Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ditanya tentang ucapan selamat pada hari raya maka beliau menjawab “Ucapan pada hari raya, di mana sebagian orang mengatakan kepada yang lain jika bertemu setelah shalat Id :
Taqabbalallahu minnaa wa minkum
“Artinya : Semoga Allah menerima dari kami dan dari kalian” (Majmu Al-Fatawa 24/253)
Dan ( Ahaalallahu ‘alaika), dan sejenisnya, ini telah diriwayatkan dari sekelompok sahabat bahwa mereka mengerjakannya. Dan para imam memberi rukhshah untuk melakukannya seperti Imam Ahmad dan selainnya, akan tetapi Imam Ahmad berkata : Aku tidak pernah memulai mengucapkan selamat kepada seorangpun, namun bila ada orang yang mendahuluiku mengucapkannya maka aku menjawabnya. Yang demikian itu karena menjawab ucapan selamat bukanlah sunnah yang diperintahkan dan tidak pula dilarang. Barangsiapa mengerjakannya maka baginya ada contoh dan siapa yang meninggalkannya baginya juga ada contoh, wallahu a’lam. (Al Jalal As Suyuthi menyebutkan dalam risalahnya ” Wushul Al Amani bi Ushul At Tahani” beberapa atsar yang berasal lebih darisatu ulama Salaf, di dalamnya ada penyebutan ucapan selamat.)
Berkata Al Hafidh Ibnu Hajar (Fathul Bari 2/446)
“Dalam “Al Mahamiliyat” dengan isnad yang hasan dari Jubair bin Nufair, ia berkata :
“Artinya : Para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bila bertemu pada hari raya, maka berkata sebagian mereka kepada yang lainnya : Taqabbalallahu minnaa wa minka (Semoga Allah menerima dari kami dan darimu)”.
Ibnu Qudamah dalam “Al-Mughni” (2/259) menyebutkan bahwa Muhammad bin Ziyad berkata : “Aku pernah bersama Abu Umamah Al Bahili dan selainnya dari kalangan sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka Adakembali dari shalat Id berkata sebagiannya kepada sebagian yang lain : Taqabbalallahu minnaa wa minka
Imam Ahmad menyatakan : “Isnad hadits Abu Umamah jayyid (bagus)” ( Lihat Al Jauharun Naqi 3/320. Berkata Suyuthi dalam ‘Al-Hawi: (1/81) : Isnadnya hasan)
Adapun ucapan selamat : (Kullu ‘aamin wa antum bikhair) atau yang semisalnya seperti yang banyak dilakukan manusia, maka ini tertolak tidak diterima, bahkan termasuk perkara yang disinggung dalam firman Allah.
“Artinya : Apakah kalian ingin mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik.?”
(Disalin dari buku Ahkaamu Al’ Iidaini Fii Al-Sunnah Al-Muthahharah edisi Idonesia Hari Raya Bersama Rasulullah, oleh Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Abdul Hamid Al-Halabi Al-Atsari, hal. 8-11 terbitan Pustaka Al-Haura’, penerjemah Ummu Ishaq Zulfa Hussein.)
Adapun ucapan takbir ketika hari Raya ‘Idul Fitri silakan klik disini
Abuqital1:
الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله والله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Karena sebentar lagi ummat Islam akan merayakan ‘Idul Fithri’ maka saya selaku pembuat blog ini ingin mengucapkan:
Taqabbalallahu minnaa wa minkum
Sebelumnya saya beristighfar kepada Alloh ‘Azza Wa Jalla atas segala kekurangan dan kebodohan saya dalam memahami ayat-ayat-Nya.
Saya mohon maaf atas segala kesalahan baik yang sengaja ataupun tidak sengaja kepada para pembaca blog ini. Saya mohon dibukakan pintu maaf para pembaca atas segala kesalahan saya. Segala komentar baik yang “positif” dan “negatif” pada blog ini menjadi pelajaran bagi saya untuk menyusun artikel yang lebih baik dan mudah dipahami untuk diaplikasikan.
Insya Alloh bila ada waktu dan sarana, saya akan selalu mengupdate artikel saya walaupun berada di “tempat lain”.
Terakhi, mari kita sama-sama wujudkan hasil “riyadhoh (training) romadhon” kita pada 1430 H untuk “memfitrahkan diri kita” seperti bayi yang baru lahir dengan cara “MENGIKATKAN DIRI KITA dengan AL QURAN sebagai Hukum Alloh di negeri INDONESIA ini sebagai KERAJAAN ALLOH di bumi.
September 17, 2009 at 12:46 pm
Assalaamu’alaikum Wr.Wb.
GImana Akhi…bisa g ane diskusi via email???
Wassalaamu’alaikum Wr.Wb.
Abuqital1:
Wa ‘alaikum salam Wr. Wb.
Sudah ane kirim via email antum
September 21, 2009 at 10:02 am
@rudy
Wa’alaikuk salam Wr. Wb.
bisa aja buat akhi, silakan kirim via abuqital1@gmail.com
Yang perlu diperhatikan adalah Alloh akan memberikan hidayah-Nya kepada siapa yang sungguh-sungguh mencari kebenaran dan ridho-Nya.
Jadi disini, saya tidak memberitahu langsung atau memberi petunjuk kepada akhi untuk bertemu langsung kepada “perorangan” atau “shoff”. Insya Alloh jika akhi sungguh-sungguh maka Alloh SWT akan memberikan hidayah-Nya.
Ingat, jika nanti dilapangan banyak bertemu dg atas menamakan NII maka timbanglah dg 4 landasan dalam hal kepemimpinan NII dan tanyakan pula program perjuangan serta marhalah jihad NII.
Perlu akhi ketahui sampai sekarang NII baru mempunyai 3 Imam NII yakni:
1) Imam awal Asy Syahid S.M. Kartosuwiryo
2) Imam Abdul Fatah Wirananggapati /AFW (sudah wafat)
3) Imam “MYT” (yang sekarang)
Oktober 9, 2009 at 12:33 am
ana mau nanya untuk saat ini imam nii namanya siapa mengingat ane pernah menjadi masul 1415 H krn waktu itu bubar mohon penjelasannya