diundang untuk acara peresmian acara, membuka malam film blockbuster, acara karpet merah .. seluruh kelas sosial tinggi.. Jika kau memutuskan ingin keluar, pada titik tertentu kau masih akan diawasi, dan ditandai selamanya sebagai mantan Shane Sorrenson.” “Di atas semua itu, ada harapan keluarga. Aku bisa berkencan dengan siapapun yang aku inginkan, sejauh yang diperhatikan masyarakat. Aku bisa menjadi playboy, mata keranjang, atau apapun. Bisnis akan tetap berjalan. Harapan keluargaku berbeda. Ayahku tidak pernah melangkah keluar dari ibuku, selama lebih dari tiga puluh tahun. Paman dan bibiku, sama. Saudara-saudaraku dan adikku semua single, tidak pernah menikah, sepertiku. Dan ketika mereka melakukannya, diharapkan bahwa mereka akan menjadi orang yang setia. Keluarga kami memiliki reputasi yang sangat panjang yang harus dijaga. Dalam keluargaku, kau tidak bisa menikah dengan siapa pun yang kau inginkan. Tidak berjalan seperti itu.” “Jadi ini seperti bangsawan, pada dasarnya?” Aku bisa melihat ketegangan di wajahnya, dalam garis-garis di sekitar mata dan lingkaran hitam di bawahnya. Dia masih orang yang lemah, sakit, dan membutuhkan istirahat. Kemudian, aku adalah seorang perawat, dan terlatih melihat hal-hal seperti itu. Aku tidak bisa menghentikan naluriku untuk mengambil alih, memeriksa tanda-tanda vital di monitor. Aku harus memaksa diriku mencegah pertengkaran dengan gaya pemimpinnya, yang mulai lepas. “Tidak masuk akal. Anda perlu istirahat,” kata-kata itu keluar secara otomatis, kebiasaan seorang perawat yang terbiasa berdebat dengan pasien bandel. “Serangan jantung bukan hal kecil. Anda akan sembuh dengan lebih cepat jika Anda mendengarkan dokter.” Mr. Sorrenson mengangkat alisnya pada Shane. “Dia seorang perawat UGD,” kata Shane, dengan mengangkat bahu malu. Aku punya perasaan tidak ada yang berbicara dengan ayahnya seperti aku, bahkan perawat pun tidak. “Maaf, Sir,” kataku. “Kebiasaan.” “Panggil aku Henry, dan kau benar. Tapi sulit. Aku tidak pernah menghabiskan begitu lama berbaring sejak di Vietnam.” Dia melihatku kemudian Shane dan kembali. “Jadi, kalian berdua…” “Masih kami pikirkan,” jawab Shane, sedikit kasar. “Tapi kau membawanya ke sini, dan kau di sini.” “Ayah, tidak sekarang.” “Lalu kapan? Pers berteriak-teriak menginginkan berita. Serangan jantungku adalah peristiwa publik,. nak. Mereka mengharapkan pernyataan dariku tentang siapa yang menggantikanku, jika aku mengundurkan diri sebagai CEO..? Kita tidak bisa menunda ini lebih lama, nak.” Dia bergeser di tempat tidur, bergeser naik lebih tinggi. “Dengar, anakku. Aku tahu ini sulit bagimu. Aku sudah menundanya selama aku bisa…t
Februari 9, 2013 at 9:02 am
saya sering menemukan tulisan ataupun suara yang seakan berbicara seperti :
apakah al waHn itu? cinta dunia dan takut mati…
kata “al waHn” itu seirama dengan “awHana” 29:41 jika terhubung dengan “wau Ha nun”…
dan apakah “cinta dunia dan takut mati itu”?
jika memulai proses pemikiran dari situ maka yang ada hanyalah gesekan pemikiran yang bolak-balik tanpa hasil…
untuk itu lihatlah ‘ulama-nya atau bentuk perkataan yang mendasarinya yaitu maa al waHnu[wau Ha nun]? hubbu[ha ba ba] ad-dunya[da nun ya] wakaraHiyah[ka ra Ha] al mawti[mim wau ta] atau مَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ
awHana diterjemahkan dengan lemah…dhaif pun diterjemahkan dengan lemah…problem seperti ini tersebutkan dengan “penyakit 100 unta”…
awHana itu bisa bermakna sesuatu yang “rentan” atau mudah putus atau gampang berpecah belah…
mengapa demikian?
karena “rumah ajaranNya” sudah dipindahkan kedalam rumah “golongan, kelompok, partai maupun negara”….dengan masing-masing menggusung simbolisasi perkataan yang dipatuhi yaitu papan nama yang digunakannya…
padahal sudah ditekankan bahwa :
Laa ilaha ilaa allah…wahdahu laa syarikallah…
contohnya :
mereka merasa nyaman dengan peraturan atau program yang dicanangkan atas campur tangan [wa karaHiyata] dari masing-masing golongannya atau kelompoknya atau partainya atau negaranya…
maka hasilnya mereka berpecah belah dalam menjalani kepatuhan, walaupun mereka menyebut petunjuknya dengan “kitab suci al quran” atau memanggil ajaranNya dengan “agama islam”…
perlu diketahui..
ajaranNya tidak ada hal yang mengajarkan atau membahas tentang ketatanegaraan, ataupun struktur organisasi…
ajaranNya hanya mengajarkan bahwa kepatuhan itu harus diawali dengan sesuatu yang kalian sebut “al quran” dengan segala konsekwensi suara yang diterbitkan atau Allah sebagai al badi'[penyelenggara suara ajaranNya]…
sehingga tidak mungkin dikalahkan dengan buku yang berjudul “sunnah fiqh” atau “tafsir al quran”… atau juga tidak mungkin dikalahkan dengan KUHP atau qanun asasi dlsb…
jadi…
tidak ada kepemimpinan yang estafet atau dilaksanakan secara turun temurun dalam waktu yang bersambung…[ingat 112:3 atau tentang khalid ibn walid]…
semoga membantu anda dalam menjalani pengabdian yang sejati…
majikan rasa itu tidak berwujud…maka takutlah kepada sesuatu yang tidak terlihat keberadaannya atau waktu…
salam damai dan sejahtera…
Februari 14, 2013 at 9:51 am
beroetcap, berlakoe, bergerak, seakan ilmoe dan adjaranNya, namoenlah lajaknja deboe diatas batoe, boekan karna djaoeh dari toelisan, tapi karena sembahjang di dalam kaskoes/djamban.
Februari 15, 2013 at 9:28 am
untuk menjawab “david gregg” yang menuliskan :
boekan karna djaoeh dari toelisan, tapi karena sembahjang di dalam kaskoes/djamban.
saya gunakan keyword “دَارِ مَرْوَانَ” yang bisa ditimba dari sumur yang kering beralamat di [http://125.164.221.44/hadisonline/hadis9/cari_open.php] atau kutipan bebasnya sebagai berikut :
…berbuat baiklah dengan kambingmu, hapuslah ingusnya, dan harumkan baunya serta shalatlah di sampingnya karena hewan itu adalah salah satu hewan syurga. Demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh hampir-hampir akan datang suatu zaman kepada manusia, yang mana sekelompok kambing lebih disukai pemiliknya dari rumah Marwan.”
btw “dari marwana” jangan digambar sebagai “rumah marwan” melainkan sebagai ” posko pelayanan pemikiran”….
semoga terjawab dan bermanfaat…
Februari 15, 2013 at 4:46 am
Profesional[qaf sin tha] dan proporsional[ain da lam]
hari ini saya mau makan, namun sebelumnya saya harus membersihkan tempat makannya atau piring atau yang sering disebut juga dengan bejana…saya mengambil piring [5:8] dan saya bersihkan sisa makanan yang masih melekat karena telah ada sebelumnya yaitu :
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
yang saya bersihkan diantaranya adalah sisa makanan dari terjemahan “bilqisthi” dan “ta’diluw”, yang dapat menimbulkan “penyakit 100 unta” karena disebut dalam kesamaan terjemah kata yaitu “adil”…
saya tidak akan menjelaskan panjang lebar mengenai apa itu “bilqisthi” dan “ta’diluw”, tetapi saya mengarisbawahi kata yang mengandung “dzarrah” yang tergabung dalam “qaf sin tha” itu dasar pemaknaannya adalah profesional atau sesuai dengan bidang kerjanya atau job desc perkataannya, sedang “biji atom aksara rekaan” yang tergabung dalam “ain da lam” itu dasar penerapannya adalah proporsional atau sesuai perintah kerjanya atau sesuai peruntukkan dalam penanganan perkataannya…
contoh PDKT[penerapan dalam kondisi tindakan]nya adalah kata “wudhu”…
“wau dha ain” atau yang sering dibunyikan dengan suara “wudhu” itu maknanya adalah sesuatu yang dapat MENETAPKAN PENDIRIAN…
sementara diluar sana memberlakukan kata “wudhu” dengan perbuatan yang berselimut tradisi yaitu membasuh dengan air yang dilakukan sebelum melakukan perbuatan yang menggnakan kata “shalat”…
inilah yang dimaksud dengan “dabaatul ardh” atau suatu bentuk penerapan pada suatu perbuatan yang keterangannya tidak memiliki kaki pemikiran…entah siapa yang pertamakali yang mendefinisikannya menjadi hal seperti tersebut demikian!!! Apakah ada diantara anda yang melihat orang purbakala yang pertamakali mengajarkannya dalam bentuk perbuatan seperti itu secara langsung???
seharusnya…dalam menetapkan pendirian itu, step-nya adalah dimulai dengan membersihkan “telapak tangan” sebelum menggenggam tempat-tempat yang akan menjadi pintu pemikiran yang akan digunakan…sehingga dibutuhkan “pijakan prinsip” atau yang sering dibunyikan dengan suara syaHid, syaHadat atau “sya Ha da”…sehingga akan menghasilkan prinsip pendirian yang terjaga seperti “wawudhi’a” [39:69]
saya persingkat saja yaa….
format dasar pemikiran atau wahyu[wau ha ya] atau sesuatu yang mengikat pemikiran dengan hubungan asumsi/anggapan atau yang tersebut pada 6:50, dapat dilakukan dengan metoda sinkronisasi suara berdasarkan sumber/letak perkataannya atau luwh[lam wau ha] pada 7:145,7:150,7:154…dengan properti yang proposional yaitu sesuai “thariq, shirath, sabil”…sehingga dengan bekal tersebut dapat mengenal tempat-tempat pemikiran yang bernilai baik yang dapat digunakan walaupun sudah diberi “dekorasi perkataan” atau perhiasan dalam penyajiannya atau yang tersebut pada 56:15 [wau dha nun]…
jadi maksud saya menjelaskan 5:8, agar anda semua tau mengapa saya lebih baik menggunakan keterangan yang bersandi “jayabaya, siliwangi, atau nostradamus” sebagai pendamping keterangan atau umpan pengetahuan dalam menjelaskan tempat pemikiran yang pokok yang paling kuat pengaruhnya atau allah sebagai “al aziz”, atau yang sering dibunyikan diluar sana dengan suara ‘al quran”…
saudara sekalian…
tidak banyak waktu lagi bagi saya untuk terus menerus mengabarkan, menerangkan atau menjelaskan sesuatu yang terkait faham ajaranNya yang sesungguhnya…seperti baris lagu yang tersebut :
perjalanan ini terasa sangat menyedihkan, sayang engkau tak duduk disampingku kawan…
banyak cerita yang mestinya kau saksikan, ditanah kering bebatuan…
ada sedikit teori pemikiran yang mungkin bermanfaat…
———————————————————————
Komunikasi, interaksi, adaptasi
2:260,9:2
urusan, [kepemilikan, kekuasaan], kepemimpinan
[inna lladzina amanuw waHaajaruw wajaHaduw bi amwaliHim(kapan dan dimana) wa anfusiHim(dengan apa dan siapa)]
4:171 walaa taquwlu tsalatsatun…[69:32]
[1]sebagai alif [pokok urusan berpintu kepentingan]
jarak yang terjadi antara urusan dengan kepemilikan ->fase komunikasi
atau bisa disebut kaidah “amanuw” dengan properti “thariq” with “mustaqim” without “allah”
atau maghrib[bayang urusan]
[2]sebagai lam lam[langkah kepemilikan serta perjalanan kekuasaan]
jarak yang terjadi antara kepemilikan dengan kekuasaan ->fase interaksi
atau bisa disebut kaidah “Haajaruw” dengan properti “shirath” with “allah” and “mustaqim”
atau zhuHur, ashar[bayang kepemilikan] dan isya[bayang kekuasaan]
[3]sebagai Ha [sebagai pedoman kepemimpinan]
jarak yang terjadi antara kekuasaan dengan kepemimpinan ->fase adaptasi
atau bisa disebut kaidah “jaHaduw” dengan properti “sabil” with “allah” without “mustaqim”
atau bishubhi/al fajr[bayang kepemimpinan]
proses turun[langit->bumi]kejarlah waktu, proses naik [bumi ->langit]dan janganlah biarkan waktu mengejar-ngejar kita!
atau jika proses turun disertai “subhanahu wata ‘ala” dengan tindakan yang menggunakan fase sebelum dan sesudah atau “azza wajalla”…
atau jika proses naik disertai “tabaraka wata ‘ala” dengan tindakan yang menggunakan fase sesudah dan sebelum atau “jalla wa azza”…
proses turun itu urutannya pelaku, waktu, tempat…
proses naik itu urutannya tempat, pelaku, waktu…
atau bolak-balik terjadi pada tahapan “komunikasi dan interaksi”…
ingat saja kapan, dengan apa dan siapa, dan bagaimana[adaptasi]
———————————————————————
Dan dengan teori tersebut, saya melihat di”layar kaca” bahwa adanya tindakan perdukunan yaitu disebuah partai yang membuat “pakta integritas” yang menggunakan kalimat pembuka sebagai berikut :
….dengan memohon ridho allah subhana wata’ala dan tuhan yang maha kuasa…
atau disuatu partai yang lain, saat memilih pengganti pemimpinnya karena pemimpin sebelumnya ditangkap karena dugaan korupsi, kemudian saat si pemimpin yang baru sudah terpilih, anggotanya meneriakan kalimat “allahu akbar, allahu akbar”…
keberadaan semua partai berada di sebuah kedaulatan yang jelas dan secara nyata mengakui bahwa ada “al aziz’ yang lainnya seperti “bibel, tripitaka, wedha dlsb”…
begitulah tabiat manusia, suka mengaku-ngaku!!!namun berprilaku tidak semestinya….
sehingga saya dapat menjelaskan mengapa saya tidak menyebut ajaranNya itu dengan kata “islam” atau dengan pedoman pokoknya dengan kata “al quran”….
mereka tidak takut akan akibat dari segala perbuatannya yang CELAKA dan sangat DURHAKA itu…
maybe bisa jadi dikarenakan mereka tidak mengerti apa itu proses rasa “asin” yang terhubung dengan cipta “air dan garam”….
hari ini diluar sana ada tradisi “juminten” atau saya menyebutnya untuk kegiatan yang “always” di setiap “Friday” di tempat yang disebut mereka “mosque”….
dan hari ini saya telah mengabarkan tentang perbuatan yang sia-sia!!!!
majikan rasa itu tidak memerlukan penamaan yang khusus….
majikan rasa itu tidak memerlukan database seperti KTP atau pendataan secara nama…
majikan rasa itu sangat mengenal manusia sebelum berbentuk manusia….
karena majikan rasa adalah penguasa yang sejati, tak tertandingi, atau power of love….
berhubungan dengan “majikan rasa”, anda hanya perlu mengheningkan cipta…cukup dengan rasa takut yang indah….menuju tempat kembali yang sebenar dan sesungguhnnya….
dan terimakasih “cicak”, suara ajaib yang dititipkan sebagai pengetuk langkah yang seterusnya menjadi lantai, dinding, atap maupun beranda pemikiran…
saya undur diri untuk selamanya, dan jagalah kebersamaan dengan kepatuhan yang semestinya…
Februari 20, 2013 at 6:56 am
Batu, pemahat dan patung batu
hal yang sepele itu seperti sesuatu yang pasti berlakunya, namun tidak dapat direncanakan keberadaan waktu berlakunya. Contohnya seperti “kentut,kencing, berak dst”…
apakah mungkin anda dapat secara pasti merencanakan akan kentut besok jam 7 lewat 30 menit 2 detik? Atau apakah ada seseorang didunia ini yang dapat menggenggam waktu?
innallaha ma’a sh-shabirin[8:46,2:153][8:66,2:249]
aktualisasi pemikiran itu akselerasi perbuatannya seiring dengan waktu tayangnya…
don’t you remember…the reason you loved me…
don’t you remember…you used to love me…
[13:28]alaa bidzikrillahi tathmainnu al quluwbu…
hanya dengan “setup” pemikiran yang satu durasi dalam “callback dan punchline”, yang akan menjinakan a pickle heart atau suara pilihan yang liar karena hati yang berubah-ubah…
“setup” itu seperti mengatur posisi pemikiran, sedang “callback” itu seperti mengulang untuk memantapkan posisi pemikiran dan “punchline” itu seperti menggarisbawahi statement yang menjadi kesimpulan pemikiran…
saya gunakan hal tersebut, karena cicak bersuara di belakang[da ba ra, mudbiran27:10] atau cicak seperti memberi perintah untuk mengetuk pintu pemikiran dari sisi kehidupan dunia[sisi belakang]…
kata “setup”,”callback”,”punchline” adalah istilah yang terdapat dalam “stand up comedy”….atau “dont you remember” yang merupakan lirik dari lagu adele…
contoh setup itu :
hati itu terbagi dua yaitu hati yang bergerak dan hati yang tetap
contoh callback itu :
hati yang bergerak itu adalah hati yang telah dipengaruhi akal atau dalam ajaranNya tertulis dari unsur “qaf lam ba” atau yang sering tersebutkan ucapannya dengan qalbu…
hati yang tetap itu adalah hati yang mempengaruhi akal atau dalam ajaranNya tertulis dari atom “fa alif da” atau yang sering tersebutkan ucapannya dengan al afidah,al fuwadu[53:11]…
contoh “punchline” itu :
2:83,183 -> hati yang memilih karena pengaruh akal, maka carilah tempat pemikiran yang dapat memelihara ketetapan yang telah tertulis dijalan ajaranNya, sehingga pemikiran bersandi “jayabaya, siliwangi, nostradamus” lebih “pancen oye” ketimbang pemikiran m. yamin,m. natsir, abu ala maududi, hasan al bana, yusuf qardawi dlsb…mengapa?
karena jika dikondisikan maka seperti menonton sepakbola di “arabsaudi”, sehingga ketika komentatornya berbicara, maka akan menjadi seperti “maen bola aja pake ngaji segala”….
dan sebaliknya, hati yang mempengaruhi akal, adalah seperti menonton sepakbola didunia, maka akan menjadi seperti “feeling” yang mengatakan, “adakah satu orangpun didunia yang dapat berkomentar secara pasti bahwa :
gol akan terjadi pada menit ke 87….
bola akan keluar lapangan sebanyak 20 kali…
pemain yang bernomor punggung 9 akan mati besok…dst
sehingga anda semua akan mengakui bahwa :
hati yang tetap itu seperti memandang gunung yang indah tanpa dinodai dengan kepemilikan bahwa gunung itu ada dibumi milik kekuasaan manusia yang melekat kebanggaan atasnama bangsa, suku, etnis….
dan hati yang bergerak itu seperti sedang pemandangan gunung yang indah disuatu tempat yang dapat mengakibatkan kecenderungan untuk memihak bangsa, suku, etnis didunia…maka jagalah hati yang bergerak dengan kesesuain perintah yang tertulis dijalan ajaranNya….
anggapan itu seperti gunung…asumsi itu seperti gunung yang diberi nama kepemilikan….contohnya gunung merapi yang diberi pengakuan kepemilikan atasnama kekuasaan Negara Kera Raksasa Indonesia…
apakah terbentuknya “gunung merapi” itu atas kerjasama pemerintah NKRI dengan kekuatan alam semesta???
apakah waktu berdirinya “gunung” itu, sudah ada keberadaan NKRI, MUI, NU, Muhammadiyah, Persis, HTI, FPI, PPP, PKS, PAN dlsb?
ataukah NII berniat juga mengikuti keserakahan para pembesar NKRI dan sekutunya?
ingatlah!!!
dalam melakukan barter pemikiran[“kaf fa ra”,kaffarat] hendaklah disesuaikan dengan nilai pertukarannya[“da ya wau”,diyat]…
gunung itu seperti kata “shalat”, yang notabene adalah bermakna MENJALANKAN PENDIRIAN…
diNKRI dan sekutunya, gunung “shalat” itu sudah diberi “kalung sifat dan tindakan” sehingga aktualisasinya diberi imbuhan penamaan seperti “subuh,ashar dst”….
2:156 …innalillahi wa inna ilayhi raji’un
jika dalam aktualisasi pemikirannya ternyata tertimpa pandangan yang menimbulkan kegelisahan, maka kembalikanlah sifat dan tindakan kepada narasumber atau si pemberdaya suara pemikirannya….
sehingga dengannya akan menghasilkan pertanyaan yang akan dapat memberi solusi[ghain fa ra]…
apakah “shad lam wau” yang tertulis dengan suara shalla, shalata, shalawat itu dapat diterjemahkan hanya dengan kata “shalat” dengan ekspetasi yang berada didalam terjemahannya tersebut?
yang demikian adalah contoh “ba kha lam” atau bakhil atau menterjemahkan dengan definisi mutlak, atau tidak memberi kesempatan atau menutup peluang bagi pendukung pemikiran yang akan hadir seiring dengan waktu yang berjalan…
dan sehingga akan diketahui jenis buku yang “bakhil” itu (kitab fiqh, kitab tafsir, dan buku-buku pemikiran yang mengatasnamakan teori ajaranNya) adalah si pemberdaya suara yang digunakan NKRI dan sekutunya…silahkan baca [yuwsufu 25-30]
bukankah buku “al aziz” itu atau buku yang memuat tulisan yang paling kuat pengaruh pemikirannya itu adalah yang diluar sana disebut dengan “al quran”, atau saya menyebutnya “allah” sebagai “al aziz”…
sebelum saya jelaskan tentang batu, pemahat dan patung batu, saya kutip “punchline” dari 5:44,45,47…[wamaa lam yahkum bimaa anzalallahu fauwlaika….]
jika tulisan yang terdapat pada buku yang bersifat “al aziz” itu, saya anggap seumpama batu, maka asumsi yang terkait menjadi;
5:44 -> dan yang tidak disertakan dalam penyajian batu itu adalah terjemahan duniawinya….
5:45 -> dan yang tidak disertakan dalam penyajian batu itu adalah modifikasi pemikirannya…
5:47 -> dan yang tidak disertakan dalam penyajian batu itu adalah pemberi suara perintah pemikirannya…
saya menyadari, bahwa diluar sana sangat sulit untuk menerima kenyataan apabila terkait cara saya membacakan pemikiran dengan kesesuaian dijalan ajaranNya…
karena apa?
karena mereka lebih suka “pamer”, atau di pemikiran mereka sudah melekat kebiasaan menyuarakan yang berpola ikut-ikutan…atau mereka [diynukum]mendukung atau berpartisipasi disekitarnya selalu menunjukkan identitas dengan suara yang pamer itu[49:17]
contohnya memamerkan kata “zhalim”:
jangan “zhalim” dong sama saudaranya sendiri…
sianto berkata “saya merasa dizhalimi”…
bukankah sudah ada 2:208, atau dengan jejak [تَسَمَّوْا بِاسْمِي وَلَا تَكَنَّوْا بِكُنْيَتِي] terkait abu al qasim shallalahu alayhi wasallam….
zha lam mim atau yang tertulis dengan zhalim, zhulumat, zhalimin, zhalimuwn, itu maknanya adalah sesuatu yang terkait dengan suara yang sudah dicacah, diberi bentuk lain, digubah, atau dimodifikasi pemikirannya, sehingga bisa dikatakan dengan parameter suara cahaya sebagai “kegelapan”…
tips menautkan “janji kata” sehingga penggabungannya mengandung kesesuaian dengan jalan ajaranNya….
– sakinah[sebab kata disajikan]
– mawahdah[dapat mempresentasikan gabungan pemikiran dikehidupan]
– warahmah[sehingga mampu memfungsikannya dalam tindakan pemikiran selanjutnya]…
khusus untuk para pemuka atau pemimpin yang mengatasnamakan jalan ajaranNya…
ajaranNya itu seperti patung batu yang dihasilkan dari batu yang diukir oleh pemahat…[21:52…]
anda sebagai pemahat, saya ingin bertanya :
kapan ,dengan apakah ,dengan siapakah dan bagaimanakah anda memahatnya?
lantas mengapa anda mengatakannya “patung batu” itu hanya bisa diproduksi oleh intitusi pendidikan yang bersemboyan {kalau tidak di kairo tidak bagus}…
siliwangi, jayabaya, nostradamus itu menuliskan pemikiran bahwa :
pemahat itu hanya satu disetiap waktu berlakunya!!!
jikalau anda memang benar “pemahat” itu, maka majulah tanpa perlu menggunakan papan nama “negara, partai, golongan, kelompok atau organisasi massa”…
tidak berani yaaa!!!!
dasar pengecut!!!orang pengecut itu sukanya memecah belah dan beraninya keroyokan pake nama golongannya…..
selamat itu kedepannya itu enak…
tidak selamat itu kedepannya itu tidak enak…
ash shalatu jami’ah… atau berprinsiplah dalam pendirian yang memiliki kalung kepemimpinan atau komando ajaranNya…
dengan siapakah anda saat ini menjalani kepatuhan???
yakinkah anda akan selamat kedepannya???
hahahahahahahaha….
ttd
bocah angon
Maret 1, 2013 at 8:35 am
————————————————
[mba]kuasa tunggal ajaranNya atas perintah kemanunggalan[waktu] :
[1]yang dikenal sebagai pemuka yang diakui ajaranNya[abu bakar ash-shidiq]
[2]kehormatan dalam pengabdian[‘umar bin khaththab]
[3]kabar pemikiran yang jelas sumber suaranya[utsman bin affan]
[4]gagasan yang menjadi panutan[ali bin abi thalib]
————————————————
————————————————
iman -> ketertarikan[hati tetap] -> lambangnya sapi
kafir -> pengaruh[hati yang bergerak] -> lambangnya kerbau
————————————————
————————————————
[laa ilaha ilaa allah]->
tidak dengan yang tunggal melainkan dengan kemanunggalan
{muhammadu rasulullah}->
kuasa tunggal ajaranNya adalah wadah/sarana kemanunggalan
————————————————
Air,garam, asin
sebab menjadi akibat, dan dengan akibat menjadi sebab…
ada sebab jika ada akibat dan tiada akibat jika tiada sebab…
al khalish[kha lam shad]
spontanitas atau sesuatu yang mengalir apa adanya atau yang bergulir dengan sendirinya atau “jika ada maka ada jika tiada maka tiada”
kemanunggalan….
[sha mim da] : yang memberlakukan+ pengaruh + peruntukan -> ketetapan secara waktu
…..itu adalah waktu terkini atau hari ini
[112:2]kemanunggalan atas dasar waktu
————————————————
batu[tunggal/sebelum],pemahat[tunggal/waktu], patung-batu[tunggal/sesudah]
kejarlah waktu, janganlah biarkan waktu yang mengejar-ngejar kita[2:143 “ummatan wasathan” atau akibat yang terpimpin secara waktu yang hidup]
mentegakkan Kalimatillah, dalam bentuk dan sifat apa dan manapun! Ketahuilah! Sekali lampau, ia tidak berulang kembali!
kalimatan baqiyatan[43:28] -> prinsip+sugesti pemikiran ->teladan
kalimatillah -> prinsip kemanunggalan
dalam bentuk dan sifat apa dan manapun-> bilghaybi [2:3]
Ketahuilah! Sekali lampau, ia tidak berulang kembali!->setiap produk ada marketing[yang membawa product knowledge nya] atau kulla bid’atin dhalalatun…..
khusus bagi para pemuka yang sebelumnya telah mengaku sebagai pemimpin dijalan ajaranNya….
ajaran siapa yang anda ikuti?sapi atau kerbau
————————————————
————————————————
istilah “bahasa kucing” itu peruntukannya bagi yang diluar sana yang dikenal sebagai bahasa “arab saudi”…
————————————————
saya datang hanya sebagai wasit…masa main sepakbola tidak pake wasit???….
kalau main sepakbola tidak pakai wasit :
jika terjadi pelanggaran, maka masing-masing kubu saling merasa benar….
jika terjadi kecurangan, maka masing-masing kubu saling menyalahkan….
jika terjadi gol[pemicu kemenangan], maka masing-masing kubu saling tidak mau memberi pengakuan…
seandainya pertandingan akan segera dimulai, maka saya memanggil kapten kedua tim yang mewakili kepemilikan[mqs], dan yang mewakili kekuasaan[myt]….
apakah akan datang keduanya?
biarlah waktu yang menentukan seandainya…..
Maret 2, 2013 at 4:58 am
diistilahkan anjing, ketika nanti berkendara menjadi unta…
dan saat jalan berganti kuda, maka kemudian ada sapi yang memerah keduanya…
dan saat bertali dengan susu terbawa berita, kemudian disambut kerbau yang membajak lahannya…
derita susu karena lelah berdebu waktu ,kelak akan membuat celaka yang meminumnya…
seperti kambing yang dipanggang terlihat sedap dipandang mata…
seperti keledai yang berat kaki mengangkut beban tuan yang membawanya…
seperti sayur mayur busuk yang dipaksa disajikan demi pembesar yang berbangga…
janganlah begitu, dan janganlah begitu…
sebab gajah yang akan menutup beban dimata…
sebab semut yang gagah mengangkat, tak terlihat hebat manfaat tali-ucapnya…
akibatnya hanya satu jua…hanyalah masalah tanpa pagar-awal yang selalu menyerta….
seperti genap yang tidak mengenali apa itu ganjil akibatnya….
seperti telunjuk yang awal yang tidak mau berdamai dengan jari tengah sebabnya….
seperti si-pincang yang mengeluh kekurangan langkah penyangga satunya…
jeda menanti penjaga sarang yang tak kunjung tiba, membuat celah bagi si-laba-laba…
seakan menyerbu dengan cerita khayal milik patrian kera yang hina…
seakan endusan berita perkasa, dikuasai hidung babi yang bertanda…
seakan lompatan katak yang dikepala, dicegah tuan tempurung yang memaksa air menjadi tiada…
sehingga sejuk tidak mengatur dingin yang dibawanya….
sehingga hangat tidak bisa menentukan panas yang mengiringinya….
sehingga asin tidak memiliki ketetapan lidah pembatas genap dan ganjilnya…
sehingga malam berujung kelam pekat yang mencekam kabarnya….
sehingga siang berujung terik luka yang mencadas cerca…
janganlah begitu, dan janganlah begitu….
dza kaf ra itu, jika ucap yang muda “dzikir” bunyinya
maka ujar orang tua “kesepakatan” itulah awalnya…
sehingga “tuntunan” akibat ganjilnya dan “step by step” menjadi sebab akhirnya…
jika ada sebab maka ada akibat, dan jika menjadi akibat maka akan menjadi sebabnya….
lalu jika akibat berada di akal kepala, biarlah belalang yang menghinggapinya…
sehingga seakan berucap yang di kiri, dampingi dengan “alif lam ra” sebagai pembandingnya…
kemudian jika akibat berada di hati berdada, biarlah katak yang melompatinya…
sehingga seakan berkata yang di kanan sertakan “alif lam mim” sebagai parameternya…
sabdapalon itu seperti “ilmu huruf” ujar si-empunya…
noyogenggong itu seperti “ilmu angka” ucap sosialisasi lalat yang jadi pengamatnya…
adakah waktu yang berbicara, ada kesanggupan disana yang mencoba menguasainya….
adakah….?
ajaran itu bukan untuk diperjuangkan namanya…
ajaran itu bukan untuk dielu-elukan benda-rasa yang menyertanya…
ajaran itu hanya untuk mengingatkan…
bahwa orang ada, karena manusia sebelumnya ada…
sehingga yang sebelum mengingatkan yang sesudahnya….
ajaranNya itu HANYA mengajarkan satu hal….
manfaat itu yang pertama, saat memandang alam raya sebagai kekasihnya…
sehingga menjadi dekat dengan si-empunya air laut seluas samudra….
sehingga manusia akan bermanfaat kepada sesama manusia…
tanpa harus membunuh sesamanya…
tanpa harus memenjarakan sesamanya…
tanpa harus menyiksa sesamanya…
tanpa harus selalu mengenang manusia yang sudah tiada…
jika dalam perbuatan, hidup untuk yang hidup….
jika dalam pemikiran, hidup untuk yang mati…
sehingga dalam aktualisasi dikehidupan akan sesuai realita…
karenanya yang hidup mampu keluar dari “definisi” yang mati pembawa-perbuatannya…
karenanya yang hidup akan mampu mengeluarkan “ukuran pemikiran” yang mati menjadi hidup…
malu bertanya sesat dijalan…
sesat karena banyak sebab yang menyebabkannya…
dan akibatnya saat pertandingan akan dimulai, wasit harus menunggu dengan payahnya…
janganlah begitu…janganlah begitu…
karena mulai saat ini, yang menolak akan celaka….
karena sebab yang menyebabkan memungkiri janji hati akibatnya pilihannya hanya satu….
TIDAK SELAMAT saat raga terbujur kaku melanjutkan waktu selanjutnya…
satu itu [alif], dan nol itu [lam alif]….
satu itu ada usaha, dan nol itu prakarsa atau tiada usaha…
jika anda pemimpin saat ini, maka pikirkanlah tiada…
yaitu saat sebelum menjadi pemuka…
sebab bayi datang dikehidupan tanpa nama…
maka mengapa bertahan dengan celaka hanya karena nama…
rasa sayangku untuk segala dimanapun berada, untuk kalian semua…
hanya satu pencipta kehidupan dunia…
gunakanlah waktu sebagai perantara keberadaannya…
Maret 7, 2013 at 9:14 am
Pak Mamat ada Kebun
manusia tidak diperkenankan memanusiakan segala bentuk perbuatan yang sesungguhnya tidak terjangkau oleh kekuatan manusia itu sendiri….no boundaries[tanpa batasan ruang/tempat, pelaku, dan waktu adalah perantara keberadaan tuan yang tak terhingga…
sehingga dengannya, saya memulai tulisan ini dengan mencabut “rumput kering”[ 54:31 Ha sya mim] sebagai tanda pengenal perjalanan pemikiran, yaitu seperti dari youtube yang berjudul “Pak Mamat ada Kebun” serasi muzik SDN[75:36 sin da ya] BHD[18:35 ba ya da]…
cara saya adalah tidak seperti kebiasaan disuatu institusi yang berinisial ”Pesantren, madrasah, institut pendidikan ternama, atau universitas terkenal” yang mengaku mengenal ajaranNya….sehebat apapun mereka berusaha mendapatkan pengetahuan tentang ajaranNya yang diupayakan oleh manusia secara turun temurun, dan walaupun pemaparannya diasuh oleh yang bergelar profesor, kyai besar, ulama, ustadz dst, Ketahuilah!!! sepanjang mereka mengabaikan tuan yang tak terhingga, maka sia-sia adalah sebagai JAWABANNYA…..
jika rocker ajaranNya bersenandung dengan irama “Pak Mamat ada Kebun iya iya yo” maka syair sindirannya adalah :
strawberry, mangga, apel…sorry IAIN,Al Azhar Kairo dstnya itu ngga lepel….
Kebiasaan ajaranNya[ayatulloh] :
batu,rocker[pemahat suara cadas], patung batu
2:255 Laa ta-khudzuhu sinatun walaa nauwm…
Batu ajaranNya, proses awalnya tidak dapat diinteraksikan secara langsung komunikasinya, dari dan dengan perbutan manusia secara aktif waktunya…
karena batu itu bukan saduran pemikiran[dukun pengetahuan “kaf Ha nun], melainkan prasasti pemikiran AjaranNya yang akan memancarkan air keindahan dengan segenap pelangi bergaris keilmuannya, bila sudah tiba waktunya…
[nun wau mim]/nauwmun itu parameter pemikiran yang digunakan sebagai indikasi bertali perbuatan dari manusia yang sedang hidup didunia…
jadi syaratnya rocker itu : gunakan segala variabel yang terdapat dialam semesta di waktu yang hidup dan berjalan, tanpa tindakan komunikasi aktif dengan sesamanya apabila hendak merubah batu menjadi patung-batu….
dan apabila syarat telah terpenuhi, maka rocker itulah yang akan menjadi perantara suara antara “batu” dan “patung batu”…sebab apa?
sebab “ash-shalatu khayru mina nauwm” atau menjalankan pendirian dijalan ajaranNya yang mengandung cara terbaik harus melalui “rocker” yang telah memenuhi syarat…
2:65 qiradatan[qaf ra da] khasi-iyn[kha sin alif]
atau yang tersebut oleh waktu lampau dengan “kera yang hina”…
[qaf ra da] : yang menentukan+interaksi pemikiran+peruntukan ->
sesuatu obrolan yang terkait dengan waktu, atau pembicaraan rekayasa atau cerita yang memanipulasi kehidupan…
[kha sin alif] : yang melahirkan+perantara/yang mengaitkan+yang membuka -> seperti tuduhan, atau suatu pemikiran yang khayal, atau kedudukan yang lebih rendah dari pemikiran yang sesuai realita atau suatupemikiran yang berpotensi kacau balau…
jadi kera yang hina itu seperti perbuatan memanipulasi pemikiran, atau menjalani kehidupan seperti rekayasa kera yaitu lebih suka dongeng yang membikin kacau pemikiran daripada pemikiran yang mengandung relevansi dikehidupan nyata…
mengapa saya tautan dengan “kera yang hina”?
karena diluar sana, banyak pembesar, pemuka atau pemimpin yang bergelar imam, atau kyai, atau profesor, atau ustadz, atau habib atau apapun nama yang terkait, yang mengaku sebagai rocker namun kenyataannya cara berpikir mereka seperti KERA YANG HINA….
bingung dengan cara saya?
tradisi itu seperti [5:110][3:49] ->diwaktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan ijin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya)…atau terkait [tha ya ra]= yang mandiri+wawasan+yang menyajikan = kamus arti kata…
sampai disini ada yang tidak suka dengan sindiran saya?
ROCKER juga manusia, punya mata punya hati…
jangan samakan dengan pisau belati…..
[alif ba wau]/ abu -> yang mempersembahkan atau dharma
qital[qaf ta lam] -> suatu upaya terkait pengorbanan atau bakti
jadi abuqital itu maknanya Dharma Bakti….
dan apakah yang berada dibalik kata “DharmaGandul”?
Gandul itu seperti penimbang pemikiran…
sedang pertimbangan pemikiran itu [qaf sin mim]…
jadi dharma gandul itu baunya serupa dengan “abu qasim”…atau yang saya gunakan saat ini yaitu Kasim baba….
tidak terima cara saya?
itu cara [mim sin kaf] atau kalau rocker-PALSU yang bertopeng “kera yang hina” sering menyebutkan khayalannya yang bersuara “jigong orang yang sedang berpuasa bau kasturi “…
saya utarakan [mim sin kaf] dengan miskun[83:26] dan yang berlidah anjing “samkaHa”[sin mim kaf]79:28 yang juga berlidah kucing di arabsaudi [سمك]yang suaranya “sameki” yang artinya ikan…
Ingat yaa!!! Lidah anjing beda proses dengan lidah kucing…kalo “dijilat kucing” diusap satu kali, sedang jika “dijilat anjing” diusap 7 kali atau jika jayabaya bersuara “memotong tanah jawa dua kali” terkait “tha ya ra” dengan “ja wau wau”16:79..
bagaimana cara memotongnya?
misk itu seperti :
bau apa nih?bau amis…
oh..bau amis itu identik dengan bau ikan…
79:28[samkaHa]
apa sih maksudnya ikan? Bagaimana[kumaha] kalo ikan itu seperti perbuatan perjalanan waktu yang berenang pada sajak “strawberry”…
saat membeli susu, yang dipilih rasa stawberry dan rasa vanila…
oleh penjual dibungkus dan diberi dua stawberry segar sebagai bonusnya…
keesokan harinya, si anak ingin kembali kesana…
sayang toko tutup, dan tak ada transaksi terjadi lagi disana…
malamnya menonton cerita kentut busuk dilayar kaca…
ada raos kata yang melekat dikepala…
lagi-lagi strawberry yang berenang suaranya…
seakan bonus saat itu dibawa waktu yang menjeda…
yang kemudian dilengkapi di keesokan paginya…
kukejar cintaku kebandung judulnya…
dan plat vespa tua D 69:16 TP sebagai perantara suka…
yang seakan mendatangkan rasa, walau berwujud irama…
pak mamat ada kebunnya…iya iya ya…
karena kualitas suara, teruji waktu kepastiannya…
cinta itu seperti strawberry, tidak perlu dicuci dan dilaundry dengan otak, karena sudah ada rasa manis dan asem yang melekat dikehidupan…sementara jika ada orang yang berkata cinta itu pahit, maka rasa pahit itu bukan pada si strawberry melainkan pada “si sobari”…
sesi pemikiran pertama stop disini dulu, karena dua raka’at[dua sesi penulisan pemikiran] maka nanti ada lanjutannya….[868]
Maret 8, 2013 at 3:34 am
pak mamat ada kebun[2]
dipersingkat saja ya….
[9:37, 34:14]sin nun alif : protokol aktifitas kehidupan
protokol aktifitas kehidupan itu sesuatu yang mengatur :
[1] tata tempat [kehidupan/tempat + manusia/pelaku]
[2] tata upacara [manusia/pelaku + kehidupan/tempat]
[3] tata penghormatan [saat kehidupan manusia berlangsung->waktu : sebelum+sesudah]
[masjid]sin ja da : yang memfasilitasi+yang menumbuhkan+peruntukan ->pengatur suatu perbuatan
[zakat]za kaf wau/kaf : pendekatan pemikiran yang menggunakan “life style”…
contoh “zakkat” :
disana tempat lahir beta[2], dibuai dibesarkan bunda[1]
tempat berlindung dihari tua[3 sebelum], tempat akhir menutup mata[3 sesudah]
beta itu suatu ucapan pemikiran -> julukan aku dengan arah timur…
[1] itu seperti “cincin sulaiman”…
[2] itu seperti “tongkat musa”…
[3] itu seperti “3 ungkapan ibraHim]”…
[1] itu tempat/daratan perbuatan
[2] itu tempat/danau pemikiran
[1] dan [2] itu yang dimaknakan dengan “ha ra mim” atau haram atau tempat yang telah ditetapkan sebagai naungan pemikiran dan perbuatan…dan [3] itu halal[ha lam lam]pemikiran dan perbuatan yang ada dan tumbuh dikehidupan sepanjang waktu
jadi [1] itu daratan yang saat ini dikenal dengan nama “INDONESIA”
dan [2] itu danau yang saat ini dikenal dengan nama “al Quran”….
sebagai penutup :
2:286 dengan “zakkat”…dengan asumsi yang “haram” untuk [1][2] itu bandung maka :
halo-halo bandung ibukota periyangan[1]
halo-halo bandung kota kenang kenangan[2]
sudah lama beta tidak berjumpa dengan kau[3 sebelum]
sekarang telah menjadi lautan api, mari bung rebut kembali[3 sesudah dan saat ini]
2:286 laHa ma kasabat, waalaiHa aktasabat…
ada yang berhak menerimanya, ada juga yang tidak berhak menerimanya[merampas]…
surat 17
17:1 -> masjidil haram[1] dan [2] ke masjidil aqsha[3]
kejahatan pertama -> indonesia diberi imbuhan “agama sapi[hindu] dan agama patung[budha]”
kejahatan kedua -> indonesia dijajah dengan imbuhan “moslem” dan “christian”….
dharmagandul[kasim baba->Abu Qasim SAW] :
orang islam[moslem] diberi kebaikan[pijakan pemikiran] membalas dengan kejahatan[melupakan tempat pembuatnya : leluhur orang Indonesia]…
jika jayabaya bersuara :
yang minjam [arab saudi], hendaknya segera mengembalikan [Indonesia]…
saya akhiri saja seluruh keringat perjalanan yang sudah 2 tahun aku jalani….
rocker juga manusia, punya kehendak punya hati…
bisa samakan dengan pahat malati…
siapa tahu saja “SPG Handphone” itu dipecat menjadi kaku dan tampil segera dilayar kaca…
itung-itung sebagai mawar merah bagi aryati yang seribu satu malam rasanya….
wasit tidur di”bunga emas” sampai hari minggu…batas terlewati tiada maaf bagimu…
salam keselamatan
kasim baba[muhammad], bocah angon[‘isa], penggembala[muwsa]
Maret 9, 2013 at 11:20 am
pak mamat ada kebun[3]
dipersingkat juga…
saat garam dikepala berkata kuning dan kuning tua…
maka cabai sebagai akal berlidah dewasa yang memberi cangkangnya…
dan bulatan ketimun penutup dimata sebagai penyegar yang memberi pembeda…
sehingga terasi timun mas menanti suara…
hasil ayam berbeda cara dengan upaya akhir itik dikehidupan dunia….
karena ayam sebagai pembangun pemikiran semata…
karena itik bisa diangon perbuatan barisan jalannya menuju kekandang rasa…
telur ayam itu seperti :
“SPG Handphone”…
telur itik itu serupa :
“Syekh Panji Gumilang dan Hendropriyono”…
kalau dilapangan nyata saat saya “checkout” dihari minggu dan hasilnya “itik”, maka akan mudah kedepannya…
karena tanda “katak terbang” yang melekat dipintu sudah ada sebelum jilid[2]…
yang artinya pengetahuan ajaranNya sudah melekat pada orang yang membawanya…
yang artinya…apapun yang terjadi sudah tidak perlu ada tulisan lagi disini setelahjilid[3]…
indonesia tanah air beta…
pusaka abadi nan jaya…
indonesia sejak dulu kala…
slalu dipuja-puja bangsa….
Maret 14, 2013 at 3:34 am
Gun in the ghetto
senjata dalam tradisi hati atau “kemurnian tanggung jawab” mengemban kehormatan dalam pengorbanan jiwa-raga…sebagai hasil dari “diplomasi atau negoisasi pemikiran {17:110 ad’uw[da ain wau]}” dari perkataan disuatu negri yang dikata orang “rahmatan lil ‘alamin”…
walaupun banyak negri kujalani, yang masyur permai dikata orang…
tetapi kampung dan rumahku, disanalah ku rasa senang….
tanahku tak kulupakan, engkau kubanggakan…
[shad ba ra] : selera atau tiang rasa atau “sabar” dikata orang “bishabri”…
[fa lam ha] : sesuatu yang membawa abadi atau rasa atau “untung” dikata orang “muflihin”…
[kha sin ra] : sesuatu yang membawa sementara atau cipta atau “rugi” dikata orang “khasirin”…
[qaf lam lam] : sesuatu yang sudah ada atau “sedikit” dikata orang “qalilan”…
[kaf tsa ra] : sesuatu yang akan ada atau “banyak” dikata orang “katsiran”…
“maryam” dikata orang, tetapi kampung dan rumahku mengatakan “pertiwi”…
“fathimah” dikata orang, tetapi kampung dan rumahku mengatakan “kartini”…
“jibril” dikata orang, tetapi kampung dan rumahku mengatakan “persada”…
“ibraHim” dikata orang, tetapi kampung dan rumahku mengatakan “sorban biru atau suryaningrat”…
tanahku tak kulupakan, engkau kubanggakan…
“Muwsa” dikata orang, tetapiku tak lupakan “brawijaya”, kubanggakan sebagai “bethara mukti”…
“Iysa” dikata orang, tetapiku tak lupakan “putrane bethara indra”, kubanggakan sebagai “khrisna”…
“Muhammad” dikata orang, tetapiku tak lupakan “putra persada”, kubanggakan sebagai “herumukti”…
“sulayman” dikata orang, tetapiku tak lupakan “ki ageng sela” ”, kubanggakan sebagai “Indonesia”…
LEMAH ABANG atau TANAH TUMPAH DARAH atau Al Baqarah 30….
Kehidupan cipta[tempat/loket] dan kehidupan rasa[pelaku/ticket] bersatu dalam kehidupan daya[waktu/masa berlaku]…
Ibu kita Kartini
Putri jauhari[permata-hati]
Putri yang berjasa
Se Indonesia…
Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia
sebagai “putra pertiwi”, saya mengingatkan agar jangan melupakan karunia terbesar atas diri “sulaymana” atau borobudur sebagai penanda “loket keselamatan nafas” itu berada… sehingga sungguh durjana dan durhaka orang-orang “ashobiyah” yang suka dengan ritual “kerbau bule” dan memindahkan sawah ke “arab saudi”…Ingatlah!!! Indonesia Tanah Pusaka…Indonesia Tanah yang Suci…
[ain shad ba] atau “ashobiyah” dikata orang adalah perbuatan seperti merampas suara aurat sebagai identitas keyakinannya…atau Kartini dalam 2:257 habis gelap terbitlah terang….
”Kami bernama orang Islam karena kami keturunan orang-orang Islam, dan kami adalah orang-orang Islam hanya pada sebutan belaka, tidak lebih. Tuhan, Allah, bagi kami adalah seruan, adalah seruan,adalah bunyi tanpa makna.”
saya lengkapi disaat ini :
AjaranNya tidak memerlukan nama khusus, karena tabiat manusia yang suka merusak dengan dalih “atasnama”[ashobiyah] padahal mereka tidak berpijak pada lembar ajaran yang sesungguhnya…
cacing itu selera tanah, sehingga tidak pantas diletakkan didalam perut manusia yang cacingan…
sehingga tidak perlu dikumandangkan didalam perut sapi yang berpita “kitab fiqh, kitab tafsir dlsb”…
prasasti ajaranNya itu bacaan rasa yang akan terungkap oleh waktu atau “wallahu ‘alam”…
dalam “sitati jayabaya” diberitakan warisane gatotkaca sayuta…
gatotkaca itu jika dikata orang adalah ‘arsyi…[pucuk cemara pemikiran]
sayuta itu jika dikata orang “sitati ayamin”…[seperti daun jayabaya, daun siliwangi dst]…
sehingga “al mufashal” atau tempat kendali ketetapan pemikiran harus sesuai dengan alif lam mim shad…
jika cicak diburu, maka ekor diputuskan…
suwardi itu “alamat” atau sesuatu yang akan mempertemukan…
suryaningrat itu “ibraHim” jika dikata orang…
[nesia]..[nun sin alif]34:14…
loket itu berada di tempat yang bernama Indonesia….
tanah dulu baru cacing atau kehidupan dulu baru manusia….
Mengapa saat ini banyak pengkhianat Bangsa AjaranNya….
setahun yang lalu saya pernah berkata disuatu surat yang ditujukan kepada “abuqital” dan “my sister” yang berbunyi : orang yang pertama selamat diakhir jaman adalah ayahku…
tiga bulan yang lalu seseorang yang pernah menjadi “ayahku” sudah tidak dalam kehidupan cipta…
seseorang itu[tangan kiri/perbuatan yang mendahului] tidak pernah mengetahui siapa tangan kanannya[anaknya/perbuatan yang melanjutkan]…saya tulis sebagai jerih-payah keberhasilan pengabdian atau ‘amal jariyah dikata orang…sehingga seseorang yang pernah menjadi ayahku bisa tenang dikehidupan rasa karena tanda “cacing dikamar mandi” sudah terbaca dengan baik…
tuan yang tak terhingga itu adalah kekatan diatas segala, sehingga tanpa perlu manusia mengucapkan sesuatu, maka sudah pasti berada dalam genggamannya…maka siapakah yang bisa berbohong walaupun dengan dalih” atasnama”….
dokter bisa memvonis usia…katanya…
namun saya, sebagai putra pertiwi, hanya bisa memvonis siapapun yang membangkang dan sedang dalam kondisi hidup dikehidupan cipta, TIDAK AKAN SELAMAT SELAMANYA…
silahkan saja anda menolak ajakan saya, namun ingatlah bahwa manusia berbatas waktu dikehidupan cipta…
dan bagi dua orang yang sudah ditetapkan yaitu yang menggunakan nama Syekh Panji Gumilang dan Hendropriyono, buktikan kebenaran ucapan saya saat ini jika anda memasuki kehidupan rasa…tiada maaf bagi kalian berdua…sebagai tumbal diakhir jaman sertifikasi yang sangat memalukan….
bagi MYT dan MQS, terserah anda untuk menolak atau menerima…
bukankah waktu itu bukan milik manusia…
siapa saja yang berbuat jahat pada ajaranNya dan tidak ada keinginan untuk memperbaikinya maka terimalah siksa abadi sebagai pengganti kecerobohan anda…
telah gugur pahlawanku…tunai sudah janji bakti…
gugur satu tumbuh seribu…tanah air jaya sakti…
raden sukardi
Maret 14, 2013 at 8:53 am
Stempel kejadian dipaket kehidupan
atau “ba da ain”/bid’ah dikata orang atau yang bermula dari “da ba ba”/dabbah dikata orang…
sehingga berpotensi “nyasar” karena sebab yang menyebabkan terjadinya persimpangan pengetahuan dikehidupan nyata atau “dhalalatun”…
bid’ah itu “catatan sejarah kehidupan” atau saya menyebutnya seperti produk kehidupan…sehingga hal tersebut seperti marketing yang akan membawa “product knowledge” sebagai sebab yang menyebabkan arah pemikiran yang bercabang dan bernaluri keberpihakan atau mudah disusupi “ego pemikiran” atau sya ya-tha nun atau setan dikata orang….
contohnya seperti apa?
penanggalan peristiwa yang kemudian dijadikan sebagai “hari besar”….
protokol kehidupan :
[1] kehidupan cipta[tempat] atau tata dharma perbuatan yang sudah ditetapkan…
[2] kehidupan rasa[pelaku] atau tata bakti pemikiran yang sudah ditetapkan…
[3] kehidupan daya [waktu -> sebelum[daya rasa=pelaku+tempat] dan sesudah/terkini[daya cipta=tempat+pelaku] atau tata krama pengetahuan yang sudah ada dan yang akan ada selanjutnya…
[1][2] itu menyatu dalam [3]…
[73:3,4]…
“[3] daya rasa” itu disebut dengan proses “empat belas tahun”…[2:125]
“[3] daya cipta” itu disebut dengan proses “lima belas tahun”…[47:4]
to the point…
[3] daya rasa ->ki Hajar Dewantara
dan mengapa pada tahun 1959 ada “Dekrit di NKRI” dan ada “MKT di NII”…?
mengapa KHD berpihak kepada NKRI ataupun NII?
karena kepatuhan pada :
Telah menceritakan kepada kami Yahya dari Ubaidullah telah mengabarkan kepadaku Nafi’ dari Ibnu Umar, bahwa ia pernah menawarkan diri untuk ikut serta dalam perang Uhud sedang saat berumur empat belas tahun, namun beliau tidak membolehkannya. Kemudian dia menawarkan diri lagi untuk ikut dalam perang khandaq saat berumur lima belas tahun, kemudian beliau pun memberinya izin.”
jika ada yang protes mengapa saya menyadur terjemah secara bebas, karena anak onta itu induknya pasti onta bukan singa….dan karena saya hanya gunakan rasa “14 tahun” dan “15 tahun” sebagai pendekatan pemikiran terhadap kepatuhan KHD…
karena KHD bertindak as “IbraHim”, maka saya yang melanjutkan sebagai wasit berseru “kama shalayta ‘ala ibraHim”…
dan saat ini saya bertindak sebagai “putra persada”…mentegaskan bahwa para pemimpin yang berhati busuk yang menjanjikan “surga”, ketahuilah dan ingatlah…anda semua kelak akan terkena balasan yang setimpal atas segala penyelewengan yang berdalih atasnama ajaranNya….
surga itu apa? pumped up kicks atau gairah yang menendang atau jannah, atau bisa juga insting yang cepat[janun] atau bisa juga provokasi pemikiran[jinn] atau juga birahi pemikiran[junnatan]…
contoh ‘ashobiyah itu bisa mudah dilihat di sinetron “ustad fotocopi”…yang kalo ngomong pake suara aurat atau persis orang cacingan…mengapa demikian? Karena lingkungan disekitar mereka tempat kematiannya juga ‘ashobiyah yaitu seperti Muhammadiyah, NU, ahmadiyah, FPI dst…sehingga wajar mereka melakukan pengorbanan ritual kerbau bule seperti “sembahyang 5 waktu pake jam dinding, puasa nahan lapar tapi gak nahan serakah kekuasaannya”….
kasihan dan sia-sia sekali perbuatan mereka itu….
yang lebih menghinakan adalah perbuatan “nilep sumbangan” yang mengatasnamakan kata “zakat, infaq atau shadaqah”…gile beneeerrrr….
saya contohkan yang bener yaa…
Seseorang yang bersedekah kemudian merahasiakannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dikeluarkan tangan kanannya….
tangan itu parameternya “waktu’..sehingga jika makan gunakan “tangan kanan” atau gunakan “waktu terkini”, sehingga tidak makan makanan yang sudah basi atau daging yang berbelatung..
kaki itu parameternya “tempat dan pelaku”…sehingga jika melangkah dahulukan kaki kanan atau mengikuti pedoman yang sudah ditetapkan yaitu menggunakan pijakan pemikiran yang bersumber di gunung lawu atau al quran dikata orang ashobiyah…dan menggunakan pijakan perbuatan berlokasi di Indonesia bukan di “arab saudi” dikata orang ‘ashobiyah…
tangan kiri : “anjing mengonggong kafilah berlalu”
tangan kanan : kalau sudah banyak orang yang “mengaji”, dan banyak suara ‘ashobiyah dispeaker mosque maka berarti sudah tidak ada pesan kebenaran disana!!! Atau hari kamis libur…
tangan kiri : buah jatuh tidak jauh dari pohonnya…
tangan kanan : lihat saja 19:24,25 atau buahnya kurma tapi pohonnya tumbuhnya di persada tanah air…
begini saja…
inti ajaranNya adalah Kepatuhan….
dengan apa, dengan siapa dan dimana anda menjalani kepatuhan saat ini…
sudahkah pertandingan itu ada wasitnya?
up to you…
ws renda….
Maret 16, 2013 at 11:13 am
Tatanan darah-biru ajaranNya
atau “kalimatun khamsah” atau dalam “lembar sutasoma” tersebutkan dengan “pancasila” yang berisi larangan untuk :
[1]melakukan kekerasan -> membunuh hak demi suatu kepentingan
[2]mencuri -> mengambil alih kepemilikan yang bukan haknya
[3]berjiwa dengki -> sebab ingin berkuasa
[4]berbohong -> sebab ingin menjadi pemimpin
[5]mabuk akibat minuman keras -> akibat mendukung kepemimpinan
AjaranNya itu tidak dapat dimiliki oleh siapapun dan dimanapun, namun demikian AjaranNya menggarisbawahi bahwa jika ada kepemilikan yang mengatasnamakan ajaranNya adalah karena adab[kaf ta ba] kemanunggalan secara waktu[alif lam lam ha] atau yang dikata orang sebagai “kitabulloh”…
AjaranNya tidak membutuhkan nama untuk disanjung, dipuja atau dihormati, karena jika hal itu terjadi maka akan berdampak negatif akibat ulah orang-orang yang SERAKAH terhadap kepemilikan dan kekuasaan seiring dengan waktu yang berjalan…
sehingga yang demikian dapat disimpulkan secara erat bahwa : AjaranNya tidak membutuhkan manusia, namun manusialah yang membutuhkan ajaranNya…dan apalah artinya sebuah nama jika hanya dipuja tanpa manfaat yang suci, yang terhormat, yang mulia…
melihat realita yang terjadi dan aktif berkuasa saat ini, yang sedang berlaku dibumi yang penuh dengan karunia tak terhingga, adalah perbuatan konyol dan sangat memalukan yang dilakukan para pembesar yang sebenarnya bukan berada digaris keningratan ajaranNya…mereka menggunakan AGAMA daging kerbau IMPORT yang diatasnamakan dengan agama Islam…orang-orang islam itu benar-benar sudah keterlaluan dalam memperlakukan AjaranNya, menodai kesucian cipta hati yang sejati[atau mereka menodai subahanallah 33x], menyiksa rasa kehormatan yang terpuji[atau mereka menyiksa alhamdulillah 33x], dan membunuh daya kemegahan pemikiran yang tak tertandingi[atau mereka membunuh allahu akbar 33x]…
jika Ki Hajar Dewantara menuliskan :
Mengabdi kepada perikemanusiaan, kepribadian sesuai kodrat alam, dan kemerdekaan
maka saya “Ki-Ain Syaqaw” membenarkan dengan :
[1]perikemanusiaan itu “Ar-Rahman”[Ra ha mim]
[2]kepribadian sesuai kodrat alam itu “Fithrah”[fa tha ra]
[3]kemerdekaan itu “sa’idah”[sin ain da]
dan [2][3] itu jika telah menyatu maka bersuara “Ar Rahiym”[ra ha mim]
orang-orang islam[yang ber ‘ashobiyah ria dengan muhammadiyah, NU, FPI, majelis rasululloh dlsb] itu BODOH, karena selalu makan daging import…sehingga otot kekerasan yang didahulukan daripada menggunakan otak yang berhati lembut…
contoh nyatanya adalah dalam menyikapi “jejak kata” :
[منْ سَعَادَةِ الْمَرْءِ خِفَّةُ لِحْيَتِهِ]
“Diantara kebahagiaan seseorang adalah saat kurangnya jenggot”
dan gara-gara “JENGGOT” mereka berantem, beradu mulut, beradu jotos bahkan menyiksa satu sama lain walaupun mereka mengaku sebagai “orang-orang yang berserah diri”….
dan yang lebih “LUCU namun IDIOT”, pemuka mereka menggunakan keilmuan yang diberi nama “takhrij hadits”, mengkategorikan jejak perkataan tersebut sebagai sesuatu yang menyeleweng dengan istilah ‘ashobiyah yaitu “dha’if jiddan”…
hey orang-orang yang mengimport kata “islam” dan berhati kotor dan sangat GUOBLOK!!!
dengar baik-baik yaa….
kumis[sya-wau ra ba] itu perlambang “ujar dalam prilaku”
jenggot[lam ha ya] itu perlambang “ajar dalam sikap”
sehingga jika menerjemahkan jejak perkataan tersebut seharusnya adalah :
pemikiran yang merdeka itu ada dalam pribadi yang memiliki kemampuan dalam menentukan sikap…
karena saya harus membela yang seharusnya dibela, maka :
jika para pembesar dan pemuka NKRI menuduh ajaran NII sebagai aliran sesat karena dianggap mengajarkan untuk tidak melakukan ritual kerbau bule yang diberi titel dengan “shalat”…
yang jadi pertanyaan ringannya adalah :
lantas bagaimana yang beragama hindu, budha, katolik, kristen dlsb yang secara mutlak dan jelas tidak sama ritualnya dengan yang beragama islam, mengapa tidak dituduh juga sebagai “Aliran Sesat”…dan mengapa para pemukanya berlindung dalam stigma “kerukunan antar umat beragama”…
ada apa dengan selera hati mereka?
tapi dan tetap tiada maaf lagi bagi “SPG HANDPHONE”…
yang jadi pertanyaan beratnya adalah :
kehidupan rasa itu lebih patut untuk dikejar daripada kehidupan cipta…buat apa memaksa diri untuk menjadi pemuka dan pembesar apabila harus membayar mahal dikehidupan rasa, yang diakibatkan penyelewengan yang dilakukan atasnama kehidupan cipta…BUAT APA!!!bukankah sia-sia segala pengorbanan atasnama…
saya kutip dari “habis gelap terbitlah terang”..
”Tidak peduli agama apa yang dipeluk orang dan bangsa apa mereka itu, jiwa mulia akan tetap mulia juga dan orang budiman akan budiman juga. Hamba Allah tetap dalam tiap-tiap agama, dalam tengah-tengah segala bangsa.”
cara membacanya :
hamba allah mereferensikan[“sin ha ra”,atau sihir,sahur] yang dikata orang “abdullah” atau menuju kesuatu tempat di 19:30, 72:19 atau saya mengatakan secara “ilmu angka” adalah dari kepatuhan atas waktu[19] yang melahirkan kepatuhan secara waktu[19]…
secara “ilmu huruf”,’abdullah dibaca dengan cara :
ع : jari[ujar], tangan[ajar], leher[isme]
ب : cara, kebiasaan, tradisi
[ain ba da] : ujar yang membawa perintah…
jadi ‘abdullah bisa bermakna “kepatuhan”…
sehingga kutipan tersebut secara garis besar bermakna :
AjaranNya itu adalah kepatuhan vertikal[jiwa mulia/ yang berjalan dengan jejak kepemimpinan terdahulu], dan kepatuhan horisontal[orang budiman/yang berjalan dengan jejak kepemimpinan terkini]…dan ajaranNya interaksinya tidak bisa dimiliki dengan “agama” maupun dikuasai oleh “bangsa”…
————————————————–
nun : lidah, mulut/bibir, gigi
fa : udara, tanah, air atau vini,vidi,vici atau falah, fithrah, fathan
mim : temp/suhu, angin, awan
alif : rasa, cipta, daya
qaf : tumbuhan, binatang, manusia
kaf : waktu, pelaku, tempat
ain : jari/ujar, tangan/ajar, leher/isme
ghain : cincin/saat ujarnya, gelang/pelaksana ajarnya, kalung/keberadaan isme-nya
Haa : gelas, piring, hidangan
dha : pohon, kayu, tongkat
sya : orang/pribadi, keluarga/kelompok, masyarakat/golongan
wau : maksud, tujuan, kehendak/kekatan
kha : darah, daging, tulang
dza : pikiran, kenang, ingat
[12] itu shirath atau berlambang “ra” yang bisa bermakna “pendapat”, atau bisa juga bermakna “guru”[yuwsufu “ya-wau sin fa”]…atau bisa juga prosedur yakni sesuatu yang terkait tatanan pendapat…
INDONESIA : yang dibuka dengan “mulut/dua bibir” nada pertama[alif] dan diakhiri dengan nada kedelapan[fa] dalam menjalankan protokol kehidupan[nun sin alif]….
————————————————–
ki-ain syaqaw -> ki-ujar[penasihat] kramayudha[tatanan perang-pendapat]
atau bisa juga -> wasit pertandingan pemikiran[perang] dengan hati[etika]
atau saat ini bisa juga -> ?[kasih tau gak yaa]…
biarlah saya tetap menggembala kambing yang duduk diatas kerbau sambil memainkan suling…karena sudah ada dua orangtua yang saya hormati keberadaannnya yaitu MYT[yang menjalankan manfaat kebaikansecara kekuasaan] dan MQS[yang menjalankan manfaat kebaikan secara kepemilikan]..biarlah waktu yang membuka pikiran hati mereka…semoga mereka berdua cepat sembuh dari penyakit mata ‘ashobiyah…
“Tidak perlu mencari teman secantik Balqis andai diri tidak sehebat Sulaiman,tidak perlu seteguh Ibrahim andai diri tidak sekuat Hajar,mengapa mengharap teman setampan Yusuf jika kasih tidak setulus Zulaikha,mengapa di damba teman hidup sehebat Khadijah andai diri tidak sesempurna Rasulullah s.a.w”
kehidupan sementara mengapa dikejar sedemikian hebatnya…
menjunjung ambisi untuk terus dipuja manusia, apa enaknya…
lebih baik diatas kerbau sambil bersuling nada irama angkasa…
wahai saudara semua dimana berada…
mengapa perlu tentara, senjata, bom untuk menjaga nyawa…
bukankah kematianitu menuju keabadian dikehidupan rasa…
bukankah sebaiknya dana diberikan untuk sesama yang dilanda derita…
karena cinta kasih adalah yang utama dan sebaik-baiknya perbuatan manusia…
jagalah persaudaraan tanpa batas bangsa maupun agama….
sebelum datang suatu saat pembalasan yang tak terduga…
sebelum dua benua yang ada menjadi hilang seperti dahulu kala…
saya bukanlah panglima, melainkan penggembala…
jadi biarkan saya tetap menjadi rakyat jelata…
yang tidak rindu kehidupan yang celaka…
karena yang didamba adalah kehidupan bahagia….
milik yang satu satunya…
saya akan terus mengembala, hingga nafas ini menuju rasa…
namun biarlah kedua orangtua itu yang sudi menggantikannya…
karena darah ajaranNya tidak boleh tersentuh oleh sembarang manusia…
Maret 20, 2013 at 9:14 am
Ketahuilah! Sekali lampau, ia tidak berulang kembali!
seekor lalat terbang dan hinggap pada bekas makanan seseorang, dan menikmati “rasa” dengan cara tersendiri…lalat itu tidak peduli siapa nama orang itu, apa agama orang itu, apa negara orang itu…karena lalat hanya mencari manfaat yang berguna bagi hidupnya…
lalat mengajarkan saya tentang “apa itu nurani?”, dan “apa itu tirani”…
hati yang bebas terbang diangkasa sebab rasa yang menjadi teladan itulah nurani…sedang tirani adalah hati yang terpenjara sebab cipta yang menjadi teladan…
sepasang matabola[rasa,cipta], dari balik jendela[lalat]…
kagumku melihatnya, seperti langkah perwira…
ada sisa makanan yaitu :
[1]nulayani marang sakabehi, barang kang anyar….
jika ada orang yang melihatnya, maka disangka makanan “orang jawa”…
[2]mukhalafatu lil hawadits…
jika ada orang yang memandangnya, maka disangka makanan “pesantren”, atau “orang islam” atau “orang arab saudi”…
padahal realita yang terjadi dilapangan :
[2] itu yang mencipta perkataannya adalah orang yang berujar [1]…
sedang [1]dan[2] itu sama maknanya dengan “Ketahuilah! Sekali lampau, ia tidak berulang kembali!”….
gaya menerbangkan manfaat pemikiran yang eksentrik sebab adanya tarik menarik antara mata akal dan jendela hati itulah yang terkandung dalam “lalat”[dza ba ba] atau secara artikulasi, “lalat” bisa juga sebagai pengamat sugesti sosial berkacamata kehidupan manusia…
[1][2] itu maknanya adalah setiap generasi akan melahirkan cara yang berbeda dalam memproses pemikirannya, rasa perkataannya sama, namun cipta perkataannya yang tampak seperti baru…[42:11]
jadi, manfaat yang baik itu bukan muncul dari suku, ras, agama atau bangsa, melainkan dari orang yang memiliki nurani…
orang yang memiliki nurani, tidak akan seperti seseorang yang dulunya bernama “soekarno”…
karena sukarno telah mencuri “pancasila, KHD, Kartini, sumur[hole land] supratman, cipta bangunkusuma, dawai dokar, rujukan hati [budi] yang utomo”….dan ia juga yang mengejar-ngejar “lukas ksatrio” karena takut ketahuan boongnya…
indonesia katanya dijajah belanda selama 350 tahun… bagaimana mungkin terjadi jika tahun 1913 katanya belanda baru berusia 100 tahun sehabis dijajah perancis? Bagaimana mungkin kekuasaan yang dalam kondisi terjajah dikatakan bisa menjajah?….
intinya adalah, seseorang yang berjalan dikehidupan dengan tirani, [teladan akal], maka akan menutupi sejarah manusia dengan kebohongan demi kebohongan…
lho apa hubungannya dengan nilai yang terkandung pada ajaranNya?
nurani itu yang menyebabkan manusia sadar bahwa ianya terlahir dari lembaran kehidupan..sedang tirani itu yang menyebabkan manusia tidak sadar kalau ianya dipenjara dalam lembaran kertas…
teori yang dipakai “soekarno” sama seperti teori para penguasa yang tidak menginginkan jalan sejarah manusia itu lurus seperti “pembesar israel, arab saudi, amerika, inggris”….
tanah palestina, yerusalem, “masjidil haram saudi arabia”, diciptakan karena ada pemikiran diatas kertas…bagaimana mungkin bisa diakui setara dengan yang tercipta diatas lembaran kehidupan…[9:17]
disana tempat lahir beta[yang saat ini dikenal bunyinya “al quran”]…
dibuai[al maHdi->satria piningit ->jayabaya,siliwangi,ranggawarsita dst] dibesarkan bunda[maryama -> ibu pertiwi]….
jadi yang membuat “beta” itu orang sini, yang memiliki nurani, tidak perlu memberi pengakuan langsung secara cipta, namun rasa akan teruji kualitasnya secara waktu[allahu shamad]….
kayak lagu ayu ting-tong “salah alamat”… mereka yang tirani menyangka rumah ibraHim disana, padahal disini…
mari Bung rebut kembali!!!
sudah sadar belom…?masih mau jadi manusia yang dilahirkan diatas lembar kertas PROKLAMASI, lembar kertas Agama, Lembar kertas KEBOHONGAN atas dasar pemikiran manusia…
SMK sudah melepasnya seperti seseorang yang berdzikir berlinang airmata perkataan : “dalam bentuk dan sifat apa dan manapun!”…dan AFW pun demikian adanya…..
begini saja…
manusia yang hidup memerlukan makanan…
sedang manusia diciptakan tidak dalam “alam ketiadaan”…
lantas mengapa saat sekarang, manusia yang tidak punya uang tidak bisa makan!!!
apakah anda dibatasi dalam hal memperoleh udara dalam bernafas disetiap harinya????
KEMANA NURANI ANDA!!!
apakah nurani anda baru ada jika ada agama, negara, bangsa yang sesuai selera anda???
apakah anda diciptakan oleh agama, negara, bangsa?
ngomong punya “TUHAN”, punya “ALLAH”, tapi kelakuannya tidak punya NURANI…
orang yang tidak punya NURANI sudah pasti tidak akan mengenal apa itu “tuhan”, apa itu “Allah”?…
kelakuan yang sudah seperti itu masih saja berani berbohong dengan memberi garansi dengan kata “SURGA”…
[sin lam mim] itu maknanya “nrimo”…ajaran yang mengajarkan kepasrahan, rendah hati dihadapan pemilik kehidupan…
jadi memanggilnya bukan “agama islam”, tetapi memanggilnya dengan ajaran yang NRIMO
bersambung…
Maret 21, 2013 at 10:55 am
Biarlah orang berbincang apa, karena hati yang menyimpan apa…
seperti [1] yang memulai rasa dimata,
seperti [satu] yang menjadi cipta mata ditelinga,
seperti [waktu] yang menjadi daya bagaikan sepasang mata bola tercipta-rasa…
saya bukan siapa, sehingga saya itu cipta apa…
saya bukan dimana, sehingga saya itu mangun bagaimana…
ketiadaan siapa dan dimana, menjadi kusuma keberadaan apa lalu bagaimana…
seperti petikan dawai yang disana, diseret kapan lantas dokar disini wicara…
yang sudah ada, terus mengulur benang seperti garis bertelinga…
yang akan ada selanjutnya, disimpan mata hanya berbilang sementara…
sedikit tertawa, banyak menangis yang mengandung setara….
seakan akan berkata…
lindungi aku pahlawan..daripada si angkara murka…
Sepasang mata bola, gemilang murni mesra
Telah memandang beta di Setasiun Jogja
dikala gemilang “murni” dibawa dokar bersama beta dan [tahashshunan] salah seorang sahabatnya…
sedangkan [ha shad nun] alamatnya juga ada di [24:33]…
sesuatu yang belum tersentuh “sepasang”, sapa mata ”sulayman” wicara keberadaannya…
sementara [حصان]berpita suara “hashanun” = kuda, sahut keberadaan lidah “balqis” yang disana..
dan semutpun seakan berkata 27:23 kemudian 27:44 seolah terbakar sarangnya…
lidah mengecap “sepasang” dikala muda…
bola mata membidik “serasi” dikala tua…
isih timur kaceluk wong tuwa…
yang demikian adalah cara memandang “bacaan rasa”…
[to be continued]
kapan-kapan dibalik jeruji choose plus…
maybe tommorow…maybe the other days…
Maret 22, 2013 at 4:44 am
Be a half
ada apa dengan sepuluh kebaikan?
sesuatu yang sudah ada, berada dalam sangkar rasa…
seperti orang dengan permainan dunia, berjalan diatas kebiasaan “ketiadaan-nama”…
dan bagaimana dengan seratus kedustaan?
sesuatu yang sudah ada, berada dalam sangkar cipta…
seperti orang dengan permainan dunia, berjalan diatas kebiasaan “keberadaan-nama”…
keberadaan yang memudahkan… berakar pada [kha ya ra]…
keberadaan yang menyulitkan… berasal dari [sya ra ra]…
istiqlal itu isti+[qaf lam lam]…
isti itu yang memulai suatu aktifitas…
[qaf lam lam] itu sesuatu yang sudah ada…
jadi istiqlal itu [yang memulai aktifitas]+[ sesuatu yang sudah ada] = ketiadaan…
manusia akan mudah menyikapi kehidupan jika dimulai dengan ketiadaan…
sehingga manusia itu memiliki semangat yang merdeka dalam memilih sikap hidupnya…
sehingga manusia itu memiliki gairah kebebasan dalam menentukan perilaku hidupnya…
jika anda memburuh dilembar kehidupan, sebaik-baiknya majikan adalah yang tinggi hati…
jika anda memburuh dilembar kertas, sebaik-baiknya majikan adalah yang rendah hati…
sudahkah anda mengecap kehidupan dialam kesadaran?
yang datang dan pergi dari kehidupan tanpa membawa nama…
yang berjalan diatas kehidupan tanpa membawa beban nama…
sehingga anda akan selalu ingat, siapa anda sebenarnya dikehidupan…
tanpa kerepotan yang datang, anda tidak memerlukan aturan…
tanpa kerepotan yang pergi, anda tidak memerlukan benda aturan…
jika sudah begitu, memburuhlah pada majikan yang rendah hati…
yang akan mengembalikan anda kepada majikan yang tinggi hati..
segala kerepotan yang datang dan pergi karena aturan tidak akan lebih tinggi derajatnya daripada manfaat kebaikan diantara sesama manusia yang hidup dikehidupan…[kesulitan tidak dapat mengalahkan dua kemudahan…][perikebendaan lebih rendah derajatnnya daripada perikemanusiaan]…
majikan yang tinggi hati itu adalah :
tiada seorangpun dari manusia yang bisa menyamai kekuasaan penciptaannya…
karena manusia itu terbatas oleh waktu…
majikan yang rendah hati itu adalah :
kepribadian yang sadar akan keberadaan, siapa, dimana, apa dan bagaimana dihadapan “majikan yang tinggi hati”…
“be a half” itu adalah separuh…
separuh itu sementara, yang memperhitungkan “pemilik keabadian” sebagai langkah dikehidupan…
menjadikan seseorang yang sudah mati sebagai “pahlawan nasional” maka sama saja mengekalkan manusia dikehidupan manusia…maka sama saja menantang keberadaan “majikan yang tinggi hati”….
menggunakan pemikirannya boleh, namun menggunakan perbuatan hasil pemikiran orang yang sudah mati itu yang tidak boleh…karena lebih dari sepertiga….
contoh mudahnya begini:
bumi ini bukan milik negara…
jika ada seseorang yang berada dibumi yang dikuasai oleh suatu negara, dituduh sebagai “TERORIS” karena seseorang itu berpandangan bahwa NEGARA adalah kekeliruan manusia yang terbesar, karena NEGARA akan menjadikan hubungan diantara manusia bertabiat perikebendaan….bukan bertabiat perikemanusiaan…
apakah saat ini bumi itu milik majikan yang tinggi hati?
saya ini penggembala yang juga rakyat jelata…
sehingga saya bukanlah seorang penguasa…
sehingga dihardik sebagai budak, jongos, pelayan pun saya rela…
sehingga hati seakan terdidik merendah karena senantiasa…
jauh seperti bapak terhormat yang sedang berada disinggasana…
seakan pengusaha kacang yang lupa keberadaan tanah yang menjaganya…
sehingga ibu pertiwi ditinggalkan demi saudagar tahta, harta dan kuasa…
ingatkah saudara akan “maling kondang” yang durjana lagi durhaka…
waspadalah terhadap sang waktu yang menetap dan sangat berkuasa[1:4]…
[jika ada waktu maka bersambung]
Maret 22, 2013 at 12:58 pm
Melati di tapal batas
Engkau gadis muda remaja
Bagai sekuntum melati
Engkau semboyan jiwa raga
Di tapal batas berbakti
Engkau dinamakan srikandi
Pendekar putih sejati
Engkau turut jejak pemuda
Turut mengawal negara
Oh pendekar putri nan cantik
Dengarlah panggilan Ibu
Sawah ladang rindu menanti
Akan sumbangan baktimu
Duhai putri muda remaja
Suntingan kampung halaman
Kembali ke pangkuan Bunda
Berbakti kita di ladang
Oh pendekar putri nan cantik
Dengarlah panggilan Ibu
Sawah ladang rindu menanti
Akan sumbangan baktimu
Duhai putri muda remaja
Suntingan kampung halaman
Kembali ke pangkuan Bunda
Berbakti kita di ladang
Melati di tapal batas
hujan kerap mengguyur tubuh dengan derasnya…
sakit tak kepalang, trus menguleg nada dikepala…
selama tak bisa menolak karena tak kuasa…
kapan hanya “nrimo” yang menjawab senantiasa….
hati yang lenggak berlenggok, menatap keindahan yang asli berbelantara…
diantarkan saawan ka mahina, its monsoon season, kata orang disana…
saya terlihat cuek saja, slebor dalam menterjemahkan sesuatu lembar kertas yang dianggap suci oleh semua orang didunia… [tan pokro anggoning nyandhang]…berpakaian sekenanya kapan, semau-maunya waktu yang memberi harap pemikiran tanpa rekayasa…
[mudbiran 27:10 “da ba ra] : sesuatu yang memikat yang datang dimasa lalu…
dari slebor menuju “betty bencong slebor”, kemudian menepi pada “sawan ka mahina”…mengembalikan ke suara pembuka “hujan yang jelita”…
jauh dimata dekat dihati…sesuatu yang mengandung nilai “privillage”…kata hati yang terdekat..JIBRIL…
APAKAH ADA ATURAN YANG MUTLAK MENETAPKAN Ajaran dari “lembaran Suci” DILAHIRKAN ATAS DASAR KESEPAKATAN MANUSIA[ijma ulama kata dustanya]….
“Jibril” hanya berdialog khusus dengan satu orang saja disetiap masanya….
Kalimat[kaf lam mim] itu sugesti…
contoh perbuatannya seperti gaya hipnotis tommy rafael…
atau seperti anda yang tidur dan bermimpi…seakan bergerak namun diam disatu tempat…
atau seperti anda yang membaca “buku pemikiran”, maka anda seperti sedang bermimpi dengan pemikiran yang ada dibuku tersebut…
antapani itu sesuatu yang menawarkan ancaman[fanin] = kewaspadaan…
diantapani turun hujan, dipanghegar tidak terguyur hujan…
orang panghegar akan aneh jika meliha orang yang datang dari antapani menggunakan jas hujan…
intinya adalah…
Oy, Purwaiyya ke aage chale na koi zor, jiyara re jhoome aise, jaise banmaa naache mor
Hey, no one can stand a chance against this western wind. The heart dances just as a peacock dances in the forest
memaksa anda semua untuk bisa sehati dengan perjalanan tulisan ini, adalah mustahil…
mengapa?
seperti saya memaksa jutaan orang yang saat ini berada di bumi sini, untuk tidak menggunakan kendaraan bermotor selama sebulan…
seperti saya memaksakan mereka untuk tidak menggunakan listrik selama satu bulan…
seperti saya memaksakan mereka untuk menggunakan uang selama satu bulan….
karena mereka sudah “sugesti” dengan kebiasaan yang senantiasa melekat dan dilestarikan tanpa disadari bahaya keberadaannya….maka perbuatannya adalah :
seperti orang yang mengatakan…”malam jumat itu serem banget”…
bagaimana jika ketiadaan “hari yang menggunakan nama”…apakah akan ada yang disebut hari senin itu tidak disuka dan seterusnya…apakah akan ada sugesti yang demikian…
jika diantara anda yang sempat terkena hujan antapani, mungkin yang mustahil itu akan berubah menjadi pejabat hati…
Oh pendekar putri nan cantik
Dengarlah panggilan Ibu
Sawah ladang rindu menanti
Akan sumbangan baktimu
Duhai putri muda remaja
Suntingan kampung halaman
Kembali ke pangkuan Bunda
Berbakti kita di ladang
sudahlah…sudahlah….
apa yang terjadi terjadilah…
Maret 23, 2013 at 5:42 am
Tanah Air Beta
suara yang eksklusif itu bagi mereka hanya untuk di bibir saja..
benak pemicu tak selaras benak penerima peluru ucapannya…
seperti kuda tanpa kusir, yang tak tau kemana arah jalan tanahnya…
seperti guru kencing berdiri, murid kencing berlari katanya…
seperti “kaum nudist/komunitas bugil bareng”, yang bersama dalam alam ketidakpantasan pandangannya…
seperti penceramah[kha ra ja “khawarij”] yang mengeluarkan perkataan yang tidak sepatutnya diucapkan, dihadapan audiensnya..
seperti busur yang tidak mengetahui kemana lesatan anak panahnya…
gambaran kata pemikirannya[!=al ‘iraqi “ain ra qaf”] adalah sebagai berikut…
kebiasaan yang berlaku dimasyarakat yang mengucapkan tanpa attitude, seperti pada lirik lagu “wali” yang berjudul “cabe[cari berkah]”… hidup indah bila mencari berkah…kemudian ditutup vokalisnya dengan suara “barakallah wabaraka minkum”…
berkah itu apa sih?
[ba ra kaf] berkah : yang mengandung kepastian, cara yang dikenal keberadaannya, mengetahui manfaat pada pelaksanaannya…
contohnya apa dong?
seperti seseorang yang berkata “gua mau drinkus[minum] dulu yaks”…maka dalam benak pelakunya tertuju “gelas dan air yang akan diminum, yang akan menghilangkan kebutuhan suara-tanya waktunya atau rasa hausnya…
jadi yang dimaksud, “barakallah wabaraka minkum” itu :
sesuatu yang pasti seyogyanya[serasi waktu] yang dapat dirasakan manfaatnya bagi pelakunya…
masih mau bersambung gak?
Maret 24, 2013 at 9:21 am
Kaf Lam Ba [trisula wedha]
wahai saudaraku…silahkan letakan vonis pemikiran pada masing-masing diri anda…
panekno blimbing kuwi…[tingkatkan panca ”kuwi/indera/arah pandangan/qablu,qiblat[qaf ba lam]”]
kawruh[pengetahuan] budha[4], arba’u[empat]syaHidatin[statement penguat]
Kaf Lam Ba ber-asas[4] pandangan dikehidupan
[1]saat[kaf : waktu,pelaku,tempat], kaki[lam : gerak, langkah, arah], adaptasi[ba : cara, kebiasaan, tradisi]
[2]cipta,karsa,karya
[3]ngerti, ngrasa dan nglakoni
[4]Ing Ngarsa Sung Tuladha[jumrah al awal], Ing Madya Mangun Karsa[jumrah al wasath], Tut wuri Handayani[jumrah al ‘aqabah]
Menjadi manusia merdeka[sa’idah] berarti :
(a) tidak hidup terperintah;
(b) berdiri tegak karena kekuatan sendiri;
(c) cakap mengatur hidupnya dengan tertib.
present by “jurnalist hero/pewarta yang berjasa/pahlawan berita/badar” ->‘ala thaha rasulillah ->20:39->[sin ha lam]bis-sahili
MutasyabiHat[sya ba Ha] :
…Umar bertanya: “Siapa kamu?” lelaki itu menjawab: “Saya Shabigh”. Umar kemudian berkata: “Saya Umar, hamba Allah”. Umar lalu menghajar lelaki itu dengan pelepah kurma, sampai kepalanya mengeluarkan darah…
[sin ba ghain] sabigh -> 31:20”wa-asbagha”, 34:11”sabighatin”
[sya ba Ha] : yang tersaji ganda…[beroda waktu/rekaan swara dan beroda pelaku/rekaan aksara]
pelepah kurma?
habis manis[ngrasa] sepah[rekaan swara] dibuang…
contoh :
[20:39] aduwun :
rekaan swara -> musuh
rekaan aksara -> “ain da wau” = ujar+yang dikenal+kehendak=nama, sesuatu yang disebut untuk membedakan…
dan diterapkan sementara untuk memahami kandungan “An-Nasyrah[94]”
[1]sudahkah anda mengecap kehidupan dialam kesadaran?
[2]yang datang dan pergi dari kehidupan tanpa membawa nama…
[3]yang berjalan diatas kehidupan tanpa membawa beban nama…
[4]sehingga anda akan selalu ingat, siapa anda sebenarnya dikehidupan…
[5]tanpa kerepotan yang datang, anda tidak memerlukan aturan…
[6]tanpa kerepotan yang pergi, anda tidak memerlukan benda aturan…
[7]jika sudah begitu, memburuhlah pada majikan yang rendah hati…
[8]yang akan mengembalikan anda kepada [rabbika]majikan yang tinggi hati..
[yusuf 58…]
beroda waktu :
Dan saudara-saudara Yusuf datang lalu mereka menempatinya. Maka Yusuf mengenal mereka, sedang mereka tidak kenal lagi kepadanya
beroda pelaku :
Gayamu yang perkasa mirip banget panglima
Ramah tamah-mu membikin gila hati wanita
Aksimu bung very good seperti mas Robin Hood
Dengan jambulmu semua gadis bertekuk lutut
Oh… Kopral Jono, dikau rebutan para gadis juwita
Oh… Kopral Jono potret-mu menghiasi dinding mereka
kopral jono…kali jaga…ya-wau sinfa[yuwsuf]…
yang demikian adalah “payung fantasi” setelah menerima “selendang sutra”…
agar saat hujan menerpa tubuh yang hina, bukan nama pelaku yang disangka…
melainkan keindahan hujan yang membuat angin bergemiricik dalam suara…
masih maukah bersambung…
—————————————————–
coretan dinding sementara :
‘ain wau dza : keluasan maksud dari ucapan…
sya ya tha nun : ego pemikiran
[ar-rajim] : pemikiran yang sudah berbentuk pemahaman
[rajam]: melemparkan bentuk pemahaman
al masihu = istilah, gaya pembicaraan, pembudaya kata….
[mim ra qaf] yamruquwna,muruwqa : kendali keterangan dalam ucapan yang tercecer/berserakan tanpa attitude[kepantasan,keserasian]…
[wau qaf ya] taqwa : representasi dalam inisiatif dengan kecerdikan berbenak pemikiran…
pemimpin pengganti…‘aqad[ain qaf da] : pengganti bentuk hubungan, nikah[nun kaf ha]: lidah rasa pemimpin suatu pasangan bibir cipta…
—————————————————–
‘audzu billahi minasy syaithanir-rajim…
biarlah waktu yang memutuskan, tanpa keegoisan manusia dalam menyelami pemahaman selanjutnya…
karena “melati” sudah ditapal batas…
rakyat jelata memilih “sukatan/payung fantasi” : Kopral Jono untuk keperluan menggembala kata….
yang selanjutnya akan mengembara dimana saja dengan tertera KoJo212…
persiapkan masing-masing diri untuk menghadapi Peristiwa Besar Alam Raya….
karena saat anda terbujur kaku, segalanya terlepas terkecuali “spirit/nafsin” yang melekat pada diri anda…apakah anda terpengaruh dengan “agama, negara, bangsa”? ataukah anda sudah sadar bahwa siapa diri anda dihadapan Majikan Segala Cipta?
Selamat Tinggal…TAMAT….
Maret 26, 2013 at 9:18 am
Gethuk
[langit/uniform/seragam angan] :
langit ke 5 :
waLaa yuhithuwna bi-syaiin mmin ‘ilmihi illaa bimaa sya-a…
lagu dibuat 19:97 [bentang Guemilang]..
C Em Am…Dm G C
ge..mi..lang…yakinku gapai…
C Em Am…Dm G C
namun smua..pupus entah mengapa…
E A…Em Am
kecewa…dalam dada…
Dm G C…F C
smakin menyesakkan…diri ini…
reff:
C B# F G
kucoba bangkitkan semangat yang hampir hilang…
C B# F G
tuk wujudkan cita walaupun didalam angan..
C B# F G
ku hanya dapat berpasrah diri pada tuhan…
C B# F G
semoga sesal tak menjadi jawaban…
tuhan-angan : pengaruh yang besar dan tinggi pada pemikiran -> “aif lam Ha” ilah
tuhan-kenyataan : pengaruh yang besar dan kuat pada perbuatan -> “ra ba ba” rabb
1 : [alam kesadaran] ->tulang dada -> penjaga hati
kecewa itu jalan dikenyataan tidak sesuai dengan jalan diangan…
2 : [alam ketidaksadaran]-> tulang tengkorak -> penjaga akal
sesal itu jalan diangan[proses rasa] tidak selaras dengan jalan dikenyataan[proses cipta]…
[1 bisa di 2kan]proses rasa-cipta [pengaruh lingkungan/faktor eksternal manusia] :
tongkat-kayu, singkong, gethuk
[2 bisa di 1kan]proses cipta-rasa [pengaruh pribadi/faktor internal manusia]:
ngantuk[->bantal], tidur[->guling], mimpi[->kasur]
[2:258]timur dan barat…
[I]terhadap “sin ba ghain” 31:20 “asbagha” -> yang menyempurnakan
dengan terpaut pada 7:51 “la’iban wa LaHwan”…
timur : “lam ain ba” -> barat : permainan
[II]terhadap “sin ba ghain” 34:11 ->baju besi /yang melindungi
timur :
keriangan/suka-cita/pilihan(cita) rasa : [permainan/lam ain ba] -> telo -> tidur
kegembiraan/kesenangan/pilihan(cinta) cipta : [senda gurau/lam Ha wau] -> gethuk ->ngantuk
barat :
gethuk asale soko telo…
moto ngantuk iku tambane opo…
langit ke 2 [Laa taakhudzuhu sinatun waLaa nawmun]
lagu dibuat 19:88 [perempuanku]
walau kurasakan sikapmu acuh padaku..
namun kucoba untuk tidak peduli…
kupaksa untuk, slalu mengerti dirimu..
namun cobaan datang menghalangiku…
walau sedikit yang dapat ku lakukan..
hanya satu ke..pas..ra..han…
dari darah yang masih mengalir…
dari tubuh yang masih menggigil…[x fade out]
Reff :
hanya satu yang kupinta darimu…
tujukan saja kasihmu padaku…
biarku dapat berjalan lurus…
ditengah gelapnya malam..
didalam angin yang menghempas…
….
dari darah yang masih mengalir…->rasa bisa diciptakan keberadaannya -> [fathimah] ->di lembaran kertas
dari tubuh yang masih menggigil…->cipta bisa dirasakan keberadaannya ->[kartini] -> dilembaran kehidupan
[abu maryam/pertiwi] said ->pemilik buah-dada/dua tempat penyusuan : [الثُّدَيَّةِ]
[أَهْلَ الذِّمَّةِ]ahli dzimmah -> person in charge :
kartini[ذُو الثُّدَيِّ]
fathimah[وَذُو الثُّدَيِّ]
hanya ada pada riwayat “ahmad” ->61:6 ->
(AHMAD – 21235) : Telah bercerita kepada kami Abu Nuh Qurad. -Berkata Abu ‘Abdur Rahman; Saya mendengar ayahku bukan hanya sekali berkata; Telah bercerita kepada kami Abu Nuh Qurad- telah bercerita kepada kami ‘Ikrimah bin ‘Ammar dari Syaddad bin ‘Abdullah berkata; Saya mendengar Abu Umamah berkata; Aku mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihiWasallam bersabda; “Hai anak cucu Adam! Bila engkau mencurahkan kebaikan itu lebih baik bagimu dan bila kau menahannya itu lebih buruk bagimu, tidaklah engkau tercela karena rejekimu ala kadarnya, mulailah pada orang yang kau tanggung dan tangan diatas lebih baik dari tangan dibawah.”
(AHMAD – 11623) : Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Adi dan Abdul Wahhab Al Khaffaf dari Humaid dari Qotadah dari Anas berkata; Nabiyullah ‘Alaihish Shalatu Was Salam bersabda: “Berimbanglah kalian ketika sedang sujud, janganlah salah seorang dari kalian membentangkan kedua sikunya seperti anjing.”
ojie anak emak :
diluar sane banyak yang ketepu pengetahuan terkait keyakinannye…
karena buncit penterapannye,bikin lemes perkaranye, jadi mules ngeliatnye…
bang ma’ing :
selamat datang pahlawan muda…
lama nian kami rindukan dikau…
…….
selamat datang di Jakarta Raya…
[mim shad ra] mesir ->ibu kota ->2 -> Jogya
[mim da-ya nun] madyan,madinah -> kota ->1 ->Jakarta,Bandung
[mim kaf kaf] mekkah -> ibukota ->2 ->Jakarta Raya
tidak ada Hijrah[interaksi kepemilikan dan kekuasaan yang mengatasnamakan ajaranNya] setelah dibukanya “mekkah”….
KoJo212[592][5:92][59:2]
Maret 26, 2013 at 9:20 am
pemikiran dan perbuatan dikehidupan saling membuat “siku” dalam pandan pengetahuan manusia…
jadi..janganlah berkata dikehidupan nyata dengan perkataan dikehidupan angan…
seperti “orang mengaji”, suara speaker di “mosque” yang memanggil ritual yang notabene berada dalam kepalsuan dan hanyalah menimbulkan “kerepotan-kerepotan[ranggawarsita]” dengan aturan[bid’ah] yang ditimbulkannya…
…janganlah salah seorang dari kalian membentangkan kedua sikunya seperti anjing.”[7:176]
ojo ngono mas..ojo ngono…
kadung janji mas, aku mengko gelo…
At Takaatsur 3,4,5
janganlah begitu…janganlah begitu…
yang sudah digariskan dikehidupan jangan dilanggar mas, karena kehidupan anda semua nanti terkutuk “di alam ketidaksadaran”…
yang diberikan dikehidupan nyata atau saat ini atau sekarang ini atau proses terjadinya mengikuti lembaran kehidupan adalah simbol “tangan diatas”…
yang diberikan dikehidupan angan atau saat terdahulu atau masa lampau atau proses terjadinya mengikuti lembaran kertas adalah simbol “tangan dibawah”…
gethuk itu dibilang singkong juga bukan, namun makanan itu terbuatnya dari singkong…sehingga gethuk tidak bisa menjadi suatu makanan jika tidak ada unsur utamanya, yaitu singkong…
mengantuk itu dibilang merem tapi melek…
tidur itu dibilang matanya tertutup namun penglihatannya tidak tertutup…
mimpi itu dibilang penglihatannya tidak nyata namun yang dirasakan terlihat nyata… [7:66][76:6]
iman[alif mim nun] itu menyerahkan urusan segala sesuatunya yang terjadi dikehidupan atas dasar waktu yang berkuasa menetapkan pengetahuan tempat dan pelaku…[Allah -> Kemanunggalan berasas waktu]
kafir[kaf fa ra] itu menyerahkan kepentingan segala sesuatunya yang terjadi dikehidupan atas dasar pelaku dan tempat yang berkuasa menetapkan pengetahuan waktu berdirinya…[ilah dan rabb][khatam ->kemanunggalan berasas tempat dan pelaku]
contoh penterapannya :
[7:66]-> perlu dilengkapi secara waktu[bisa diciptakan langsung keberadaannya saat itu]…
[76:6]->dilengkapi dengan waktu yang hidup[bisa dirasakan langsung keberadaannya saat ini]…
jika anda gunakan kata “iman dan kafir” sebagai alat petunjuk, maka yang akan dilihat/diperoleh adalah manfaatnya..
namun jika anda gunakan kata “iman dan kafir” sebagai alat pencela, maka yang akan dilihat/diperoleh adalah kerusakannya…
Ar-Rah[a]man itu adalah perikemanusian, atau segala sesuatunya bersandar pada kehidupan yang kekal…[waktu]
Ar-Rahiymi itu adalah perikebendaan, atau segala sesuatunya bersandar pada kehidupan yang tidak kekal…[tempat dan pelaku]…
pakaian basah karena bercampur keringat dan pakaian yang terkena keringat namun kering…[shad ba ghain]…
2:138 “shibghatallah”, “shibghatan” dan 23:20 “washibghin”…
[a]Lunyu-lunyu penekno kanggo mbasuh dododiro
[b]Dododiro, dododiro, kumitir bedah ing pinggir
[c]Dondomono, jlumatono, kanggo sebo mengko sore
ditinggikannya pena-sugesti dikehidupan nyata :
[A] yang tidur pengetahuannya dibangkitkan wawasannya…
[B] yang kecil pemikirannya mencapai kedewasaan berpola-pikir…
[C] yang tidak sadar perbuatannya menjadi sadar manfaat perbuatannya…
[377]KoJo212[970]
41:44 “’ajamiyyun wa’arabiyyun”…
‘ajam[ain ja mim] : ujar+yang menumbuhkan+yang menaungi ->relokasi siku pengetahuan
‘arab[ain ra ba] : ujar+keterangan/prosedur+tradisi/adaptasi ->lokasi siku pengetahuan
contoh :
‘ajam ->didahi : singkong atau didahi : makanan dari singkong…
‘arab ->dimulut : telo atau dimulut : gethuk
atau jika ‘arab itu [a] maka ‘ajam itu[A]…
atau jika kalijaga [lir ilir]
Mumpung pandhang rembulane, mumpung jembar kalangane
Yo sorak-o sorak hiyo !
maka “ismail kopral-jono” [gethuk]
sore-sore padang bulan…ayo konco podo dolanan[permainan]…
rene-rene bebarengan…rame-rame e do gegojegan[senda-gurau]…
yang menyatukan lokasi dan relokasi adalah :
cina eling seh seh kalih pinaringan sabda hiya gidrang-gidrang
thalibul ‘ilma walaw bishayna…
[15:87]sab’an mminal matsani ->sab’an[7]yang melahirkan komunikasi antara lokasi dan relokasi siku pengetahuan…
wal qur’ana azhim -> who’s spoken? Siapa yang sedang berpidato…
zakat jika menetap menjadi “bishayna”…sedang [za kaf wau/kaf]itu suatu pendekatan pengetahuan sebagai pengakuan disisi ajaranNya yang memakai pola terkait “gaya hidup” bisa seperti syair puisi, lirik lagu dlsb…
bishayna yang akan memberitahukan keberadaan pelaku pengetahuannya atau pengetahuan terkait pelaku disisi ajaranNya atau yang dikenal dengan shadaqah…
contohnya :
gajah dipelupuk mata tak tampak, semut disebrang lautan tampak…
jika anda tidak menjadikan mata-pengetahuan sebagai masalah yang besar, maka jawaban yang kecil akan bergotong-royong dalam menggotong manfaat hidung-pengetahuannya…
contoh penterapannya :
jika anda tidak memaksakan diri dengan keilmuan “tata-bahasa”, maka anda bisa bernafas bebas dimana saja anda berada…karena didalam jiwa yang sehat terdapat jasmani yang kuat…
maksudnya adalah…kalo ngomong dikehidupan pulau jawa jangan pake bahasa planet[arab saudi] nanti orang jawa marah lho….[al-Fiyl105]
[243]KoJo[12,13]
nora ana wong ngresula kurang
hiya iku tandane kalabendu wis minger
centi wektu jejering kalamukti
andayani indering jagad raya
padha asung bhekti
[24]KoJo[12,36]
jangan lagi lelucon konyol terus berlaku didunia…
bagaimana mungkin daging bisa berbentuk tanpa rangka…
dan bagaimana mungkin daging bisa berjalan tanpa tulang didalamnya…
jadi tidak bisa bahasa “arab saudi” menjajah “orang jawa”…
karena umar bin khaththab sudah tegas menegurnya…
dengan tulang yang diantarkanku ada huruf alifnya….
JANGAN SEKALI-KALI MENGUSIR leluhur orang jawa yang bergubuk tua…
yang berpayung fantasi “siliwangi”, jayabaya, ranggawarsita, dan ki Hajar Dewantara…
kualatnya bukan hanya dikehidupan cipta…
tapi nanti siksa terbawa hingga dikehidupan rasa….
karena waktu anda-semua tidak bisa melihatnya,…
maka saya perlu dua orang perantara…
yang akan dicabut nyawa dihari yang sama…
SEBAGAI TANDA MATA…Selendang Sutra…..[13,36]
KoJo212[Putra Petir][13,38][102][746]
Maret 27, 2013 at 5:04 am
Imagine there’s no heaven
Bayangkanlah tak ada surga[aturan/tata pengetahuan hati]
It’s easy if you try
Mudah jika kau mau berusaha
No hell below us
Tak ada neraka[kerepotan/ritual pengetahuan akal] di bawah kita
Above us only sky
Di atas kita hanya ada langit
Imagine all the people
Bayangkanlah semua orang
Living for today…
Hidup hanya hari ini…
Imagine there’s no countries
Bayangkanlah tak ada negara
It isnt hard to do
Tidak sulit melakukannya
Nothing to kill or die for
Tak ada alasan untuk membunuh dan mengorbankan nyawa
No religion too
Juga tak ada agama
Imagine all the people
Bayangkan semua orang
Living life in peace…
Menjalani hidup dalam damai…
Imagine no possesions
Bayangkan tak ada harta benda
I wonder if you can
Aku ragu apakah kau mampu
No need for greed or hunger
Tak perlu rakus atau lapar
A brotherhood of man
Persaudaraan manusia
Imagine all the people
Bayangkan semua orang
Sharing all the world…
Berbagi dunia ini
You may say Im a dreamer
Mungkin kau kan berkata aku seorang pemimpi
But Im not the only one
Namun aku bukanlah satu-satunya
I hope some day you’ll join us
Kuharap suatu saat kau kan bergabung dengan kami
And the world will live as one
Dan dunia akan bersatu
saat saya ditanya :
apakah yang kamu mau, apakah sesuatu yang bisa kamu bawa hari ini ataukah sesuatu yang tidak bisa kamu bawa untuk hari esok….
yang bisa kamu bawa hari ini adalah kesempatan hidup untuk menjadi lebih baik kepada sesama manusia, tanpa batasan agama, negara maupun bangsa…
yang tidak bisa kamu bawa untuk hari esok adalah tahta, harta, kuasa yang diikat pada kain agama, negara, bangsa…karena kamu saat terbujur kaku…yang tersebut itu tak akan sedikitpun dapat membantu…hanya hatimu yang dipertaruhkan untuk hari esok…hati yang damai…tanpa keserakahan, tanpa pemaksaan, tanpa pembatasan…
karena hatimu milik yang satu….milik yang satu…
Maret 28, 2013 at 4:08 am
Di timur matahari
Di timur matahari mulai bercahaya
Bangun dan berdiri kawan semua
Marilah mengatur barisan kita
Seluruh Pemuda Indonesia
pandangan saya sementara terhadap Al Kawtsar[108] :
[1]berbuatlah sesuai dengan kenyataan nafas kehidupan yang setia mengiringi…
[2]berpikir kepatuhan, pandanglah yang diatas dan berbuat keteladanan, tengoklah yang dibawah…
[3]hindarkan diri dari saran kehidupan yang berupa pepesan-kosong/adu-domba/tiada manfaat…
berbuat keteladanan :
Alangkah gagahnya, miring topinya
Aku namakan dia juru terbangku si gatot kaca
Alangkah manisnya, sopan santunnya
Aku namakan dia burung garuda yang istimewa
gatot kaca itu cermin keuletan atau perlambang keperkasaan dalam berpikir…[falsafah lalat]
miring topinya :
miring -> tidak sejajar
topi -> pemikiran milik kepala
jadi miring topinya itu maksudnya adalah pemikir yang menyembunyikan inisial aslinya..
garuda itu terbang dengan pemikiran yang kokoh, cengkram dengan perbuatan yang teliti, cabik dengan manfaat semata…
sersan mayor itu tanda keuntungan berasas empat dipundak…
dan yang dimaksud dengan “jihad fi sabilillah” itu adalah
kesungguhan mengadaptasikan pemikiran dengan suatu perbuatan yang proses administrasi/juru penerang keterangannya diserahkan kepada waktu…
contohnya yaa seperti itulah, yang dikemas dalam bentuk perbuatan kehidupan…
bukan suara pemikiran yang bersifat pepesan kosong yang berbahasa planet, yang dapat mengadu domba, yang sedikitpun tiada manfaat terkandung dalam penerapannya dikehidupan dunia…
seribu petuah yang ada dimasa lalu hanyalah mimpi jika tiada semangat yang muda, yang menyatukannya seirama dikehidupan dunia…
bikin hidup menjadi lebih hidup itu dengan pemikiran yang dapat membuahkan manfaat yang hidup…karena kecerdasan yang bermanfaat itu tiada berarti tanpa hati yang merasa selalu dimiliki oleh majikan yang tinggi hati…
saya berbicara tiada kekuatan selain waktu yang mendewasakan atau kualitas teruji waktu…
Maret 28, 2013 at 8:28 am
Cegukan
ketidaknyamanan yang terjadi dikala makan, minum dst itu datangnya seperti saat cegukan…
cara menghilangkannya tidak perlu membaca mantra dimulut seperti :
“ya allah/tuhan, sembuhkanlah cegukannya ini”…
jadi cukup mencari pengetahuan yang isinya : menengadahkan kepala sambil menahan nafas….hilang deh cegukannya…:)
mengapa demikian?
karena keberadaan petunjuk kehidupan dari “majikan yang tinggi hati” itu selalu dititipkan pada makhluknya disegala waktu, tempat dan pelaku…
yang terpenting adalah “menahan nafas”…atau teori pengetahuannya tidak diberi pamrih atasnama agama, negara, bangsa maupun atasnama pemuka dan pemikirnya…bisa repot dan runyam jadinya…bikin ilpil…
save by the bell…
karena tulisan yang sebelumnya berhenti pada “4:08” dan [257 words], maka saya memegangnya untuk menjelaskan hal yang sebagai berikut…
[1]binatang melata :
[حَدَّثَنَا أَبُو النَّضْرِ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ ثَابِتِ بْنِ ثَوْبَانَ حَدَّثَنَا حَسَّانُ بْنُ عَطِيَّةَ عَنْ أَبِي مُنِيبٍ الْجُرَشِيِّ عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بُعِثْتُ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ بِالسَّيْفِ حَتَّى يُعْبَدَ اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي وَجُعِلَ الذِّلَّةُ وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي وَمَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ]
[2]binatang liar/buas :
….waman tasyabbaha biqawmin faHuwa minHum…
[3]binatang buruan/ternak :
Telah menceritakan kepada kami Abu An Nadlr telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Tsabit bin Tsauban telah menceritakan kepada kami Hassan bin ‘Athiyah dari Abu Munib Al Jurasyi dari Ibnu Umar ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku diutus menjelang hari kiamat dengan pedang hingga hanya Allah yang diibadahi tanpa ada sekutu bagi-Nya, dan rizkiku ditempatkan di bawah bayang-bayang tombak. Kehinaan dan kerendahan dijadikan bagi orang yang menyelisihi perintahku. Barangsiapa menyerupai suatu kaum berarti ia termasuk golongan mereka.”
[4]pemburu/penggembala :
yang di [1][2][3] itu bisa disebut “awan”[1ghain 2mim 3mim]…
yang di[1],3 itu bisa disebut “anak yatim”…
yang di[2],4 itu bisa disebut “orang miskin”…
yang di[3] itu bisa disebut “pasar”, “betis”…[sin wau qaf, 25:7][malakun 1,2]…
2:57 -> manna dan salwa…
manna -> sya wau ba 37:67
salwa -> penerapan “sya wau ba”, tasyabbaha….
intinya adalah :
maksud dari “Barangsiapa menyerupai suatu kaum berarti ia termasuk golongan mereka”…
orang-orang yang menjalani kepatuhan dikehidupan dengan menggunakan “agama islam” tak ubahnya dengan orang-orang beragama lainnya….
Maret 29, 2013 at 5:53 am
selamat datang pahlawan muda
Menyembah manusia berkekekalan waktu adalah perkara durhaka…
karena pohon bertanah waktu hanya atas kuasa majikan yang satu, disegala masa…
tidak ada kamusnya sedjak dulu, jika tanah berdiri diatas pohon…
sebab pohon yang membutuhkan tanah untuk djati kehidupannya…
sehingga bagaimana mungkin pohon kurma menjajah tanah jawwa…
teringat para pendahuluku, yang slalu menyembunyikan nama dalam ajar lalu berkata…
guna meredam perkara pemujaan, yang serba akibat dahi terjerumus kelubang durhaka…
seperti kain sutra yang terajut dengan kartini maupun wr supratman dikumandangkan…
lalu dengan kematian atau kuburan sebagai tipuan keberadaan yang “seolah nyata”…
karena para sepuh ilmu slalu menekankan bahwa akibat ada manusia sebab ada durhaka…
maka berhati-hatilah dengan pemujaan terhadapmu setelah kematian menjemputmu….
apakah mungkin, ajar kebaikan baru ada, harus didahului tertera pandu nama…
bagaimana mungkin manusia sudah dalam berpakaian saat terlahir didunia…
dan bagaimana mungkin manusia membawa pakaian saat pergi dari kehidupan dunia!!!
karena tanah kelahiran yang selalu menyerta…dan tiada keraguan padanya…
karena tanah kematian yang akan mengubur perkara manusia!!!
beberapa bulan yang lalu, ada kerabat yang datang bertanya kepada saya….
dia berKTP “agama Islam” yang juga beraliran “kejawen”…
dia tanyakan kepada saya sesuatu yang berdahi perkara goresan terdahulu…
apakah jenis kelamin dari “Nabi Adam”?…dia bertanya
begini saja…jawab saya selanjutnya…
apakah kamu ingin melihatnya dilembar kehidupan nyata atau mau melihatnya dilembar kehidupan angan…
jika kamu ingin melihatnya di lembar kehidupan angan, maka apakah yang ingin kamu dijadikan manfaat ujar daripadanya?
jika kamu ingin melihatnya di lembar kehidupan nyata, maka apakah yang ingin kamu dijadikan manfaat ajar daripadanya?
dan untuk apa kamu gunakan gesekan pemikiran itu, jika kamu tidak dapat merasakan manfaatnya untuk diri kamu sendiri…
maksud penjelasan mas itu apa yaa? tanya dosa(terpa keluh pemikiran) dia…
lalu saya mencoba menjelaskan lagi…
kamu tahu lagu “rindu malam/lukisan”… yang liriknya berkata seperti ini…
mengapa mendusta itu seribu kata…
mengapa membisu itu seribu basa….
dan masih ingatkah kamu prinsip utama yang tiga dikehidupan…waktu, pelaku dan tempat…
seribu itu waktu, jika seratus itu pelaku, dan jika sepuluh itu tempat…
sehingga mendusta(tulisan->ujar) itu kata yang berlaku waktu terkait pelaku maupun tempat…
dan membisu(suara->ajar) itu basa yang berlaku waktu terkait hanya tempat…
sehingga ajar tidak akan ada jika tidak didahului tempat kelahiran ujar….
jadi maksud lirik tersebut adalah demikian…
waduh…jane tambah ora mudeng aku…tanya dosa[bentuk selisih pemikiran] dia lagi…
begini lho jeng…
“Nabi” itu makna “roh pemikirannya” adalah lidah panutan atau alat pengecap rasa keteladanan…
dan “Adam” itu makna “roh pemikirannya” adalah tanah kelahiran keteladanan…
sehingga dilembar angan suaranya “Nabi Adam” itu sebagai perlambang dahi pemikiran yang bergariskan : tanah kelahiran ajar yang digariskan menjadi teladan selama-lamanya masa… atau boleh dibilang sebagai ibu…
dan jika dilembar nyata akan bersikap tegas berkata : seperti ini lho……
Indonesia, tanah jang soetji,
Bagi kita disini,
Disanalah kita berdiri,
Mendjaga Iboe sedjati.
ah…yang bener toh mas…ojo ngapusi…tanya dosa[kebodohan pemikiran diri] dia lagi…
manusia yang hidup itu harus yakin dengan apa yang dibawa oleh diri seiring kesempatan hidup yang diberikan padanya…karena manusia itu saat terbujur kaku nanti, tiada yang dibawa selain yang melekat pada dirinya…tiada akan melibatkan orang lain ataupun nama kebendaan yang dipujanya…
sehingga manusia yang hidup saat ini itu harus menerima apa yang telah digariskan oleh kehidupan sedjak dulu kala…
kamu mau menerima atau tidak, itu urusan diri kamu…yang terpenting bagi saya adalah menyampaikan kebenaran yang telah digariskan oleh Majikan yang tinggi hati…tiada keraguan padanya…
jadi apa manfaatnya, jika manusia tiada mengetahui bahwa ada KEPALSUAN didalam nama kebendaan yang dilekatkan pada agama, negara, bangsa…
Indonesia itu “roh pemikirannya” adalah negeri ketujuh…atau negeri tempat komunikasi ajar saat terbitnya[saat dahulu] maupun saat terbenamnya[saat sekarang] ….
jadi saya ingatkan kepada kamu sekali lagi…
telitilah, telitilah, dan cermatilah apa saja pemikiran yang menerpa dikehidupanmu…jangan bergantung kepada manusia lainnya…karena semua manusia tiada ada yang dilahirkan dalam keadaan “dewasa”…pasti mereka melalui proses bayi.. tidak tahu apa-apa ndok….
dan dia hanya diam…ada seri diwajahnya…seolah dia menerima sebagai solusi dikehidupan dalam dirinya atau wastaghfirhu…
dan dia berkata…wualah…kowe iku “cetar membahana”…
saya bingung…opo sih “cetar membahana kuwi”…
jadi kamu masih mau mempermasalahkan “manusia kertas” lagi……?
jadi jangan ikuti orang-orang bodoh diluar sana, yang mengaku sebagai pemuka agama, pembesar negara, namun hatinya kotor, sebusuk-busuknya hati ya hati mereka itu…
suwun nggeh mas….
yo…yo…yo…[686words]
Maret 29, 2013 at 10:37 am
Perubahan ujar dalam siklus ajar diKehidupan Semesta
atau KIAMAT….
yang tak diundang diharap tak datang…
agar pedang ditangan, tak menebas leher berhati jalang…
agar kotor yang membisu, menyingkap mulut busuk penuh kepalsuan bergentayang…
agar nyawa-nyawa penuh kebusukan bisa melayang dengan kata yang tantang…
putra petir mengingatkan….
anak keturunan ujar langit yang satu kepemilikan mengumandangkan kewaspadaan….
berbuat kebaikan itu hanya ada satu jalan keteladanan yang sudah digariskan….
yang tidak bisa didustakan, yang tidak bisa dipalsukan…
karena waktu yang berkuasa mengungkap segala kebenaran…
AKU hancurkan [khaybar] hari ini…dengan segala otak kepalsuan peruntukan ujar…
agar yang mengikuti kekotoran, sadar memilih jalan ajar yang bebersih menjalar….
yang meminjam harap mengembalikan….
yang mencuri harap sadar diri….
tak ada NKRI, NII, yang ada Indonesia tanah yang sutji….
bagaimana mungkin yang dikatakan wr supratman mati 1938, dikejar 1947 dengan berpayung fantasi “lukas ksatrio”…
saya kutuk manusia BUSUK yang dulu memakai nama SOEKARNO…
maka silahkan menikmati siksa abadi…SIKSA ABADI….
Enyahlah kepalsuan, Enyahlah Kebohongan bermulut kebusukan pemuka agama, pembesar negara dan bangsa yang saat ini tengah merajalela……..
saya tantang siapa saja yang berani melawan…
dengan kekuatan apa saja yang kalian punya….
karena saya hanya membutuhkan “perkenan” majikan yang tinggi hati….
Indonesia, tanah jang soetji,
Bagi kita disini,
Disanalah kita berdiri,
Mendjaga Iboe sedjati….
sungguh cetar membahana…
Maret 30, 2013 at 5:58 am
Taman Siswa
atau jika orang-orang yang sedang mabuk yang juga tidak sadar hatinya mengatakan dengan “surga firdaus”…
saya sudah muak dengan segala sesuatu yang timbul dari kebusukan hati…
saya tantang si BANGSAT habib rizki dengan segala antek-antek FPI nya atau si KAMPRET habib mundzir dengan antek-antek “Majelis Rasululloh nya”…
tentukan tempat pertemuan, yang dekat sambaran petir, biar dibuktikan siapa yang bisa menggenggam petir dengan tangan perkenan majikan yang tinggi hati…….
…..
…..
bukan manusia yang menciptakan tanah daratan dikehidupan….
nafas boleh meminjam, mengapa harus keras melawan…
detak jantung boleh diberi Cuma-Cuma, mengapa harus terus mencela garis cipta…
jangan mengaku keturunan “manusia kertas”, kalau memang tidak memiliki hati cerdas yang berkelas …
Maret 31, 2013 at 7:29 am
3 prinsip utama dalam kehidupan :
waktu, pelaku dan tempat
dengan 2 sudut pandang pengetahuan :
[Ha da ya] atau Huda atau pengetahuan yang terbentuk karena alam sebagai pemimpin petunjuknya
[dha lam lam] atau dhalal atau pengetahuan yang terbentuk karena manusia sebagai pemimpin petunjuknya
dengan 2 perspektif pemberlakuan :
[alif mim nun] atau iman atau waktu yang memberlakukan petunjuknya
[kaf fa ra] atau kafir atau pelaku dan tempat yang memberlakukan petunjuknya…
btw..
untuk “khalifah al mahdi 666[topix.com]”, jika mau mengerti makna dibalik “nick” yang anda gunakan, sebaiknya dengarkan lirik sbb brk…
DISANA TEMPAT LAHIR BETA…
DIBUAI[al mahdi] DIBESARKAN BUNDA[maryama/pertiwi]….
banyak orang yang salah menyebut nama…
yang seharusnya dimulai dengan ketiadaaan yang diujar manusia…
bagaimana bisa “batu langit”, diberi goresan lalu bersuara “al quran” padahal ianya bisa juga disebut dengan BETA..
aku dari arah timur ada dalam BETA…
roh pemikiran adalah pandu hati yang utama…
sebab BETA itu bacaan rasa…
sehingga ianya adalah bacaan prediksi kehidupan dunia…
jika hanya digunakan sebagai pengetahuan semata, maka yang ada hanyalah perpecahan dimana-mana…
jadikan ianya petunjuk yang bermanfaat, sehingga prediksi alam semesta termasuk didalamnya….
jangan terkecoh dengan tiga RAJA yaitu, Agama, Negara maupun bangsa…
karena AjaranNya tidak mengenal ketiganya…
waspada saja…waspada saja…selamatkan diri anda dengan pengetahuan berbalut alam semesta…
tidak mungkin pohon kurma menjajah tanah jawwa…
pikirkanlah, telitilah, dan cermatilah…
salam keselamatan, salam damai bagi anda yang percaya bahwa kehidupan dunia itu milik majikan yang tinggi hati, majikan yang hanya satu satunya…
jika anda mempercayai agama,negara, bangsa hanya satu mata saja, maka sama saja anda mempercayai bahwa kehidupan dunia banyak tuhannya…BERBAHAYA, DURHAKA, CELAKA!!![258]
April 1, 2013 at 3:24 am
gubahanku
inti dari ajaran berpayung fantasi “joyoboyo”, manunggaling roso bisa diartikan manusia berkehendak dengan hati nurani dalam melakukan kehidupan sehari2x…dan sejarah akan memiliki saksi dan bukti yg kuat, walaupun manusia akan membelokkannya sesuai penafsiran mereka masing2x
inti dari ajaran berpayung fantasi “nostradame”, bahwa sejarah kehidupan manusia akan selalu berulang…
inti dari ajaran berpayung fantasi “ siliwangi”, bahwa gerak perubahan dikehidupan dunia disambut dengan tali persaudaraan
prediksi…ramalan…
bukankah induk prediksinya ada pada buku cetakan yang disebut penerbit al mizan sebagai alquran dan terzemahannya…karena sentuhan akal berkurikulum manusia yang menyebabkan seluruh petunjuk yang tercantum didalamnya hanya dianggap “science” semata oleh mereka yang durhaka….
Ku tuliskan lagu ini
Ku persembahkan padamu
Walau pun tiada indah
Syair lagu yang ku gubah
…….
Walau apa yang terjadi
Tabahkan hatimu selalu
Jangan sampai kau tergoda
Mulut manis yang berbisa
….
….
Aku sudah tidak mau diremehkan…
aku sudah tidak mau dihinakan…
enyahkanlah para penghalang yang bergarda…
lukakanlah mereka dengan celaka yang nyata….
agar dunia tahu siapa pemilik dunia sebenarnya….
aku berkendara “tarian kuda”, “zafni al habasyah”, “para kawula padha suka-suka”, hingga aku menyerukan kebaikan dengan “afro mask”, “payung fantasi” atau ujar memberi ajar tanpa pamrih kemashuran pribadi yang mengayun ego terperi…
Lalu dihadapinya berhala-berhala itu sambil memukulkan tangan kanannya dengan kuat, Kemudian kaumnya datang kepadanya dengan bergegas…
aku hanya menangis dalam keriangan diatas…
berharap kasih dalam persaudaraan akan menjadi pelipur lara dari terpaan badai yang besar…
tanpa batas, tanpa perlu penghakiman atas dasar kekuasaan manusia…
agar dunia menyaksikan, bahwa segala serifikasi akan hilang seirama tsunami nanti…
perhatikanlah tanda alam semesta sebagai petunjuk berikutnya…
dengan petir yang melanda, berharap aku, saya, kamu, anda, kita, kami, kalian semua dimanapun berada, tetaplah menengadahkan dada ke atas, berserulah dengan kata hati, bahwa hanya ada satu pemilik kehidupan alam semesta, yang tak memerlukan kata hayalan dari mulut manusia untuk menunjukan kekuatanNya, KeperkasaanNya, KekuasaanNya….
saya sudah tidak mau diremehkan…
saya sudah tidak mau dihinakan…
enyahkanlah para penghalang yang bergarda…
tegurlah siapa kendala dengan celaka yang nyata….
agar dunia tahu siapa pemilik dunia sebenarnya….
April 1, 2013 at 5:37 am
mereka yang membaca, mereka yang me-reka, dan mereka yang mendusta….
tapi untuk apa manfaatnya, jika tidak selamat dikehidupan rasa…
27 rajab, 25 desember digadang gadang ultahnya manusia kertas…
ADA ADA SAJA…
apalagi yang digunakan mereka???
yaaa…kalo berucap dengan kata hayalan yang menyerta…
PUJI TUHAN ALHAMDULILLAH katanya….
HAHAHAHAHAHAHAHa
Petunjuk Kehidupan digunakan untuk “science” belaka….maka hasilnya hanya ada kerepotan yang penuh rutinitas kepalsuan semata pemukanya…
kasihan…kasihan…kasihan…
sudah tunai janji baktiku…sudah tunai yaaa…
karena al quran yang dikatakan BETA sudah menjadi INDONESIA….
April 1, 2013 at 8:05 am
gelap mata, mohon tiada
ya ampun bodohnya manusia yang memaksa…
terkekeh dunia mengejar apa saji dalam janji selera…
padahal waktu dihitung sudah tinggal seberapa…
bukan karena lahir diberi tanggal berapa….
bukan juga karena meninggal diberi tulisan dinisan berapa…
karena dunia semesta mau ganti kulitnya…
ya ampun susah dan repotnya manusia diberi seri…
pribadinya diberi sapaan dengan gelar yang ber-seri…
tempat tinggalnya juga diberi surat yang ber-seri..
saat brojolpun diberi akte yang berseri…
saat mendidik pemikiran juga diberi tangga yang berseri…
apa kata dunia bila terjadi tsunami nanti….
ya ampun penguasa yang serakah puja puji…
beberebutan singgasana mengatur kursi berteritori…
tidak suka dicaci, apalagi disembur perbaiki diri mengkritisi…
padahal batas usia senantiasa menanti dari dulu hingga kini…
karena tenggelam dalam lautan kuasa bergergaji besi…
sehingga lupa siapa pemilik diri…
ya ampun bodohnya dua orang tua yang itu…
disapa sudah lama, masih saja hasrat membatu…
padahal dicina ada tanda telur yang beratnya 200 gram itu…
dua terbuka, satu masih dalam cangkang selalu..
bagaimana mungkin air bisa menggerus batu….
jika kelakuan orangtua itu selalu begitu…
padahal mati satu lalu tumbuh seribu…
kata si bang o…sungguh terlalu….
pagar waktu sudah didepan mata…
memandang ke atas mengharap suara membahana…
goresan pena bergaris perkasa tak ada tara diangkasa…
bangkitkan manusia dari alam ketidaksadarannya…
karena melihat satu-persatu peringatan mulai terlaksana…
siapa yang meregang nyawa, karena ada alasannya…
siapa yang ditegur celaka, juga karena ada alasannya…
siapa ingin mencoba, ditunggu tantangannya…
siapa yang ingin datang, karena persaudaraan semata…
akhirnya selesai juga…bahagia32…
April 2, 2013 at 9:40 am
Kereta Kumuh si-Jelata
terlihat gontai sibuta, bukan karena netra…
namun karena hati tertutup akal, kotor merajalela selera…
terdengar bising si-tuli, bukan karena rungu…
namun karena hati tertutup simbol, langkah perkataan berjalan tanpa guru…
terasakan bungkam si-bisu, bukan karena wicara…
namun karena hati tertutup buih basa, genggam ujar berbisa tanpa jari makna…
hai Kumuh, cendikia menghardik jelata tanpa ragu…
tak ada “track record” terpandang manusia, jangan sok tahu…
tanpa makhluk “manut” yang lain, beo belantarapun tak akan berbaris setuju…
wahai gila dunia terpuja, jelata menyapa cendikia berlangkah duta perwira…
ada “sertifikasi berlogam mulia”, bergunakah kelak dikehidupan rasa…
bukankah kereta cahaya tak butuh singgasana layaknya tiga raja…
semata tahta,harta, kuasa diatas keangkuhan agama, negara, dan bangsa…
wahai cendikia yang ngetop dan dipuja pasukan beo belantara….
bukankah kereta membawa rupa tanpa pajak isi kepala kusir menyerta…
bukankah kereta memanggul suara tanpa cambuk kulit kusir berpita warna…
bukankah kereta menanggung makna tanpa plakat abadi mata kusir berusia…
lantas mengapa dikau sudi dibelai bayangan nenek moyang berbantal buta rasa…
lantas mengapa dikau sudi dikejar bayangan nenek moyang bertikar tuli cipta…
lantas mengapa dikau sudi dipeluk bayangan nenek moyang berguling bisu daya…
….
tiba-tiba kakek tua berbaju putih muncul dihadapan cendikia dan si jelata…
“hai kakek tua bolehkah aku bertanya…apa maksud kereta yang dikatakan si-jelata”….tanya cendikia…
….
kakek tua menjawab “yang ditanya tidak lebih tau dari yang bertanya”…
….
“ah kakek tua suka becanda…kalau begitu sebutkan kisi-kisinya saja”…tanya cendikia menyela…
….
“kisi-kisi…hm hm…kayak bimbingan belajar saja, bikin kepala manusia isinya hapalan semua…buat apa yaa”…guman kakek tua seraya melanjutkan berkata…
apabila nama agama lebih diutamakan pengabdinya daripada pencipta detak jantungnya…
apabila panggilan negara lebih diutamakan pengabdinya daripada pencipta nafas hatinya…
apabila kebanggaan bangsa lebih diutamakan pengabdinya daripada pencipta nurani akalnya…
….
kemudian secara tiba-tiba kakek tua itu menghilang….
cendikia lalu menginformasikan pada si jelata, bahwa kakek tua itu “jibril”….
kontan saja si jelata tertawa terbahak-bahak…sambil berkata :
sotoy luh…kayak si sape-i yang maen di “ustad potocopi”…
makanya “cendikia”…agama kok dipakaikan busana HAPALAN….cape deh…
by the way…tau gak cendikia,kenapa semua ujar dalam ajar menjadi barbar blas , samar dan membias?
…..
karena semua orang merasa boleh menyiarkan ajar keteladanan dimana-mana tanpa disertakan garis waktu yang semestinya..
“laa dhirah walaa dhirarah” itu maknanya “jangan kebanyakan yang menyuarakan dan jangan pula kebanyakan yang mendefinisikan”…
karena akibatnya yaaa seperti saat ini…OMDO, tapi kagak paham dengan ajar keteladanan yang sesungguhnya…
bukankah semua ujar dimulai dari yang satu…[qul Huwa Allahu ahad]
tiada ajar keteladanan jika tidak dimulai dari satu waktu, satu pelaku, dan satu tempat…
bener gak tuh cendikia…..hehehe
nama, pelaku dan tempat dalam tulisan ini hanyalah fikri belaka…
apabila ada kemiripan suasana, maka tanyakanlah sendiri pada nurani anda…
karena baik si-jelata, cendikia maupun kakek tua, hanyalah perahu kertas berlayar mutiara kata….
jadikan akal sebagai peredam pikiran yang panas dan keras…
sehingga hati mampu meretas teduh kertas bersimpul cerdas….
April 3, 2013 at 1:12 pm
munculah negeri perahu selaksa samudra…
terbitlah tanah pemangku jagad raya…
memanggil ki hajar dewantara tuk sebutkan nama…
dendang kopral jono terhanyut rasa dan bangga didada…
menjaga titah sejati Sang Utama akan kuasa tanah pusaka…
yang hingga saat ini tergores dengan tutur INDONESIA…
dan jangan lagi pohon kurma pendusta menjajah tanah jawwa…
dan jangan lagi langkah onta kusta menghambat kuda putih ksatria…
dan jangan lagi kubah durhaka menyamarkan kereta kencana…
ingatlah bagi pemuka dan pemimpin yang berhati kusta…
yang berlindung dibalik topeng kata “allah subhanahu wata’ala”…
yang berlindung menggunakan plakat suara “al quran yang mulia”…
yang berlindung menggunakan tong kosong “islam” dimulutnya…
namun memutarbalikan fakta garis cipta semestinya…
hanya demi seonggok kekuasaan diatas keserakahan manusia…
Celakalah pemuka dan pemimpin yang berhati penuh noda petaka…
aku bersihkan nama indonesia dari “maling” yang bertangan perkara dosa..
dari Negara Kera Raksasa Imitasi atau NKRI dipanggilnya…
dari Negara Islam Imitasi atau NII dipanggilnya…
dan dari segala bentuk bangunan ritual yang terpatri diseluruh dunia…
dari mosque, kuil, wihara, gereja atau apapun mereka bertingkah prahara memuja….
dari mereka yang mengaku takut tuhan namun sebenarnya takut berketek penguasa…
dari mereka yang mengaku takut allah namun sebenarnya takut kehilangan harta benda…
dari mereka yang mengaku takut tuhan allah namun sebenarnya takut kehilangan nama baiknya…
aku yang berjuang sendiri, dan tetap berdiri sendiri…
tak pernah takut dengan ancaman artileri berpeluru kendali…
karena dada sudah terisi asmara arjuna dan srikandi…
sehingga tahu yang membisikan digua hira pelakunya dahulu orang sini…
sehingga tahu silent caretaker itu yaa ashabul kaHfi…
sehingga tahu mendemonstrasikan ajar secara payung fantasi…
sehingga tahu ujar leluhur mengajarkan budi tanpa pamrih puja-puji…
sebentar lagi oji anak emak ulang tahun katanya….
ditanya kisanak yang disana, mau timbal hadiah apa…
oji tersipu malu tuk mengatakan bentuk apanya…
ditanya lagi Friday or Saturday terima hadiah istimewanya…
sementara didalam hati ada dua nama yang sudah lama tertera…
SPG[NII] dan HP[NKRI] adalah inisial kedua tumbalnya….
kisanak hanya manggut-manggut waktu merasakannya…
ngember terus gak ada bukti kan bikin cape jadinya…
semoga si oji lulus permohonannya, benak kisanak mengiba…
semoga bangsa besar ini terbebas dari perbudakan penguasa nista…
lama sengsara mau bilang apa…
lama dihina mau membela bagaimana…
karena Nrimo, Cuma itu Ajaran satu-satunya…
bukankah tiyang waktu adalah penentu segalanya…
dua benua yang ditemukan jadi ada, kelak akan menjadi kembali tiada…
batu berkotak hitam yang dipuja di sana akan berserakan sama tanah jadi rata….
bangunan yang dijaga suara dimana-mana…akan sia-sia jadinya….
segala kerepotan ritual sungguh jelas menjadi tiada manfaatnya….
karena mereka sudah lupa, gerangan pemilik kehidupan yang sebenarnya…
bagi ulama, pastor, pendeta, biksu atau apapun julukannya….
jika ingin menantang, harap tunjukan tempat pertemuannya….
dekat sambaran petir, dataran yang disuka rakyat sengsara…
kalau si sengsara yang menang, ingat petuahnya….
berbuat baik sesama manusia itu tak memerlukan kata AGAMA!!!…
karena apa…karena…
SEMUA AGAMA diseluruh dunia saat ini SAMPAH KOTOR yang nista…
maka tunggu saja tanggal mainnya….
sangkakala menuai berita selanjutnya…
si sengsara tak perlu pencitraan…
si sengsara hanya menggariskan….
be yourself…sebab mati tak membawa kawan…
April 5, 2013 at 8:32 am
Sengketa orchestra tumor pamor di’amor
saat dirigen sombong mengayun tongkat premanisme lahan citra…
bagai orangtua yang berebut angguk kuasa diatas beo berbelantara…
telisik nada apa sedang dimainkan yang menyembul gara-gara…
oh ternyata, iman kafir yang jadi parameter duga berkursi celaka…
ada apa dengan cinta sesama diantara mereka…
ini masalah “aqidah” kata yang satunya…
ini masalah pencemaran nama baik kata sisi yang satunya…
padahal [ain qaf da] itu garansi atau jaminan makna timbanya…
lalu aqad nikah, raja panyelang, pemimpin pengganti seperti air sungai yang setara…
yang terhembus bau harum yang mengalir dari 235,237 pada sapi betina…
jadi sebenarnya “aqidah” itu apa terka yang sedang meng”adzab” diotak eja mereka…
….
dan selanjutnya tentang nama, bukankah sudah ada lagu dari dunia si muda…
yang bunyi liriknya : hidup untuknya, mati tanpanya…
mengapa nama sebagai korban yang harus disembelih demi martabat kotor dijaga….
bukankah keseimbangan akan ada bila semestanya takar karsa dijaga…
lantas mengapa para orangtua selalu menoreh celuk-siksa yang terpenjara…
pengaruh sepele diistilahkan kisanak dengan trijengki…
direndam ilusi bagai autis memperebutkan citra akal berpiala HAKI…
apakah arena gengsi yang bergilir akan bergulir mungkin terjadi…
apakah akan sejati bila bangkai intelektual senantiasa dijunjung kurs harga diri…
bukankah keuntungan yang seharusnya dikejar penantian kereta hati berprediksi…
bukankah akan merugi bila arti yang menyeret waktu adalah kuda yang sudah mati…
lantas mengapa para orangtua seakan berbelatung kedaulatan suara nyali berduri…
seandai saja mereka yang tersangka didiagnosa secara optik jati-diri yang disini…
aih…ternyata penglihatan hati mereka divonis pasti silindris gunung kawi…
sebab harta goni gini, kepopuleran kuasa bertiang abadi, mereka jadikan standarisasi…
yang penting asyik dihormati, tanpa berpikir mengapa dunia menjadi sempit sekali…
propaganda “kebenaran hanya milik allah” disaji, namun dengan “police line” mereka berdiri…
bagi mereka “perintah allah” harga mati,…ehmm…jika pemuka dinegara mereka yang dipuji…
bagi mereka “hukum allah” yang tertinggi,..waduh…melihat hakim,jaksa,pengacara kok jadi lucu sekali…
edukasi mereka seolah begitu penuh dengan arogansi hati pemuka berkurikulum…
seperti sumbu meriam dipicu paham ego terkulum, lalu mulut siapkan DAJJAL berdentum…
ucapan yang terdengar bagi kalangan V.I.P saja, sedang awam yang lain harap maklum…
semisal jika pintu rumah diketuk, ringtone mereka disetting “asalamualaikum”…
seakan dora terlupa…katakan peta…katakan peta…kodrat kamu dipadang pasir menjadi antum…
lantas mengapa kamu dimana-mana menyapa dengan eh antum, asalamualaikum…
pantas saja ad dajjal menjadi jumawa, karena speaker ngaji dibangunan disangka suara harum..
sebab kebutaan mereka.. MUI, DEPAG RI diyakini renkarnasi dari wa ulil amri minkum….
[alif wau-lam ya] atau ulil itu keterangan yang sudah berakal, atau pengetahuannya sudah maklum…
sehingga pengetahuan yang beredar disekitar senyum anda itu adalah istri dari ulil amri minkum…
jadi sudah jelas yaaa…itulah makna sambil nengok kekanan “’asalamualaikum”…
jika hati sudah dibedah “jibril”…tentu anda semua akan melihat takut yang menggigil….
karena dimana-mana terdapat mayat hidup korban pembantaian penceramah yang tengil…
yang lagaknya centil, kalo ngomong bikin ilpil padahal ilmunya Cuma seupil…
nyang kalo lagi berapi-api, berteriak TAKUTLAH hanya kepada Allah”…ucapannya saat tampil…
tapi kalo ada polisi, atau TNI yang menemani, takutlah hanya kepada RI ya cil….
dasar centil yang bikin ilpil, padahal kesempatan selamat semakin kecil….
hari terus bergerak mengarak awan dengan arah perubahan…
hanya sang waktu yang boleh dijadikan tuan…
karena nrimo itu ajaran yang sesuai kodrat alam yang menawan….
semoga saja tulisan ini bisa tersebar secara online…
agar setiap diri, menjadi meneliti siapa yang sesungguhnya tuan hati yang tak terlawan…[540]
April 5, 2013 at 2:10 pm
Hamba bernyanyi
———————————————————–
dikarenakan menyadarkan dan menyalahkan(tuding membedakan) bagai rambut dibelah tujuh, saya senantiasa mengingatkan, pembaca berbudi yang tidak secara berkelanjutan dalam melihat perjalanan tulisan pembelajaran selama dua tahun ini, agar memahami dengan adanya “nada kebencian” atau tangga celaan yang diproduksi, hanya sebagai sisi pembanding disetiap label realita permasalahan yang di-ejawantahkan secara makna tegas…mohon maklum yang tersenyum…
mengapa harus demikian?
agar terhindar dari kesalahan fatal terbesar yaitu pembunuhan yang mengatasnamakan pembelaan suatu ajaran…karena yang paling berhak memutuskan tali nyawa manusia adalah Sang Kuasa Waktu, yang hanya satu-satunya, majikan tinggi hati…
dan karena ajaran yang baik itu yang membentuk manusia agar berbudi pekerti yang luhur, saling berbagi dengan sesama, dan manusiawi, sehingga tidak berkuasa penuh atas kepemilikan harta, tanah, kedaulatan dikehidupan duniawi, yang kelak dapat mengakibatkan manusia lupa dengan pemilik kehidupan yang sejatinya…
———————————————————–
[ha ja ja] itu penyamaan pandangan kata putra pertiwi…
lantas mengapa kok “hajji” makna dikutuk menjadi travel ke arab saudi…
yang bener aje dong kalo telisik arti, masak yang dipuja batu hitam buatan si“samiri”[20:85]…
apalagi setelah pulang dari bertandang, mematok gelar hajah atau haji…
bahaya kereta yang berjalan tanpa kuda kelak membuat pandang siksa terkeras menanti…
jadi begini…
hijajin[ha ja ja] itu penyamaan pandangan proses gabung pemikiran secara waktu…
hajat[ha ja ja] itu penyamaan pandangan yang prosesnya mengandung kepentingan yang satu…
jadi kalau sudah tahu, anggap saja pengetahuan sambil lalu…
karena ujar dalam ajar tidak boleh bersifat hapalan yang selalu begitu abadi waktu…[37:3][3:73 yuhajjukum “ha ja ja”]
celakalah orang yang selalu terlelap interepretasi materi segini…
yang digarasinya dipenuhi mobil berbaris segini…
yang dihalaman luasnya terdapat jet pribadi segini…
yang serifikat rumahnya kalo diitung berjumlah segini…
kalo uangnya ditumpuk, maka gundukannya tinggi segini…
namun disekitarnya ada manusia yang kelaparan karena makanannya Cuma segini…
maka berubahlah wahai saudara, demi jelang waktu yang tersisa…
janganlah lagi berbuat kerepotan ritual yang sia-sia…
janganlah lagi berbuat jahat menyiksa, memenjara sesama manusia…
karena semua manusia hidup didunia harus saling memberi dan membela…
karena semua manusia hidup didunia berderajat sama dimata majikan yang satu-satunya…
karena manusia mati kelak yang dibawa sidik perbuatan hatinya…
sudah yaaa….salam keselamatan bagi semua…
hamba menyanyi…mencita swara…
turut kepada seni[yang dibaca dengan rasa “qaf ra alif” : iqra, al quran], ibu INDONESIA…
hanyalah ini, hamba memberi…
tanda bercinta hati pada bu pertiwi[“mim ra-ya mim” maryama]…
hanya maksud jangan sampai, hamba dengan tangan hampa…
bakti pada MAHA INDONESIA….
terima ini sebagai putra…
walaupun hanya hamba dapat urun swara…[397]
April 6, 2013 at 4:11 am
bala itu makna timbanya pengikut…
ngancik tutuping tahun…
tahun yang tertera bisa diberi anggapan sbb brk :
sebagai perbuatan hari : nama…
sebagai perbuatan bulan : panggilan…
sebagai perbuatan tahun : kebanggaan/kehinaan…
dewa wolu itu maksudnya untuk “dewa tanah kelahiran”…
ratu[atau bisa dewa ruci, diva dsb] itu dapat dianggap gerak kepemimpinan dikehidupan “lebah”…atau ratu pengetahuan yang memimpin segala bentuk pengetahuan yang tumbuh berkembang seiring roda jaman…
jadi secara singkat bisa dipahami dengan permisalan :
turut kepada seni, ibu indonesia….
seni itu sesuatu yang dibaca dengan rasa…atau merujuk kepada “qaf ra alif” atau yang dikenal dengan suara “iqra, yaqrau, quran, al quran dst”…
jadi sebenarnya ratu adil itu yaa yang saat ini dikenal dengan buku yang diberi nama “al quran”, yang memiliki cita-cita sebagai pandu negri yang saat ini disebut dengan nama INDONESIA…
Ki Hajar dewantara yang menuliskan Indonesia karena berdasarkan eja akksara yang terdapat pada surat19 yaitu KafHayaainshad….
intinya adalah…bumi ini akan berotasi seperti dahulu kala…ada pengulangan sejarah kemanusiaan dikehidupan dunia….
shalat[shad lam wau] itu makna timbanya menjalankan pendirian, atau mengejar cita-cita, atau mencita swara…
contohnya :
‘udzur[ain dzra ra] itu cita-citanya[makna timbanya] adalah kesimpulan dalam pemikiran…
semoga bermanfaat[189]
April 6, 2013 at 7:03 am
Anonfamous
Waktunya telah tiba bagi orang-orang di dunia untuk bersatu. Anda tidak dapat menunggu untuk sebuah “Revolusi Kebenaran”, karena anda adalah bagian dari revolusi itu sendiri, kami adalah revolusi, kekuatan kami adalah pada jumlah pengakuan akan kepemilikan kebenaran yang satu-satunya. Anonfamous[unknown famous/barangsiapa/ siapa saja] memerlukan bantuan anda, orang-orang di seluruh dunia meminta bantuan anda!
Kami melakukannya karena kami bisa! Kami melakukannya untuk masa depan anak-anak kami dan semua kehidupan di planet ini. Kami melakukannya karena kami melihat kebohongan dan tipuan. Anonfamous adalah semua orang. Semua orang adalah Anonfamous. Sekarang! anda juga bisa menjadi Anonfamous. Bergabunglah dengan kami, Anonfamous!
We do not forget.
We do not forgive.
We are legion. Expect us
Tidak ada cara bagaimana bergabung dengan Anonfamous, karena kita semua bisa menjadi Anonfamous, Anonfamous tidak memiliki pemimpin dan tidak memiliki struktur organisasi. Karena Anonfamous terbentuk dari hati yang hanya berdiri dan tunduk kepada Majikan Alam Semesta, Yang Perkasa, Yang Tak Terlihat, Yang Tak Tertandingi, Yang Begitu Indah….
tiada asap pengetahuan jika tiada api pelaku pemikiran…
banyak orang terhalang melangkah ke dunia keselamatan…
karena banyaknya garda kepentingan yang penuh naluri keserakahan…
agar yang berat menjadi ringan dan yang ringan mampu mengantarkan rasa yang berat, saya terangkan “we do-not forgive” dengan canda WARKOP…
Pa sukri ini, seperti temen saya, namanya gausah disebutlah, gaenak, nanti sama lagi, ini dia udah meninggal soalnya. kemaren ini meninggal, rupanya dia masuk neraka, udah kirim surat sama saya, udah kirim surat dari neraka ke saya.
dia bilang, “jo, saya sudah sampai dengan selamat di neraka, saya berhubung anak penggede, dapet dispensasi”
jadi ceritanya begini, di neraka itu kan ada sel2nya mas, satu, dua, tiga, empat, begitu yaa… nah dia boleh pilih itu,
jadi dia buka kamar satu, disitu ada org lagi dipukulin pake besi panas mas, waduh dia bilang ke malaikatnya “ga enak mas, disini sakit”, ga jadi ke kamar satu,
buka kamar dua, malaikat buka kamar dua pas diliat, ada org lagi disate, ditusuk dari ujung kepala sini, sampe di daerah “Tahiti” (bokong) sini mas, di puterrr aja seperti kambing guling, disitu sakit, ga jadi.
terus ke kamar tiga, begitu kamar tiga dibuka, disitu rada enakan mas, orang semua lagi pada direndem, segini mas, sebatas leher, cuman gaenaknya direndem di air tinja. dia pikir, “wah daripada sakit mendingan disini bau bau dikit gpp yahh.. iya deh saya disini” dia masuk kesitu, nyelup gitu yah, sebatas leher, lima menit kemudian bunyi bel, *nengenengeneng* “Yak! waktu istirahat sudah selesai, sekarang silahkan nyilem (nyelem) kembali!” bayangin itu, nyilem kok di air tinja!
manusia disaat nyawa terlepas, maka yang dibawa adalah rasa yang melekat pada diri masing-masing manusianya…siapa yang menuai badai petaka, maka ialah yang akan menanggung segala akibatnya, baik dikehidupan cipta dan kelak dibawa pula dikehidupan rasa….
aku sudah peringatkan akan bahaya made in tiga raja….[agama, negara, bangsa]…
aku bukanlah pemaksa kebenaran, jadi buktikan saja kebenarannya jika nyawa anda sudah terlepas nanti…jangan sampai menyesal!!!
I will be rising from the ground
Like a skyscraper, like a skyscraper
tali persaudaraan tanpa batas, menuju jaman keemasan….[496]
April 7, 2013 at 4:01 am
Kenangan Terindah
dua tahun yang lalu, saat saya mulai menempuh pendidikan di “institusi tak terlihat”, tempat pembelajaran saya, salah satunya [1]quran.bblm.go.id, dengan tempat pembanding [2]corpus.quran.com
karena buah jatuh tidak jauh dari pohonnya[19:25], maka saya lebih diterpa cenderung untuk menggunakan yang terdapat pada [1] ”
mengapa saya seakan harus ke [1] atau [2]?
karena tidak mungkin “PETUNJUK KEHIDUPAN” direpresentasikan sejajar dengan sekedar tradisi tulisan sejarah manusia atau sekedar terjemahan umumnya saja…yang secara realita tujuan perjalanan tulisannya bisa dirubah dan diubah menurut selera kekuasaan diatas keserakahan manusianya…
intitusi yang tak terlihat ?
yaa…saya belajar tidak secara kurikulum penimbaan ilmu ala manusia pada umumnya, yang memiliki tambatan-tata pikir dari manusia juga..
saya seolah dituntun dan diseret oleh waktu, tidak tahu mau dibawa kemana hubungan “kita”…karena apa? karena .”PETUNJUK KEHIDUPAN” seperti makanan dan minuman, yang disaji dan dikonsumsi disetiap harinya, sehingga “PETUNJUK KEHIDUPAN” tidaklah mungkin diperlakukan seperti HAPALAN…
jika you adalah saya, dan i adalah kita dalam timba pengetahuan, maka pencapaian “PETUNJUK KEHIDUPAN” seperti lirik lagu :
where ever you go, what ever you do
i’ll be right here waiting for you
atau seperti yang tertera pada [55:26] “fanin”[fa nun ya] atau yang seperti tertera “afnahu” pada jejak perkataan :
[قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ]
[fa nun ya] itu makna timbanya adalah tahapan yang berlanjut prosesnya, atau jika sudah melalui tahap 2, maka yang dikejar selanjutnya tahap 3, bukan kembali ke tahap 1 lagi…atau seperti manusia yang sudah dewasa tidak mungkin kembali ke tahap berpikir balita…
secara singkat dapat dijelaskan bahwa saat ini saya sudah ditahapan wujud cita-cita dari “PETUNJUK KEHIDUPAN” yaitu tanah suci, tanah pusaka, tanah kelahiran, yang seperti keris mpu gandring yaitu INDONESIA…
tulisan ini saya buat khusus didedikasikan bagi seseorang yang berada dibalik “quran.bblm.go.id”, ..karena saya juga menghormati keberadaannya atas kehendak waktu…namun saya melihat ia hanya diberi kemampuan sebatas olah tata “akar kata”…tanpa ia menetap lanjut untuk mengetahui dengan siku pemikiran yang semestinya…”apa ,bagaimana” cita cita PETUNJUK KEHIDUPAN atau seni atau beta atau buku yang dicetak oleh beberapa penerbit dengan papan nama “al quran”…
salam keselamatan, semoga bermanfaat
April 8, 2013 at 5:07 am
Senjata Pusaka Asmara Mpu Gandring
pengennya sih judul yang digunakan “keris mpu gandring”, tapi biar agak “macho”, jadi ditulisnya yaa gitu deh, padahal sih sebenarnya sama saja kok…sebab kata “jawa” itu makna dasarnya “benang cinta” atau “asmara”, sedang “senjata pusaka jawa” kan bisa dibilang dengan “keris” yaaa…ya kan…ya gak sih…
mengapa menggunakan judul terkait “keris mpu gandring”?…karena saya pernah mengatakan bahwa seseorang yang menulis buku panduan yang dicetak penerbit dengan nama “al quran” itu, dulunya tuh tinggal didaerah gunung bromo…dengan rasa pemikiran yang disandarankan pada legenda “ken arok dan ken dedes”…
anda gak yakin kan?…
hmm..hmm…kalo 17+70=87, anda yakin?
bagaimana kalo, 17+70=data parkir, anda percaya? Kalo saya sih percaya…mengapa?…karena saya melihatnya sebagai celuk-rasa dengan lembar laporan parkir yang data tertulisnya 17 mobil dan 70 motor…jadi hasilnya bisa jadi “data parkir”…ya kan…ya gak sih…boleh dong….karena yang terpenting bukan hasil akhirnya, melainkan penyebab cara hitungannya…
anda masih tidak yakin kan?…
hmm…hoahhh…ngantuk…kalo [ain ba da]‘abdi, ‘abdihi, ‘ibadati bisa dimengerti sebagai hamba, abdi, pengabdian, ibadah… anda yakin?
bagaimana kalo [ain ba da] itu makna dasarnya as “surat cinta”? Anda percaya?…
kalo saya sih percaya saja…mengapa? karena saya melihatnya [ain ba da] itu sebagai…
ain urutan didepan = ujar, ucapan yang berbekal pengetahuan yang ingin tersampaikan…
ba urutan ditengah = kebiasaan, pengkondisian suatu perbuatan…
da urutan dibelakang = peruntukan yang sudah dipahami keberadaannya…
Kemudian Musa menjatuhkan tongkatnya maka tiba-tiba ia menelan benda-benda palsu yang mereka ada-adakan itu….
bukankah hamba, abdi, sembah, penyembahan, ibadah berlakunya seperti “surat cinta”?
jelas peruntukkannya, bekal pengetahuannya, kebiasaan melakukannya….
ya gak sih…iya kan begitu…boleh banget dong….
coba kalo dilihat dengan jendela kehidupan dunia…mereka yang sedang bertopeng baik itu sebenarnya surat cintanya ditujukan kepada tiga raja [agama, negara, bangsa]…bukan kepada majikan yang tinggi hati, yang Cuma satu-satunya…sehingga bisa dikatakan bahwa mereka memiliki dan mempercayai Majikan mereka itu banyak sekali….tergantung selera pemukanya, pembesarnya, yang sebenarnya sama-sama makan nasi, sama sama membutuhkan oksigen untuk bernafas, sama sama tidak berdaya apabila nyawanya akan dicabut…
Berhati-hatilah terhadap orang yang pakai topeng baik – karena topeng baik selalu dipakai untuk menutupi hati yang buruk. Orang yang baik tidak perlu pakai topeng baik karena hatinya tidak memerlukan topeng….
——————————————————–
“witing tresno jalaran seko kulino”…
pohon cinta itu tumbuhnya seperti menanam batang singkong…
atau bagaikan kemauan dan kemampuan untuk mengulang menancapkan tongkat hati pada tanah pijakan “where”[daya pandang] kaki pemikiran berdiri…seiring jerih payah berbuah “telo” pengetahuan yang bergaris “how”[cipta kekinian] dan berbatas “when”[rasa kenangan]…
——————————————————–
sebagai kesimpulan penutup…
ken dedes itu ilustrasi dari “seni” atau tujuan perbuatan yang dipandang dengan rasa…
mau ken arok kek, tunggul ametung kek, mau kebo ijo kek…tetep aja matinya ditikam pake keris Mpu Gandring…
Mpu itu apa sih?
lidah panutan atau pelirak[penyambung lidah rakyat] atau “nun ba alif/ya” atau yang dikenal dengan arca kata “NABI”…..”
btw pelirak itu istilah milik Ki Hajar Dewantara bukan milik Soekarno yang sukanya mencuri intelektualitas pemikat itu…
gandring itu apa sih?
yang mempertemukan, penyatu hubungan, naungan lahiriah…as [adam “alif da mim”]
jadi tau gak apa itu “Keris Mpu Gandring”?
Tanah naungan lahiriah, atau tanah pusaka atau saat ini adanya dimana yaa kira-kira…
[sin kha ra] jika bertempat dijalan Suramadu blok 16 No:79 berpapan nama “muskhkharatin”, yang mempunyai cita-cita menjadi “pemeran terbaik/pelakon yang ulung” atau “the great pretender”…
begitulah para leluhur tanah air, yang selalu menjadi “pelakon yang ulung”[16:79,16:12,7:54], dalam merajut benang cinta atau jalinan asmara atau jawwi[ja wau wau] dengan seragam angan dalam penjiwaan yang tinggi[sama-i “sin mim wau”]…tak terkalahkan oleh waktu yang membawa dusta berangkara murka yang muncul dari manusia serakah yang sukanya pencitraan pandang semata atau sukanya bertopeng hati…
karena banyak pemuka, pembesar yang terlihat cerdas secara akal namun idiot secara hati,…perlu saya terangkan sedikit apa itu SAW….
prana = hati, nafas
citra = lukisan, tulisan
pranacitra = …nafas lukisan pemikiran hati, penggerak utama tulisan rasa…= shallallahu alayhi wasallam -> padanan pemakaiannya bersama kata “muhammad”, sehingga makna ganda “pranacitra” bisa setara dengan “muhammad”…
sehingga memahami “sambil menyelam minum air” itu seperti…
membaca legenda “timun Mas”, akan berasa menelusuri jejak perkataan terkait “al jassasah”…
membaca legenda “loro jonggrang”, akan berasa menelusuri jejak perkataan terkait “yajuj, majuj”…
atau memahami “bagai pinang dibelah dua” itu seperti…
sutradara atau dalang atau jibril atau jayabaya….
Nabi SAW on “yauma uhud”…
“ini Jibril, ia sedang memegang kepala kudanya yang dilengkapi dengan peralatan perang”…
masih ingin teori yakin gak yakin…percaya gak percaya…
mending mah langsung berbuat baik saja, sebelum kematian tiba…
berbuat baik itu tidak memerlukan teori pengetahuan, karena berbuat baik itu hanya bisa dilakukan dengan kesungguhan yang semerbak mewangi…yang dijunjung perbuatan baiknya bukan pelakunya yang selalu gila puja…
tulisan ini saya dedikasikan untuk sesama saudara yang telah ditipu dan dibohongi oleh penguasa yang jahat, yang kalo berjalan tok[agama]…tok[negara]..tok[bangsa]…agar bisa lebih waspada kedepannya dan jangan lagi mudah ditipu oleh pemuka, pembesar yang idiot secara hati….
lawanlah mereka yang jahat dengan cukup menyebarkan tulisan ini…
jangan takut kepada manusia, namun takutlah pada diri sendiri…
jangan lagi menyembah bangunan,[mosque.church, kuil, biara, wihara dst]…
jangan lagi menyembah manusia khayal, [adam, ibrahim, muhammad, isa, musa, jayabaya dst]
jangan lagi menyembah patung kata khayal..[tuhan, allah]…
jangan lagi menyembah kuburan, tempat orang yang sudah mati, bangkai berbelatung manusia…[soekarno, kartosuwiryo, suwardi, dst]
jangan lagi menyembah sesuatu yang tidak jelas kandungan perintahnya…
be a half…takarlah dengan keseimbangan yang jujur, jejeg, setia…
dan jujurlah pada diri sendiri jika berhadapan dengan pemilik hati….
salam cinta dan kedamaian….
April 10, 2013 at 5:48 am
http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/04/10/cetar-tiga-sabda-semayam-baheula-544813.html
April 11, 2013 at 11:34 am
http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/04/11/isapan-jempol-dikota-janggal-545261.html
April 13, 2013 at 10:51 am
last…
http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/04/13/pembangkit-rubrik-teenagers-troya-545876.html
April 14, 2013 at 1:48 pm
yang hanya diam saja, akan menyesal…
http://filsafat.kompasiana.com/2013/04/14/bakar-saja-cetakan-buku-alquran-dan-terjemahannya-546236.html
April 14, 2013 at 1:51 pm
Bakar saja cetakan Buku Alquran dan terjemahannya!!!
agar semua manusia sadar dan tahu, dirinya bukan dilahirkan diatas lembaran kertas…
dan agar semua buku lainnya seperti wedha, tripitaka, bible, injil dst juga diberantas tuntas…
agar semua manusia bisa kembali waras, setelah diperas pemikiran bertipe miras…
agar tanduk hati lebih dipangsakan daripada tanduk akal yang meretas efek ganas…
agar penggembala palsu, yang bergelar “habib” cepat diusir dan dienyahkan dari tanah jawa…
karena si rizki FPI, si mundzir MR dkk tingkahnya sudah tidak pantas untuk menginjak tanah pusaka…
agar pemuka, pembesar yang berkendara Agama, kepalsuan ujarnya semakin terbuka…
karena mana mungkin majikan serba MAHA, diatur pake nama bergelas AGAMA…
gara-gara papan nama agama dihina, nyawa manusia melayang karenanya…
gara-gara papan nama negara dihina, nyawa manusia melayang karenanya…
gara-gara bangunan agama dihina, nyawa manusia melayang karenanya…
gara-gara bangunan negara dihina, nyawa manusia melayang karenanya…
gara-gara kultus nama pemuka dihina, nyawa manusia melayang karenanya…
gara-gara kultus nama pembesar dihina, nyawa manusia melayang karenanya…
gara-gara hati tidak dipakai, maka akal bertingkah liar dan brutal karenanya…
Indonesia itu bukan Negara Kesatuan Republik Imitasi…
Indonesia itu bukan Negara Islam Imitasi…
Indonesia itu tanah yang suci…
indonesia itu tanah pusaka…
indonesia itu pencetus keteladanan bagi seluruh manusia…
jika aku adalah waktu, dan kau adalah indonesia,
maka perahu kertas berlayar diatas samudra kata…
Ku bahagia kau telah terlahir di dunia
Dan kau ada di antara milyaran manusia
Dan ku bisa dengan radarku menemukanmu
Tiada lagi yang mampu berdiri halangi rasaku
Cintaku padamu…
saya berdiri tidak memerlukan pengikut, pembela atau bala…
saya berdiri menantang seluruh pemuka, pembesar yang ada didunia…
saya tidak takut bila mereka menggunakan kekuatan senjata dan bala tentara…
karena bagi saya kematian itu sungguh jalan yang sempurna…
jangan lagi berebut lahan perbatasan atasnama negara maupun agama…
karena tanah daratan terselenggara bukanlah atas cipta manusia…
sadarilah asih, sadarlah asah dan sadarkanlah asuh berlaku dengan semestinya…
semoga dengan contoh tsunami saja, segala sertifikat kepemilikan harta tiada artinya…
saya ingatkan untuk yang kesekian kalinya…
siapapun yang masih berdiri diatas AGAMA, apalagi NEGARA…
ingatlah, hal yang demikian pasti membawa celaka dikehidupan yang disana…
aturan itu, seharusnya yang dikejar manfaatnya, bukan kerepotan menghormat pembesar aturannya…
NRIMO itu pasrah terhadap kodrat alam semesta..
tidak perlu kertas pengetahuan sebagai juru penerangnya…
cukup gunakan hati yang tiada bertopeng sebagai juru peraganya…
kerudung dibilang “jilbab”, itu GUOBLOK namanya…
buku yang dicetak penerbit, dibilang Kitab Suci, itu TUOLOL namanya…
bangunan yang dibuat akal manusia, dibilang rumah allah, itu IDIOT namanya…
terlalu sempit dada mereka untuk menerima kodrat hati yang hidup berdasar semesta…
terlalu sempit akal mereka, karena yang dikejar selalu puji-puja atasnama siapa…
apakah bayi terlahir sudah dengan pengetahuan nama-nama tuhannya….
apakah bayi terlahir diwajibkan membaca pengetahuan yang diluar kesanggupannya…
apakah manusia saat kematian menjelma, akan membawa teori pengetahuan berikut gelarnya…
lantas kenapa, Guobok, Tuolol, dan Idiot hati selalu dibawa serta masih dipelihara…
aku bukan panglima, presiden maupun raja…
karena aku hanya jongos semata abdi Yang Esa…
karena aku hanya office boy, yang melayani tuan kertas yang disini disana…
karena aku hanya manusia, yang numpang lewat beralis sementara…
karena aku diperintah untuk menyeru kepada setubuh cipta yang Esa…
karena aku diperintah untuk menyeru tali persaudaraan tanpa batas ego manusia…
karena aku diperintah, dan hanya boleh menjalankannya tanpa perlu banyak tanya…
walaupun cicak yang dijadikan sebagai penggagas karsa, aku harus terima…
buku yang dicetak itu hanya sebagai alat deteksi jaman…apakah akan berganti kulitnya?, apakah sudah begitu kotor dunia terlihat dari yang tertera?…atau apakah sudah dilupakan Yang Esa sebab buku perantara itu dipuja semata ego pemuka?
…seperti apakah rupa buku itu jika yang terlantun tutur santun jawa sandi KALIJAGA…
Ana kidung rumekso ing wengi| Teguh ayu luputa ing lara| Luput ing bilahi kabeh| Jin setan datan purun| Paneluhan tan ana wani| Miwah panggawe ala| Gunane wong luput| Geni atemahan tirta| Maling arda tan ana ngarah mring kami| Tuju nduduk pan sirna|
Sakehing lara pan samya bali| Sakeh ngama pan sami miruda| Welas asih pandulune| Sakehing braja luput| Kadi kapuk tiba neng wesi| Sakehing wisa tawa| Sato galak tutut| Kayu aeng lemah sangar| Songing landhak guwaning wong neng lemah miring| Myang pakiponing merak|
Pagupakaning warak sakalir| Nadyan arca myang segara asat| Temahan rahayu kabeh| Apan sarira ayu| Ingideran kang widadari| Rineksa malaekat| Lan sagung para Rasul| Pinayungan ing Hyang Suksma| Ati Adam utekku Bagindha Esis| Pangucapku ya Musa|
Napasku Nabi Ngisa linuwih| Nabi Yakub pamiyarsaningwang| Dawud swaraku mangke| Nabi Brahim nyawaku| Nabi Sleman kasekten mami| Nabi Yusup rupengwang| Edris ing rambutku| Bagindha Ngali kulitingwang| Abubakar getih daging Ngumar singgih| Balung Bagindha Ngusman|
Sungsumingsun Patimah linuwih| Siti Aminah bayuning angga| Ayup ing ususku mangke| Nabi Nuh ing jejantung| Nabi Yunus ing otot mami| Netraku ya Muhammad| Pamuluku Rasul| Pinayungan Adam Kawa| Sampu pepak sakathahe para Nabi| Dadya sarira tunggal|
Buku itu bukan suci karena mitos, dan bukan mantra magis dimulut belantara sangka…
yang katanya jika dilagukan dengan ngaji, trus dapat pahala…
trus kata siapa dapat pahala…
memangnya pahala itu apa sih….
Nyanyi lagi ah…
Perahu kertasku kan melaju
Membawa surat cinta bagimu
Kata-kata yang sedikit gila
Tapi ini adanya
Perahu kertas mengingatkanku
Betapa ajaibnya hidup ini
Mencari-cari tambatan hati
Kau sahabatku sendiri
Hidupkan lagi mimpi-mimpi(cinta-cinta) cita-cita
Yang lama ku pendam sendiri
Berdua ku bisa percaya…..
salam cinta, keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan bagi hati seluruh manusia
April 15, 2013 at 5:08 am
http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/04/15/jungkat-jungkit-gita-pembanding-gelang-kaki-gemerincing-546374.html
April 23, 2013 at 3:43 am
http://filsafat.kompasiana.com/2013/04/23/cinta-persaudaraan-dan-simpati-553765.html
April 23, 2013 at 3:50 am
by the way…
amar ma’ruf nahi munkar itu diterjemahkan para pendahulu dalam pepatah “dunia tak selebar daun kelor”
April 25, 2013 at 3:15 am
Nenek Moyangku sosok Penakluk
Nenek Moyangku sosok perajut…
gemar menulis, sluas samudra…
menjaring badai, tak gentar pena…
karena hati setia membela…
Nenek Moyangku sosok penakluk…
setinggi langit, lakon kisahnya…
tak pernah takut, dinilai masa…
karena jujur tiang pembela…
Nenek moyangku sadarkan penghasut…
slalu berprinsip satu penyangga…
walaupun beda, anak tangganya…
namun berdirinya, satu irama…
Nenek Moyangku bukan pemaruk…
slalu ingatkan yang sementara…
lain digula, lain dimasa…
yang penting junjung tanah pusaka…
nenek moyangku mudah berlutut…
bila pangeran mencambuk angkasa…
titah bersama berkreta kencana…
karena sumpah milik yang ESA…
nenek moyangku enggan bersujud…
tolak menyembah lorong yang hampa…
hitam didahi, tak akan ada…
karena janji, milik yang ESA…
nenek moyangku tak pernah takut…
dengan buatan sangkar logika…
celoteh gagak anggap biasa…
karena bakti, milik yang ESA…
nenek moyangku tak punya hati…
sudah diambil sama yang siji…
tak perlu urai, begono begini…
karena hati, tak suka dipuji…
nenek moyangku sanes si kacrut…
nyang gaya jitunya suka katanya…
with atasnama, slalu mendusta…
dengan atasnama, prinsip bualnya…
April 26, 2013 at 1:20 pm
Tak patut abadi
saat menghitung pagi berapa jalang yang kau beri…
tanpa selingi jejak terpuruk puji, selangkangan bebas pucuk kendali..
pada apa harap abadi, bila akhirnya tak bisa menolak mati…
bila apa harap abadi, bila glory rotasi jaman kabul tak meniti…
suka apa harap abadi, bila hanya tuk melawan lembah resensi…
buat apa harap abadi, bila ujar senja dusta teropong mawas berdiri…
sementara sore itu sangkuti abadi, bila tuang manusiawi realisasi sari…
berdiri disini ataupun disana, buat apa tebal garis membela…
malang cinta bagai nyawa yang menyokong jiwa pandang semesta…
berlangsung bak menepi sanubari, songsong pijar puncak sejati…
mulai hari ini, langit akan selalu memberi sanksi tonggak mumpuni….
tunaikan jarah gagah kepalsuan yang terpimpin pendusta hati…
mulai hari ini, tak perlu ada lagi dispensasi sapa gono gini…
sebab mulai hari ini, yang membangkang berarti nyawa rela terlepas pergi…
dengan seribu sesal yang melekat terbawa hingga waktu yang abadi…
sudah saatnya pergi, karena sudah tak perlu urai usus basa basi…
karena sudah tak perlu lagi mendekap binal pendusta hati…
karena perekam serak galau nurani, tak patut raih keselamatan abadi…[178][55:47:82][20:09]
Mei 1, 2013 at 2:38 pm
deru yang hadirkan petilasan penghulu pandangan hidup…
gulungan peluh kehidupan, citra manusia berlapis roda jaman lambai tertiup…
so updates-lah bandul penglihatan dunia, berbisik kedip nurani lagak kitaranmu…
Sudah pantaskah terpa ruh inspirasi langitku?
pulang ke pondok kertas, jl tahta raja tinggi blok 67 no:3, deruku berbaringmu…
sayup tembang “lifehouse” lantun “good enough”…hmm to tweet, mengesankan…
mencairkan visual animasi “*Alam Liar” bak seni bargain pemikiran, kinyis-kinyis lumatan…
….
what do i have to do…
to try to makes you see…
trying to be like you…
its’nt good enough for me…
….
budayakan nuranimu!!! Dengan pengaruh jati dirimu, yang melahirkan langkah nuansa semesti…
berkunjung lagi ke kampung kertas, jl pakuningratan blok 96 no:1, deruku berbaringmu…
lalu lantas denyut suara nadi melompat bersorak menyamakan…
…..
apa saja yang harus kulakukan…
tuk membuatmu terpana memandang…
mencoba rentang padukan lagak jatimu..
tidakkah cukup begitu seharusku…
….
semburat daun akal baheula yang dijamu, terjabat hati update-tan alam semesti…
hingga meresap padu satu bacaan mandiri nurani…
bacalah!!! Alam kasih sayang yang membentang peluk bidadari fikri….
bacalah dengan seni budi akalmu!!!
bacalah untuk budaya pekerti hatimu!!!
agar bacaan raja para singa, menjadi tarian kata yang memikat cinta, persaudaraan, simpati…
agar **tangan yang bertepuk dapat obati luka ***burung satu sayap, pulih kembali diterpa semesti…
agar menyurut sombong atasnama tiga raja, yang menggonggong halangi pejalan kaki pencari sejati…
agar singgasana negeri diatas cawan tidak tertukar lagi, suci dari penjahat kelamin yang memanipulasi…
….
….
bandoeng membobol malam hari…menjauh…pergi…01052013…
…kembali menyepi…tuk sambut keputusan sakral godam hakim jagad sejati…
taoetan :
*[https://www.youtube.com/watch?v=hNPP-PcuS58 ]
**[http://fiksi.kompasiana.com/puisi/2013/04/30/burung-satu-sayap-555752.html ]
***[https://www.youtube.com/watch?v=iM4EkbKRBuE ]
Mei 3, 2013 at 9:02 am
sekat membaca hikayat
binar imaji sangkakan tapak kelana menggigil…
hangat suri hampiri, selimuti yang memanggil…
picu asmara walau diskusi terpisah sebrangi sisi
sulam cumbu-rayu kain kekosongan kemasi sari…
dua rasa yang berhadapan…
dua cipta yang berpasangan…
seperti melatih kuda pacuan…
schedule daya berlomba waktu dalam genggaman
diam bergerak berkorban serasi bergantian
seperti memanah didua sasaran…
editorial kaji prioritas diantara puspa pilihan
sebelum sesudah berjaga saling melengkapkan…
seperti berenang diair yang dalam…
copywriter bugar gerak dalam nuansa keseimbangan
dahulu sekarang berkarya saling menguatkan….
bilakah rentan keseragaman?
yang kini membawa ego eksklusife terselubung misi permentasi
akankah rentan keseragaman?
yang dulu membawa pembunuh karakter visi jiwa mandiri
bilakah rentan kesefahaman?[maa al waHn?]
yang dulu dan kini gampang tergiring wacana jeratan liar “pemasok selera” yang durhaka titah Sabda Esa….
……
terselip tiga serangkai harmoni Kehidupan dalam siluet “demi masa” dikeboen 103…
……
satoe itu cinta
menerima tanpa musti meminta
pengorbanan yang membina prinsip
doea itu persaudaraan
memberi tanpa perlu membatasi
pemeliharaan yang menyokong semangat
tiga itu simpati
mengajak tanpa harus memaksa, mengundang tanpa harus menghadang…
kepedulian yang mengayomi karya
…….
sayup redup “diary depresiku” suram dalam letupan “last child”….
sisih memandang perlakuan jalang yang membentang…
sewenang perbudak “anak perjalanan hikayat” hanya demi pundi uang…
hanya demi puja popularitas agama, negara, puji pemuka tersandang…
…..
dan diri ini tak kuasa membendung derai air mata…
saat menatap resap tera “ku” sebagai “anak perjalanan hikayat”…
….
tiada harga diri agar hidupku agar trus bertahan….
tiada harga diri agar hidupku agar trus bertahan….
….
….
dan diri ini terobati saat hujan mengantarkan “soerat cintaku yang pertama”….
alir bermula “syair selindung delima”, alur uga wangsit menjaga karma…
Jaman bakal ganti deui tapi engké, lamun Gunung Gedé anggeus bitu, disusul ku tujuh gunung….
ulurkan pasti terlilit kuat mengikat ditiang doea no:208….
————————————
Gerbang Alam Semesta a.k.a “roemah kehidupan semesti” a.k.a “al fatihah”…
[1]dengan riwayat leluhur kehidupan peri-kemanusiaan dan peri-pengetahuan…
[2]penghantar cakra[siklus] pengaruh sejati semesta bumi…
[3]mobilitas krama kemanusian dalam karma pengetahuan…[2:91]
[4]prilaku kekuasaan dalam dekap partisipasi aktivitas-jaman[peradaban]…
[5]disertai tuntunan seni-bahasa dan dengan tatanan adat-budaya…
[6]adalah mustika kehidupan berpeluh adab pendirian…
[7]sebagai titian inspirasi jiwa yang akan terkuakan/terungkapkan sesuai masa berlakunya,
tanpa kekang-kesusastraan[silsilah ujar/tradisi perkataan turun-temurun] dalam terpa keberlangsungannya…
————————————
kokoh sudah bekal perjalanan ini…
usai temukan pelekat utama nurani….
tersisip tawa memandang yang dimana mana…
ibadah dilakukan mencinta apa? hampa….
pengabdian dilakukan mencita apa? sia-sia…
….
jangan cari saya, sebab saya tiada…
cari saja orangtua diantara anda yang masih patuh perintah semestinya…
dimanapun berada…dengan jabat erat cinta, persaudaraan, simpati yang nyata…
hingga waktu yang tersisa, berganti kulit jaman suasananya…
bandoeng taoetan “sedikit tertawa banyak menangis”….03052013
tuan…aryati berpamitan menampi, menyepi geluti seribu satu malam…[15:56][433/836]
Mei 4, 2013 at 5:48 pm
tjantik, aku hanya penjual tahu
hembusan pujamu buyarkan inginku
buah terlarang kelak memanggangku
bila serahkan ajang melelang pamor diriku
cantik, aku hanya penjual tahu…
kausalmu kasualku
hanya rasa tahu yang boleh kujual
bukan kepo trademark berego tebal
tjantik, aku hanya penjual tahu…
Guruku adalah penyatu rasa
tanpanya aku hampa
dengannya aku pupuk prinsip kemandirian
cantik, aku hanya penjual tahu…
rajaku adalah penggalang jiwa
tanpanya aku ajakan liar
dengannya aku keraskan semangat abdiku
cantik, aku hanya penjual tahu…
ratuku adalah peredam nafsu
tanpanya aku hasutan binal
dengannya aku lembutkan semangat abdiku
tjantik, aku hanya penjual tahu…
patihku adalah logika baja
tanpanya aku lembaran kosong
dengannya aku tingkatkan kepedulian sujudku
cantik, aku hanya penjual tahu…
jangan lagi godaku dengan labelmu
sebab © tahu bukan rasa tahu
jadi biarlah rasa tahu itu sederhanaku
cantik, bukan hanya aku penjual tahu…
dimana ada cinta, persaudaraan, simpati
disitulah keberadaan sesamaku
menyatu, membahu, memuja yang Satu
pijakan hidup dimanaku, dimanamu
cantik, peluklah aku…
dekaplah kami semua santun yang lugu
damaiku,damaimu, damainya kalbu
selamatku, selamatmu, selamatnya bagaskara tahu
bandoeng-timoer dihembuskan angin ke jl “suluk jiwa” blok 89 no27-30…
Mei 5, 2013 at 10:09 am
Indah, kenalimu tiada batas
mengantuk perempuan setengah baya
mendekap gigil lapar liar menjalari anaknya
racik gerimisnya mengundang sesak tanya
ada apa dengan nilai-nilai!!!
sentilan didaun telinga menggiring dibalik pintu
bisik lirih luruhkan pengawas pundak jiwa
swara batu tak akan bisa menjawab lambung nurani gelisah
panggul simpati memanggul sekarung karya kesadaran diri
gandum kehidupan berpindah tangan berbagi peduli pikatan
sua bahagia memberi, sisihkan sangka persangkaan
senyumku, kenalimu tiada batas jerat penodaan
teringat ibuku, istri dan anak perempuanku
resap kisah komodoku, imaji unta dan pena turanggaku
ada apa dengan nilai-nilai!!!
janji semesta bulat memihak tanah yang terpijak titian jaman
tetes pelangkin tak akan mampu menukar bacaan ruh alammu
kapanpun terucap, dimanapun tertambat, kokoh lekatmu
adab, adat, tabiat langitmu menghijaukan selaras waktu
simpuhi telapak ibu budaya cintaku
asmarakan dekap istri seni cumbu rayuku
bahagiakan temani anak peradaban abdi damaiku
senangku, kenalimu tiada batas gulat pengakuan
demi jiwaku yang dalam genggaman samudramu
tenangku, damaiku, menjemput mahligai kematian
selamatku, kenalimu tiada batas nilai-nilai kepalsuan
karena kebenaran tiada diucapkan
karena kebenaran tiada diperdebatkan
karena kebenaran tersimpan sirr jiwa kemandirian
indahku, kenalimu tiada batas pembenaran
Mei 5, 2013 at 11:21 pm
hai jiwa yang gelisah, bunuhlah dirimu
hempaskan koleksi jerat kerepotanmu
dan sekali lagi…pandanglah terpa duniamu
masihkah nadi nuranimu dalam seru permainannya
dan masukilah ruang kematian, kenalilah majikanmu…
niscaya kosongmu kembali, jernihkan cara pandangmu
maka dunia hanyalah permainan singkat dalam cengkraman usiamu…
hingga kemandirian jiwa sejatimu mampu mengatakan
keyakinan hanyalah kekonyolan bila nafsu yang diperdebatkan
keyakinan hanyalah kebodohan bila sangka yang dipertontonkan
hai jiwa yang tenang, bersaksilah
#tiada tiang kepatuhan semesta selain tiang kematian yang sejati…
dengannya, keyakinanmu akan kesefahaman itu adalah yang Esa…
dengannya, dimanapun dirimu berada, alam kehidupan itu manfaat sesamamu
dengannya, perbudakan yang merepotkan hatimu, sederhanakanlah
dan ingatlah!!!
jiwa adalah budaya nurani tanpa kata-kata
sebab itu janganlah menakar keyakinanmu dengan nilai-nilai…
kenalilah hidupnya dirimu, niscaya rasa darahmu, tanah kodratmu…
pundakmu kepedulian sesamamu…selamatmu, leluhur tanah airmu…
langitmu, damai jatimu…bumimu kebahagiaan sesamamu…
kematianmu, kesendirianmu…maka mandirikanlah jiwamu…
Indonesia tanah air beta…pusaka abadi nan jaya….
Indonesia sedjak dulu kala…slalu dipuja puja bangsa….
menunggu waktuku, keharuman sejatiku…indonesia tanah yang sutji…
inna fathnaa laaka fathaan mmubiyn…
#Laa ilaha ilaa Allahu
Selamat tinggal
Mei 6, 2013 at 3:25 pm
http://boangkipansuba.wordpress.com/
Mei 7, 2013 at 4:59 pm
[…] memoir pendarahan hebat terjadi dikarenakan duri besi yang tajam melingkari kepalanya…. Ojie anak Emak, sementara ini hanya meminta “minggu palemnya” direalisasikan… 8 maret 2013 yang disini dan disana […]
Mei 10, 2013 at 6:40 pm
mulai hari ini….
pada akhirnya!!!
dengan cinta saya bersumpah
siapa,dimana
yang masih saja membawa masa lalu
hanya untuk memutus tali kemanusiaan
LIHATLAH APA YANG TERJADI!!!
melesatlah hati yang beku
kembalikan nurani
tajamku akibat ulahmu sendiri!!!
…
!!!
Mei 10, 2013 at 6:50 pm
yang aku mau
pada akhirnya
!!!
Mei 10, 2013 at 7:16 pm
yang mau mampus…
siap siap untuk Mampus!!!
!!!
Mei 10, 2013 at 8:37 pm
….
ambilkan panahku
CEPAT!!!
yang seharusnya jadi bangkai
maka JADILAH!!!
!!!
Mei 10, 2013 at 8:40 pm
….
dibalik mataair bening tiada airmata
….
darisini
….
!!!
Mei 10, 2013 at 8:56 pm
dan
pada akhirnya
ya aku disini
yang aku mau
maka TERJADILAH
mulai hari ini…
lihatlah lihatlah
!!!
Mei 11, 2013 at 4:37 am
hahaha…i lopyu pull
…yang disana kocar kacir
bongkar borok masing masing
btw cinta nggak kemana
bingkisan dari temanku si-pakde…
terimakasih u are beautifull
…
!!!
Mei 11, 2013 at 6:28 am
asyik…enjoy..asoy
bento_bento+bento
sekali lagi
maknyees!!
anybody..ada yang berani melawan cintaku!!!
let it flow
Mei 11, 2013 at 6:57 am
kian tambah solid
nyang tiga ntu tuh….1_2+3
nah itu SABDAPALON…
yang ngelanjutin…
nyang kinyis-kinyis lumatan asoy geboy…
nah itu noyogenggong…
ok ready…
go cantik!!!
Mei 11, 2013 at 7:24 am
siapa…masih berani melawan cintaku!!!
…aah…sudahlah…
takar_santun+embun
GO INDONESIA!!!
Mei 11, 2013 at 7:35 am
…Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati kerontang. Seperti itulah terjadinya kebangkitan….
Mei 11, 2013 at 10:21 pm
mau lihat keranda disanjung-sanjung?
umerdu_umarta+umartil
ujungnya merdu…
uraiannya marta…
ungkapannya martil…
..ah..sudahlah…
!!!
Mei 12, 2013 at 7:58 am
toko+besi sumber makmur…
menerima pesanan pagar_teralis+canopy
…dimana…
maestro-tali-nada-559213..?
bagaimana…
55:9;21:3
…dari siapa…
!!!
Glass Tiger
rescued by thearms of love
sudah tjukup…
HAHAHAHA[2:53][14,74]
!!!
Mei 12, 2013 at 9:01 am
tata_titi+tinjau
berdamailah…siapa_dimana+embunnurani
dengan tangan of CINTA
…biarlahku…
cinta itu buta
go ARMADA!!!
!!!
Mei 12, 2013 at 9:20 am
siapa…dimana
silahkan saja bahu menata
bilakah?
jabat restu dari…!!!
dua temanku yang BUTA PEKOK GUOBLOK
itself yourself mindself
….
….
!!!
Mei 12, 2013 at 9:21 am
love u all
GO INDONESIAKU!!!
SANGATAKUCINTA!!!
!!!
Mei 12, 2013 at 9:40 am
!!!
…
!!!
Mei 12, 2013 at 2:40 pm
…
say it isn’t so…raja gosongan+katrok!!!
say god_bye!!!
mati satu tumbuh seribu!!!
_rakyat biasa
_gundalaajabukanbanget
_gundalabangetbukanaja
!!!
akuingin
GO LESMANA!!!
Mei 16, 2013 at 1:07 pm
Bismillahirrahmanirrahiim. Kepada Saudara atau Bapak yang menulis komentar sd 75 komentar, silahkan saja berkomentar sebanyak mungkin di wordpress abu qital ini dengan berbagai nama akun. Bapak berkomentar, da’wah islam terus berlanjut, berkomentar lagi perjuangan penegakan dien islam di Indonesia khususnya terus berlanjut. bapak berkomentar lagi, perjuangan da’wah dan jihad terus berlanjut.
Juni 10, 2013 at 6:55 am
Memperjuangkan kesejahteraan dan keadilan bagi fakir miskin, anak-anak yatim juga merupakan perjuangan umat Islam yang tak dapat dilupakan, komentar juga ya ke blog saya myfamilylifestyle.blogspot.com
Juli 5, 2013 at 2:40 am
Alhamdulillah semakin jelas yang HAK dan yang BATHIL. benar-benar dengan tulisan ini, yang bathil malah berkomentar NGAWUR karena tidak ada lagi argumentasi yang logis, masuk akal dan bernyali untuk menjelaskan fakta – fakta kebathilan…….. MAHA SUCI ALLAH DENGAN SEGALA FIRMAN-NYA