Penelusuran ini dimulai ketika penulis bertemu dengan seseorang yang mempertanyakan tentang siapa sebenarnya “orang tua itu” (kita sebut aja Bapak utk menghormati beliau), sehingga bisa hadir menyaksikan Imam Awal di Pengadilan RI, juga bisa melihat seorang Kolonel TNI menyodorkan lembaran Ikrar Bersama, padahal keadaan sa’at itu sangat ketat, jangankan orang lain, sedangkan pihak keluarga Imam pun tidak bisa. Jadi, hal itu harus dikonfirmasikan kembali. Mendengarkan hal itu maka hati PENULIS tergerak untuk menemui Pak Bapak yang sudah empat tahun PENULIS tidak bertemu dengan beliau.
Sesudah berjumpa dengan Bapak maka terjadi tanya jawab mengenai bagaimana cara atau prosesnya sehingga Bapak bisa bertemu langsung dengan Imam Awal pada tahun 1962. Akhir dari tanya jawab itu PENULIS membawa beberapa catatan. Namun, dari memperhatikan isi catatan itu PENULIS masih penasaran, karena merasa masih ada yang harus ditanyakan. Sehingga pada tanggal 5 Juni 2012 PENULIS berangkat kembali. Beserta lima orang sebagai saksi dan bila ada di antaranya yang ingin pula bertanya serta menyiapkan alat rekaman. Semua yang sebelumnya sudah ditanyakan maka diulangi kembali. Kesimpulan dari semua penjelasan beliau, yaitu:
1. Mulai bertemu dengan Pak Imam Awal / SMK ketika menggelar tikar di Mesjid di Pesantren Mama Ageung, ayahnya Pak Oni Qital sekitar tahun 1938/1939 di Tasikmalaya. Dimama tempat tersebut sering digunakan oleh Pak Imam SMK memberikan ceramahnya.
2. Ketika Proklamasi NII 7 Agustus 1949 Bapak bersama sekitar duapuluh orang yang hapal lagu Proklamasi tersebut, beliau ditugaskan ikut menyanyikannya.
3. Tidak lama sesudah Proklamasi, yakni masih Tahun 1949 juga Bapak ditangkap oleh tentara Belanda yang mana pada waktu itu di Jawa Barat masih banyak tentara/ kaki tangan Belanda. Bapak tertangkap disebabkan ketika dalam perjalanan, saat datang banjir bandang tidak bisa berenang dan tidak bisa menaiki pohon sehingga beliau pulang ke rumah, tidak sebagaimana yang lainnya yang mana mereka pada bisa memanjat pohon, yang sesudah banjir surut bisa melanjutkan perjalanannya. Disebabkan merasakan cape yang sangat melelahkan sehingga pada saat tertidur sangat pulas, Bapak langsung dipukul oleh serdadu musuh, lalu kedua tangannya diikat. Jadi, pada tahun 1949 juga beliau dimasukkan ke penjara di Cirebon dan dibebaskan pada awal tahun 1956.
4. Pernah ditugaskan oleh Imam SMK ke Sulawesi, diantar oleh Mustari Yusuf ( berlima). Tugas dari Imam itu disampaikannya melalui Pak Marjuk Nugraha yang kemudian disampaikannya pula melalui anak buahnya yaitu Suhendar yang langsung kepada Bapak. Tugas tersebut mengenai intruksi Perang Semesta. Pengertian tentang Perang Semesta ialah wajib perang secara keseluruhan sesuai dengan semaksimal kemampuan.
5. Sewaktu Pak Imam SMK pulang dari perawatan di RS Rancabadak Bandung pertengahan tahun 1956, Pak Bapak bertemu dengan beliau di rumah Pak Kiayi Isa Anshory. Saat itu Pak Bapak meminta izin kepada Pak Isa supaya bisa bicara langsung dengan Pak Imam. Sesudah dizinkannya maka Bapak mengajukan dirinya guna ikut bersama ke daerah pegunungan / medan tempur namun ajuannya itu ditolak. Saat itu Imam berkata: “Jalankan tugas sampai menerima intruksi selanjutnya. Saat itu pula Pak Isa Anshory berkata sambil guyon kepada Bapak : “Rasakeun siah (Rasain luu) !” Ketika seorang diantara yang mewancarainya bertanya, mengapa mengajukan ikut ke gunung maka beliau menjawabnya: “Supaya jangan banyak mikir !”
Menurut Bapak bahwa dirawatnya Imam SMK di rumah sakit Rancabadak (RS Hasan Sadikin) Bandung ketika itu sangat dirahasiakan sehingga tidak diketahui oleh siapapun kecuali yang berkepentingan dengan jalannya perawatan, sekalipun oleh pihak keluarganya. Dengan sejarah bahwa adanya perawatan Imam SMK di Rumah Sakit yang sangat dirahasiakan maka wajar bila ada penilai bahwa Imam pernah berkholwat ditempat yang dirahasiakan adalah merupakan suatu alibi, agar imam tidak diketahui sedang di sebuah rumah sakit.
- Pada bulan Agustus 1962 di tempat pemeriksaan (Kejaksaan Agung), Imam awal diperiksa oleh pihak musuh. Dalam pemeriksaan itu disertakan sembilan orang yang diborgol dengan rantai dari kaki kanan ke tangan kirinya, begitu juga dari kaki kiri ke tangan kanannya. Nama-namanya, yaitu Bapak, Mardjuk, Nafdi, Djadja Permana, Harun, Abudin, Holil, Herman dan Dahya. Adapun Imam sangat dihargai, artinya tidak diperlakukan seperti kepada kesembilan orang tersebut tadi. Pada waktu itu datang seorang yang berpangkat Kolonel yang dari bajunya sudah dilepaskan namanya, lalu sambil membawa map berkata bahwa Pak Imam mesti tahu ini. Kemudian orang tersebut mempersilahkan Pak Imam membaca lembaran dari map yang diserahkannya itu. Sesudah membacanya, saat itu Imam SMK tidak sempat mengomentarinya, tetapi dari raut wajahnya terlihat terkejut sangat kecewa.
Catatan sejarah dalam poin 6 itu meluruskan sejarah yang mengira bahwa kejadian tersebut di pengadilan. Padahal yang sebenarnya ialah di tempat pemeriksaan yang ketat dalam arti yang khusus terkait dengan tuduhan peristiwa usaha pembunuhan terhadap Sukarno. Tegasnya, bahwa ketika itu Imam SMK belum dijatuhi vonis apapun oleh pihak RI. Atas kesalahan penulisan sejarah yang ditulis sebelum tulisan ini maka penulisnya mohon maaf kepada yang sudah membacanya. Dan koreksi ini merupakan ralat terhadap kesalahan tersebut.
- Bapak dalam pemeriksaan tersebut tadi dinyatakan tidak terlibat dalam usaha pembunuhan Sukarno, karena dilindungi yakni disembunyikan oleh semua yang diperiksa, terutama oleh Pak Kholil yang mengatakan kepada para pemeriksa bahwa Bapak itu tidak mengetahui adanya rencana usaha pembunuhan terhadap Presiden Sukarno. Dikatakannya bahwa selama Pak Kholil beserta beberapa rekannya tinggal di kediaman Pak Zaenal di Jakarta, keberadaan mereka yang diketahui oleh Pak Zaenal hanya dalam usaha mencari nafkah. Yaitu, suka pada berjualan tikar.
- Sewaktu berada di RTM (Rumah Tahanan Militer). Ketika Imam SMK merasakan ada yang sakit pada bagian tubuhnya maka meminta kepada seorang (CPM) pengawal supaya dipanggilkan orang yang bisa memijitkannya. Langsung saja pengawal itu mendatangi tempat para tahanan, lalu bertanya kepada semua yang ada di tahanan itu: “Siapa yang bisa mengurut Imam ?” Disebabkan tidak ada yang menjawabnya mungkin karena takut maka Bapak tampil menyatakan kesediaannya. Padahal dirinya juga merasa tidak bisa memijit. Hanya daripada tidak ada sama sekali, maka dalam hati asal sekedar gosok-gosok atau panas saja ( Keterangan ini dari Bapak. dalam wancara tanggal 5 Juni 2012).
Meskipun dalam hati ada firasat bahwa yang akan diurut itu Imam, namun ketika beliau melihat CPM itu memberikan botol maka Bapak bertanya: “Siapa sebenarnya yang akan diurut ?” Maka, pengawal itu menjawab: “Babe lu !”
Ketika sedang mengurut- urut itu maka Pak Bapak sempat berdialog dengan Imam. Antara lain seperti di bawah ini:
Bapak berkata: “ Pak Imam, perjuangan ini kan tidak boleh berhenti.” Imam menjawab,”Ya, lanjutkan !”
Lalu Bapak bertanya: “Jadi bila Imam ini sedang berhalangan maka yang melanjutkan siapa ?”
Kemudian Imam balik bertanya: “Di rumah tahanan ini ada siapa saja ?”
Bapak menyebutkan nama-nama mereka yang ditahan. Sesudah satu per satu disebutkannya dan sampai kepada nama Pak Akhmad Sobari maka Pak Imam berkata: “Nah, ini sampaikan kepada beliau supaya melanjutkan !”
Disebabkan dalam pemikiran Bapak bahwa Pak Akhmad Sobari itu seorang Kiayi dan tawadhu sehingga kemungkinan tidak akan siap menggantikan sebagai Imam, maka Pak Zaenal itu bertanya lagi kepada Imam: “Kalau yang lain-lain bagaimana, dan kalau Dodo bagaimana ?”
Imam menjawab: “Nanti dulu itu semua, mereka itu bukan saja menyeberang, tetapi mesti ’wudhu’ lagi sekalipun anak saya !” Imam SMK berkata demikian, sebab sebelumnya sudah membaca lembaran yang disodorkan oleh seorang Kolonel TNI ( yang dimaksud “Ikrar Bersama” 1 Agustus 1962 setia terhadap Pancasila dan UUD 1945 yang ditandatangani oleh tiga puluh dua orang bekas para pimpinan DI/TII.)
Lalu Bapak bertanya lagi: “Bagaimana kalau beliau ( Pak Akmad Sobari) itu tidak sanggup ?”
Imam menjawab: “Harus sanggup, ini sementara bukan permanen, sebab nanti disana ada undang-undang (yang mengatur) !”
Tentu yang dimaksud oleh Imam SMK bahwa undang-undang itu ialah MKT (Maklumat Komandemen Tertinggi) No.11/1959 yang mengatur estapeta kepemimpinan Negara Islam Indonesia dalam Masa Perang. Ketika Imam Awal menyatakan bahwa disana ada undang-undang, ketika itu pula Abdul Fattah Wirananggapati sebagai KUKT ( Kuasa Usaha Komandemen Tertinggi) yang mana jabatan tersebut tercatum dalam undang-undang mengenai pengganti Imam jika berhalangan, sedangkan Abdul Fattah Wirananggapati itu pula masih di penjara Nusakambangan sebagai tawanan perang.
Catatan sejarah dalam poin 8 itu meluruskan sejarah:
a. Bahwa perkataan Imam SMK kepada para pelaku Ikrar Bersama setia terhadap Pancasila dan UUD 1945 itu bukanlah ‘batal’, melainkan mesti ‘wudhu’ lagi. Jadi, adanya penyebutan batal itu disebabkan bila mesti wudhu lagi berarti batal. Hal demikian dijelaskan oleh Bapak. Sungguh dimengerti bahwa kalimat mesti wudhu lagi merupakan bahasa diplomasi dari Imam.
b. Perkataan Imam itu bukanlah dalam pengadilan dan bukan pula di tempat pemeriksaan melainkan di rumah tahanan di hadapan Bapak secara empat mata, yang sama-sama bersetatus sebagai tahanan.
Adanya ralat di atas itu sesudah PENULIS mentabayunkannya dengan Bapak sebagai pelaku sejarahnya.
- Sesudah Bapak bebas pernah datang ke jalan Gunung Sahari, Jakarta. Di perusahaan CV Mahoni yang punya disebutkan Abu Dadi. Di sana pada kumpul. Pak Ateng Djaelani Setiawan berkata, “Nah, ini anak buah Marjuk. Beliau asalnya Bupati Tasik. Marjuk itu yang menggantikan saya, kemudian diangkat menjadi pejabat terdekat Pak Imam.”
- Pada Tahun enam puluh sesudah MASYUMI dibubarkan datang Suhendar utusan dari pimpinan ke Bapak minta diantar ke Pak Anwar Tjokroaminoto, untuk menanyakan bagaimana sikap sesudah MASYUMI dibubarkan. Dalam kesempatan itu juga Pak Anwar Tjokroaminoto menjelaskan tentang posisi Abdul Fattah Wirananggapati dalam NII bahwa beliau itu sebagai KUKT dengan segala prosesnya sehingga bisa diangkat langsung oleh Imam SMK (
Selain itu, Pak Anwar Cokroaminoto ketika itu berkata kepad Bapak, “Sebenarnya Abdul Fattah itu orangnya betul- betul semangat ditugaskan oleh Pak Imam berangkat ke Aceh. Hanya saja saking semangatnya maka tidak terpikir olehnya keharusan terlebih dulu mengangkat beberapa orang untuk dijadikan para stafnya. Padahal surat tugasnya dari Imam sudah dibuatkan.
Meskipun Bapak itu sudah lama mengenal pribadi Bapak Abdul Fattah Wirananggapati, bahkan jauh sebelum proklamasi NII pun sudah mengenalnya, namun baru percaya bahwa beliau itu sebagai KUKT setelah memperoleh keterangan dari Pak Anwar Cokroaminoto. Saat ditanya oleh seorang pewancara, “Bukankah bapak sudah bertemu dengan AFW sewaktu di penjara Cirebon, dan kata orang-orang PKI ada orang kedua dari Kartosoewirjo, dan ketika mereka akan membunuhnya, bapak pun membelanya sehingga bagian kepala bapak luka?” Bapak menjawab: “Iya, tapi percayanya saya bahwa beliau KUKT sesudah diceritakan oleh Pak Anwar Cokroaminoto, masa iya Pak Anwar Bohong !”
11. Bapak adalah salah satu dari para mujahid yang bertugas di kota, sehingga banyak mujahid yang berada di hutan tidak mengenal sosok pak Bapak, bahkan ada sebagian dari pihak keluarga Imam pun tidak mengenalnya. Ketika ditanya, bagaimana apakah bapak kenal dengan Dodo Muhammad Darda ? Maka Bapak menjawabnya, “Kenal dengan Dodo sesudah beliau turun. Pernah nginap di rumah, dibawa oleh Nunung Nurul Ikhsan sesudah bubar PKI !”
12.. Pada Tahun 1985 Bapak pergi ke Sukabumi. Di sana bertemu dengan seorang Kolonel TNI. Saat itu kepada Bapak diperlihatkan sebuah buku tebal, yang diantara isinya memuat lembaran “Ikrar Bersama” 1 Agustus 1962 setia terhadap Pancasila dan UUD 1945 yang ditandatangani oleh 32 orang bekas pimpinan DI/TII, sehingga lembaran tersebut sempat dibacanya. Dari itu beliau ingat kepada tempat pemeriksaan Tahun 1962 ketika sorang kolonel membawa map sambil berkata, “Imam perlu mengetahui.” , yang kemudian memperlihatkannya kepada Imam sehingga dibacanya. Jadi, baru Tahun 1985 itulah Bapak mengetahui bunyi “Ikrar Bersama” yang sudah diketahui oleh Imam SMK tahun 1962.
13. Tahun 1987 Bapak bertemu kembali dengan Bapak Abdul Fattah Wirananggapati yang dibawa oleh Pak Kholil. Menurut keterangan dari Bapak bahwa keduanya mulai saling mengenal sewaktu masing-masing berkunjung ke rumah Damdam. Sesudah AFW sering kali bertemu dengan Bapak, juga Pak Kholil maka beliau memperoleh informasi mengenai sikap Imam awal terhadap para komandan / poimpinan TII datang menyerahkan diri ke pihak musuh.
14. Sebelum Bapak Abdul Fattah Wirananggapati mengeluarkan statemen politiknya dalam AT-TIBYAAN ( pada tahun 1987) jauh sebelumnya sudah diberitahukan bahwa Bapak pernah membaca isi lembaran “Ikrar Bersama” 1 Agustus 1962 yang ditandatangani oleh tiga puluh dua orang bekas pimpinan DI/TII. Mendengar hal itu maka AFW bertanya kepada Pak Bapak, “Bagaimana bunyinya ?” Lalu Bapak menjawabnya, “Tidak tega, isinya sama sekali tidak enak !”
15. Dikatakan oleh Bapak bahwa buku yang memuat lembaran “Ikrar Bersama” 1 Agustus 1962 itu hanya dimiliki oleh perwira tinggi TNI. Disebabkan demikian maka AFW mencarinya sehingga memperolehnya. Sesudah buku tersebut tadi dipinjamnya, kemudian diperlihatkan kepada Bapak. Yang kemudian dikopy. Yang akhirnya dilampirkan dalam brosur AT-TIBYAAN.
Alhamdulillah Bapak sebagai tokoh awal NII yg hidup dizaman Asy Syahid Imam SMK sampai sekarang masing
hidup dalam keadaan sehat wal afiat
September 4, 2012 at 5:27 am
izin copzs boleh gak ya..
September 5, 2012 at 7:54 am
Membongkar Kepastian
sebab manusia yang membutuhkan ajaranNya, dan dengan sebab itulah manusia harus sungguh dan benar berupaya mencari, bagaimanakahcarayang baik dalam mengikat pengabdian pada jalan ajaranNya.
bagaimana caranya?
———————————————————
[*]idza sami’tum bihi bi-ardhin falaa taqdamuw alayhi wa idza waqa’a bi-ardhin wa antum biHa falaa takhrujuw firaran minhu[2 pohon pada bukit malik][2 pohon pada bukit muslim][2 pohon pada bukit bukhari][1 pohon pada bukit ahmad]
[**]terkait dengan “bith-tha’uwni[9 pohon]” ,“ath-tha’uwni[42 pohon]”,“ath-tha’uwnu”[68 pohon] pada bukit barisan.
[***]dan terkait Laa yuritsu al muslimu al kafira[14 pohon] pada bukit barisan.
dan terikat pada [qaf da mim][fa ra ra][wau qaf ain][sya ha da][sin lam mim][wau ra tsa] pada lembaran pokok ajaranNya.
———————————————————
dengan apa? -> berpijak secara tunduk dan konsisten pada lembaran tertulis dijalan ajaranNya, yang menyatu dalam rangkaian satu kepemilikan sejati atau kitabulloh.
dengan siapa? ->bersungguh-sungguh secara patuhmengikat kepemimpinan pada lembaran tertulis dijalan ajaranNya dari adam hingga muhammad dan para shahabatdalam rangkaian satu penciptaan sejati atau muhammadur rasululloh.
dan bagaimana caranya?
berperang, menghancurkan dan membunuh wawasan,pengetahuan,pemikiran dan pemahaman yang jahat adalah bentuk keinginan yang baik.
namun berperang, menghancurkan dan membunuh manusia dan kebendaanyang jahat adalah bentuk keinginan yang buruk.
tugas manusia adalah memberi pesan kebaikan AjaranNya dengan kedamaian hati, dan bukan untuk berkuasa untuk memiliki sesama manusianya.
keinginan yang baik dan keinginan yang buruk adalah bentuk pertanyaan akal yang terikat dengan pertanyaan hati. Untuk itulah diturunkannya lembar kertas ajaranNya diwaktu lampau, yang sejatinya untuk menjawab pertanyaan hati yang berlaku dinamis secara pengetahuan akal dikehidupan dunia.
keinginan yang buruk tidak akan memperoleh manfaat yang baik walau ditempuh dengan pola dan tabiat apapun. Manfaat yang baik hanya bisa diperoleh dari keinginan yang baik yang wajib dengan berpegang teguh secara konsisten pada tatanan dan norma yang berlaku dijalan ajaranNya.
apakah manfaat yang baik itu?
manusia apabila telah menjadi bangkai, maka ia secara mutlak akan kembali kepada pencipta sejatinya, bukan kembali kepada orangtuanya, saudaranya, keluarganya, kerabatnya, tetangganya, pemimpinnya, golongannya, kelompoknya, negaranya, bangsanya yang berlaku dikehidupannya. Karena manusia bertanggungjawab atas dirinya masing-masing dalam pengabdian kepada pencipta sejati yang dilakukannya didunia dan kehidupannya. Hanya dengan berpijak secara kokoh berprinsip, teguh bersikap, sadar berperilaku pada norma dan tatanan yang terpancar dari lembaran pokok ajaranNya, manfaat baik itu bisa diperoleh.
AjaranNya tidak terbatas fungsi dan kegunaannya, sehingga ajaranNya tidak membutuhkan batasan, adat istiadat, tradisi peradaban,bangsa, suku, golongan, kelompok, partai maupun negara. Sehingga adalah suatu kepalsuan belaka yang mengatakan ajaranNya membutuhkan kekuasaan atas dasar hubungan manusia semata.
AjaranNya akan ada jika wawasan pemahamannya sudah ada. Dan wawasan pemahamannya itu wajib dan mutlak dimulai dengan satu saksi yang dihadirkan atas idzin pencipta yang sejati[112:3,4], dan seorang saksi itu yang akan menyampaikan pesan ajaranNya, yang mutlak menguasai pemikiran segala bentuk pengabdian yang bersandar pada lembaran pokok ajaranNya[1:4]. Dan seorang saksi itu tidaklah boleh memaksa sesamanya, karena yang diperkenankan hanyalah menyampaikan pesan keselamatan ajaranNya. karena masing masing manusia yang membutuhkan ikatan dijalan ajaranNya, jika manusianya ingin memperoleh manfaat yang baik dan selamat kelak dihadapan pencipta sejatinya saat telah menjadi bangkai. Sehingga diperoleh maksud dan tujuan, bahwa yang diperkenankan adalah hubungan atas dasar pemahaman tertinggi dijalanNya yang berpijak pada lembaran pokok ajaranNya.[112:1,2]
tidak boleh manusia menghukum mati manusia dengan alasan apapun. Tidak boleh manusia memenjarakan manusia dengan dalih apapun. Tidak boleh manusia memaksa keinginan sesama manusia dengan cara apapun. Karena masing-masingmanusia bertanggung jawab atas dirinya secara sendiri. karena manusia yang jahat akan kembali kepada pencipta sejati dengan tidak selamat. Karena keselamatan harus dipupuk dengan menjalankan manfaat yang baik, yang hanya bisa diperoleh dengan mengikuti secara tunduk dan patuh pada aturan yang terpancar dari lembaran ajaranNya.
tugas manusia hanya untuk menyampaikan kebaikan dijalan ajaranNya, dan hubungan antar manusia sebatas kewajiban menyampaikan pesan ajaranNya yang baik.
jika dilembaran pengetahuan ajaranNya, yang menilai adalah pemilik akal manusia,
jika dilembaran kehidupan ajaranNya, yang memproses pemilik hati manusia.
siapa pemilik akal manusia?
Lembaran pokok ajaranNya dengan saksi yang hidup, yang berjalan atas kekuatan pemikiran yang sejati.
siapa pemilik hati manusia?
mutlak hanya dimiliki oleh pencipta yang sejati. Karena manusia tidak dapat mengetahui isi didalam hati sesama manusia.
manusia yang menjunjung tinggi adat istiadat pengabdiannya, tradisi peradaban pengetahuannya, bangsanya, sukunya, golongannya, kelompoknya, partainya, maupun negaranya,tidaklah mungkin sedang berada dijalanNya yang satu karena ajaranNya tidak menggunakan tabiat nama yang khusus.
sungguh suatu kepalsuan dan kebohongan dari manusia, apabila mengatakan berjuang demi bangsa dan negara dengan menumpahkan darah sesama manusia atas dasar pemahaman AjaranNya, karena bagaimana mungkin terbentuk suatu bangsa, jika bukan manusianya yang menciptakan namanya. Dan bagaimana mungkin terbentuk suatu negara, jika bukan manusia yang menciptakan bentuk kekuasaannya. Bukankah ajaranNya tidak mengenal dan membutuhkan bangsa dan negara dikehidupan? Bukankah manusia yang membutuhkan ajaranNya agar selamat kelak menghadap pencipta yang sejati?
bisakah anda membedakan antara kekuasaan atas dasar lembar pengetahuan, dengan kekuasaan atas dasar perbuatan dilembar kehidupan?
contoh realita yang sedang berlaku diseluruh dunia:
sekelompok orang membom, menghancurkan bangunan yang bernama gereja atau yang bernama mesjid, dikarenakan suatu perbedaan keyakinan pemikiran semata.
apakah dibenarkan ajaranNya?
sudah pasti tidak, dengan alasan apapun kepemimpinan yang diatasnamakannya.
bagaimana seharusnya secara ajaranNya?
AjaranNya tidak membutuhkan bangunan peribadatan dikehidupan, karena ajaranNya adalah merupakan bangunan tinggi dan megah bagi pengetahuan manusia dalam melakukan pengabdian kepada penciptanya.
yang dihancurkan dan yang dibom adalah pengetahuan yang jahat yang berlaku diantara manusianya, dengan cara menjelaskan bahwa kata “sin ja da”, peruntukannya bukan untuk bangunan peribadatan yang seperti berlaku menurut pandangan mereka. Dan cukup menyampaikan pesan ajaranNyasaja,dan jika mereka yang memiliki bangunan peribadatan menolak atau tidak menerima pesan keselamatan ajaranNya, maka tinggalkanlah mereka. Cukuplah pencipta sejati yang memproses perbuatanyang salah dari mereka kelak.
Karena mereka tidak sadar, bahwa kesalahan mereka adalah terbentuk dari keinginan yang jahat, yaitu pengkhiatan atas jalan pemikiran ajaranNya. sehingga secara pasti dapat diberitakan bahwa mereka kelak akan mendapat siksa terberat dari pencipta yang sejati. Hal ini berlaku bagi mereka yang berbuat jahat, yang mengatasnamakan bangunan ajaranNya dengan nama bangsa, golongan, kelompok, partai maupun negara. Dan juga bagi mereka menggunakan istilah “jiHad”[ja Ha da] demi membela kepentingan suatu bangsa,golongan, kelompok, partai maupun negara.[9:80]
dipersingkat saja :
intinya, pokok perkara yang wajib berlaku mulai detik ini adalah :
tidak boleh seorangpun memproduksi pengetahuan yang mengatasnamakan jalan ajaranNya, jalan alloh, tanpa didahului dengan idzin saksi ajaranNya. karena akan menimbulkan berbagai jenis penyakit pemikiran. Siapapun yang melanggar, saya pastikan kelak akan mendapat siksa terberat dari pencipta yang sejati.
maka carilah apa yang harus dicari, dan ikatlah dengan ikatan ajaranNya yang satu, karena tidak ada pilihan lain, dan wajib ditempuh oleh seluruh manusia didunia saat ini jika ingin memperoleh manfaat yang baik yang selamat dijalanNya.
berhati-hatilah dengan petaka-waktu, karena sewaktu-waktu itu bisa menjadi akhir waktu bagi anda semua, yang lupa, tidak sadar tujuan hidup yang sebenarnya.
September 5, 2012 at 11:36 am
Meluruskan yang bengkok
buah yang jatuh tidak jauh dari pohonnya.
suara yang gaduh tidak jauh dari penyerunya.
dan karena noda menitik, rusak susu dibejana.
cara menjalankan kata :
contoh besi kata yang bengkok seperti “do’a”, “ummat islam”, “as-sunnah wal jama’ah”.
[1] da ain wau
memanggil dengan garis keinginan, menyeru dengan tonggak harapan.
keinginan itu terbit secara alami, dan mengikuti waktu terjadinya.
pada [da ain wau] kata ud’u diterjemahkan dengan bahasa indonesia sebagai kata “serulah”. Dan kata terjemahannya sudah pasti berbeda suara dan tulisannya, jika menggunakan bahasa lain yang terikat adab bahasa suatu bangsa sesuai kekuasaan wilayahnya. ini yang dimaksud terbit secara alami. Dan bagaimana terjemahan itu berlaku, jika terikat dengan waktu terjadinya?
apakah bangsa indonesia dikenal sebagai bangsa indonesia pada 300 tahun yang lalu? Dan apakah sama kekuasaan wilayahnya? Dan apakah sama bahasa yang digunakannya?
jangankan 300 tahun yang lalu, 50 tahun yang lalu saja sudah pasti berbeda suara dan tulisan terjemahannya.
Sehingga dapat dipastikan, rekaman suara terjemahan pemikiran terhadap kata “serulah” dengan “da ain wau”, berbeda perlakuannya.
dan sehingga dapat dipastikan “da ain wau” tidak dapat diterjemahkan berdasarkan waktu yang mati, tidak bergerak, atau berproses secara turun temurun.
dan sehingga bisa dipastikan, menyampaikan seruan ajaranNya, tidak boleh berdasarkan tradisi pemikiran dengan pengetahuan yang turun temurun.
dan sehingga bisa dipastikan, seruan ajaranNya diperuntukkan bukan kepada waktu yang bergerak mundur, melainkan untuk waktu yang bergerak maju.
Sehingga dapat ditetapkan seruan ajaranNya bukan untuk orang yang sudah menjadi bangkai, tetapi untuk orang yang akan menjadi bangkai.
karena besi kata yang bengkok, maka ianya menjadi perbuatan kayu kata yang bengkok.
contohnya :
karena besi kata [da ain wau] diterjemahkan juga menjadi “do’a” tanpa pemahaman yang baik maka;
didapati disuatu TPU[tempat pemakaman umum] seseorang yang membaca “surat al fatihah” untuk seseorang yang telah menjadi bangkai.
didapati disuatu rumah,berjajar anggota keluarga dan kerabat, yang membaca “surat yaasin” untuk seseorang yang telah menjadi bangkai.
dan seseorang itu menganggap hal tersebut adalah bagian tradisi ajaranNya.
bagaimana mungkin ajaranNya memiliki tradisi, sedangkan pengetahuannya tidak ditetapkan secara turun temurun?[112:3]
bagaimana mungkin seseorang yang telah menjadi bangkai, dapat memperbaiki diri dan kembali kekehidupan dunia sedang ianya sudah berada dalam genggaman pencipta sejatinya?
besi yang bengkok masih bisa diluruskan, sedang kayu yang bengkok apa bisa diluruskan?
[2]”alif mim mim” dan “sin lam mim”
karena mereka tidak memahami cara memperlakukan perkataan ajaranNya, maka mereka menyebutnya dengan “ummat islam”.
bagaimana mungkin dapat menamakan golongan islam, sedangkan pengetahuannya saja tidak diberikan secara turun temurun?
jikalau pengetahuannya diturunkan pemahamannya itu juga harus melalui saksi ajaranNya yang didahului satu orang saja.[112:4]
dan walaupun lembar ajaranNya sudah tertulis sejak dahulu, namun cipta pemahamannya diturunkan dengan mengikuti proses terjadinya yang sesuai kehendak penciptaan yang sejati. Inilah yang dimaksud dari “as-sunnah wal jama’ah”.
dipendekkan saja :
jika ingin memegang nama seseorang untuk pemahaman, maka yang dipegang adalah nama manusia kertas, seperti adam[alif da mim] hingga muhammad[ha mim da] dan para shahabat[shad ha ba]. Itu yang abadi dan sesuai dengan landasan pokok ajaranNya.
kalo memegang nama “hitler”, “karl max”, “roosevelt”,“soekarno”, “[smk,afw]”, “ibnu taymiyah”, “ibnu katsir”, “sayyid qutb”, “osama bin ladden”, “abu ala maududi”, “jia’ul haqq”, “mohammad yamin”, “m. Natsir”, “obama”, “sby”, “[myt]”, “[mqs]” dan banyak sekali contohnya, maka sama saja memegang knalpot pemikiran yang berjalan dikehidupan. Bisa terluka dan melepuhkan pemahaman anda semua.
jika ingin memegang [smk,afw] maka lihatlah dengan apa dan untuk apa tujuannya. Apa yang sesuai dan apa yang tidak sesuai dengan keinginan yang baik?
jika hanya untuk membela bangsa dan negara, maka tinggalkanlah, jika untuk menjaga dan memelihara landasan pokok ajaranNya, maka akan tertuju kepada menyongsong datangnya saksi ajaranNya.
apakah mungkin, jika saksi ajaranNya ketika datang, sudah disediakan prosedur seperti “tata pemahaman”,“tata peribadatan”, “undang-undang kemasyarakatan”? Ada-ada saja!!!
mereka itu maunya diatur ajaranNya, atau mengatur ajaranNya dengan semaunya?
kata “islam” itu kata aurat, maka jangan diperlihatkan secara telanjang, namun dikenakan sebagai pakaian hati yang tunduk pada penciptaan sejati.
dan terimalah dengan hati yang lapang, saksi ajaranNya yang datang dengan penyampaian pandangan apa adanya, walaupun terjadi pro dan kontra pada pemikiran anda semua yang bersandar pada pengetahuan yang sedang berlaku dikehidupan dunia saat ini.[mukhlishiyna lahud diyna walaw kariHal kafiruwn]
September 5, 2012 at 8:20 pm
Sendal si belang
terjemahan pemikiran mereka, yang sedang berlaku diluar sana seperti kebiasaan beranggapan bahwa“makan nasi goreng itu dilakukan dengan makan bumbunya dahulu, kemudian nasi putihnya, tanpa perlu dimasak”.[terkait penjelasan ats-tsuwmi]
contoh realitanya :
dari Abu Ayyub ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidakkah salah seorang dari kalian mampu membaca sepertiga Al Qur`an dalam waktu semalam, barangsiapa membaca ALAAHUL WAAHIDUSH SHAMAD (Surat Al Ikhlas) berarti dia membaca sepertiga Al Qur`an.”
dari Abu Ayyub dari Nabi Shallallallahu’alaihi wasallam beliau bersabda: “Qul huwallahu ahad adalah sepertiga AI Qur’an.”
dari Ibnu Abbas, ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila mengucapkan: SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH (Allah Maha Mendengar bagi siapa saja yang memujiNya), beliau mengucapkan: ALLAHUMMA RABBANA LAKA AL HAMDU MIL`AS SAMAWATI WA MIL`AL ARDLI WA MIL`A MA SYI`TA MIN SYAI`IN BA’DU(Wahai Tuhan kami, milikMu segala puji sepenuh langit dan sepenuh bumi serta sepenuh apa pun setelah itu yang Engkau kehendaki)
ada yang diterjemahkan kata, ada yang hanya ditranslasi latin saja.
bagaimana tidak menjadi gaduh pemahamannya?
bagaimana tidak terpeleset jika alas sendal licin dipakai sibelang?
mengapa mereka membiarkan cara berpikir dengan metoda sibelang?
karena mereka sibuk mengurusi kekuasaan golongannya, kelompoknya, negaranya, atau bangsanya.
sehingga bagi mereka, yang penting itu membunuh sesama manusia, saling mengejek, saling ingin dipuji kepemimpinannya, dan saling menjerumuskan kejurang ego polatikus.
mengapa aku seakan senang menulis disini? Karena disini ada semangat yang baik, namun sayangnya tidak diseimbangkan dengan tujuan yang baik.
Kebangkitan AjaranNya, tidak perlu persiapan dengan “latihan perang”, yang memboroskan biaya, lebih baik dananya untuk membantu orang-orang yang lemah ekonominya. Hal itu jauh lebih bermanfaat.
Kebangkitan ajaranNya itu, mutlak dengan “Peristiwa Alam Raya”…
banyak yang akan menjadi bangkai, berserakan dimana-mana…sia-sia pengorbanan yang dilakukan mereka semua…karena tidak sadar dan menyadari tujuan hidup yang sesungguhnya…
Kapan peristiwa itu akan terjadi?
kapan-kapan…kita ketemu lagi…
mungkin esok, atau dilain hari…
dari jahat menjadi baik berbeda dari baik menjadi jahat…
sesuatu yang berjalan diatas rasa dendam dan sakit hati tidaklah akan menerbitkan keinginan yang baik…
Mei 25, 2015 at 4:48 am
Cerita dodol… sangat tidak sesuai dengan setting sejarah, penipuan lagi…